BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional Indonesia Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU SPN,Bab II Pasal 3). Peran guru sangat penting untuk mendukung keberhasilan pendidikan oleh karena itu perlu bagi guru untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru dalam pembelajaran selalu menggunakan berbagai pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik memahami materi yang diajarkannya. Namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya. Guru dalam profesinya mempunyai empat tugas pokok yang diembannya guna mencapai tujuan pendidikan tersebut diatas.Keempat tugas pokok tersebut adalah merencanakan, melaksanakan dan menilai keberhasilan pengajaran, serta memberikan bimbingan (Rahmat dan Didi Suherdi,2001: 6),Dalam tugasnya diharapkan mamapu melaksanakan keempat tugas pokok itu secara terintegrasi daun utuh,serta berprdoman pada kurikulum yang diberlakukan sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Kurikulum disini bermakna : sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk memperoleh ijazah (Hemalik, 2009 : 3).Sedangkan makna kurikulum yang terpapar dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 (19) yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi. Dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 1
2
Dengan demikian kurikulum bertujuan membantu tugas pokok guru sebagai pedoman untuk menyusun dan mengorganisasi belajar siswa supaya tidak terlalu luas/ngayawara, namun siswa memperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang dirancangkan (Rahardja, 2008:12). Berdasarkan pemaparan diatas maka perlu adanya inovasi dari pihak guru guna memberdayakan potensi anak dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, karena sudah bukan jamannya lagi pendidikan itu harus berpusat pada guru. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan di sekolah. Mata pelajaran ini mengajarkan tenteng apa yang dialami atau apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.baik pola kehidupan,cara kehidupan maupun proses kehidupan itu sendiri.Ilmu Pengetahuan Alam juga memberikan pengetahuan tentang cara merawat,memperdayakan serta memunculkan aspek alamiah yang ditemui sehari-hari. Dengan pengetahuan yang didapat siswa dari pelajaran IPA siswa dapat lebih mengetahuai apa yang ada pada dirinya,lingkungannya serta cara memperlakukan dan memperdayakannya semaksimal mungkin guna kelangsungan hidup dan ekosistem yang seimbang dan lestari, Dalam mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar ditentukan oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, media pembelajaran, serta lingkungan dimana pembelajaran tersebut berlangsung. Faktor lainnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru dituntut untuk pandai dalam memilih metode yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Efektif tidaknya penggunaan metode tergantung dari kemampuan dan kemauan guru itu sendiri. Dengan metode yang efektif siswa akan lebih semangat untuk belajar. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila materi pembelajaran dapat dikuasai dan dipahami oleh siswa. Tingkat penguasaan tersebut biasanya dinyatakan dengan nilai / hasil ulangan / tes formatif mata pelajaran IPA. Demikian halnya yang terjadi di kelas II yang peneliti alami, siswa belum dapat memahami materi tentang “Bagian Utama Tumbuhan Hewan” yang terdapat pada semester I tahun pelajaran 2011 / 2012.Hal itu dibuktikan dengan hasil ulangan formatif yang diikuti oleh 30 siswa,
3
yang mencapai ketuntasan belajar hanya 9 siswa atau 29%, sedangkan 21 siswa atau 71% belum mencapai ketuntasan ( mengalami kegagalan ). 1.2 Identifikasi Masalah. Dari hasil refleksi dan menganalisis hasil tes formatif yang diperoleh siswa, maka peneliti melakukan konsultasi dengan supervisor dan meminta bantuan teman sejawat untuk mengungkap dan mengidentifikasi kelemahan dari proses pembelajaran yang peneliti lakukan, yaitu tentang materi “Bagian Utama Tumbuhan dan Hewan “ di kelas II semester I SD NegeriGebangan, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, dapat diidentifikasikan sejumlah masalah : 1
Siswa belum dapat memahami materi yang di ajarkan guru, yaitu tentang Bagian Utama Tumbuhan dan Hewan.
2
Minat dan motivasi siswa masih rendah
3
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
1.3 Analisis Masalah. Dari hasil diskusi dengan supervisor dan teman sejawat bahwa penyebab terjadinya masalah adalah sebagai berikut : 1
Guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan
2
Guru dalam memberikan penanaman konsep tidak sesuai dengan kemampuan siswa.
3
Guru kurang optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaran
4
Penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi
1.4 Rumusan Masalah. Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang telah dilaksanakan peneliti, maka yang menjadi fokus perumusan masalah yang akan peneliti kemukakan adalah “Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi pokok Bagian Utama Tumbuhan dan Hewan siswa kelas II semester I SD NegeriGebangan, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan pada tahun pelajaran 2011 / 2012 ?”
4
1.5 Tujuan Penelitian. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian perbaikan pembelajaran adalah - Meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pokok bagian-bagian tumbuhan dan hewan - Memberi dorongan pada guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang tepat - Memberikan pacuan kepada siswa untuk aktif pada setiap pembelajaran - Memberikan acuan pada guru untuk mendapatkan media pembelajaran semaksimal mungkin. 1.6 Manfaat Penelitian. Penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teori maupun praktik. Manfaat tersebut bagi guru, siswa serta instansi atau pendidik secara umum. 1. Manfaat Akademis Diterapkannya
pembelajaran
dengan
metode
eksperimen
dapat
untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II semester 1 SDN.Gebangan tahun 2011-2012. 2. Manfaat Praktis. a. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkatkan hasil belajar pada siswa, serta untuk memenuhi tugas akhir penyelesaian studi di Progdi IPA berupa skripsi. b. Bagi pihak sekolah Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dan bermanfaat bagi guru sebagai bahan masukan tentang penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman nyata dan hasil belajar IPA, dan bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman nyata siswa terhadap materi dalam pelajaran IPA. c. Bagi Siswa 1. Meningkatkan pemahaman konsep IPA tentang bagian utama tumbuhan dan hewan
5
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dalam penerapan
metode
eksperimen pada materi pokok bagian utama tumbuhan dan hewan. 3. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. d. Manfaat Bagi Teman Sejawat 1. Membantu teman sejawat dalam mengajar IPA dengan menerapkan metode eksperimen 2. Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri. 3. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan oleh orang lain namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran.