BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik yang mempunyai tugas dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru
yang
profesional
diharapkan
mampu
berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan YME, berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadianserta berkarakter. Sehingga dapat
dikatakan
bahwa
masa
depan
masyarakat,
bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru (Kemdiknas 2010:1) “Karena tugas pokok dan fungsi guru yang sangat berat tersebut maka guru sangat penting untuk dibantu dalam mengembangkan kemampuannya (Pupuh dan Suryana ,2011:vi ) antara lain adalah kemampuan guru dalam mengajar. Begitu mempersiapkan sehingga
pentingnya
guru
generasi
muda
pengadaan
guru
yang penerus
haruslah
bertugas bangsa
dipersiapkan
dengan sebaik- baiknya, untuk menjadi guru PNS kini haruslah lulus Program Pendidikan Profesi Guru (PPPG) yaitu pratik mengajar di daerah pedalaman yang disebut SM3T (Sarjana Mengajar di daerah Terluar, 1
Tertinggal, dan Terdepan) serta mengikuti pendidikan di asrama selama 2 tahun. Program SM3T dan program pendidikan di asrama benar- benar program untuk menggembleng calon guru agar lebih profesional. Selain memenuhi
itu
untuk
menjadi
persyaratan-
guru
persyaratan,
perlu
pula
sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Pemerintah no 19 th 2005 tentang standart Nasional Pendidikan Bab VI pasal 28 yang menyebutkan bahwa: (1)Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sehat jasmani dan rokhani serta memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan
pendidikan
nasional;
(2)
kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seoran pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai
berlaku;(3)
ketentuan
perundangan
Kompetensi
sebagai
yang agen
pembelajaran untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi:a. kepribadian,
serta
pendidikan
anak
usia
dini
kompetensi pedagogik,b. kompetensi c.kompetensi
kompetensi sosial.(4)
profesional
Seseorang yang
dan
d.
memiliki
ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
2
Ketika
sudah
mendapatkan
menjadi
gurupun
pengarahan,
masih
perlu
pembimbingan
serta
pembinaan dari Kepala Sekolah ataupun Pengawas Sekolah. Selain itu guru yang telah mengajar bertahuntahunpun
masih
selalu
dimonitor
kemampuan
akademik dan kompetensi profesionalnya melalui UKG, dan ternyata kemampuan akademik dan kompetensi profesional guru hasil UKG yang dilaksanakan bulan Nopember 2015 sebagian besar hasilnya masih sangat rendah seperti terlihat pada data berikut ini. TABEL 1 Nilai Pedagogik & Nilai ProfesionalUKG Tahun 2015.
http://bahasaeducation.blogspot.co.id/2016/01/hasil-nilai-ukgtahun-2015.html. Diunduh 10 Februari 2016
3
Dalam data tersebut rata- rata hasil UKG 53,05 artinya kurang dari KKM yang ditetapkan oleh Kemdiknas yaitu 55. Padahal peserta UKG
adalah guru- guru yang
sebagian besar sudah puluhan tahun mengajar . Jika guru yang
sudah lama mengajar hasil
UKGnya masih sangat rendah apalagi guru pemula yang bertugas sebagai pendidik baru beberapa bulan atau kurang dari 1 tahun, Seperti guru pemula di SD Negeri Klampoklor yang mengajar, pastilah perlu pengarahan
dan
kurang dari
satu
tahun
mendapatkan bimbingan,
pembinaan
dari
Kepala
Sekolah
ataupun dari Pengawas TK/SD. Berdasarkan data yang ada di lapangan pada bulan Januari tahun 2015 SD Negeri Klampoklor mendapat tambahan guru baru dengan status CPNS, selayaknya saya sebagai Kepala Sekolah perlu pula melakukan supervisi akademik kepada guru CPNS baru di SD Negeri Klampoklor yang baru golongan II/a karena guru tersebut baru pertama kali mengajar sebagai guru PNS di SD Klampoklor berarti termasuk guru pemula yang sangat memerlukan pembinaan, pengarahan, pembinaan dan bimbingan dari Kepala Sekolah. Karena berdasarkan hasil pengamatan peneliti (Kepala Sekolah) guru pemula tersebut masih banyak kekurangannya
dalam
melaksanakan
tugas
pembelajaran contohnya:
4
Dalam
pembuatan
RPP,
pada
merumusan
tujuan masih belum mencakup 4 komponen yaitu ABCD ( Audiens/ peserta didik), Berhavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar) , Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai), degree (tingkat penampilan yang dapat diterima), juga dalam pemilihan metode kurang sesuai dengan materi pelajaran serta tidak ada soal
untuk
melaksanakan
program
tindak
guru
belum
lanjut.
Dalam
pelaksanaan
melaksanakan
KBM
pembelajaran
dengan
baik
contohnya guru masih banyak ceramah, kurang menguasai
materi
pelajaran
sehingga
guru
masih sering membuka buku paket serta kurang tepat dalam mengatur alokasi waktu sehingga masih banyak waktu yang tersisa.
mengadakan evaluasi, dalam membuat soalsoal evaluasi tidak variatif karena hanya soal isian.
program tindak lanjut
tidak dilaksanakan
karena belum siap soal- soal untuk pelaksanaan program tindak lanjut.
