BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar yang bermakna untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang maksimal, suatu materi belajar harus dikemas secara terintergrasi. Penyajiannya tidak terpisah-pisah seperti pada sistem pengajaran lama, yang memberikan pelajaran secara terpisah satu sama lainnya, sehingga siswa memiliki pengetahuan yang terintegrasi tentang gambaran ilmu-ilmu pengetahuan yang saling melengkapi. Dengan kata lain pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu dengan semua mata pelajaran. Pada dasarnya siswa dalam belajar sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi karena kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan, pikiran kacau atau bosan terhadap pelajaran di sekolah. Kemamuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu berbeda-beda yang dipengaruhi lingkungan atau pangalaman. Jika pembelajaran IPA menggunakan demontrasi dan ceramah saja serta terpaku dalam kelas atau ruang, siswa akan menjadi pasif hanya mendengarkan penjelasan guru hal ini menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dan pemahaman dalam belajar kurang yang menyebabkan nilai pelajaran IPA rendah. Kalau kondisi demikian terus berlanjut, sedangkan guru tidak mau mencoba cara lain dalam pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan minat serta memotivasi siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPA yang terjadi di kelas V SD N 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. Maka hasil belajar IPA akan tetap rendah, yang akan berdampak pada pengetahuan dalam pelajaran IPA dikelas berikutnya dengan materi yang lebih komplek dan sulit. Dalam kenyatan pelaksanaan pembelajaran IPA, guru
1
2
SD N 2 Tanggel
masih terbatas pada ruang kelas saja serta belum terbiasa
melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan laboratorium alam. Pentingnya pembelajaran IPA dengan memanfaatkan laboratorium alam sekitar ini akan meningkatkan dan memotivasi siswa dalam belajar, mengurangi rasa jenuh siswa belajar di dalam kelas, memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak bergerak dan bereksplorasi serta bermain dan belajar dengan lingkungan alam sekitar. Sehingga dapat tercipta kondisi belajar yang lebih aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Dengan demikian materi pelajaran akan lebih mudah disampaikan oleh guru dan mudah diterima oleh siswa, serta daya ingat siswa akan lebih kuat karena mereka belajar dengan mengalami, melihat, mengamati dan melakukan secara langsung sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Siswa yang belajar dengan menggunakan laboratorium alam sebagai salah satu sumber belajar, maka hasil belajarnya akan lebih baik daripada siswa yang belajar secara konvensional. Hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya secara langsung. Selain itu menggunakan alat ukur instrument berupa evaluasi berupa soal uraian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pemahaman siswa. Sebenarnya pembelajaran melalui laboratorium alam tidak hanya untuk kelas V saja, tetapi akan lebih baik kalau semua Guru dari kelas I sampai kelas VI dapat melaksanakan pembelajaran di laboratoriuum alam sehingga siswa medapat pengalaman belajar yang lebih bermakna yang berdampak pada hasil belajarnya. Hal yang perlu di ingat jangan sampai keberhasilan belajar hanya terbatas pada satu kelompok belajar saja (satu kelas). Tetapai harus di imbangi dengan kelas-kelas lain, maka Gurulah yang harus pandai membuat model pembelajaran untuk keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hal demikian di atas maka penulis ingin meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD N 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora yang berada di sekitar tempat tinggal siswa. Dengan kata lain pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas atau laboratorium saja tetapi dapat memanfaatkan sumber belajar dari lingkungan nyata,
3
sehingga diperoleh pengetahuan berdasar pengalaman yang sebenarnya. Dengan cara demikian diharapkan konsentrasi belajar siswa meningkat, serta motivasinya untuk dapat menguasai materi pelajaran sehingga nilai pembelajaran IPA lebih tinggi. Berdasarkan analisis data ulangan formatif pada pembelajaran IPA Standart Kompetensi; 7 Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dengan Kompetensi Dasar; 7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Indikator; Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Materi pokok “Bumi dan Alam Semesta” dari jumlah 19 siswa putra 10 dan putri 9 dengan KKM 60 ternyata sebanyak 13 siswa atau 69% mendapat nilai di bawah KKM. Sedangkan yang tuntas 6 siswa atau 31%. Pada proses pembelajaran SK 7 Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD 7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Menurut pengamatan penulis akan lebih efektif jika proses pembelajaran dilaksanakan di luar kelas sebab KD 7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan, sebaiknya di ajarkan dengan menggunakan metode praktikum dan memanfaatkan laboratorium alam sebagai sumber belajar. Dengan demikian tingkat pemahaman kompetensi siswa semakin terekam dengan adanya benda-benda kongkrit yang berada di laboratorium alam tersebut. Sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan menarik tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkann, sehingga ketuntasan konsep materi meningkat, dan hasil belajar siswa akan meningkat pula. Dari latar belakang di atas, penulis mengajukan penelitian berjudul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran di Laboratorium Alam Pada Siswa Kelas V SD N 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012”
4
1.2. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa masalah pembelajaran IPA sebagai berikut : 1.2.1. Kurangnya minat belajar siswa dalam pelajaran IPA yang terpaku pada ruang kelas menyebabkan nilai ulangan harian rendah. 1.2.2. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam menerima pelajaran IPA disebabkan pembelajaran yang terbatas pada ruang kelas dan alat peraga seadanya sehingga pemahaman materi tidak dikuasai siswa. 1.2.3. Kurangnya pemanfaatan alam sebagai sumber belajar. 1.2.4. Kurangnya ketepatan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai materi.
1.3. Pembatasan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah maka pembatasan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1.3.1. 1.3.2.
Peneliti hanya meneliti siswa kelas V SD N 2 Tanggel tahun pelajaran 2011/2012. Metode pembelajaran dalam penelitian menggunakan metode praktikum di laboratorium alam.
1.4. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah dalam latar belakang dapat di rumuskan masalah penelitian tindakan kelas sebagai berikut “Apakah pembelajaran di laboratorium alam dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan psikomotorik mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD N 2 Tanggel
Kecamatan
Randublatung Kabupaten Blora Semester genap tahun pelajaran 2011/2012 ?”
5
1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa mata pelajaran IPA melalui pembelajaran di Laboratorium Alam pada siswa kelas V SD N 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis Dapat mengetahui pemanfaatan Laboratorium Alam sekitar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD N 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester genap tahun pelajaran 2011/2012. 1.6.2.
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1.6.2.1. SD N 2 Tanggel Memaksimalkan pemanfaatan lingkungan alam di sekitar lingkungan sekolah sebagai salah satu sumber belajar nyata untuk laboratorium alam. 1.6.2.2. Guru Menambah pengetahuan dalam memaksimalkan lingkungan alam sebagai salah satu sumber belajar. 1.6.2.3. Siswa Memberikan pengalaman dan wawasan baru bahwa pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas serta mengurangi rasa jenuh siswa belajar di dalam kelas. 1.6.2.4. Peneliti Menambah wawasan peneliti terkait pelaksanaan pembelajaran sebagai bekal menuju dunia kerja kelak sebagai seorang pendidik.