BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi informasi
menuntut peran kualitas sumberdaya manusia agar tidak tergilas oleh persaingan global. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan ekonomi banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola segala sumberdaya (resources) yang dimiliki. Notoatmodjo (2003: 2) menjelaskan bahwa akselerasi pembangunan suatu negara di bidang apapun membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci untuk membangun suatu keunggulan kompetitif yang berkesinambungan pada era global saat ini. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia telah diupayakan pemerintah melalui berbagai aspek. Salah satunya adalah melalui aspek pendidikan formal yang memiliki jenjang mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Khususnya jenjang sekolah dasar merupakan dimensi yang patut mendapatkan perhatian dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia, karena sebagai dasar proses belajar mengajar dalam pembentukan kemampuan baik kognitif, motorik dan afektif. Seiring dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia tidak bisa lepas dengan kualitas kinerja pendidik/guru. Peningkatan kualitas tenaga pendidik (guru) dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, 1
diantaranya adalah kepemimpinan dan motivasi kerja. Kepemimpinan pada hakekatnya adalah proses mempengaruhi orang lain dan yang dimaksud kepemimpinan tidak lain adalah pola perilaku yang ditampilkan oleh seorang pemimpin pada saat pemimpin itu mencaoba untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja untuk mencapai tujuan. Sikap dan tindakan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya akan terlihat dari cara memberikan perintah, memberikan tugas, berkomunikasi, mengambil keputusan, memimpin rapat, menegur kesalahan, menegakkan disiplin dan memberi motivasi atau dorongan. Kepemimpinan sesuai dengan paradigma baru, seorang pemimpin dituntut untuk bersikap tegas, adil dan partisipatif. Pandangan ini lebih mengutamakan kepemimpinan partisipatif dimana proses
pemecahan
suatu
masalah
selalu
mengikutsertakan
bawahannya. Dalam melaksanakan tugasnya seorang pemimpin harus dapat memberikan dorongan atau motivasi kepada para bawahan, sehingga bawahan akan terdorong dalam menyelesaikan tugasnya dengan mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Peningkatan motivasi kerja yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja bawahan yang sangat berarti bagi peningkatan kinerja. Demikian halnya para Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Gondang Kabupaten Tulungagung paling tidak mempunyai gaya kepemimpinan yang tepat dalam memberi motivasi para guru, sehingga para guru menjadi lebih berprestasi atau meningkat kinerjanya. Kemudian, kemungkinan masalah yang timbul yakni dirasakan masih kurangnya pemberian 2
motivasi kepada para guru, sehingga sering dijumpai guru terlambat kerja, keberadaan di tempat kerja tidak sesuai dengan jadwal, penyelesaian tugas tidak tepat pada waktunya akan dapat teratasi dengan baik.
1.2
Permasalahan 1.2.1
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan upaya untuk menyatakan masalah-masalah yang mungkin akan dapat dicari jawabannya dalam suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah diatas untuk memberikan gambaran masalah penelitian, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah
kepemimpinan
berpengaruh
terhadap
motivasi? 2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap
prestasi
kerja guru? 3. Apakah kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja guru? 4. Apakah
kepemimpinan
berpengaruh
tidak
langsung terhadap prestasi kerja guru? 5. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi prestasi kerja guru? 6. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi?
3
1.2.2
Batasan Masalah Batasan masalah dalam merupakan
penelitian
ini
batasan variabel yang digunakan dalam
pembahasan. Sugiyono (2008: 207) karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif ini peneliti akan membatasi variabel penelitian dengan satu atau lebih. Batasan masalah dalam pembahasan ini adalah pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru dengan motivasi sebagai variabel perantara (intervening).
1.2.3
Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Bagaimanakah
pengaruh
kepemimpinan
terhadap motivasi Guru SDN di Wilayah UPT Dinas
Pendidikan
Kecamatan
Gondang
Tulungagung? (2)
Bagaimakah
pengaruh
motivasi
terhadap
prestasi kerja Guru SDN di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Tulungagung? (2)
Bagaimakah pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja Guru SDN Wilayah UPT Dinas 4
Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung?
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk
mengetahui
signifikansi
kepemimpinan terhadap prestasi SDN di
Wilayah
UPT Dinas
pengaruh kerja
guru
Pendidikan
Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. 2.
Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan melalui variabel intervening motivasi terhadap prestasi kerja guru SDN di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.
1.3.2
Kegunaan Penelitian Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakan atau dimanfaatkan oleh beberapa pihak, diantaranya: 1.
Bagi Lembaga Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan masukan untuk mengevaluasi kepemimpinan para kepala sekolah dalam 5
upaya memberikan dorongan/motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja para guru. 2.
Bagi Peneliti Sebagai dokumentasi implementasi salah satu tri darma perguruan tinggi dalam rangka penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan ke dalam kondisi yang sebenarnya melalui penelitian lapangan (studi empirik).
3.
Bagi Pihak Lain Hasil
penelitian
memberikan
ini
diharapkan
dapat
sumbangan pemikiran baik bagi
akademisi maupun para praktisi di masa yang akan
datang
yang
berkaitan
dengan
kepemimpinan dan motivasi dalam upaya meningkatkan prestasi kerja guru.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori Pendukung 2.1.1.
Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan bidang ilmu yang
kompleks
kepemimpianan
dan secara
variatif. prinsip
Beberapa setuju
ahli bahwa
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi yang terjadi antara pemimpin dan para bawahannya. Kepemimpinan telah dipelajari secara luas dalam berbagai konteks dan dasar teoritis. Dalam beberapa hal, kepemimpinan digambarkan sebagai proses tetapi sebagian besar teori dan riset mengenai kepemimpinan fokus pada seorang figur untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Gitosudarmo dan Sudita (2004: 127-128) mendefinisikan “Kepemimpinan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi diantara orang-orang yang menginginkan perubahan signifikan, dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan). Pengaruh 7
(influence) dalam hal ini berarti hubungan diantara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif, tetapi merupakan suatu hubungan timbale balik dan tanpa paksaan Menurut Rivai (2008: 2), menyatakan bahwa definisi kepemimpinan secara luas merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
interprestasi
mengenai
peristiwa-
peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas memelihara
untuk
hubungan
mencapai
kerja
sama
sasaran, dan
kerja
kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi. Gibson
(dalam
Suwarto,
2010:
207),
“Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh
bukan
paksaan
(concoersive)
untuk
memotivasi orang-orang melalui komunikasi guna mencapai tujuan tertentu.” Dengan demikian, kepemimpinan itu sendiri merupakan
proses
yang
saling
mempengaruhi.
Pemimpin mempengaruhi bawahannya, demikian sebaliknya.
Orang-orang
yang
terlibat
dalam
hubungan tersebut menginginkan sebuah perubahan sehingga pemimpin diharapkan mampu menciptakan perubahan yang signifikan dalam organisasi dan bukan mempertahankan status quo. Selanjutnya, perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang 8
diinginkan pemimpin, tetapi lebih pada tujuan (purpose) yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus dicapai di masa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi utama visi dan misi
organisasi.
Pemimpin
mempengaruhi
pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. Kepemimpinan merupakan aktivitas orang-orang, yang terjadi di antara orangorang, dan bukan sesuatu yang dilakukan untuk orangorang sehingga kepemimpinan melibatkan pengikut (followers). Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan
bersama.
Dengan
demikian,
baik
pemimpin ataupun pengikut mengambil tanggung jawab
pribadi
(personalresponsibility)
untuk
mencapai tujuan bersama tersebut.
2. Teori Kepemimpinan Menurut
Wursanto
(2003:
197),
“menjelaskan teori kepemimpinan adalah bagaimana seseorang
menjadi
pemimpin,
atau
bagaimana
timbulnya seorang pemimpin.” Beberapa teori tentang kepemimpinan yaitu:
9
a. Teori Kelebihan Teori ini beranggapan bahwa seorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu kelebihan ratio, kelebihan rohaniah, kelebihan badaniah.
b. Teori Sifat Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan yang umum misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan kreatif.
c. Teori Keturunan Menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orangtuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya.
d. Teori Kharismatik Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi
pemimpin
karena
orang
tersebut
mempunyai kharisma (pengaruh yang sangat 10
besar). Pemimpin ini biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.
e. Teori Bakat Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat
bahwa
pemimpin
lahir
karena
bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus dikembangkan, misalnya dengan memberi
kesempatan orang tersebut
menduduki suatu jabatan.
f. Teori Sosial Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang
dapat
menjadi pemimpin. Setiap orang
mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman praktek. 3. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/ organisasi dimana fungsi kepemimpinan harus diwujudkan dalam interaksi antar individu. Menurut Rivai (2008: 53) secara operasional fungsi pokok kepemimpinan dapat dibedakan sebagai berikut: a. Fungsi Instruksi 11
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. b. Fungsi Konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusankeputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung efektif. c. Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana. d. Fungsi Delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa 12
persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi. e. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian ini dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan (Rivai, 2008: 53).
2.1.2.
Motivasi 1. Pengertian Motivasi “Motivasi adalah kondisi mental yang mendorong
dilakukannya
memberikan
kekuatan
suatu
yang
tindakan
mengarah
dan
kepada
pencapain kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidaksinambungan.” (Martoyo, 2000: 165). Kemampuan manajer untuk memotivasi mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya akan menentukan efektivitas manajer.
