BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka
panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan. Industri Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Ali (2006:12), bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki izin usaha untuk beroperasi sebagai bank, yaitu menerima penempatan dana-dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi akseptasi atas berbagai bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek. Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Perbankan adalah salah satu sektor kunci yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, yaitu menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Perekonomian nasional Negara yang terpuruk mencatat pertumbuhan negatif dengan tingkat inflasi dan angka pengangguran yang tinggi. Dunia usaha mengalami kebangkrutan yang nyaris tidak terbayang sementara dunia perbankan telah berada pada tepi jurang kehancuran. Sejumlah bank telah dilikuidasi, dibekukan dan diambil alih kegiatan oprasionalnya oleh pemerintah serta dirawat intensif oleh Badan Penyehat Perbankan Nasional (BPPN). Bahkan ada beberapa bank swasta yang mengambil langkah marger untuk digabung menjadi bank yang lebih besar baik dari sisi asset maupun jaringan cabang. Namun tindakan-tindakan itu tetap tidak
1
2
membebaskan perekonomian dan perbankan nasional dari derita berkepanjangan dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang demikian rendah terhadap perbankan nasional dan tingkat inflasi yang cukup tinggi, maka peranan internediarynya praktis hancur. Di Indonesia ada beberapa bank yang melakukan merger dan akuisisi antara lain Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga, Tbk, bank OCBC Nisp, Bank Maybank Indonesia, dan Bank UOB Indonesia. Hal ini dilakukan bank-bank tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan agar tergolong memiliki kinerja keuangan yang bagus. Dalam penilitian ini mengambil unit penelitian yang berdasarkan dalam kategori bank buku 3 dan melakukan merger di tahun 2008, yaitu PT Bank CIMB Niaga. Jurnal ilmu riset dan manajemen, Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Akuisisi: Studi Pada PT Bank Cimb Niaga yang dikemukakan oleh Machrus Ali Marzuki Nurul Widyawati mengatakan, perkembangan yang demikian cepat atas kegiatan operasional bank ini tidak diimbangi langkah-langkah pengawasan yang sepadan oleh Bank Sentral. Kebijakan Pridential Banking Practics baru di terbitkan setelah jumlah permasalahan muncul ke permukaan. Misalnya, persoalan-persoalan di sekitar pelanggaran atas batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), besaran minimum Capital Adequacy Ratio (CAR), jumlah cadangan penghapusan yang wajib dibentuk dan lain-lain. Sehingga pada periode tahun 1998 sampai sekarang menjadi periode yang sangat menentukan bagi perbankan nasional. Aktivitas utama perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Adapun kegiatan–kegiatan perbankan yang sering dilakukan adalah menghimpun dana dari masyarakat (simpanan giro, simpanan tabungan,
3
simpanan deposito), menyalurkan dana ke masyarakat (kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan), memberi jasa–jasa bank lainnya (transfer, inkaso, kliring, safe deposit box, bank card, bank notes, bank garansi, refrensi bank, bank draft, letter of credit), menerima setoran–setoran (pembayaran pajak, telepon, air, listrik dan uang kuliah), melayani pembayaran–pembayaran (gaji, pembayaran dividen, kupon, pemberian bonus/hadiah), dan jasa–jasa lainnya. Pada 1 November 2008, Khazanah sebagai pemilik kedua Bank CIMB Niaga (dahulu Bank Niaga) dan Bank Lippo, dua entitas bank terkemuka di Indonesia, telah bergabung menjadi Bank CIMB Niaga. Penggabungan kedua bank tersebut merupakan opsi terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang diambil oleh Pemegang Saham dalam rangka mematuhi kebijakan Bank Indonesia (BI) khususnya mengenai Kebijakan Kepemilikan Tunggal atau Single Present Policy (SPP). Merger kedua bank mengakibatkan nama PT. Bank Lippo hilang dari dunia perbankan Indonesia, karena nilai aset yang dimiliki Bank Niaga lebih besar dibandingkan dengan Bank Lippo sehingga seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo dialihkan ke Bank Niaga dan berganti nama menjadi Bank CIMB Niaga. Pelaksanaan merger tentu akan membawa pengaruh yang cukup besar bagi kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Salah satunya berdampak terhadap profitabilitas perusahaan, karena merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih. Salah satu profitabilitas yang harus di perhatikan adalah dengan melihat laporan keuangan. Hal ini dikarenakan tingkat profitabilitas perusahaan dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peranan perbankan di Indonesia, maka pihak bank perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan yang sehat dan efisien. Kategori bank sehat yaitu bank yang mampu meraih profitabilitas yang memadai. Kasmir (2010:11) berpendapat, penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satunya adalah earning atau pendapatan. Hasil dari aspek tersebut kemudian menghasilkan kondisi suatu bank.
