BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Mulai dari kandungan, sampai beranjak dewasa, dan kemudian tua. Manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungannya. Pendidikan sebagai cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan arah, tujuan, dan makna kehidupan. Dalam UU. Sisdiknas No 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan sebagai hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) disebut bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Sedangkan dalam ayat (3) dinyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang oleh karena itu, pemerintah bertanggung jawab mencerdaskan bangsa melalui pendidikan. Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, bukubuku, alat-alat laboratorium, media pembelajaran maupun materi-materi pelajaran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pendidikan manusia mampu mengembangkan dirinya baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, serta sebagai modal dasar untuk membangun serta membentuk manusia seutuhnya. Salah satu pelajaran di SD yang menuntut guru untuk kreatif adalah mata pelajaran matematika. Sebagian besar siswa berpendapat bahwa pelajaran matematika sangat sulit dipahami dan tidak mudah dinalar. Hal ini karena setiap siswa memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda-beda. Ada siswa yang cepat menangkap pelajaran dan ada yang lambat, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Oleh karena itu kepada mereka perlu
1
2
diberikan penjelasan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing, agar dapat berkembang secara maksimal. Untuk mempermudah siswa dalam belajar matematika harus dimulai dari konsep yang sederhana bertahap menuju ketahap yang lebih tinggi. Hasil belajar yang sederhana tersebut berfungsi untuk membantu memahami konsep yang lebih tinggi. Oleh karena itu materi yang diberikan kepada siswa tidak sekedar rumusrumus yang sudah jadi, harus didasari pengertian yang mendalam sehingga siswa tidak hanya mengerti saat mempelajari matematika saja, tetapi siswa harus menggunakan matematika sebagai alat paling efisien dalam mempelajari ilmu yang lain. Dari tujuan mata pelajaran matematika di atas, maka siswa diharapkan dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun kenyataan di lapangan, belum dapat diharapkan tak terkecuali di SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 Gamping Sleman. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II rata-rata siswanya kesulitan belajar materi Pembagian Bilangan Dua Angka. Hal ini ditunjukkan dengan nilai siswa 0 yang tergolong rendah. Untuk mata pelajaran Matematika nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang harus dicapai siswa adalah 65. Jumlah keseluruhan siswa adalah 29 yang mendapatkan nilai dibawah 65 mencapai 18 siswa. Menurut penyataan guru kelas kesulitan yang dialami siswa kelas II adalah siswa belum menguasai konsep pembagian, siswa kurang serius dalam menerima pembelajaran dari guru, siswa masih mengalami kesulitan dalam membagikan dua angka. Perolehan nilai yang dicapai oleh siswa di SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 Gamping Sleman mengalami penurunan khususnya pada mata pelajaran matematika pembagian dua angka. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa proses pembelajaran yang berlangsung selama ini kurang menarik sehingga siswa kurang bisa memahami materi yang dipelajari. Apabila hal ini terus diabaikan, maka hasil belajar matematika akan semakin kurang baik. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar akan lebih baik.
3
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan memperbaiki metode maupun strategi yang digunakan guru yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan dan karakteristik siswa itu sendiri. Dominasi guru sebagai sumber informasi dalam proses pembelajaran harus dikurangi diganti dengan peran aktif siswa dalam menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Salah satu metode belajar yang sesuai untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran ini adalah metode belajar bermain peran. Proses interaksi antar siswa dan antara siswa dengan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan metode bermain peran akan lebih aktif, komunikasi berjalan dua arah dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru. Dengan demikian, siswa tidak hanya menerima penjelasan materi secara teoritis tetapi juga ikut mengamati dan menganalisa masalah yang sedang diperankan yang merupakan ilustrasi dari materi yang akan disampaikan. Hal ini jelas sangat berbeda ketika siswa mengikuti proses pembelajaran dengan metode konvensional. Menurut Dienes (1999) siswa kelas II masih senang bermain sehingga metode bermain peran akan membuat siswa senang dan tidak tertekan. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian matematika pembagian dua angka di kelas II SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 dengan menggunakan metode bermain peran.
1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat didenifisikan permasalahan sebagai berikut : Dilihat dari segi siswa : 1.
Rendahnya hasil belajar siswa tentang konsep pembagian.
2.
Siswa kurang serius dalam menerima pembelajaran dari guru.
3.
Siswa kurang bisa membagikan dua angka Dilihat dari sisi guru :
1.
Pembelajaran yang dilakukan cenderung monoton menyebabkan siswa jenuh dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
4
2.
Dengan menjelaskan materi guru tidak memberikan contoh-contoh konkrit yang lebih mudah dipahami siswa,
3.
Pembelajaran yang dilakukan hanya menuntut unuk menghafal tanpa mengetahui konsepnya.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah dengan penerapan metode bermain peran pada pembelajaran matematika pembagian dua angka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II di SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 Gamping Sleman Tahun Ajaran 2011/ 2012”.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pembagian dua angka melalui metode bermain peran siswa kelas II di SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 Gamping Sleman Tahun Ajaran 2011/ 2012.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis serta manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya dibidang pendidikan: 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada peningkatan hasil belajar matematika pembagian dua angka melalui metode bermain peran.
5
1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi siswa
Dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep pembagian, menyelesaikan soal pembagian bilangan dua angka, siswa mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran melalui kegiatan bermain peran. 2. Bagi guru
Sebagai acuan guru dalam menggunakan metode yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD terutama di kelas rendah yang masih senang bermain, terutama bermain peran. Menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan bagi siswa. 3. Bagi sekolah
Sebagai masukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan metode bermain peran.