Motivasi
mengakibatkan,
merupakan
menyalurkan
kegiatan dan
yang
memelihara
perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer. Manajer perlu memahami orang-orang
berperilaku 13
tertentu
agar
dapat
mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Mangkunegara
(2006:
61)
motivasi
terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam mengahadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau yang tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Sikap mental karyawan haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, karyawan dalam bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi, dan kondisi serta berusaha keras mencapai target kerja (tujuan utama organisasi) Wexley dan Yukl (dalam As’ad, 1998: 45) memberikan batasan mengenai motivasi sebagai ”the process by which behaviour is energized and directed”. Ahli yang lain memberikan kesamaan antara motif dan needs (dorongan, kebutuhan). Dari batasan di atas bisa disimpulkan bahwa motif adalah yang
melatar-belakangi
individu
berbuat
untuk
mencapai tujuan tertentu. Pengertian
mengenai
motivasi
adalah
pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula 14
diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu motivasi
kerja
dalam
psikologi
biasa
disebut
pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi
kerja
seseorang
tenaga
kerja
ikut
menentukan besar kecilnya prestasinya
2. Prinsip-Prinsip dalam Motivasi Mangkunegara
(2006:
61)
mengatakan
terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan, yaitu: Prinsip partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin Prinsip komunikasi Pemimpin
mengkomunikasikan
segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapain tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya Prinsip mengakui andil bawahan Pemimpin
mengakui
(pegawai) mempunyai andil
15
bahwa didalam
bawahan usaha
pencapain tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya Prinsip pendelegasian wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang
kepada
sewaktu-waktu
pegawai
dapat
bawahan
mengambil
untuk
keputusan
terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi
untuk
mencapai
tujuan
yang
diharapkan oleh pemimpin. Prinsip memberi perhatian Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
3. Teori Motivasi Tampubolon (2004: 87-93) mengatakan bahwa: Tiap-tiap orang tertarik pada serangkaian tujuan, jika seorang manajer harus meramalkan perilaku secara teliti, maka ia perlu mengetahui sesuatu tentang tujuan karyawan dan tindakan apa yang akan diambil orang itu untuk mencapainya. Ada beberapa teori motivasi dan hasil riset yang berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan antar perilaku dan hasilnya. 16
Teori motivasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu: Teori Kepuasan Yaitu yang memusatkan pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku. Mereka berusaha menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang. Teori proses Yaitu yang menguraikan dan menganalisa bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan. Kedua kategori ini mempunyai pengaruh penting bagi para manajer yang pekerjaanya berhubungan dengan proses motivasi. Mangkunegara (2006: 62) mengatakan teori motivasi
dipahami
agar
pimpinan
mampu
mengidentifikasi apa yang memotivasi karyawan bekerja, hubungan perilaku kerja dengan motivasi dan mengapa karyawan berprestasi tinggi. Teori motivasi
dapat
dikategorikan
menjadi
tiga
kelompok, yaitu : Teori motivasi dengan pendekatan isi (Content Theory) Lebih menekankan pada faktor apa yang membuat karyawan melakukan suatu tindakan tertentu. 17
Teori motivasi dengan pendekatan proses (Process Theory) Pada teori ini tidak hanya menekankan pada faktor apa yang membuat karyawan bertindak, tetapi
juga
bagaimana
karyawan
tersebut
pendekatan
penguat
termotivasi Teori
motivasi
dengan
(Reinforcement Theory) Teori ini lebih menekankan pada faktorfaktor yang dapat meningkatkan suatu tindakan dilakukan atau yang dapat mengurangi suatu tindakan.
4. Tantangan Motivasi Robbins dalam Tampubolon (2008: 99-100) menyatakan ada beberapa kelompok yang memiliki tantangan khusus dilihat dari proses motivasi sesuai dengan keunikan yang dihadapi masing-masing kelompok. seperti: Motivasi bagi profesional Tenaga
profesional
mengharapkan pekerjaanya.
kepuasan Berbeda
pada
umumnya
instrinsik
dengan
yang
dari tidak
profesional, mereka sangat kuat dengan komitmen jangka panjang sesuai dengan keahlian, dan loyal terhadap profesinya. 18
Mereka
membutuhkan
pengembangan
pengetahuan mereka agar tetap up to date serta mempunyai jam kerja delapan jam dengan tambahan lima jam dalam lima hari setiap minggu. Uang dan promosi jabatan merupakan urutan terendah dalam daftar motivasi mereka, tetapi adanya
tantangan
dalam
pekerjaan
menjadi
prioritas dalam motivasinya. Motivasi yang berbeda-beda bagi karyawan. Bagi karyawan sangat berbeda-beda, tidak semua karyawan termotivasi karena uang, juga tidak semua karyawan yang senang ada tantangan dalam
pekerjaannya.
Tetapi
ada
yang
membutuhkan wanita, bekerja sendirian, menjadi warga yang dihormati, dan lain sebagainya. Jika anda
ingin
memaksimalkan
motivasi
bagi
karyawan, maka harus dapat memahami respons yang berbeda-beda dari tiap karyawan. Kuncinya adalah memotivasi secara fleksibel, antara lain dengan
mendesain
jadwal
kerja,
rencana
penggajian, manfaat, menata peralatan kerja, serta dapat menggambarkan kebutuhan yang bervariasi bagi karyawan. Motivasi bagi tenaga kerja dengan pengetahuan rendah Motivasi bagi tenaga kerja dengan tingkat pengetahuan rendah, secara umum yang menjadi prioritas utama adalah apabila mereka memperoleh 19
tambahan ketrampilan dan membuat iklim kerja seperti
keluarga
sendiri,
tidak
menggambarkan
seringnya pemberhentian (turnover) tenaga kerja yang tinggi dapat memberi gambaran bagi tenaga kerja dan calon tenaga kerja menjadi khawatir atau ketakutan. Membuat suatu kondisi bagi tenaga kerja, bahwa tempat bekerja mereka merupakan sumber bagi penghidupan bagi mereka dan keluargannya.
Motivasi bagi tenaga kerja dengan
pekerjaan yang berulang-ulang Motivasi bagi tenaga kerja dalam pekerjaan yang berulang-ulang menjadi prioritas adalah dapat membuat pekerjaan menjadi mudah dan terseleksi secara baik. Umumnya tenaga kerja demikian sangat toleran
dan
menginginkan
ragu-ragu.
Beberapa
individu
penggantian
pekerjaan
(rolling)
minimal sekali setahun sebagai penambahan kreasi dan variasi
pekerjaan. Tenaga
kerja demikian
ditemukan pada perusahaan manufaktur dengan tingkat standardisasi dan otomatisasi yang tinggi dalam pekerjaanya. Tenaga kerja mengharapkan ada masa liburan kerja minimal beberapa hari dalam satu tahun, modifikasi tempat kerja diharapkan untuk menghilangkan kebosanan serta menjaga iklim kerja tetap kondusif.
20
5. Dimensi Motivasi Berdasarkan teori Mc Clelland tersebut sangat penting dibinanya virus mental manajer dengan cara mengembangkan potensi karyawan melalui lingkungan kerja secara efektif agar terwujudnya produktivitas perusahaan yang berkualitas tinggi dan tercapainya tujuan utama organisasi. Atas dasar teori McClelland’s Achievement Motivation Theory dikutip dari Mangkunegara (2001) tersebut dapat disimpulkan adatiga faktor atau dimensi dari motivasi, yaitu motif, harapan dan insentif. Ketiga dimensi tersebut dapat diuraikan seperti berikut: Motif Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Suatu dorongan didalam diri setiap orang, tingkatan alasan atau motif-motif yang menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk menempuh sesuatu. Harapan Harapan merupakan kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi tertentu. Seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya tingg bila karyawanmeyakini upaya tersebut akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik;suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaranganjaran organisasional (memberikan harapan kepada karyawan) seperti bonus, kenaikan gaji atau promosi;dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan.
21
Insentif Insentif
yang
diberikan
kepada
karyawan
sangat
berpengaruh terhadap motivasidan kinerja. Hal ini sesuai dengan Locke (dalam Mangkunegara, 2005) yang menyimpulkan bahwa insentif berupa uang jika pemberiannya dikaitkan dengan tujuan pelaksanaan tugas sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Pimpinan perlu membuat perencanaan pemberian insentif dalam bentuk uang yang memadai agar karyawan terpacu motivasi kerjanya dan mampu mencapai kinerja yang maksimal. Yang spesifik lagi menurut Hasibuan (2006: 163) mengatakan bahwa: Teori motivasi mempunyai sub variabel yaitu motif, harapan dan insentif. Adapun pengertiannya adalah: Motif adalah suatu peransang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Harapan (Expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku untuk mencapai tujuannya. Insentif (Insentive) yaitu memotivasi (meransang) bawahan dengan memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi yang standar. Dengan demikian semangat kerja bawahan akan meningkat karena pada umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja”. Mempelajari berbagai teori dari uraian diatas ditemukan bahwa motivasi kerja adalah kekuatan yang mendorong semangat yang ada didalam maupun diluar dirinya baik itu yang berupa reward maupun punishment, sehingga peneliti menggunakan variabel motivasi yang diukur dari : 22
Motivasi
kekuasaaan
yaitu
merupakan
dorongan
untuk
mempengaruhi orang – orang dan situasi lingkungan (klien) Motifasi afiliasi yaitu merupakan dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar sosial Motivasi kompetensi yaitu merupakan dorongan untuk mencapai hasli kerja dengan kualitas kerja. Motivasi reward yaitu dorongan kerja untuk mendapatkan imbalan Motivasi punishment yaitu dorongan bekerja karena adanya suatu peraturan-peraturan yang mengandung sanksi.