4
Kinerja keuangan suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan bank tersebut.
Bank
harus
senantiasa
menjaga
profitabilitasnya
untuk
menjaga
keberlangsungan usahanya. Tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Menurut Dendawijaya (2009:118-119), analisis rasio untuk mengukur profitabilitas suatu bank umumnya yaitu: Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Rasio Biaya Operasional (BOPO), dan Net Interest Margin (NIM). Sri Dewi Anggadini (2010) mengatakan pada saat ini perbankan tidak hanya mengandalkan pendapatan yang dihasilkan dari bunga kredit saja untuk meningkatkan earning, tetapi juga perbankan harus pintar atau jeli dengan berupaya mencari sumber-sumber atau produk-produk diluar dari kegiatan perkreditan, seperti dari jasa-jasa perbankan yang diberikan atau yang lebih dikenal dengan fee based income. Dengan fee based income maka pendapatan akan naik sehingga laba pun ikut naik. Hal ini menjadi pilar pembentuk profitabilitas. Tingkat profitabilitas (ROA) suatu bank merupakan salah satu unsur penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) selaku Bank Sentral yang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perbankan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK CIMB NIAGA PERIODE 2008-2014”.
1.2
Identifikasi Masalah Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi
perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Untuk mengetahui kinerja perusahaan tersebut dilakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan. Dengan adanya fee based income dalam rasio keuangan, maka pendapatan
5
akan naik dan kinerja keuangan menjadi semakin baik. Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat mengeluarkan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pertumbuhan fee based income pada bank CIMB NIAGA periode 2008-2014? 2. Bagaimana pertumbuhan kinerja keuangan pada bank CIMB NIAGA periode 2008-2014? 3. Bagaimana pengaruh fee based income terhadap kinerja keuangan pada bank CIMB NIAGA periode 2008-2014? 1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksud untuk memperolah data dan informasi mengenai
pengaruh fee based income terhadap kinerja keuangan pada bank CIMB NIAGA periode 2008-2014. Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah : 2.2.1
Untuk mengetahui pertumbuhan fee based income pada bank CIMB
NIAGA periode 2008-2014. 2.2.1
Untuk mengetahui pertumbuhan kinerja keuangan pada bank CIMB
NIAGA periode 2008-2014. 2.2.1
Untuk mengetahui pengaruh fee based income terhadap kinerja
keuangan pada bank CIMB NIAGA periode 2008-2014. 1.4
Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai fee based income pada kinerja perusahaan. 2. Bagi Akademisi
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain sebagai referensi di dalam penulisan. 3. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis yang telah didapat diwaktu perkuliahan, disamping itu juga sebagai salah satu syarat kelulusan guna mencapai sarjana (S1) Manajemen. 1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1
Unit Penelitian Unit penelitian dilakukan di PT CIMB Niaga, Tbk.
1.5.2
Waktu Penelitian
Tabel 1. 1 Waktu Penelitian Bulan No
Kegiatan
1
2
3
I II III IV I II III IV I II III IV 1
Persiapan
2
Pengumplan Data
3
Tabulasi dan Analisa Data
4
Menyusun Konsep Skripsi
5
Konsultasi Pada Pembimbing
6
Sidang Skripsi
7
Perbaikan Skripsi
8
Penggandaan skripsi