BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sub sektor peternakan memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan per kapita serta taraf hidup masyarakat. Revolusi hijau di bidang pertanian, dengan mesin penggerak utamanya adalah inovasi teknologi pada sisi produksi, seperti penemuan varietas unggul berumur pendek, maka penggerak utama revolusi peternakan adalah peningkatan pada sisi permintaan. Semakin tinggi permintaaan produk ternak didorong oleh pertumbuhan populasi penduduk, peningkatan pendapatan dan urbanisasi. Usaha peternakan sapi di Indonesia umumnya berskala kecil sebagai usaha sampingan dan masih bersifat tradisional. Usaha penggemukan sapi memberikan keuntungan ganda seperti pertambahan berat badan serta hasil limbah berupa kotoran ternak atau lebih dikenal dengan pupuk kandang, selain itu ternak diusahakan sebagai tabungan dan memberikan kesempatan kerja (Sugeng ,1992). Usaha peternakan di Desa Gunungleutik sesungguhnya telah lama berlangsung, meski bersifat individual dan beraneka ragam jenis ternak yang dikelolanya mulai dari sapi, kerbau dan juga kambing. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Gunungleutik adalah petani dan buruh. Hal pendukung lain adalah areal sawah, ladang dan bendungan yang menjadi sumber tanaman pangan bagi ternak juga sangat potensial. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, usaha pertanian dan peternakan yang dahulu mampu menjadi penopang makmurnya kehidupan masyarakat justru semakin berkurang, padahal animo untuk beternak masih hidup dikalangan masyarakat Desa Gunungleutik.
1
Pada saat ini, dikala pemerintah sedang menggalakan peternakan (khususnya untuk memenuhi kebutuhan daging secara nasional) animo masyarakat untuk menekuni peternakan makin tumbuh kembali. Disebabkan oleh faktor makin sulitnya lapangan pekerjaan saat ini dan sadar betul apabila ada kebutuhan hidup memerlukan biaya yang cukup besar seperti pendidikan anak-anaknya dan biaya kesehatan keluarganya tidak usah menjual sawah ladangnya tetapi cukup menjual hasil usaha ternaknya, kebutuhan tersebut akan terpenuhi. Semangat masyarakat Desa Gunungleutik tersebut harus kita respon secara positif dengan wirausaha peternakan, maka di satu sisi akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan. Disisi lain masyarakat juga bisa memanfaatkan lahan yang dimiliki secara optimal, tidak sebatas untuk mengembangkan tanaman pangan tetapi juga dimanfaatkan untuk makanan ternak. oleh karena itu kelompok peternak tani yang bertempat tinggal di desa gunung leutik berencana mengembangkan kapasitas produksi penggemukan sapi potong. Permintaan pasokan daging di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bandung melebihi pasokan daging yang tersedia dari peternak yang ada di kabupaten bandung. Permintaan 4110 ekor/bulan belum dapat dipenuhi oleh peternak dan masih mengandalkan supply daging dari daerah lain dan daging impor. Hal tersebut mendorong Kelompok Usaha Ternak Mari Bersatu melakukan pengembangan kapasitas produksi penggemukan sapi potong. Dikarenakan dana yang besar dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka penulis mencoba melakukan penelitian tentang tentang kelayakan investasi pada usaha penggemukan sapi potong kelompok usaha “ Mari Bersatu” Desa Gunungleutik Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Selain itu studi kelayakan berguna untuk menghindari resiko kerugian, memudahkan pengawasan, memudahkan pelaksanaan pekerjaaan dan memudahkan dalam pengendalian. Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha itu dijalankan. Selain itu studi kelayakan bisnis dapat dijadikan suatu alat pengambil keputusan dalam menerima atau 2
menolak gagasan usaha yang akan dijalankan (Kasmir, 2012). Aspek yang dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis diantaranya aspek hukum, aspek pasar, aspek keuangan, aspek taknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup. Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pengembangan volume ternak : 40 Ekor 2. Lama penggemukan : 4 Bulan 3. Sumber modal : - Biaya Investasi, 100 % milik pribadi dan tidak memerlukan perhitungan dalam studi kelayakan - Biaya Operasional diperoleh dari kredit dari PT.Askrindo ( Asuransi Kredit Indonesia ) dan perum sarana pembangunan usaha (70%) dan Bank( 30%). Dengan tingkat suku bunga 16 % 4. Kondisi ternak diperkirakan baik dan penjualan 100% disetiap periode. 5. Jangka waktu kredit sebesar tiga tahun. 6. Harga ternak, biaya variabel dan biaya tetap diasumsikan sama. 1.2 Rumusan Penelitian Berdasarkan rumusan latar belakang diatas, permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimana kelayakan Investasi pengembangan produksi/ volume usaha Penggemukan sapi potong pada Kelompok peternak sapi Mari Bersatu Desa Gununglutik Kecamatan Ciparay Kab.bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan untuk menganalisa kelayakan Investasi pengembangan produksi/ volume usaha Penggemukan sapi potong pada Kelompok peternak sapi Mari Bersatu Desa Gununglutik Kecamatan Ciparay Kab.bandung.
3
1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari munculnya penyimpangan bahasan dalam Tugas Akhir ini, maka perlu dibuat pembatasan masalah diantaranya adalah: 1. Objek yang ditinjau adalah rencana pengembangan investasi Penggembangan Produk atau usaha penggemukan sapi potong pada kelompok peternak sapi “Mari Bersatu”. 2. Metode yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi dengan menggunakan Metode Net Present Value, dan Metode Net Benefit cost Ratio . 1.5 Kontribusi Penelitian Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bidang Akademis Menjadi sarana meningkatkan pemahaman penulis tendang studi kelayakan investasi khususnya bagian penggemukan sapi potong. 2. Manfaat bagi badan usaha Untuk mengetahui bagaimana hasil analisa secara menyeluruh dengan metode analisis kelayakan investasi. 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar, tugas akhir ini akan disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I – PENDAHULUAN Berisikan mengenai latar belakang mengenai status proyek dan metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir, permasalahan yang akan dijawab dalam tugas akhir, tujuan yang merupakan pemecahan dari permasalahan, batasan masalah yang berisikan batasan analisa yang dilakukan serta sistematika penulisan yang merupakan urutan dalam pengerjaan tugas akhir.
4
BAB II – LANDASAN TEORI Membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisa dan perhitungan dalam tugas akhir yang khususnya berkaitan dengan studi kelayakan investasi. BAB III - METODOLOGI PENELITIAN Berisikan tentang penjelasan mengenai langkah-langkah penelitian secara detail dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu konsep penelitian, metode pengumpulan data, langkah penelitian yang dilengkapi dengan diagram alir penelitian. Bab IV – PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi tentang hasil pengumpulan dan pengolahan data studi kelayakan pengembangan investasi pengembangan usaha penggemukan sapi potong berdasarkan aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek ekonomi sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup. Bab V – ANALISIS Berisi tentang analisis kelayakan investasi pengembangan usaha penggemukan sapi potong yang ditinjau dari aspek keuangan, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek ekonomi sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup Bab VI – KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari tugas akhir ini dimana dapat diketahuinya hasil studi kelayakan insvestasi pengembangan usaha penggemukan sapi potong yang ditinjau dari aspek kelayakan bisnis, juga saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
5