2.1.3. Kinerja (Prestasi Kerja) 1.
Pengertian Kinerja Tika (2006: 121) mendefinisikan kinerja sebagai hasil–hasil
fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Sedangkan Sulistyani dan Rosidah dalam Triswandono (2001: 30) menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Secara definitif Bernardin dan Russel dalam Triswandono (2001: 31) menjelaskan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi karyawan tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedangkan kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi karyawan atau kegiatan yang dilakukan. Pengertian kinerja disini tidak bermaksud menilai karakteristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh selama periode waktu tertentu. 23
Suntoro dalam Tika (2006: 121) ”bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”. Mangkunegara (2006: 9) mengatakan kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu disimpulkan bahwa kinerja sumber daya manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kuantitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tika
(2006: 121) menyatakan unsur-unsur yang terdapat
dalam kinerja terdiri atas : Hasil-hasil fungsi pekerjaan Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/ pegawai seperti: motivasi, kecakapan, persepsi, peranan, dan sebagainya Pencapain tujuan organisasi Periode waktu tertentu
2.
Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja Mangkunegara
(2006:
22)
mengatakan
dalam
rangka
peningkatan kinerja, paling tidak terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja. 24
Dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: (a) Mengidentifikasikan
masalah
melalui
data
dan
informasi yang dikumpulkan terus-menerus mengenai fungsi-fungsi bisnis. (b) Mengidentifikasikan masalah melalui karyawan. (c) Memperhatikan masalah yang ada. (2) Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, diperlukan beberapa informasi, antara lain: (a) Mengidentifikasikan masalah setepat mungkin. (b) Menentukan tingkat keseriusan masalah dengan mempertimbangkan harga yang harus dibayar bila tidak ada kegiatan, harga yang harus dibayar bila ada campur tangan dan penghematan yang diperoleh apabila ada penutupan kekurangan kinerja. (c) Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri. (d) Mengembangkan
rencana
tindakan
untuk
menanggulangi penyebab kekurangan tersebut. (e) Malakukan rencana tindakan tersebut. (f) Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum. (g) Mulai dari awal, apabila perlu
25
2.1.4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Berbagai usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya, seseorang akan selalu mendambakan
penghargaan
terhadap
hasil
pekerjaannya
dan
mengharapkan imbalan yang adil. Secara tidak langsung motivasi dapat mempengaruhi kinerja yang ujung-ujungnya kinerja perusahaan dapat berjalan dengan baik. Menurut Sutermeister dalam Nurkolisoh (2006) menyatakan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi, dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi kinerja.
2.2. Penelitian terdahulu Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan kepemimpinan, motivasi kerja dan prestasi kerja. Berikut ini diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai landasan empiris bagi peneliti sebagai berikut: (1) Sardju (2006) melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sedati Kabupaten
Sidoarjo.”
Faktor-faktor
kepemimpinan
yang
digunakan peneliti terdiri dari: kesesuaian perintah, teknik motivasi, mau menerima kritik dan pengawasan. Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor kepemimpinan secara simultan/serentak (uji F) maupun parsial (uji t) berpengaruh signifikan terhadap prestasi
26
kerja guru. Adapun teladan merupakan faktor kepemimpinan yang berpengaruh paling domonan terhadap prestasi kerja guru. (2) Shofian K. (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel intervening pada Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Pekalongan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap budaya organisasi; budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap
kinerja
pegawai;dan
kepemimpinan
transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja
pegawai.
Berdasarkan
analisis
jalur,
kepemimpinan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai maupun tidak langsung melalui budaya organisasi sebagai intervening. (3) Rensa (2010) melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi Kerja Guru dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMK Ardjuna 1 Malang”. Berdasarkan hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa secara bersama-sama (uji F) variabel motivasi kerja dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan koefisien determinasi (R squared) sebesar 40,6%. Uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa motivasi kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
27
2.3. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Motivasi (Y1) Kepemimpinan (X)
Prestasi Kerja Guru (Y2)
Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat dominan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja para karyawan/bawahan. Pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi
kerja
pada
dasarnya banyak dipengaruhi oleh motivasi sehingga hubungan antara kepemimpinan dengan prestasi kerja menjadi tidak langsung. Motivasi pegawai/bawahan pada suatu organisasi pada hakekatnya mengarah pada perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu yang ada di dalamnya dan mengerahkan pada upaya mencari penyelesaian dalam situasi yang sulit. Pengertian ini memberi dasar pemikiran bahwa setiap individu yang terlibat di dalamnya akan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi kerja yang ideal agar tercipta suasana yang mendukung bagi upaya peningkatan kinerja. Jadi dapat dikatakan bahwa sebenarnya perilaku manusia itu pada hakekatnya adalah berorientasi pada tujuan atau termotivasi oleh 28
keinginan untuk mencapai tujuan. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi. Dalam hal ini motivasi sebagai variabel perantara (intervening) atas pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru. 2.4. Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis penelitian dalam hal ini adalah: (1)
Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi.
(2)
Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja guru.
(3)
Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja guru.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh kepemimpinan
terhadap prestasi kerja guru dengan motivasi sebagai variabel intervening di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Subyek penelitian dalam hal ini adalah para Guru Sekolah Dasar Negeri di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.
3.2.
Metode dan Desain Penelitian Desain
penelitian
merupakan
suatu
kerangka
untuk
menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dan menggariskan langkah-langkah untuk setiap aktivitas penelitian. Sesuai
dengan
rumusan
masalah,
penelitian
ini
menggunakan metode eksplanatori dengan pendekatan survei untuk menganalisis hubungan kausalitas antara variabel kepemimpinan, motivasi dan prestasi kerja guru.
30
3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi Sugiono (2008: 80) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang
terdiri
atas
obyek/subyek
yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Menurut Sanusi (2009: 153) “populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat dipergunakan untuk membuat kesimpulan.” Populasi dalam penelitian ini adalah para Guru Sekolah Dasar Negeri di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang kabupaten Tulungagung yang jumlahnya adalah 342 orang.
3.3.2. Sampel Sugiono (2008: 73) menyatakan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Penggunaan sampel sebagai bahan analisis dikarenakan keterbatasan peneliti dalam hal dana, waktu dan tenaga. Untuk
menentukan
ukuran
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan purposive sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2002: 127).
31
Pertimbangan yang dimaksud adalah sampel diambil dari Guru Sekolah Dasar yang sudah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil di UPT Dinas Pendidikan kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Untuk menentukan besarnya sampel digunakan ketentuan Slovin dengan rumus sebagai berikut: n =
N 2 1 + Nα
Katerangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi α = toleransi tidak ketelitian (10%) 342 n = 1 + (342)(0,1)2
342 n = 1 + (342)(0,01)
n = 77,375 (dibulatkan menjadi 78)
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil bahwa ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini minimal adalah sebesar 78 orang. 32
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara atau langkah
dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data yang relevan dan obyektif agar dapat digunakan sebagai bahan analisis untuk mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan beberapa metode dengan tujuan agar dapat memenuhi dan menyempurnakan kebutuhan data untuk pembahasan. Adapun metode yang dipergunakan adalah : (1) Kuesioner Merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. (2) Wawancara Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan menggunakan alat panduan wawancara. (3) Observasi Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung pada unit-unit studi. (4) Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara mengambil data dari catatan/arsip dan laporan yang ada di perusahaan.
33
(5) Kepustakaan Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil dari literatur maupun hasil
penelitian
terdahulu
yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebar kuesioner sebanyak 100 eksemplar kepada para guru SDN di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.
3.5.
Variabel Penelitian
a) Variabel Dependen (Terikat) Variabel dependen adalah variabel yang tergantung atau dipengaruhi
oleh
variabel
lain
(variabel
independen).
Variabel terikat dalam hal ini adalah prestasi kerja guru (Y2). Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang
dicapai
oleh
seseorang
karyawan
dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. b) Variabel Independen/Bebas Variabel
independen
adalah
variabel
yang
tidak
dipengaruhi/tergantung oleh variabel lain. Variabel bebasnya adalah kepemimpinan (X). Kepemimpinan
adalah
cara
seorang
pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. 34
c) Variabel Intervening (Perantara) Variabel perantara merupakan variabel yang
secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung.
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah motivasi (Y1). Motivasi
merupakan
kondisi
atau
energi
yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau yang tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.
3.6.
Instrumen Penelitian Menurut Sanusi (2009:121), “Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner tertutup, yaitu pertanyaan-pertanyaan sudah disediakan jawabannya.” Sementara itu untuk jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada variabel penelitian yang telah dikembangkan menjadi indikator, sehingga indikator-indikator tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk membuat pertanyaan dalam angket yang akan diberikan kepada responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah: (1) Variabel kepemimpinan terdiri dari 8 indikator. (2) Variabel motivasi terdiri dari 8 indikator. (3) Variabel prestasi kerja terdiri dari 8 indikator.
35
3.7.
