BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham juga didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Cara yang dilakukan emiten untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal adalah dengan melakukan pemecahan saham (Ewijaya dan Nur Indrianto,1999). Suatu perusahaan dapat memperbanyak saham yang beredar (Stock split) dengan cara mengurangi nilai nominal sahamnya. Pengurangan nilai nominal atau nilai yang dinyatakan ini dapat menambah jumlah lembar tanpa adanya penyetoran atau kapitalisasi dari laba ditahan. Bagi pemegang saham, pengurangan nilai nominal ini tidak mengubah nilai buku investasi sahamnya, satu-satunya perubahan yang ada hanyalah pertambahan jumlah lembar. Dengan melakukan stock split apakah perusahaan mendapatkan pendanaan untuk memperluas proporsi usahanya atau
1
2
dapatkah perusahaan menambah investor yang ingin menanamkan modalnya tersebut untuk menambah pendanaan pada perusahaan. Manfaat stock split secara
tidak langsung nampak pada laporan perusahaan, yaitu dampak yang ditimbulkan
dari sinyal yang ada di bursa. Menurut Baker dan Gallangher (Marwata, 2001) salah satu tujuan stock splitadalah untuk mengembalikan harga per lembar saham pada tingkat perdagangan yang optimal sehingga meningkatkan likuiditas. Dampak split
terhadap keuntungan investor dijelaskan pula oleh Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) menyatakan bahwa disekitar pengumuman split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang abnormal. Hal ini bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa stock splithanya merupakan kosmetika serta tidak memiliki nilai ekonomis. Beberapa penelitian mengenai alasan perusahaan melakukan stock split diantaranya oleh Grinblatt, Masulis dan Titman (1984). Mereka berpendapat bahwa pengumuman stock split merupakan sinyal yang positif terhadap aliran kas perusahaan dimasa yang akan datang. Sinyal positif menginterpretasikan manajer perusahaan akan menyampaikan prospek yang baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan investor, juga menujukkan sinyal yang valid bahwa tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik yang dapat melakukan stock split, karena perusahaan harus menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh stock split tersebut meskipun tidak memiliki nilai ekonomis. Menurut Frutrelle (1999) sebuah perusahaan tidak akan melakukan stock split jika perusahaan tersebut merupakan suatu perusahaan yang
3
masih baru. Hal ini disebabkan karena harga saham akan mengalami perubahan yang sangat cepat dengan adanya stock split, sehingga refleksi kepercayaan
perusahaan dimasa yang akan datang masih diragukan.
Para pemegang saham menaruh perhatian terhadap laba yang diperoleh
perusahaan karena hal tersebut secara langsung akan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membagikan deviden, oleh karena itu, informasi tentang laba perusahaan sangat diperlukan dalam melakukan penilaian terhadap
saham, dalam memperoleh keuntungan atau laba setiap tahunnya dapat dijadikan dasar perkembangan usaha yang dilakukan. Apakah perusahaan mengalami kemajuan seiring dengan meningkatnya keuntungan yang diperoleh. Pengelolaan perusahaan diperlukan langkah-langkah strategis, perencanaan dan pengendalian agar kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efesien, dalam stock split penurunan harga saham terjadi diikuti dengan peningkatan jumlah lembar saham sesuai dengan faktor split-nya, sehingga kekayaan yang dimiliki oleh investor adalah tetap sama sebelum dan sesudah peristiwa stock split, namun dimata investor dengan kepemilikan saham yang lebih banyak seolah-olah menjadi lebih makmur. Setelah perusahaan melakukan pemecahan saham, harga saham akan bereaksi positif yang lebih disebabkan kemungkinan peningkatan laba akuntansi. Secara sederhana pemecahan saham (stock split) berarti memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru adalah 1/n dari harga saham sebelum pemecahan. Alasan utama perusahaan yang melakukan stock splitadalah supaya harga sahamnya tidak terlalu tinggi. Dengan
4
harga
saham
yang
tidak
terlalu
tinggi
akan
meningkatkan
likuiditas
perdagangannya (Jogiyanto,416). Menurut Marwata (2001), pemecahan saham
(stock split) berarti memecah selembar saham menjadi n lembar saham.
