BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mempelajarimatematika sejak dini mulai dari sekolah dasar dapat membantu peserta didik untuk menguasai kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kreatif dan kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah. Matematikadapat menciptakan peserta didik menguasai kompetensi kemampuanmemperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi karena matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik khas. Karakteristik matematika adalahmempunyai objek yang bersifat abstrak dan tidak dapat diamati dengan pancaindra. Objek matematika berkenaan dengan ideide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, konsisten dan logis. Soedjadi (1999) menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena objek dasarnya yang berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip tersebut bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Karakteristik matematika yang abstrak bertolak belakang dengan karakteristik siswa SD, dimana siswa SD merupakan anak dengan kategori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Perkembangan kognitif anak menurut Jean piaget terbagi menurut usia, anak usia 0-2 tahun dalam perkembangan kognitif sensomotorik, anak usia 2-7 tahun dalam perkembangan
kognitif
praoperasional, 1xiii
anak
usia
7-11
tahun
dalam
2
perkembangan kognitif operasional konkrit dan anak usia 12 tahun ke atas dalam perkembangan kognitif operasional formal. Berdasarkan hal tersebut di atas dalam pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari yang konkrit menuju abstrak. Meskipun obyek pembelajaran matematika adalah abstrak, tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar yang masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkrit. Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkrit, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Dalam kaitannya dengan hal tersebut pemerintah menerbitkan suatu peraturan yang tercantum dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi mata pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) disebutkan bahwa pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan permasalahan yang kontekstual maka secara bertahap siswa terbimbing untuk menguasai konsep matematika yang berkaitan dengan pengalaman anak sehari-hari.Pembelajaran matematika yang berorientasi pada pengalamansehari-hari dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Pemilihan Pembelajaran berbasis masalah (PBL) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011) menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika menggunakan strategi Problem Based Learning. PBL bermaksud untuk memberikan ruang gerak berpikir yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan penyelesaian masalah yang terkait dengan materi yang diajarkan guru di sekolah. Dengan menggunakan metode PBL dalam pembelajaran Matematika, siswa dapat terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran yang diawali pada masalah. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat dilaksanakan secara maksimal dengan
memanfaatkan
media
pembelajaran,
penggunaan
media
dalam
pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang xiv
3
bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Media-media yang Bisa digunakan dalam Proses Pembelajaran yaitu Media Visual (Gambar atau foto, Sketsa, Diagram, Bagan/Chart, Grafik, Kartun, Poster, Peta dan Globe, Papan planel, Papan Buletin), Media Audio (Radio, Alat perekam magnetik atau tape recorder), Media Proyeksi Diam (Film Bingkai, Film Rangkai, OHT, OpaqueProjektor, Mikrofis), Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual (Film gerak, Film gelang atau film loop, Program TV, Video), Multimedia, Benda. Media pembelajaran yang dipilih harus dapat memuat konsep yang abstrak menjadi konsep yang kongkrit. Media pembelajaran yang biasa dipergunakan misalnya melalui media gambar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran matematika berdasarkan penelitian oleh Fahrida (2005) menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung siswa dalam pembelajaran Matematika menggunakan media gambar. Media gambar
yang digunakan gambar dapat mengatasi ruang dan waktu,
mengatasi keterbatasanpengamatan, memperjelas suatu masalah sehingga dapat mencegah/membetulkankesalahpahaman. Mengacu pada kelebihan media gambar maka dapat dimungkinkanpemanfaatan media gambar dalam pembelajaran Matematika akan meningkatkanpemahaman berhitung siswa. Media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman berhitung siswa selain media gambar juga dapat menggunakan media lain, misalnya menggunakan media VCD. Pemilihan media pembelajaran dengan menggunakan VCD dikarenakan sesuai dengan penelitian
yang dilaksanakan oleh Elyanti
(2011) yaitu menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang menggunakan media VCD. Media VCD memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan media lainnya. Media VCD dapat membuat konsep yang abstrak menjadi lebih kongkrit, dapat menampilkan gerak yang dipercepat atau diperlambat sehingga lebih mudah diamati, dapat menampilkan detail suatu benda atau proses, serta membuat penyajian pembelajaran lebih menarik, sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
4
Mengacu dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti tersebut, Pemilihan metode Problem Based Learning dengan memanfaatkan media VCD karena dengan
memanfaatkan media VCD dalam pembelajaran
berbasis masalah dapat memberikan objek konkrit kepada siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna, menarik dan menyenangkan dalam pelaksanaan pembelajaran Pecahan. 1.2 Rumusan Masalah Dengan mendasarkan pada latar belakang sebagaimana diuraikan di atas maka rumusan masalah adalah apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan media Video Compact Disc (VCD) terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2011/2012. 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan media Video Compact Disc (VCD) terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
semester II tahun
pelajaran 2011/2012. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh kegunaan atau manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelajaran Matematika di Sekolah Dasar dengan menggunakan metode berbasis masalah (PBL) yang memanfaatkan media VCD sebagai media pembelajaran.
5
1.4.2 Manfaat Praktis a.
Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam
menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah – masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata. b.
Bagi Sekolah Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan
yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi perlunya penggunaan metode berbasis masalah (PBL) yang memanfaatkan media VCD pembelajaran sebagai media pembelajaran alternatif mata pelajaran matematika. c.
Bagi Fakultas Dapat dijadikan perbandingan bagi pembaca yang akan mengadakan
penelitian, khususnya tentang penggunaan metode berbasis masalah (PBL) yang memanfaatkan media VCD dalam proses pembelajaran.