Skala Pengukuran Pengukuran
yang
dilakukan
variabel menggunakan Skala Likert,
yaitu
terhadap digunakan
ketiga untuk
mengukur sikapdan pendapat responden yang berhubungan dengan kepemimpinan, motivasi dan prestasi kerja. Untuk mengukur sikap dan pendapat responden tersebut menggunakan pertanyaan dengan lima alternatif jawaban dengn skor sebagai berikut:
3.8.
(1) Tidak setuju (TS)
= 1
(2) Kurang setuju KS)
= 2
(3) Ragu-ragu (RR)
= 3
(4) Setuju (S)
= 4
(5) Sangat setuju (ST)
= 5
Teknik Analisis Data Analisis data dalam pembahasan ini melalui beberapa tahap
dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows, yaitu:
3.8.1. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
36
3.8.2. Analisis Kualitas Data 1.
Uji validitas Pengujian
atas
butuir-butir
pertanyaan
dalam
kuesioner
menggunakan korelasi Pearson Product Moment. 2.
Uji reliabilitas Pengujian ini digunakan mengukur suatu kuesioner yang merupakan suatu indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas data primer menggunakan Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila nilai Alpha Cronbach > 0,60.
3.8.3. 1.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas Uji normalitas data
bertujuan
untuk
mengetahui
data berdistribusi normal atau tidak. Suatu
data
apakah dikatakan
berdistribusi normal jika mempunyai asymptotic significance > 0,05. Uji Multikolinearitas Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas. Untuk menguji dapat dilakukan dengan melihat VIF dan angka tolerance, jika VIF < 10 dan angka tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi multikolinearitas (Cooper & Schindler,2001).
37
2.
Uji Autokorelasi Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar. Dalam uji linearitas ini menggunakan alat uji Durbin –Watson. Uji Durbin-Watson digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi. Jika angka DW sebesar < 1,10 maka ada autokorelasi, jika antara 1,10 - 1,54 maka tanpa kesimpulan, jika 1,55 - 2,46 tidak ada autokorelasi, jika 2,46 - 2,9 tanpa kesimpulan dan jika > 2,9 ada autokorelasi.
3.
Uji Heterokedastisitas Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena variance gangguan berbeda antara satu
observasi
ke
observasi
yang
lain.
Mendeteksi
heterokedastisitas dengan metode Rank Spearman Correlation, yaitu dengan meregresikan variabel-variabel bebas dengan variable pengganggu (residual). Jika Hasil signifikansi baik uji F maupun t menunjukkan angka > 0,05, maka dapat dikatakan regresi tidak terkena heterokedastisitas.
3.8.4.
Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis jalur
(path analysis). Analisis jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara
38
langsung, tetapi juga secara tidak (Rutherford dalam Sarwono, 2007: 1).
langsung
Hubungan secara tidak langsung ini disebabkan adanya variabel perantara atau intervening yang merupakan variabel antara yang berfungsi memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis dalam hal ini terdiri dari dua langkah, analisis untuk substruktur 1 dan untuk substruktur 2. (1) Persamaan substruktur 1: Y1 = β1 Y1X+Є1 (2) Persamaan substruktur 2: Y2 = β1 Y1X+ β2 Y2Y1+Є2 Keterangan: Y1
= kepemimpinan
Y2
= prestasi kerja
X
= motivasi
β
= koefisien jalur (path coefficient)
Є1, Є2 = error
1. Uji Koefisien Regresi (uji F) Merupakan perhitungan untuk menguji kemampuan seluruh variabel (X1, X2, X3) secara bersama-sama untuk menjelaskan perilaku variabel dependen (Y). Rumus yang digunakan: 39
R2/(k – 1) F
= (1 – R2)/(n -k)
Dimana : R2 = koefisien determinasi k
=
jumlah variabel independen
n
=
jumlah sampel
2. Uji Koefisien Regresi (uji t) Pengujian yang
digunakan
untuk
menguji
tingkat
signifikansi koefisien regresi secara individual antara masing - masing variabel
independen
terhadap
variabel dependen. Rumus yang
digunakan adalah: bi t
= Sebi
Keterangan : bi
= Koefisien regresi
Sebi
= Standar error bi
3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisen
(R2)
determinasi
menunjukkan
besarnya
prosentase variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variable-variabel independent. Besarnya koefisen determinasi dapat dihitung dengan rumus : 40
R2
a∑Y + b1∑X1Y + b2∑X2Y + b3∑X3Y = ∑Y2
Keterangan : R2
= koefisien determinasi
X1,X2,X3 = variable independen
3.8.5.
Y
= variable dependen
n
= jumlah sampel
b1,b2,b3
= koefisien regresi
Uji Pengaruh Untuk
menguji
pengaruh
variabel
mediasi/perantara
digunakan metode analisis jalur (path analysis). Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar hubungan. Yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kasualitas imajiner. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2002: 2) analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Formula pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut adalah sebagai berikut: 41
(1) Pengaruh Langsung (Direct Effect/DE) Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE digunakan formula sebagai berikut : (a) Pengaruh varibel kepemimpinan terhadap motivasi: X
Y1
(b) Pengaruh variabel motivasi terhadap prestasi kerja: Y1
Y2
(c) Pengaruh variabel kepemimpinan terhadap prestasi kerja: X
Y2
(2) Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect/IE) Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE, digunakan formula sebagai berikut :
Pengaruh variabel kepemimpinan terhadap prestasi kerja melalui motivasi. X
Y1
Y2
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kantor
UPT
Dinas
Pendidikan
Kecamatan
Gondang
Kabupaten Tulungagung pada awalnya adalah merupakan bangunan sekolah rakyat, yang kemudian kira-kiran tahun 1963 dirubah menjadi sekolah dasar. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Gondang sampai dengan tahun 2002. Pada tahun 2003 terjadi merger antara Ranting Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan
Gondang
dengan
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan Kecamatan Gondang menjadi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang. Pada tahun 2009 Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang dirubah menjadi nama Kantor UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang sampai sekarang. Pendidikan Dasar merupakan gerbang awal pendidikan yang harus ditempuh oleh peserta didik. Lingkup pendidikan dasar terbagi dalam dua bagian, yakni Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Pada jenjang inilah, TK dan SD diberikan bimbingan, pembinaan, difalitasi dalam rangka penyelenggaraan pendidikan di tingkat dasar.
43
Sejak kemerdekaan RI tahun 1945 sampai dengan tahun 1975 di tingkat Kabupaten, pendidikan anak-anak usia sekolah dasar diurusi oleh Kantor/ Kabin PDPLB (Pendidikan Dasar dan Pendidikan Luar Biasa). Pendidikan untuk masyarakat diurusi oleh Kabin Pendidikan dan Masyarakat. Pendidikan olah raga diurusi oleh Kabin Pemuda dan Olahraga.. Pendidikan SMP dan SMA waktu itu langsung ditangani oleh Kantor Wilayah Departemen P dan K di Propinsi. Setelah reorganisasi pada bulan Oktober 1975 kantor-kantor Pembinaan PDPLB, masyarakat, olahraga dan kebudayaan dijadikan satu departemen, yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Khusus untuk pendidikan anak-anak Sekolah Dasar (SD) diserahkan kepada daerah mengenai 3 M – Money, Material, Management. Jadi Pengurusan, guru-guru, gedung-gedung, murid-murid ditangani oleh daerah dalam arti Gubernur sampai dengan Bupati. Untuk Departemen Pendidikan dan Kebudayaan hanya mengurusi kurikulum saja, sehingga ada dualisme pengurusan SD. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang pada akhirnya disebut Depdikbud mengurusi mulai TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Dengan adanya penyerahan Gubernur sampai dengan Bupati pendidikan untuk SD ditangani oleh (dulu disebut) Dinas P dan K, yang akhirnya disebut Dinas Pendidikan. Dengan adanya Otonomi Daerah tahun 1999 dengan Undangundang No.22, 25, 28, Tahun 1999 maka dualisme dalam kepengurusan SD tidak ada lagi, semua ditangani oleh satu atap yaitu Dinas Pendidikan. Jadi dengan adanya UU Otonomi Daerah berlakulah azas Desentralisasi khususnya dalam bidang pendidikan hanya ada satu kepengurusan pendidikan. Yang ditingkat pusat dinamakan Departemen Pendidikan Nasional, ditingkat propinsi yaitu 44
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur, yang ditingkat Kabupaten dinamakan Dinas Pendidikan Kabupaten, dan yang ditingkat kecamatan dinamakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan.
2. Lokasi Lokasi
UPT
Dinas
Pendidikan
Kecamatan
Gondang
Kabupaten Tulungagung berada di Jalan Raya Ngrendeng No. 03 Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut: (1) Sebelah Utara adalah UPTD Pendidikan Kecamatan Kauman. (2) Sebelah Timur adalah UPTD Pendidikan Kecamatan Boyolangu. (3) Sebelah Selatan adalah UPTD Pendidikan Kecamatan Pakel. (4) Sebelah Barat adalah UPTD Pendidikan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Secara administrasi UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang membawahi 39 Sekolah Dasar Negeri, 25 Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita dan 1 Sekolah Luar Biasa PGRI.
3. Visi Visi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung adalah: “Prima dalam pelayanan, profesional dalam bekerja, cerdas dalam berfikir, berakhlak mulia dalam bertindak dengan karakter Bangsa Indonesia.” 45
4. Misi Misi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung adalah: a. Meningkatkan kualitas SDM pendidikan yang handal berakhlak mulia dan profesional. b. Memberdayakan
seluruh
potensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan bersama masyarakat dalam program peningkatan mutu pendidikan. c. Memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas melalui jalur sekolah dan luar sekolah pada semua jenjang pendidikan secara profesional. d. Mengupayakan lembaga pendidikan sekolah dan luar sekolah yang efektif, berdaya saing tinggi.
