BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah IPA
(sains)
berupaya
meningkatkan
minat
manusia
agar
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya. IPA di sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus program pengajaran IPA di sekolah dasar hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka di mana mereka hidup (Samatowa, 2010). Hal tersebut dapat tercapai apabila guru di dalam kelas mampu mencari dan menciptakan pembelajaran yang menarik. Proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas lebih banyak di dominasi oleh guru atau pembelajaran berpusat pada guru (Teacher’s centered). Guru bersifat aktif memberikan ceramah sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang dikatakan oleh guru (Noehi, 2008). Ini menunjukkan salah satu kelemahan pembelajaran IPA selama ini bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan guru hanya sekedar memberikan dan mentransfer pengetahuan/memindah materi dari buku teks kepada siswa yang kemudian menjadi catatan/hafalan bagi siswa dan
pembelajaran tersebut
lebih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep serta kurang memfasilitasi siswa. Pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diperoleh menjadi tidak optimal. Seperti halnya di SD Negeri 2 Bangsri berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar saat ini masih
1
2
berpusat pada guru dengan menggunakan pembelajaran yang monoton atau konvensional yaitu metode ceramah dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya. Guru sangat jarang menggunakan alat peraga, sehingga kurang mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, kurang memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar sendiri. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA rendah. Pada hasil penelitian nilai mata pelajaran IPA pada pokok bahasan sifat–sifat cahaya masih di bawah rata–rata KKM yang ditentukan. Batas nilai KKM nya yaitu 62,50. Berdasarkan nilai tes awal, dari 34 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM hanyalah 14 siswa, sedangkan 20 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 41,1% dan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 58,9%. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar adalah strategi dan model yang diterapkan guru kurang cocok dengan mata pelajaran IPA yang mengharuskan siswa menjawab soal-soal pelajaran baik secara teknik maupun praktek. Maka dari itu guru harus kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan kelas serta dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Para ahli pendidikan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk belajar aktif. Salah satu model pembelajaran yang akan penulis laksanakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Dimana model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk belajar bersama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Mulyono, 2011). Hamdani (2010) menyebutkan bahwa picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Sehingga model pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa di setiap
3
kelompoknya untuk mencoba dan menafsirkan materi sesuai kemampuan dan potensi yang dimiliki melalui hasil pengamatan dan penafsiran melalui media gambar. Pembelajaran dengan model ini menitikberatkan pada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. Berdasarkan
uraian
di
atas
penulis
berupaya
memperbaiki
pembelajaran IPA pada konsep sifat–sifat cahaya dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA terhadap siswa kelas V SD Negeri 2 Bangsri. Untuk itu penulis akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Sifat–Sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1) Pembelajaran masih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep, serta kurang memfasilitasi siswa. 2) Pembelajaran monoton atau konvensional yaitu metode ceramah dan kurang melibatkan siswa. 3) Guru jarang menggunakan alat peraga, sehingga kurang mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, kurang memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar sendiri. 4) Siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA pada pokok bahasan sifat–sifat cahaya. 5) Strategi dan model yang diterapkan guru kurang cocok dengan mata pelajaran IPA 6) Hasil belajar IPA rendah.
4
1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka batasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1) Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora masih rendah. 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya tentang pemahaman pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya di SDN 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora tahun ajaran 2011/2012.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan : “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan sifat–sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora semester II tahun ajaran 2011/2012”.
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan pokok penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V pokok bahasan sifat–sifat cahaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora semester II tahun ajaran 2011/2012.
1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung dan tidak langsung dalam dunia praktisi pendidikan dan menambah khasanah dalam dunia ilmu pengetahuan. Untuk itu, manfaat-manfaat tersebut dapat diuraikan dalam manfaat teoretis dan manfaat praktis.
5
a. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan tentang
pengembangan
pembelajaran
dengan
penggunaan
model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. b. Manfaat Praktis Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini secara praktis antara lain : 1) Bagi peneliti Peneliti dapat mengetahui solusi mengatasi hambatan dalam pembelajaran
IPA dan
hasilnya
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
perbandingan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam pembelajaran IPA. 2) Bagi guru Menjadi masukan bagi guru dalam proses belajar mengajar untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dalam pokok bahasan tertentu. 3) Bagi siswa Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat menambahkan minat dan motivasi, ketertarikan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA. 4) Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar khususnya pembelajaran IPA.