Pemecahan saham menyebabkan bertambahnya jumlah lembar saham yang
beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah modal. Harga per lembar saham baru setelah pemecahan saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelum stock split. Pemecahan saham merupakan kosmetika saham, dalam arti bahwa tindakan
tersebut merupakan upaya pemolesan saham agar kelihatan lebih menarik di mata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran bagi investor. Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham lebih banyak. Jadi, pemecahan saham merupakan tindakan yang tidak memiliki nilai ekonomis. Namun, banyak peristiwa pemecahan saham di pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan saham merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal. Hasil penelitian sebelumnya memberikan hasil yang tidak konsisten. Sebagian peneliti menyimpulkan bahwa Return saham sebelum dan sesudah stock split tidak ada perbedaan yang signifikan, namun ada sebagian peneliti yang menyimpulkan bahwa Return saham sebelum dan sesudah stock split memiliki perbedaan yang signifikan. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh: 1.
Menurut Wang Sutrisno dalam penelitian Pengaruh Stock split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta, secara keseluruhan hasil dan penelitian ini menunjukkan bahwa stock split hanya
5
mempengaruhi harga, volume perdagangan dan persentase spread, tetapi
2.
tidak memengaruhi varians dan abnormal Return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Dampak stock split terhadap keuntungan investor dijelaskan oleh Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) bahwa di sekitar pengumuman stock
split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang abnormal. Diyakini
pula bahwa peningkatan harga yang terjadi tidak disebabkan karena adanya pengumuman deviden yang meningkat seperti yang dikemukakan oleh Fama dan French (1993). Pasar memberikan nilai positif terhadap stock split karena adanya tax-otion impact. Dampak tersebut berbentuk pembebasan pajak yang dihadapi investor (tax-option investor) sehingga investor tersebut memperoleh keuntungan lebih. Sedangkan Nichols dan McDonald (1993) menyimpulkan dengan adanya pasar yang anomali akibat stock split, laba perusahaan akan menjadi bertambah besar.
3.
Menurut penelitian yang dilakukan Devi Rustendi (2010), dari analisis statistik tersebut terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan atas Pemecahan Saham (Stock split) terhadap Return ssaham.
4.
Menurut penelitian yang dilakukan Suko Harjono (2000) dalam Analisis Pengaruh Stock split Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari pertama setelah pengumuman stock split berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham (a=5%), dengan abnormal Return sebesar 8,64%.
6
5.
Menurut Maria Husnun Nisa (2009) dalam penelitian yang berjudul
pengaruh publikasi pemecahan saham terhadap return saham, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata abnormal return
pada hari kedua sesudah pengumuman stock split. Perubahan abnormal
return yang signifikan hanya terjadi pada hari ke-2 sesudah pengumuman
stock split. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi pasar terhadap
pengumuman stock split adalah negatif dan hanya terjadi hari kedua setelah pengumuman stock split . Kesimpulan yang diambil adalah terdapat perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian t-test yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split dengan nilai thitung>ttabel yaitu 2,192 > 2,045 pada taraf signifikansi 5%. Mengacu pada berbagai penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan yang signifikan pada Return saham sebelum dan sesudah aktivitas pemecahan saham. Stock split tidak merubah pencatatan apapun dalam neraca. Akan tetapi, walaupun tidak merubah pencatatan aktivitas pada neraca, stock split membuat volume dan nilai buku ekuitas berbeda. Perubahan nilai buku dan volume saham beredar ini bergantung pada berapa besar split yang dilakukan (Jogiyanto,2003). Berdasarkan pandangan di atas maka penelitian ini berjudul : “Perbandingan Return Saham Sebelum dan Setelah Aktivitas Stock splitpada Perusahaan di BEI tahun 2006-2011 ”
7
1.2
Identifikasi Masalah
1.
Berapa besar rata-rata perubahan Return saham setelah adanya aktivitas stock split?
Adapun identifikasi masalah dari penelitian, yaitu:
2.
Apakah Return saham semakin meningkat atau semakin menurun setelah
3.
adanya aktivitas stock split? Apakah ada perbedaan yang signifikan antara Return saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split?
1.3 1.3.1
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Mengetahui besarnya rata-rata perubahan Return saham setelah adanya stock split
2.