5. Struktur Organisasi Struktur organisasi UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut:
46
Gambar 4.1: UPT Dinas Pendidikan Kec. Gondang Kabupaten Tulungagung Struktur Organisasi
Kepala UPT
Staf
Penilik
Pengawas
TK
Sekolah Dasar
SLB
Sumber: Data Sekunder, 2012.
Tugas dan kewajiban: (1) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Mempunyai tugas melaksanakan tugas dan kebijakan teknis dibidang pendidikan dari Dinas Pendidikan, melaksanakan kegiatan baik lintas program maupun sektoral dari Dinas Pendidikan, melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati. (2) Pengawas TK/SD/SDLB. Mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis di bidang pendidikan TK, SD, PLB, penyusunan pedoman pengelolaan TK, SD,
PLB,
Penyusunan
petunjuk 47
pelaksanaan
kurikulum,
pengujian, statistik pendidikan teknologi komunikasi inovasi dan desiminasi, Pembinaan pengelolaan TK, SD, PLB. (3) Penilik Pemantauan dan pengendaliaan Pendidikan Luar Sekolah; PAUD, Keaksaraan, Paket A-B-C dan Kursus. (4) Bagian Ketenagaan Mempunyai
tugas
mengelola
tata
usaha
kepegawaian,
perancangan dan formasi pegawai, mengelola administrasi tentang kedudukan, hak dan kewajiban serta kesejahteraan pegawai,
menyusun
laporan
pertanggung
jawaban
atas
pelaksanaan tugas sesuai bidangnya. (5) Bagian Keuangan Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis, kegiatan serta fasilitas penyusunan rencana anggaran, pengelolaan dan penatausahaan, dan pertanggungjawaban administrasi keuangan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. (6) Bagian Agendaris Mengagenda
setiap
surat
yang
masuk
maupun
keluar,
menyiapkan bahan rapat Kepala UPT Dinas Pendidikan Kec. Gondang Kab. Tulungagung. (7) Bagian Perlengkapan Mendata
kelur
masuk
barang,
merencanakan
dan
membelanjakan semua kebutuhan kantor pada Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.
48
6. Jumlah Karyawan Instansi Jumlah
karyawan
UPT
Dinas
Pendidikan
Kecamatan
Gondang Terdiri dari: Tabel 4.1:
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Jumlah Karyawan
No.
Nama Jabatan
Jumlah
Keterangan
1
Kepala UPT
1
PNS
2
Pengawas TK/SD/SDLB
6
PNS
3
Penilik
3
PNS
4
Staf
12
PNS
5
Penjaga
1
PTT
Sumber: Data Sekunder, 2013.
7. Jumlah sekolah dan Guru Lingkup pendidikan dasar di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung terbagi dalam tiga bagian, yakni Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
49
Rincian pendidikan dasar tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.2:
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Nama SDN, TK dan SLB Nama
No.
Nama SDN
Nama TK
1
Gondang I
Dharma Wanita Gondang
PGRI
2
Gondang II
Dharma Wanita Bendungan
-
3
Bendungan I
Dharma Wanita Wonokromo
-
4
Bendungan II
Dharma Wanita Jarakan
-
5
Ngrendeng I
Dharma Wanita Dukuh
-
6
Ngrendeng II
Dharma Wanita Tiudan
-
7
Sidomulyo I
Al Khodijah Tiudan
-
8
Sidomulyo II
Dharma Wanita Ngrendeng
-
9
Dukuh I
Dharma Wanita Sidomulyo
-
10
Dukuh II
Dharma Wanita Mojoarum I
-
11
Bendo I
Dharma Wanita Notorejo
-
12
Bendo II
Al Hidayah Notorejo
-
13
Tiudan I
Dharma Wanita Kiping
-
14
Tiudan II
Dharma Wanita Sepatan
-
15
Tiudan III
Dharma Wanita Bendo I
-
16
Tiudan IV
Dharma Wanita Tawing
-
17
Mojoarum I
Dharma Wanita Gondosuli
-
18
Mojoarum II
Dharma Wanita Macanbang
-
19
Wonokromo I
Dharma Wanita Blendis
-
20
Wonokromo II
Dharma Wanita Sidem
-
21
Jarakan I
Dharma Wanita Kendal
-
22
Jarakan II
Dharma Wanita Mojoarum II
-
50
SLB
23
Notorejo I
Dharma Wanita Rejosari
-
24
Notorejo II
Dharma Wanita Bendo II
-
25
Sidem I
Al Khodijah Wonokromo
-
26
Sidem II
-
-
27
Kendal
-
-
28
Gondosuli I
-
-
29
Gondosuli II
-
-
30
Tawing I
-
-
31
Tawing II
-
-
32
Rejosari I
-
-
33
Rejosari II
-
-
34
Kiping I
-
-
35
Kiping II
-
-
36
Sepatan
-
-
37
Blendis I
-
-
38
Blendis II
-
-
39
Macanbang
-
-
Sumber: Data Sekunder, 2012.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Deskripsi Responden Respoden dalam penelitian ini adalah guru pada UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan
Gondang
Kabupaten
Tulungagung.
Berdasarkan perhitungan ukuran sampel pada bab sebelumnya diperoleh hasil sebanyak 78 orang (minimal). Pengukuran data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 100 eksemplar dan kembali semua, berarti jumlah sampel sebanyak 100 51
orang. Kemudian data-data dari jawaban kuesioner dapat diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan seperti berikut:
1. Usia Responden Karakteristik responden berdasarkan usia diuraikan seperti yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.3: UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Usia Responden
Usia
Jumlah
%
< 31
5
5
31 – 35
4
4
36 – 40
5
5
41 – 45
9
9
> 45
77
77
Total
100
100
Sumber: Data primer diolah, 2013. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa guru yang digunakan sebagai sampel berdasarkan kelompok usia, terdiri dari: usia dibawah 31 tahun sebanyak 5 orang atau 5%, guru berusia antara antara 31 sampai dengan 35 tahun sebanyak 4 orang atau 4%, guru berusia antara 36 sampai dengan 40 tahun sebanyak 5 orang atau 5%, guru berusia antara 41 sampai dengan 45 tahun sebanyak 9 orang atau 52
9%, dan karyawan berusia di atas 45 tahun sebanyak 77 orang atau 77%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung secara umum berusia tua atau senior.
2. Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan usia diuraikan seperti yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.4:
UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-laki
33
33
Perempuan
67
67
Total
100
100
Sumber: Data primer diolah, 2013. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa guru yang digunakan sebagai sampel berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari: lakilaki sebanyak 33 orang atau 33% dan guru perempuan sebanyak 67 orang atau 67%.
3. Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diuraikan sebagaimana pada tabel berikut: 53
Tabel 4.5:
UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Pendidikan Guru
Pendidikan
Jumlah
%
SPG/KPG
3
3
DII
19
19
S-1
78
78
Total
100
100
Sumber: Data primer diolah, 2013. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa guru yang digunakan sebagai sampel berdasarkan pendidikan, terdiri dari: SPG/KPG sebanyak 3 orang atau 3%, DII sebanyak 19 orang atau 19% dan S-1 sebanyak 78 orang atau 78%.
4.2.2. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan data yang valid. Valid berarti instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk itu,
sebelum
angket/kuesioner
penelitian
digunakan
dalam
mengumpulkan data yang sesungguhnya, maka dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian dilakukan terhadap instrumen dari sampel penelitian sebanyak 100 responden. Untuk mengukur validitas angket/kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan korelasi Product Moment. Semakin 54
tinggi validitas suatu alat pengukur, berarti semakin tepat pula instrumen tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.6:
UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Hasil Uji Validitas Instrumen
No Variabel
1.
2.
No. rxy Butir
Kesimpulan
1
0,578
Valid
2
0,557
Valid
3
0,682
Valid
4
0,525
Valid
5
0,581
Valid
6
0,602
Valid
7
0,652
Valid
8
0,428
Valid
1
0,332
Valid
2
0,512
Valid
3
0,514
Valid
4
0,671
Valid
5
0,688
Valid
6
0,514
Valid
7
0,611
Valid
Kepemimpinan (X)
Motivasi (Y1)
55
3.
8
0,492
Valid
1
0,646
Valid
2
0,531
Valid
3
0,431
Valid
4
0,692
Valid
5
0,527
Valid
6
0,558
Valid
7
0,628
Valid
8
0,628
Valid
Prestasi Kerja (Y2)
Sumber : Data primer diolah, 2013. Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) = 5 % dan N = 100 diperoleh nilai r tabel = 0,195. Apabila rxy lebih besar dari r tabel berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variabel tersebut, sehingga kuesioner sebagai alat pengukur dapat dikatakan valid. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rxy dari semua butir instrumen lebih besar dari r tabel (0,195), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam instrumen penelitian ini adalah valid.
2. Uji Reliabilitas Pengujian ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur relatif konsisten apabila digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap obyek yang sama secara berulang-ulang. Pengujian reliabilitas yang dilakukan dalam penelititan ini menggunakan teknik Cronbach Alpha. Dengan menggunakan 56
program SPSS, maka hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7:
UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No.
