BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, dunia sedang berada ditengah periode yang menggelisahkan dikarenakan tingkat konsumsi, jumlah penduduk dan penurunan kualitas lingkungan yang semakin meningkat dari hari ke hari. Berlangsungnya pemanasan global akibat efek rumah kaca, hilangnya keanekaragaman hayati hingga penebangan liar yang tidak terkendali menggambarkan permasalahan lingkungan dan sosial yang sungguh mengerikan.
Desain yang berkelanjutan (sustainable design) bukanlah sebuah bahasan yang baru. Permasalahan sebuah sistem yang berkelanjutan telah menjadi sebuah wacana dan ilmu tersendiri. Sustainabillity atau dalam bahasa Indonesia yang berarti berkelanjutan memiliki makna sederhana yaitu sebuah kemampuan untuk terus berkelanjutan (berulang) secara pasti. Desain yang berkelanjutan bukan hanya berbentuk sebuah produk yang berdiri sendiri tetapi merupakan sebuah sistem yang menunjang demi keuntungan umat manusia.
Inti dari sistem desain yang berkelanjutan bukan saja hanya desain fisik sebuah produk tetapi juga dimana sistem produk itu akan beroperasi atau berinteraksi dengan pengguna. Sebuah sistem yang berkelanjutan menggunakan biasanya menggunakan nilai parameter yang terukur berdasarkan 3 faktor. Dibawah ini adalah diagram hubungan antara faktorfaktor tersebut Sosial
Berkelanjutan
Ekonomi
Lingkungan
Gambar 1.1 Hubungan dalam sebuah sistem yang berkelanjutan (sumber : www.d4s-de.org).
1
Pada proyek Tugas Akhir ini penulis ingin mengangkat permasalahan tema desain yang berkelanjutan dengan objek desain furnitur yang diperuntukan bagi penghuni pada rumah susun sederhana. Adapun proyek rumah susun ini diselenggarakan atas dasar memenuhi kebutuhan akan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah dan berpenghasilan rendah terutama di kota metropolitan/besar. Proyek ini dinamakan proyek pembangunan 1000 tower yang diselenggarakan oleh pemerintahan. Proyek ini relatif sudah berjalan dan pembangunan pertama yaitu di daerah Pulo Gebang, Jakarta Timur diharapkan rampung pada akhir tahun 2008 ini. pembangunan rumah susun di Pulo Gebang ini adalah proyek percontohan rumah susun di Indonesia. Sejauh ini rumah susun ini telah terjual sekitar 40 persen dari 390 unit yang dimiliki. walaupun pada kenyataannya bangunan ini masih belum selesai 1 . Dari hal tersebut terlihat antusias masyarakat untuk dapat memiliki tempat tinggal di daerah perkotaan besar.
Dengan dikembangkannya proyek rumah susun ini diharapkan dapat memenuhi permintaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka akan tempat untuk berteduh. Di sisi lain dengan adanya pembangunan rusun ini muncul peluang pasar yang dapat dimasuki dengan diversifikasi produk furnitur yang berbeda. Pada setiap tahunnya angka permintaan furnitur selalu meningkat dengan jumlah peminat pada produk kayu tetap menjadi yang teratas. Disatu sisi hal ini adalah keuntungan dan disatu sisi lagi adalah kerugian yang disebabkan oleh penebang liar yang terus memangkas hutan kita hingga gundul. Sehingga perlu kita sebagai desainer dengan pemikiran kreatif untuk dapat merancang sebuah produk yang secara holistik mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
1
Informasi penjualan Low Cost Housing unit Pulo Gebang, di http://www.primaland.co.id
2
Tabel 1.1 Nilai Eksport Produk Furnitur Indonesia
Sumber: ASMINDO Pusat
3
1.2 Batasan Masalah
•
Pada Proyek Tugas Akhir ini Penulis membatasi masalah ada dengan beberapa yang akan dihadapi
•
Low Cost Apartment untuk Kelas Menengah – Bawah yang didasari oleh peraturan menteri pekerjaan umum nomor : 05/prt/m/2007 tentang pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi (program menpera 2008)
