1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Depdiknas, 2003:1). Pembelajaran IPS bertujuan untuk membina siswa menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara (Sumaadmadja, 2003:113). Bertitik tolak dari tujuan tersebut di atas, mata pelajaran IPS memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumberdaya manusia. Hal ini sejalan dengan visi dan misi pendidikan nasional yang tertera dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Dirjen Dikdasmen, 2003:3). Pendidikan dewasa ini cendrung kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahuinya”. Orientasi pembelajaran bergeser dari “guru dan apa yang harus dilakukan” ke “siswa dan apa yang harus mereka lakukan”, dari “teacher-oriented” ke “student-oriented”. Berdasarkan data awal dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus hasil belajar IPS-nya masih rendah. Nilai rata-rata yang dicapai pada semester I tahun pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPS tingkat ketuntasan yang dicapai siswa baru 68% 1 sedangkan target yang diharapakan adalah 85%
2
siswa dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal yakni 70) sehingga kemampuan belajar siswa masih di bawah rata-rata. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pembelajaran yakni penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS khususnya pada Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga menjadi meningkat. Penyebab rendahnya mutu pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus dapat diidentifikasikan sebagai berikut : (1) Apakah guru telah menerapkan model pembelajaran yang tepat? (2) Apakah guru telah memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran IPS? (3) Apakah guru telah melakukan evaluasi dan penilaian secara efektif dan efisien? Apakah siswa telah memahami materi IPS yang diajarkan oleh guru? Apakah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran IPS khususnya dalam Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga? (4) Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar
IPS khususnya dalam Kompetensi Dasar
pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga?. Berdasarkan identifikasi tersebut di atas faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS disebabkan guru dalam pembelajarannya masih menekankan pada verbalisme dengan menggunakan metode konvensional yaitu ceramah bervariasi sehingga minat, motivasi, dan kreativitas siswa rendah. Dengan kondisi ini maka guru perlu melakukan tindakan salah satunya adalah menerapkan metode pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus khususnya dalam Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga yang dalam kemampuan awal rata-rata nilai 68 menjadi minimal 70 dengan tingkat ketuntasan 85%. Demikian pula harapan guru setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) dapat mengukur tingkat ketuntasan serta meningkatkan kualitas mutu pembelajaran IPS.
Di samping itu, guru dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas
siswa dalam pembelajaran yang bervariasi.
3
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar pada umumnya dan khususnya di SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus masih dihadapkan pada berbagai kendala dan permasalahan yaitu rendahnya siswa dalam menguasai konsep kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Hasil temuan menunjukkan bahwa siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus mengalami kesulitan dalam merekontruksi kembali materi pembelajaran IPS khususnya kompetensi dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga yang terdiri dari konsep materi pentingnya memelihara dokumen dan koleksi benda berharga diri dan keluarga, mengenalkan dan menunjukkan contoh benda koleksi, cara menyimpan dan merawat dokumen serta koleksi benda berharga pribadi serta keluarganya. Dengan banyaknya kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS tersebut maka siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus pencapaian daya serapnya rendah baru sekitar 68% pada tengah semester I tahun pelajaran 2011/2012 sedangkan target yang hendak dicapai 85% siswa tuntas belajarnya. Kondisi tersebut tersebut perlu diupayakan solusi pemecahannya oleh segenap komponen pendidikan khususnya guru untuk meningkatkan kualitas/mutu pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement (penguatan). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Sehingga model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang tentunya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa (Nurhayati, 2012:3). Dengan penerapan model pembelajaran tipe TGT diharapkan hasil belajar IPS siswa menjadi lebih meningkat. Tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dalam kompetensi dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga di kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus dilakukan 2 siklus berkelanjutan dengan menerapkan model pembelajaran tipe TGT. Langkah awal yang dilakukan pada pra siklus yaitu melakukan pretes dengan materi kompetensi dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga, sebelum diterapkan model TGT, sehingga didapati kemampuan awal siswa.
Langkah
4
berikutnya yaitu tindakan siklus I dan II. Prosedur tindakan siklus I dan II dilaksanakan dengan empat tahapan kegiatan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data dan tahap refleksi. Dengan tindakan siklus berkelanjutan tersebut diharapkan hasil belajar IPS siswa dalam kompetensi dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga menjadi meningkat serta mencapai ketuntasan yang diharapkan yakni minimal 70% dari seluruh tujuan pembelajaran secara individual dan klasikal sekurang-kurangnya 85%. Agar Penelitian Tindakan Kelas ini pengkajiannya terfokus maka perlu dibatasi masalahnya sebagai berikut: (1) Variabel bebas yang diteliti adalah model pembelajaran tipe TGT (2) Variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus yang berjumlah 11 siswa yang terdiri dari 5 putri dan 6 laki-laki. Waktu dalam penelitian ini adalah semester I Tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Juli sampai Oktober 2012. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul "Peningkatan Hasil Belajar IPS dalam Pemeliharaan Dokumen dan Koleksi Benda Berharga melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) bagi Siswa Kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012." 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar IPS dalam kompetensi dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga bagi siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPS dalam pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga
5
melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) bagi Siswa Kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis dan praktis. 1.4.1 Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Memberikan
wawasan keilmuan
khususnya yang berhubungan dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam mata pelajaran IPS. 2. Menjadi bahan pustaka untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat praktis bagi siswa, guru, sekolah dan perpustakaan. Adapun masing-masing manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Siswa a. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS khususnya dalam Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga. b. Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus dalam Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga. 2. Guru a. Penerapan metode pembelajaran TGT dapat dijadikan guru sebagai wahana untuk menigkatkan hasil belajar IPS dalam Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga siswa kelas II SD Negeri 2 Undaan Tengah Kudus. b. Guru dapat meningkatkan kompetensi paedagogisnya khusus dalam penerapan model pembelajaran di kelas. c. Guru dapat mengukur keberhasilannya dalam menerapkan suatu metode mengajar yang efektif dan efisien. d. Meningkatkan keterampilan
guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS
khususnya dalam Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga. 3. Kepala Sekolah
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kepala sekolah untuk peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran di SD Negeri 2 Undaan Kudus khususnya dalam Kompetensi Dasar pemeliharaan dokumen dan koleksi benda berharga. 4. Perpustakaan Sekolah Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah serta menambah referensi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar IPS sehingga dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.