Instrumen
Mean
Std. Dev.
Cases
1
X1.
1,78
1,151
100
2
X2
4,31
0,705
100
3
X.3
4,01
0,859
100
4
X.4
4,13
0,661
100
5
X.5
4,22
0,524
100
6
X.6
4,37
0,506
100
7
X7
3,59
1,215
100
8
X8
4,50
0,522
100
9
Y1.1
4,53
0,502
100
10
Y1.2
4,46
0,626
100
11
Y1.3
4,43
0,640
100
12
Y1.4
3,39
1,081
100
13
Y1.5
4,50
0,522
100
14
Y1.6
4,29
0,640
100
15
Y1.7
3,71
0,880
100
16
Y1.8
4,15
0,783
100
57
17
Y2.1
4,20
0,667
100
18
Y2..2
4,04
0,634
100
19
Y2.3
4,22
0,504
100
20
Y2.4
4,33
0,514
100
21
Y2.5
4,28
0,694
100
22
Y2.6
4,41
0,494
100
23
Y2.7
4,09
0,698
100
24
Y2.8
4,19
0,615
100
Reliability Coeffisiennts N of Cases
= 100,0
N of Item = 24 Cronbach’s Alpha = 0,749 Sumber: Data primer diolah, 2013. Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan Cronbach’s Alpha = 0,749 yang lebih besar dari standar yang disyaratkan yaitu 0,7 maka dapat dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan dalam kuesioner semuanya adalah reliabel dan dapat digunakan untuk olah data selanjutnya.
58
4.2.3. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Suatu data dikatakan mempunyai distribusi normal jika mempunyai Asymptotic significance > 0,05, Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8:
UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X Prestasi (Kepemimpinan) Y1 (Motivasi) Kerja (Y2) N
100
100
100
34.56
33.90
33.11
Std. Deviation 2.790
2.149
3.473
Absolute
.132
.132
.095
Positive
.132
.132
.095
Negative
-.089
-.098
-.092
Kolmogorov-Smirnov Z
1.320
1.324
.954
Asymp. Sig. (2-tailed)
.061
.060
.323
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
Mean
a. Test distribution is Normal.
59
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X Prestasi (Kepemimpinan) Y1 (Motivasi) Kerja (Y2) N
100
100
100
34.56
33.90
33.11
Std. Deviation 2.790
2.149
3.473
Absolute
.132
.132
.095
Positive
.132
.132
.095
Negative
-.089
-.098
-.092
Kolmogorov-Smirnov Z
1.320
1.324
.954
Asymp. Sig. (2-tailed)
.061
.060
.323
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
Mean
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data primer diolah, 2013.
Sesuai dengan tabel di atas, terlihat bahwa nilai Asymptotic significance (2-teiled) semua variabel (X, Y1 dan Y2) masing-masing sebesar 0,061, 0,060 dan 0,323 berarti semua variabel mempunyai Asymp. Sig > 0,05 sehingga dapat dikatakan semua data berdistribusi normal.
60
2. Uji Multikolinearitas Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan
antar variabel bebas. Untuk menguji dapat dilakukan dengan melihat VIF dan angka tolerance, jika VIF < 10 dan angka tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi multikolinearitas (Cooper & Schindler,2001). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel coefficient berikut :
Tabel 4.9: UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients
Coefficients
Model
Statistics t
B 1
Collinearity
(Constant)
Sig. Toler
Std. Error Beta
4.111 4.937
ance .833
VIF
.407
X (Kepemimpinan) .591
.116
.475
5.078 .000
.806
1.241
Y1 (Motivasi)
.151
.156
1.669 .098
.806
1.241
.252
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
Sumber: Data primer diolah, 2013.
Tabel di atas menunjukkan bahwa VIF masing-masing variabel ( 1,241 dan 1,241) < 10 dan angka tolerance masing-masing (0,806 dan 0,806) mendekati 1, sehingga dapat dikatakan persamaan tersebut bebas dari multikolinearitas. 61
3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antara vaiabel dependen tidak berhubungan dengan nilai dari variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau sesudahnya. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), jika angka DW < 1 maka ada autokorelasi, jika antara 1,10 -1,54 maka tanpa kesimpulan, jika antara 1,55 – 2,46 tidak ada autokorelasi, jika 2,47 – 2,9 tanpa kesimpulan dan jika > 2,9 ada autokorelasi. Pengujian autokorelasi adalah dengan hasil berikut:
62
Tabel 4.10: UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
R Square
.562a .316
1
Adjusted R Std. Error of Square
the Estimate
.302
2.902
Durbin-Watson 1.625
a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
Sumber : Data primer diolah, 2013.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, menunjukkan bahwa Durbin-Watson sebesar 1,625 berarti persamaan regresi tidak ada gejala autokorelasi.
4. Uji Heterokedastisitas Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena variance gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. Mendeteksi heterokedastisitas dengan
metode
Rank
Spearman
Correlation,
yaitu
dengan
meregresikan variabel-variabel bebas dengan variabel pengganggu (residual). Jika hasil signifikansi baik uji F maupun t menunjukkan angka > 0,05, maka dapat dikatakan regresi tidak terkena heterokedastisitas sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:
63
Tabel 4.11: UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang-Tulungagung Hasil Uji Heterokedastisitas ANOVAb Sum of Model 1
Squares
Mean df
Square
F
Sig.
Regression 7.647
2
3.823
1.229 .297a
Residual
301.686
97
3.110
Total
309.333
99
a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Unstandardized Residual Coefficientsa Unstanda rdized Coefficie Standardized
Model 1
nts
Coefficients
B
Std. Error
Beta
T
Sig.
-.299
.766
(Constant) -.896
3.000
X
.104
.071
.163
1.463
.147
-.013
.092
-.015
-.137
.891
(Kepemim pinan) Y1 (Motivasi)
64
ANOVAb Sum of Model 1
Squares
Mean df
Square
F
Sig.
Regression 7.647
2
3.823
1.229 .297a
Residual
301.686
97
3.110
Total
309.333
99
a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi), X (Kepemimpinan) a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber : Data primer diolah, 2013.
Dari hasil ANOVA dan Coefficients terlihat bahwa hasil signifikansi baik uji F dan t menunjukkan angka yang > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa regresi tidak terkena heterokedastisitas.
4.2.4. Analisis Kuantitatif 1. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan untuk menguji pengaruh variabel mediasi (variabel intervening) dalam memediasi variabel independen terhadap variabel dependen digunakan metode analisis regresi linear, analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi berganda, atau dengan kata lain analisis 65
jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas, jika variabel independennya mempengaruhi varibel dependen tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Hubungan secara tidak langsung ini disebabkan adanya variabel perantara atau intervening yang merupakan variabel antara yang berfungsi memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis dalam hal ini terdiri dari dua langkah, yaitu analisis untuk substruktur 1 dan untuk substruktur 2. (3) Persamaan substruktur 1: Y1 = β1 Y1X+Є1 Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS for windows ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.12: UPTD Pendidikan Kec. Gondang-Tulungagung Substruktur 1 Model Summary
Model R 1
R Square .441a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.194
.186
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan) ANOVAb
66
1.938
Sum of Model 1
Mean
Squares
Regression
df
Square
88.802
1
88.802
Residual
368.198
98
3.757
Total
457.000
99
F
Sig. 23.636
.000a
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Y1 (Motivasi) Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
22.168
2.421
X
.339
.070
Model
1
(Kepemimpi nan) a. Dependent Variable: Y1 (Motivasi) Sumber: Data Primer diolah, 2013. (4) Persamaan substruktur 2: Y2 = β1 Y1X+ β2 Y2Y1+Є2 67
.441
t
Sig.
9.157
.000
4.862
.000
Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS for windows ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.13:
UPTD Pendidikan Kec. Gondang-Tulungagung Substruktur 2
Model Summary Adjusted R Model
R
R Square Square .562a
1
Std. Error of the
.316
Estimate .302
2.902
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan), Y1 (Motivasi)
ANOVAb Model 1
Sum of Squares df
Mean Square
Regression
376.833
2
Residual
816.957
97
1193.790
99
Total
188.417 22.371
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan), Y1 (Motivasi) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
68
F
8.422
Sig. .000a
Coefficientsa Unstandardized Standardized Model
Coefficients B
1
(Constant)
Coefficients
t
Sig.
Std. Error Beta
4.111
4.937
.833
.407
Y1 (Motivasi)
.252
.151
.156 1.669
.098
X (Kepemimpinan)
.591
.116
.475 5.078
.000
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
Sumber: Data primer diolah, 2013.
Berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 di atas, maka pengujian hipotesis dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
69
Tabel 4.13: UPTD Pendidikan Kec. Gondang-Tulungagung Hasil Pengujian Hipotesis
No.
Hipotesis
t
sig
Keterangan
1.
H1
4,862
0,000
0,00 < 0,05 berarti H1 diterima
2.
H2
1,669
0,098
0,098 > 0,05 berarti H2 ditolak
3.
H3
5,078
0,000
0,00 > 0,05 berarti H3 diterima
Sumber: Data primer diolah, 2013.
2.