5
Dari data pengamatan di atas guru baru/ guru pemula tersebut
memang
sangat
memerlukan
supervisi
akademik. Kepala Sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor berkewajiban membina para guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik, bagi guru yang
sudah
baik
agar
dapat
mem
pertahankan
kualitasnya, yang belum baik dikembangkan agar menjadi
lebih
baik
(Pidarta,
2009:18).
Kegiatan
supervisi yang baik harus mampu menciptakan guru yang
berkompeten,
yaitu
guru
menguasai
kompetensinya,
kepribadian,
kompetensi
profesional,
dan
harus
baik
pedagogik,
kompetensi
sosial.
semakin
kompetensi kompetensi Pelaksanaan
supervisi akademik diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
profesional
guru
dan
meningkatkan
kinerja guru dalam proses pembelajaran. Kepala Sekolah hendaknya pandai memilih teknik supervisi yang tepat untuk guru pemula tersebut agar menjadi lebih profesional dalam mengajar. Berdasarkan uraian tersebut peneliti memilih supervisi akademik melalui kunjungan kelas. Menurut Arikunto (2009: 54) yang dimaksud dengan kunjungan kelas atau classroom visitation adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati 6
guru yang sedang mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar. Kelebihan kunjungan kelas menurut Arikunto adalah apabila dalam kunjungan tersebut dijumpai hal-hal yang baik atau kurang pada tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat mengundang guru atau siswa untuk diajak berdiskusi menggali lebih dalam tentang kejadian tersebut. Selain akademik
itu
pentingnya
kunjungan
kelas
kinerja guru dalam mengajar
pelaksanaan untuk
supervisi
meningkatkan
juga dibenarkan oleh
Hartatik (2015: 29) dalam penelitiannya
berjudul “
Supervisi Akademik melalui Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja mengajar Guru Di SD Negeri Karangrejo 1 Dempet” menemukan bahwa pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar. Hal yang sama juga dibuktikan oleh Tri Widodo (2014: 53) yang melalui penelitian tindakan sekolah yang berjudul “Supervisi Kunjungan Kelas Dalam meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP Negeri Bandungan”, juga menemukan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas berdampak positif dalam meningkatkan kerja guru. Wagiyem (2015: 73) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa survisi akademik kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru dalam penelitiannya 7
yang berjudul “Supervisi akademik melalui kunjungan kelas meningkatkan kinerja guru di
SD Negeri
Banyuurip Kec Temanggung Kab Temanggung”. Peneliti sebelumnya Ni Nengah Widyani (2011) menemukan dalam
penelitiannya
Kunjungan
Kelas
berjudul
Sebagai
“Teknik
Upaya
Supervisi
Meningkatkan
Kemampuan dan Profesionalisme guru SD3 dan 10 Kesiman Denpasar” bahwa supervisi kunjungan kelas berdampak positif pada perbaikan dan peningkatan kemampuan
dan
keterampilan
guru
dalam
melaksanakan tugas pembelajaran di kelas. Peneliti lain Sugiyarti (UKSW 2015) juga menemukan supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
pengelolaan
pembelajaran
di
SD
Negeri
Rejowinangun Selatan 5 Kota Magelang. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh Hartatik, Sugiyarti, Ni Nengah Widyani, Tri Widodo dan Wagiyem membuktikan bahwa supervisi akademik kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian
mengenai
Supervisi
akademik
melalui
kunjungan kelas untuk meningkatkan kinerja mengajar guru pemula dalam proses pembelajaran di SD Negeri Klampoklor Kebonagung Demak.
8
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah supervisi akademik melalui kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja
mengajar guru
pemula dalam proses pembelajaran di SD Negeri Klampoklor Kebonagung Demak?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja
mengajar
guru
pemula
dalam
proses
pembelajaran melalui supervisi akademik kunjungan kelas di SD Klampoklor Kebonagung Demak.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Bagi
pengambil
kebijakan
khususnya
pendidikan di Sekolah Dasar, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam melaksanakan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru
khususnya
meningkatkan
kinerja
mengajar guru pemula.
9
1.4 .2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Guru dapat
meningkatkan
mampu
mengelola
kompetensinya pembelajaran
dan
dengan
baik. Serta menerapkan umpan balik yang telah diberikan oleh supervisor. 1.4.2.2 Bagi Kepala Sekolah dapat
digunakan
menambah program
sebagai
wawasan supervisi
referensi
dalam
atau
menyusun
akademik,
agar
pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan hasil yang diperoleh juga akan semakin maksimal. 1.4.2.3 Bagi Pengawas Sekolah dapat meningkatkan pelaksanaan supervisi akademik
di sekolah agar Kepala Sekolah
juga bersemangat dan giat melaksanakan supervisi kepada para guru sesuai dengan jadwal supervisi yang telah dibuat.
10