BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Galeri adalah selasar atau tempat, dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Seni menurut Leo Tolstoi (seperti dikutip Melati, 2008) aktivitas manusia yang terdiri atas ; bahwa satu orang secara sadar, dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu, menyampaikan kepada orang lain perasaan-perasaan yang telah dihayatinya, dan bahwa orang lain ditulari oleh perasaan-perasaan
ini
dan
juga
mempunyai
pengalaman
yang
sama.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa galeri seni adalah ruang atau gedung yang mewadahi kegiatan seni dari seniman kepada pengunjung melalui media yang berupa karya seni sang seniman. Galeri
di
Indonesia
tumbuh
dan
berkembang
seiring
dengan
perkembangan seni di Indonesia, banyak tidaknya sebuah galeri dapat menjadi sebuah parameter tingginya tingkat apresiasi masyarakat terhadap seni. Fungsi sebuah galeri di Indonesia umumnya sebagai sarana guna mengapresiasikan seni terhadap masyarakat luas, misalnya melalui pameran. Diantara banyak galeri di jamannya, hanya beberapa galeri yang terus bertahan hingga saat ini, salah satunya adalah Galeri Anang Suradha yang telah berdiri selama 21 tahun. Galeri Anang Suradha adalah gallery furniture dan barang antik di Kuta, Bali. Berawal dari hobi mengumpulkan barang-barang antik dan memahat furniture. Anang Suradha beserta sang istri mendirikan sebuah toko furniture dan barang antik seluas 170 meter persegi. Tepat pada tahun 1993. Awal mulanya Galeri Anang Suradha bukanlah Galeri, melainkan toko pembuatan
1
furniture, tetapi karna layout ruangan yang baik dan tepat juga ruangan yang luas, para pengunjung yang melihat produk-produk dari Anang Suradha menyatakan bahwa Anang Suradha adalah Galeri, hingga sekarang melekatlah nama Galeri Anang Suradha oleh masyarakat di Kuta, Bali ini. Galeri Anang Suradha memiliki furniture bergaya primitive didalam produknya. Gaya primitive adalah gaya yang belum mengenal estetika. Kecenderungan untuk membuat mebel didasari pada sebuah kepercayaan yang masih animisme dan dinamisme. Bahan material hanya bersifat seadanya yaitu selaras dengan alam, melihat dari zaman neolitikum atau zaman batu. Masyarakat primitive tidak mengenal dasain tetapi secara turun temurun mengetahui tata cara desain hanya saja mempunyai karakter dan ciri alam adalah tempat dan bahan berkaryanya seperti: bongkahan batu,bongkahan logam, bongkahan kayu. Menggabungkan antara komersialisme mebel dan peningkatan citra mebel sebagai suatu produk bernuansa seni untuk meningkatkan apresiasi masyarakat tentang seni desain mebel. Seiring berjalannya waktu, Galeri Anang Suradha dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman, karena kurangnya promosi, maka semakin hari penjualan produk dan pengunjung yang mengunjungi galeri semakin berkurang. Dalam membantu mengukuhkan citra dan eksistensi Galeri Anang Suradha, penulis ingin melakukan strategi Branding Galeri Anang Suradha. Branding ini dimaksudkan agar dapat memberikan brand dan image yang lebih baik dengan tujuan mempromosikan segala kelebihan dan keunikan yang ada di Galeri Anang Suradha agar menarik minat dan nilai jual produk yang ada juga menumbuhkan trust, Brand Experience, Brand Loyalty dan Brand Equity serta anggapan positif yang ada di masyarakat.
1.2
Perumusan dan Pembatasan Masalah Branding bertujuan menanamkan persepsi atau anggapan konsumen terhadap suatu produk. Branding di anggap penting karena dapat menentukan keberhasilan suatu produk. Dalam branding Galeri Anang Suradha ini akan
2
ditentukan perumusan serta pembatasan masalah agar dapat mempermudah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi antara lain:
1.2.1 Perumusan Masalah Topik yang disampaikan tidak lepas dari perumusan masalah, sebagai langkah awal dalam branding yang tepat adalah bagaimana strategi yang digunakan sehingga branding dapat dilakukan dengan baik dan beberapa perumusan masalah tersebut antara lain: 1.
Bagaimana menumbuhkan anggapan atau persepsi positif terhadap Galeri Anang Suradha di Kuta.
2.