Mengetahui perubahan Return saham setelah melakukan aktivitas stock split
3.
Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak antara Return saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split
1.3.2
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1.
Bagi Investor dan calon Investor Memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan investasi dalam pasar modal dan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan berinvestasi.
8
2.
Bagi Perusahaan atau Emiten
menerapkan kebijakan perusahaan, khususnya melakukan kebijakan aktivitas pemecahan saham.
Memberikan masukan kepada perusahaan ketika akan melakukan atau
3.
Bagi Peneliti lain
Dapat menjadi referensi dan pedoman bagi penelitian-penelitian
selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan masalah pemecahan saham.
4.
Bagi Penulis Dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dan setelah stock split.
1.4
Kerangka Pemikiran Menurut W Fatima (2010) saat ini pasar modal telah menjadi sumber
pendanaan yang banyak diminati oleh perusahaan. Menghadapi persaingan ketat dalam memperebutkan kesempatan untuk melakukan ekspansi usaha, perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Disamping itu perusahaan juga harus memperkuat struktur permodalannya sehingga dapat mempertahankan kegiatan usahanya. Secara teori, pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis, namun kenyataannya peristiwa pemecahan saham seringkali membawa dampak yang signifikan. Salah satunya terhadap perubahan harga saham. Para pelaku pasar modal
sangat
dipengaruhi
oleh
perubahan
harga
saham
tersebut
(Chotyahani:2010). Dampak yang signifikan terhadap harga saham akan berpengaruh pula terhadap Return saham.
9
Investor yang berusaha untuk meraih laba modal dalam melakukan
investasi pada suatu bursa efek menghadapi suatu ketidakpastian untuk
menentukan Return saham yang diperoleh. Salah satu ketidakpastian tersebut
disebabkan oleh pengumuman stock split yang dilakukan oleh emiten. Karena
dalam melakukan suatu investasi seorang investor memerlukan suatu tingkat kepastian, maka perlu dilakukan analisis pengumuman stock split terhadap Return saham, dimana Return saham mencerminkan keuntungan yang diperoleh oleh
investor (Suko Harjono:2000). Dari hasil kerangka pemikiran ini, dapat penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut:
10
Kerangka Pemikiran
Setelah Stock split
Sebelum Stock split
Harga Saham Tinggi
Harga Saham Rendah
Return Saham Tinggi
Return Saham Menurun
Terdapat Perbedaan antara Return Saham Sebelum dan Setelah Stock split
Gambar 1.1 Sumber: data diolah
Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu data harga pasar saham, kemudian menghitung return saham perusahaan-perusahaan yang melakukan aktivitas pemecahan saham pada periode 2006-2011. Harga pasar saham yang digunakan untuk menghitung return saham adalah harga pasar saham pada 10 hari sebelum perusahaan melakukan pemecahan saham dan 10 hari setelah perusahaan
11
melakukan pemecahan saham. Penulis menggunakan data 10 hari sebelum dan 10 hari setelah stock split karena efek stock split cenderung tidak akan lama, oleh
karena itu digunakan rentang waktu agar penelitian ini tidak bias. Selain itu
periode peristiwa dipilih 10 hari karena peristiwa yang diteliti dapat ditentukan
dengan mudah nilai ekonomisnya oleh para investor sehingga investor dapat bereaksi dengan cepat, oleh sebab itu periode tidak perlu panjang dan pergerakan saham yang terjadi diharapkan hanya dipengaruhi oleh event yang diamati harga
saja. Dari masing-masing return saham tersebut dicari rata-rata dan dibandingkan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing harga pasar dan Return saham perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split. Penulis menggunakan metode Uji Beda Rata-rata Dua (Paired Samle T-Test). Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi stock split tersebut terhadap perubahan Return saham. Periodenya terdiri dari dua periode, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah stock split. Langkah pengujian hipotesa adalah sebagai berikut: Pengujian hipotesis ini dilakukan pertama dengan menentukan Hipotesis Objektif (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha) dari hipotesis yang akan diuji. Hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan yang signifikan pada return saham setelah stock split atau tidak. Hipotesis: Ho: Varians return saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split ialah sama. Ha: Varians return saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split ialah berbeda.
12
Kriteria uji : jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05 maka terima Ho dan jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05 maka tolak Ho dan terima Ha.