•
Denah Hunian dengan Tipe ukuran <42 m2
•
Golongan Ekonomi dengan Penghasilan < Rp 4.500.000 (peraturan menpera)
•
Furnitur yang didesain adalah berupa tipe Indoor
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan Proyek Tugas Akhir ini adalah untuk menerapkan prinsip dari desain yang berkelanjutan terhadap sebuah objek desain, yang dalam hal ini adalah sebuah desain furnitur yang memanfaatkan material yang terbarukan dengan pendekatan dari segi produksi. Sedangkan dalam hal pengguna penulis ingin menitik beratkan pada pengguna rumah susun milik sebagai salah satu segitiga sosial dalam unsur keberlanjutan, sebagai salah satu lapisan sosial yang terkadang luput untuk kita berikan penyelesaian desain yang layak
1.4 Metode dan Pendekatan
Pada proyek penelitian kali ini , penulis mendapatkan data dengan cara : •
Kajian pustaka
Kajian pustaka antara lain mencari sumber data dari buku literatur yang berhubungan dengan judul , sumber yang digunakan antara lain buku, data internet, dan jurnal desain •
Referensi
4
Referensi terutama didapatkan melalui survey lapang, buku dan gambar dari internet •
Survey
Survei dilakukan dengan mencari sumber-sumber yang berhubungan dengan desain produk yang berkelanjutan
Pendekatan desain menggunakan metode space programing yang biasa digunakan oleh perencana interior, akan tetapi untuk proyek Tugas akhir ini space programming ini digunakan untuk melakukan produk programming yang pendekatannya lebih kepada total design yaitu dengan sketsa .Selanjutnya adalah mendata secara umum seluruh kegiatan yang relatif umum dilakukan oleh penghuni. Pendataan jenis furnitur berdasarkan ruang dan sifatnya. Setelah data terkumpul dan diprogramkan berdasarkan ruang masing-masing terakhir adalah melakukan generaliasi terhadap ukuran berbagai macam jenis furniture.
1.5 Pernyataan Masalah
•
Masih terbatasnya jenis material yang berkelanjutan jika pun ada masih dalam tahapan penelititian dan belum siap untuk dimassalkan
•
Produk dengan jenis kayu masih menjadi favorit untuk pasar dalam negeri dan juga luar negeri, akan tetapi dampak yang terjadi akibat penggundulan hutan berpengaruh pada ketersediaan bahan baku
•
Terbatasnya Ruang pada Rusun untuk dapat menempatkan furnitur
•
Blocking furnitur optimal tidak dapat masuk sehingga ukuran harus diminimalkan
•
Tinggi gedung yang mencapai 20 tingkat menyulitkan pada produk-produk yang besar
1.6 Hipotesis
Wacana keberlanjutan ini mungkin dapat berjalan dengan baik jika: •
Adanya dukungan dari pihak produsen furnitur untuk memasarkan desain furnitur yang berkelanjutan
5
•
Mudah ditemuinya material yang terbarukan yang telah siap untuk digunakan oleh produsen
•
Pemahaman konsumen akan penggunaan produk yang ramah akan lingkungan
1.7 Alternatif Gagasan
Berdasarkan permasalahan desain yang ada, maka penulis memberikan gagasan untuk mendesain semua furnitur yang akan digunakan pada setiap ruangan untuk memenuhi kebutuhan penggunaan sehari-hari seperti kursi, meja, tempat penyimpanan dan alas tidur.
Adapun inti dari gagasan desain ini adalah membuat furnitur dengan sistem modul yang dapat saling menggantikan kegunaannya sehingga pengguna dapat dengan mudah mengubah furnitur mereka. Hal ini dimaksud untuk meminimalisasi jumlah komponen dan juga mobilitas produk.
Gagasan ini juga mencakup ide multifungsi untuk beberapa fungsi produk dikarenakan keterbatasan ruang. Berdasarkan ruang yang sempit maka kebutuhan untuk penyimpanan menjadi vital oleh karena itu maka pada desain furnitur tersebut akan memaksimalkan kegunaan untuk penyimpanan barang
6