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung
digunakan formula sebagai berikut: (3) Pengaruh Langsung (Direct Effect) Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE digunakan formula sebagai berikut : (d) Pengaruh varibel kepemimpinan terhadap motivasi: X
Y1 = 0,441
(e) Pengaruh variabel motivasi terhadap prestasi kerja: Y1
Y2 = 0,156
(f) Pengaruh variabel kepemimpinan terhadap prestasi kerja: X
Y2 = 0,475
(4) Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) 70
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE, digunakan formula sebagai berikut : Pengaruh variabel kepemimpinan terhadap prestasi kerja melalui motivasi. X
Y1
Y2 = 0,441 x 0,156 =
0,069 (5) Pengaruh Total (Total Effect) X
Y1
Y2 = (0,441 + 0,156) = 0,597
Pembahasan: Suatu variabel dikatakan sebagai variabel intervening jika pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung. Besarnya pengaruh langsung antara kepemimpinan terhadap prestasi kerja = 0,475, sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar = 0,441 x 0,156 = 0,069. Berarti
variabel
motivasi
bukan
merupakan
variabel
intervening atau perantara, tetapi variabel motivasi berhubungan langsung dengan prestasi kerja.
3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya sumbangan (kontribusi) dari variabelvariabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,316 yang artinya 31,60% dari prestasi kerja guru di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung dipengaruhi secara bersama-sama oleh kepemimpinan 71
dan motivasi sedangkan sisanya sebesar 68,40% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
72
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan Hasil pembahasan dalam penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Guru melalui Motivasi di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemimpinan (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi (Y1), sedangkan motivasi (Y1) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap prestasi kerja guru. Namun demikian, kepemimpinan
dan
motivasi
secara
bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja guru dengan kontribusi sebesar 31,60%. 5.1.2.
Variabel
kepemimpinan
(X)
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap prestasi kerja guru. 5.1.3.
Pengujian hubungan langsung antara kepemimpinan (X) terhadap prestasi kerja guru (Y2) menunjukkan hasil yang 73
lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan tidak langsung (kepemimpinan
terhadap
prestasi
kerja
guru
melalui
motivasi), sehingga variabel motivasi dalam hal ini dapat dikatakan bukan sebagai variabel intervening atau mediasi tetapi berhubungan langsung dengan prestasi kerja guru.
74
5.2. Saran Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pada dasarnya dalam rangka untuk meningkatkan kinerja guru, maka pimpinan harus memperhatikan motivasi dan harapan. Adapun beberapa saran yang diharapkan dapat menunjang upaya peningkatan kinerja guru adalah sebagai berikut: 5.2.1.
Walaupun variabel motivasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap prestasi kerja guru, tetapi berhubungan langsung dengan prestasi kerja guru. Hal ini dibuktikan melalui
pengujian
secara
bersama-sama
dengan
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja guru. Berarti motivasi tidak boleh diabaikan dan tetap harus menjadi salah satu pertimbangan para kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi kerja guru. 5.2.2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan langsung lebih tinggi dari pada hubungan tidak langsung. Hal ini dapat dijelaskan bahwa para kepala sekolah harus mengedepankan keteladanan dalam menerapkan gaya kepemimpinan karena mempunyai peran langsung yang sangat efektif terhadap peningkatan prestasi kerja guru.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. As’ad, Moh., 1998, Psikologi Industri, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta. Gitosudarmo, indriyo dan Sudita, I Nyoman, 2008, Perilaku Keorganisasian, EdisiPertama, BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Indriantoro, Nur dan Supomo, B., 2002, Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Edisi kedua, PT. Refika Aditama, Bandung Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta. Nasir, Moh., 1999, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Nasution, S., 2000, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cetakan Ketiga, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Manusia., Edisi ketiga, PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Daya
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Handoko, T. Hani, 2000, Organisasi Perusahaan: Teori, Struktur dan Perilaku, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Rivai, Veithzal, 2008, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 76
Sardju, 2006, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Gaya Kepemimpinan terhadap Prstasi Kerja Guru SDN diKecamatan Sedati Kabupaten sidoarjo, Jurnal Eksekutif,3(2)Agustus 2006, (Online), diakses Desember 2012. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Cetakan Kelima, CV. Alfabeta, Bandung. Suwarto, 2010, Perilaku Keorganisasian, Edisi Revisi, Penerbit Atma Jaya, Yogyakarta. Tampubolon, Manahan P., 2008, Perilaku Keorganisasian: Perspektif Organisasi Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Tika, Moh. Pabandu, 2006, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Edisi pertama, PT Bumi Aksara, Jakarta. Wursanto, 2003, Dasar-Dasar Ilmnu Organisasi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta
77
Lampiran 1: Hasil Perhitungan SPSS
Model Summaryb
Model
R
1
.562a
R Square
Adjusted R Square
.316
Std. Error of the Estimate
.302
DurbinWatson
2.902
1.625
a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Mean Square
df
1 Regression
376.833
2
188.417
Residual
816.957
97
8.422
1193.790
99
Total
F 22.371
a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
78
Sig. .000a
Correlations X Prestasi (Kepemi Y1 Kerja (Y2) mpinan) (Motivasi) Pearso Prestasi Kerja (Y2) n Correl X (Kepemimpinan) ation Y1 (Motivasi)
1.000
.544
.366
.544
1.000
.441
.366
.441
1.000
Sig. Prestasi Kerja (Y2) (1tailed) X (Kepemimpinan)
.
.000
.000
.000
.
.000
Y1 (Motivasi)
.000
.000
.
Prestasi Kerja (Y2)
100
100
100
X (Kepemimpinan)
100
100
100
Y1 (Motivasi)
100
100
100
N
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X Y1 Prestasi (Kepemi (Motiva Kerja mpinan) si) (Y2) N Normal
Mean
79
100
100
100
34.56
33.90
33.11
Parametersa,,b
Std. Deviation
2.790
2.149
3.473
Most Extreme Differences
Absolute
.132
.132
.095
Positive
.132
.132
.095
Negative
-.089
-.098
-.092
1.320
1.324
.954
.061
.060
.323
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
ANOVAb
Model 1
Regression
Sum of Squares
Mean Square
df
7.647
2
Residual
301.686
97
Total
309.333
99
F
3.823 1.229 3.110
a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
80
Sig. .297a
Coefficientsa Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients Model
Std. Error
B
1 (Constant) X (Kepemimpinan) Y1 (Motivasi)
Beta
t
Sig.
-.896
3.000
-.299
.766
.104
.071
.163 1.463
.147
-.013
.092
-.015 -.137
.891
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
X . Enter (Kepemimpina n)a a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2) Model Summary Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
1 .544a .296 .289 a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan)
2.928
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Mean Square
df
1 Regression
353.365
1
Residual
840.425
98
353.365 41.205 8.576
Total 1193.790 99 a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2) 81
F
Sig. .000a
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X (Kepemimpinan )
Standardized Coefficients
Std. Error
9.708
3.657
.677
.105
Beta
t .544
Sig.
2.654
.009
6.419
.000
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2) Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
a
1 Y1 (Motivasi) . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
Model Summary Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.366a .134 .125 a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi)
3.248
ANOVAb Model 1
Regression Residual
Sum of Squares
Mean Square
df
159.637 1034.153
1 159.637 98
10.553
Total 1193.790 99 a. Predictors: (Constant), Y1 (Motivasi) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
82
F 15.128
Sig. .000a
Coefficientsa Standardize d Coefficient s
Unstandardized Coefficients Model
B
1
13.074
(Consta nt)
Std. Error
Beta
5.162
t
Sig.
2.533
.013
Y1 .591 .152 .366 3.889 (Motiva si) a. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2)
.000
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
X (Kepemimpina n), Y1 (Motivasi)a
Method . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model 1
R .562a
R Square
Adjusted R Square
.316
.302
83
Std. Error of the Estimate 2.902
Model Summary
Model
R .562a
1
Adjusted R Square
R Square .316
Std. Error of the Estimate
.302
2.902
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan), Y1 (Motivasi)
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Mean Square
1 Regression
376.833
2
Residual
816.957
97
Total
1193.79 0
99
df
F
Sig.
188.417 22.371
.000a
8.422
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan), Y1 Motivasi) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 (Constant)
B 4.111
Std. Error 4.937
84
Beta
t .833
Sig. .407
Y1 (Motivasi)
.252
.151
.156 1.669
.098
X (Kepemimpinan)
.591
.116
.475 5.078
.000
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2) oefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficien ts
Std. Error
Collinearity Statistics
Model
B
Beta
t
Sig.
1
(Constant)
4.111
4.937
.833
.407
X (Kepemimpi nan)
.591
.116
.475 5.078
.000
.806 1.241
Y1 (Motivasi)
.252
.151
.156 1.669
.098
.806 1.241
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja (Y2) Variables Entered/Removedb
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
X (Kepemimpina n)a
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y1 (Motivasi) 85
Tolerance
VIF
Model Summary
Model
R .441a
1
Adjusted R Square
R Square .194
Std. Error of the Estimate
.186
1.938
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan)
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Mean Square
df
1 Regression
88.802
1
Residual
368.198
98
Total
457.000
99
F
Sig. .000a
88.802 23.636 3.757
a. Predictors: (Constant), X (Kepemimpinan) b. Dependent Variable: Y1 (Motivasi) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 (Constant) X (Kepemimpinan)
B
Std. Error
22.168 2.421 .339
.070
a. Dependent Variable: Y1 (Motivasi)
86
Beta
t
Sig.