Jika hasil pengujian pada tahap di atas menunjukkan bahwa varians return
saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split ialah berbeda, maka dilakukan uji
hipotesis sebagai berikut: Hipotesis :
Ho :μ1 = μ2, (tidak ada perbedaan yang signifikan antara Return saham sebelum
dan sesudah aktivitas stock split) H1 :μ1 ≠ μ2, (terdapat perbedaan yang signifikan antara Return saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split) Kriteria uji bisa dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig.) 1.5
Metodologi Penelitian
1.5.1
Metode Penelitian Metode penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah metode
deskriptif, melalui tabel, grafik, dan sebagainya untuk memudahkan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari publikasi di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu atau jugdement sampling. Kriteria perusahaan yang menjadi sample: 1.
Perusahaan yang melakukan aktivitas stock split periode 2006-2011
13
2.
Sample saham yang dipilih aktif diperdagangkan (minimal 10 hari
1.
Selain itu penulis menyusun tahap-tahap pengujian, yaitu: Mengumpulkan data perusahaan yang melakukan stock split pada periode 2006 sampai dengan 2011
2.
sebelum dan sesudah aktivitas stock split)
3.
Menghitung besarnya rata-rata harga saham sebelum dan sesudah melakukan aktivitas stock split Untuk menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split digunakan uji beda dengan tingkat signifikansi atau kesalahan a=5%, yang berarti bahwa enulis mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyakbanyaknya 5%.
4.
Pengujian dilakukan dengan melihat sig. t atau nilai t hitung, digunakan bantuan software SPSS 18 for Windows dengan menggunakan Paired Sample T Test
5.
Menentukan t tabel, jika Sig. t < a maka 5%:2=2,5% (uji 2 sisi, dengan derajat kebebasan (df) n-1atau 10-1=9) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien individual.
14
1.5.2 1.5.2.1
Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitaif. Data
yang digunakan berbentuk angka yaitu harga pasar saham penutupan masing-
masing perusahaan yang melakukan aktivitas pemecahan saham yang digunakan menghitung Return saham selama 10 hari sebelum dan setelah aktivitas untuk split. stock
1.5.2.2
Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
terdiri atas data harga saham harian 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah tanggal stock split. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price) yang selanjutnya dilakukan perhitungan Return saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data historik dari Bursa Efek Jakarta. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa efek Indonesia dan perusahaan yang mengeluarkan kebijakan stock splitpada periode 2006-2011. Penulis menggunakan data tersebut karena data pada periode tersebut ada lebih dari 30 perusahaan yang melakukan stock split sehingga hasil yang diperoleh lebih meyakinkan. 1.5.2.3
Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
Paired Sample T Testdengan bantuan software SPSS 18 for Windows.
15
1.5.2.4
Teknik Pengumpulan Data Data yang penulis gunakan adalah data sekunder. Penulis melakukan
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan mencari informasi
perusahaan yang melakukan aktivitas stock split pada periode 2006-2011,
kemudian mencari informasi data historis saham perusahaan yang melakukan aktivitas stock split periode 2006-2011 pada website Bursa Efek Indonesia ( www.idx.co.id ). Data yang telah dikumpulkan dilakukan pengujian dengan
bantuan software SPSS 18. Penulis menggunakan Uji Beda Rata-rata Dua ( Paired Sample T Test). 1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini penulis dapatkan dari website
resmi Bursa Efek Indonesia ( www.idx.co.id ). Agar tampak bahwa proses penelitian dapat dikendalikan dan diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, penulis membuat jadwal waktu (time schedule) yang disajikan dalam table berikut ini:
Tabel 1.1
16
Tabel 1.1 Jadwal Waktu (Time Schedule)
2012 Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan 1. Pencarian Judul 2. Penyusunan Proposal TA 3. Persetujuan Judul 4. Revisi Proposal/Bab I 5. Penyusunan Bab I 6. Pencarian Data 7. Penyusunan Bab II 8. Pengujian Data 9. Penyusunan Bab III 10. Revisi 11. Penyusunan Bab IV 12. Revisi 13. Revisi 14. Melengkapi Bab awal 15. Melengkapi Bab Akhir Sumber: Data diolah