9.157 .000 .441 4.862 .000
Lampiran 2:
KUESIONER
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA GURU MELALUI MOTIVASI PADA SDN DI WILAYAH UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GONDANG TULUNGAGUNG 1. Petunjuk Pengisian: a. Kepada bpk/ibu/sdr untuk menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur dan sebenarnya. b. Berikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya. c. Ada lima alternatif jawaban: Tidak Setuju (TS) = 1 Kurang Setuju (KS) = 2 Ragu-Ragu (RR) = 3 Setuju (S) =4 Sangat Setuju (ST) =5 2. Karakteristik Responden: a. Umur : ………………………Tahun b. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (Coret yang tidak perlu) c. Pangkat/Golongan : …………………………….. d. Pendidikan Terakhir: ……………………………..
No.
1
2
Pernyataan Variabel A. Kepemimpinan (X): Pimpinan selalu memberi petunjuk kepada saya ketika ada kesulitan dalam pelaksanaan tugas Pimpinan memahami dan berupaya untuk menyelesaikan dengan baik jika terjadi konflik antar bawahan
87
Alternatif Jawaban TS KS RR S ST
3 4 5
No.
6 7 8
1 2 3 4 5 6
7
8
1
2
Pimpinan selalu memberikan dukungan kepada saya untuk mencapai prestasi kerja yang baik Pimpinan memberi informasi yang jelas dalam memberikan tugas kepada bawahan Pimpinan berupaya meningkatkan gairah kerja dan membina tingkah laku para guru dalam rangka meningkatkan prestasi kerja Pernyataan Variabel Pimpinan memperhatikan dan memberi kesempatan saya dalam peningkatan jenjang pendidikan maupun pangkat/golongan Pimpinan selalu memberikan contoh teladan yang baik kepada bawahan Pimpinan selalu mengadakan pertemuan/rapat untuk membahas permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan tugas B. Prestasi kerja Guru (Y2): Pimpinan memberi kesempatan mengikuti Diklat untuk menunjang pelaksanaan tugas Saya memahami dengan baik mengenai lingkup tugas/pekerjaan Saya memahami dengan baik mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang Pimpinan menanamkan pengertian akan tanggung jawab tugas yang diberikan Saya melaksanakan tugas mengajar sesuai dengan RPP dan Silabus Saya berusaha menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan untuk menunjanag pelaksanaan tugas Saya selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi untuk menunjang pelaksanaan tugas mengajar Saya selalu menggunakan waktu sebaikbaiknya (efisien) dalam melaksanakan tugas (proses belajar mengajar) C. Motivasi (Y1): Saya melaksanakan tugas mengajar dengan penuh rasa tanggung jawab untuk mendapatkan imbalan yang pantas dan wajar Dalam pencapaian prestasi kerja, saya merasa senang dan bahagia karena mengajar itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab saya
88
Alternatif Jawaban TS KS RR S ST
3 4 5 6 7 8
Saya merasa puas dengan upah/gaji yang saya terima Saya diperhatikan oleh pimpinan atas keluhan terhadap masalah pribadi saya Pimpinan mempromosikan untuk menjabat atau kenaikan pangkat, jika saya bekerja dengan baik Pimpinan memberikan perhatian dan penghargaan atas prestasi kerja saya Pimpinan selalu berupaya untuk menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan Sikap dan perilaku pimpinan terhadap bawahan memberikan semangat untuk membangkitkan gairah kerja
89
Drs. Krisan Sisdiyantoro, M.M.
PENELITIAN PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA GURU MELALUI MOTIVASI DI UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GONDANG TULUNGAGUNG
M.M.
NIDN
071809590
PENERBIT : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
1
Judul Buku PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA GURU MELALUI MOTIVASI DI UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GONDANG TULUNGAGUNG
Penyusun Drs. KRISAN SISDIYANTORO, M.M.
Design, Cover, Setting, lay Out FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
Alamat Jln. KI MANGUN SARKORO-BEJI, BOYOLANGU, TULUNGAGUNG TELP. (0355) 322145, 320396 Fax. (0355) 322145
Dilarang mengutip sebagian ataupun seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin dari penerbit
2
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah s.w.t. karena atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Guru melalui Motivasi di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Tulungagung” dapat tersusun dalam sebuah buku hasil penelitian. Hasil penelitian ini mengupas pengaruh kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Guru dan apakah Prestasi Kerja Guru dipengaruhi juga oleh motivasi sebagai variabel intervening d e n g a n tujuan sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi kerja guru khususnya di Kabupaten Tulungagung. Buku hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi praktisi, dosen, pemerhati atau peminat bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Lembaga/Instansi Pendidikan, Peneliti, Mahasiswa dan khalayak umum. Format penulisan disusun sedemikian rupa diawali pendahuluan yang merupakan konsep memunculkan permasalahan yang menyangkut kepemimpinan, motivasi dan pengaruhnya terhadap kinerja atau prestasi kerja guru, dilanjutkan ulasan bab demi bab sampai dihasilkan simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasannya. Sasaran pokok dari penyusunan buku ini adalah sebagai petunjuk dalam penelitian sejenis maupun suplemen ilmu dalam manajemen sumber daya manusia dan khasanah peningkatan kualitas pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi masukan, bantuan serta dorongan sehingga penelitian ini dapat penulis bukukan. Tentu buku ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan karya ini maupun selanjutnya. Akhirnya semoga buku ini bermanfaat. Terima kasih dan selamat membaca.
Tulungagung,
Maret 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................... KATA PENGANTAR....................................................... DAFTAR ISI ..................................................................... ABSTRAKSI ..................................................................... BAB I : PENDAHULUAN .............................................. 1.1. Latar Belakang Masalah.......................................... 1.2. Permasalahan........................................................... 1.2.1. Identifikasi Masalah ........................................... 1.2.2. Pembatasan Masalah .......................................... 1.2.3. Rumusan Masalah .............................................. 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................. 1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................... 1.3.2 Kegunaan Penelitian........................................... BAB II : TINJAUAN PUSTAKA................................... 2.1. Teori Pendukung........................................................ 2.1.1. Kepemimpinan ................................................... 1. Pengertian Kepemimpinan............................... 2. Teori Kepemimpinan ....................................... 3. Fungsi-fungsi Kepemimpinan ......................... i. Motivasi...................................................... 1. Pengertian Motivasi............................... 2. Prinsip-prinsip dalam Motivasi ............. 3. Teori Motivasi ....................................... 4. Tantangan Motivasi............................... 5. Dimensi Motivasi .................................. ii. Kinerja (Prestasi Kerja) ............................. 1. Pengertian Kinerja................................. 2. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja . iii. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja .......... b. Penelitian Terdahulu.............................. c. Kerangka Penelitian .............................. d. Hipotesis Penelitian............................... BAB III : METODOLOGI PENELITIAN.................... 3.1. Obyek dan Subyek Penelitian.................................. 3.2. Metode dan Desain Penelitian ................................. 3.3. Teknik Pengambilan Sampel................................... 3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................... 3.5. Variabel Penelitian .................................................. 4
i ii iii v 1 1 2 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5 6 7 9 9 10 10 12 13 15 15 16 17 17 18 19 20 20 20 20 22 23
3.6. Instrumen Penelitian................................................ 3.7. Skala Pengukuran .................................................... 3.8. Teknik Analisis Data ............................................... 3.8.1. Analisis Deskriptif ............................................. 3.8.2. Analisis Kualitas Data........................................ 3.8.3. Uji Asumsi Klasik ............................................. 3.8.4. Analisis Kuantitatif ............................................ 3.8.5. Uji Pengaruh....................................................... BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 4.1. Hasil Penelitian........................................................ 4.1.1. Gambaran Umum ............................................... 1. Sejarah UPTD Pendidikan Kec. Gondang .... 2. Lokasi............................................................ 3. Visi ................................................................ 4. Misi ............................................................... 5. Struktur Organisasi........................................ 6. Jumlah Karyawan Instansi ............................ 7. Jumlah Sekolah dan Guru ............................. 4.2. Pembahasan ............................................................. 4.2.1. Deskripsi Responden.......................................... 4.2.2. Uji Kualitas Data................................................ 4.2.3. Uji Asumsi ......................................................... 4.2.4. Analisis Kuantitatif ............................................ 1. Uji Hipotesis ................................................. 2. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ..... 3. Koefisien Determinasi................................... BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan.................................................................. 5.2. Saran-saran .............................................................. Daftar Pustaka Lampiran
5
24 24 25 25 25 25 26 28 29 29 29 29 30 31 31 31 33 34 35 35 37 41 59 59 62 63 64 64 65
ABSTRAKSI
Pengaruh Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Guru Melalui Motivasi pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang di Tulungagung. Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui pengaruh langsung antara kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru dan pengaruh tidak langsung antara kepemimpinan terhadap prestasi kerja guru melalui motivasi. Subyek penelitian ini adalah Guru Sekolah Dasar di UPTD Pendidikan Kecamatan Gondang di Tulungagung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksplanatori. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi, kepustakaan dan kuesioner. Sample ditentukan secara purposive sampling dan teknik analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja, sedangkan motivasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap prestasi kerja. Pengaruh langsung antara kepemimpinan terhadap prestasi kerja (X Y2 = 0,475) lebih besar dibanding pengaruh tidak langsung (X Y1 Y2 = 0,067), berarti variabel motivasi bukan sebagai variabel intervening (mediasi) tetapi mempunyai hubungan langsung terhadap prestasi kerja guru. Kata Kunci: kepemimpinan, prestasi kerja, motivasi.
6