Bagaimana melakukan sbranding Galeri Anang Suradha yang tepat secara konsep, desain, dan ide kreatif sehingga berhasil “memiliki” brand dalam arti memiliki reputasi di masyarakat dan pecinta barang seni khususnya furniture di Kuta, Bali.
3.
Bagaimana menentukan media yang tepat dan komunikatif dalam menginformasikan Galeri Anang Suradha kepada masyarakat Pecinta Art Furniture di Bali.
1.2.2 Pembatasan Masalah Proses perumusan masalah yang telah ditentukan, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan utama dan bidang kajian keilmuan grafis, sehingga akan tercipta suatu pembahasan dan rancangan yang lebih fokus dan terarah, berupa uraian pembatasan antara lain: 1.
Galeri Anang Suradha akan diinformasikan dan dikomunikasikan kepada masyarakat melalui strategi branding, karena melalui strategi ini diharapkan dapat mempertahankan eksistensi Galeri Anang Suradha sebagai Gallery Furniture yang ada di kuta, bali.
2.
Strategi branding yang akan digunakan dalam menginformasikan Galeri Anang Suradha adalah dengan menggali keunggulan, keunikan, potensi yang dapat dijadikan sebagai dasar konsep visual, sehingga mampu menampilkan Galeri dan produk ini secara utuh.
3.
Branding Galeri Anang Suradha akan ditentukan sesuai kebutuhan media yang diperlukan.
3
1.3
Maksud dan Tujuan Topik untuk merancang Branding Galeri Anang Suradha ini memiliki maksud dan tujuan, agar dapat menggali dan memunculkan kelebihan serta keunikan yang dimiliki Gallery.
1.3.1 Maksud Melakukan branding Galeri Anang Suradha dengan pendekatan secara lengkap, informatif, representatif dan menggali keunikan Galeri.
1.3.2 Tujuan Rancang branding Galeri Anang Suradha dengan pendekatan tersebut memiliki beberapa tujuan penting, antara lain: 1 Membantu mengukuhkan eksistensi Galeri Anang Suradha, sehingga dapat lebih menarik banyak perhatian masyarakat dan pecinta mebel di Kuta, Bali. 2 Mengembangkan Galeri Anang Suradha sesuai dengan citra, karakter, dan ciri khas yang dimiliki. 3 Membantu menyampaikan dan menghubungkan target pasar dengan konsumen secara emosional. 4 Membantu perancangan media branding Galeri sesuai kebutuhan media yang diperlukan.
1.4
Manfaat Proyek Akhir Strategi Galeri Anang Suradha ini memberikan manfaat untuk Gallery itu sendiri, manfaat tersebut meliputi manfaat profesi dan manfaat akademis, dimana manfaat proyek akhir grafis ini telah diuraikan dalam point-point tertentu.
4
1.4.1 Manfaat Profesi Point dari manfaat profesi dalam strategi branding Galeri Anang Suradha untuk sendiri adalah: 1. Membantu
mempromosikan
Galeri
Anang
Suradha
untuk
memperkenalkan keunikan dan citra galeri kepada masyarakat dan pecinta art furniture di Kuta, Bali. 2. Galeri Anang Suradha dapat menggunakannya sebagai referensi branding dari Proyek Akhir Grafis ini, ketika akan melakukan rebranding di kemudian hari. 3. Memberikan tambahan ide dan gagasan kreatif yang positif pada Galeri Anang Suradha untuk merancang konsep visual dalam merealisasikan branding pada sebuah gallery.
1.4.2 Manfaat Akademis Point dari manfaat akademis
dalam strategi branding Galeri
Anang Suradha untuk Universitas Widyatama adalah: 1. Memperkaya literatur akademik mengenai perancangan media branding dan penerapannya dalam berbagai media, khususnya bagi segenap
civitas
academica
di
lingkungan
Fakultas
Desain
Komunikasi Visual, Universitas Widyatama. 2. Proses eksplorasi bidang keilmuan Desain Grafis, khususnya mengenai desain dan perancangan konsep visual untuk branding, hingga dalam segi teknis pengaplikasian konsep visual ke berbagai media. 3. Dapat menerapkan keilmuan desain grafis secara aplikatif dan integratif melalui proses perkuliahan dan proses proyek akhir grafis ini. 4. Menambah pengalaman dalam proses pemecahan masalah kajian Desain Komunikasi Visual.
5
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika
penulisan
merupakan
kerangka
untuk
bekerja
dan
menentukan rancangan pada tiap bab, sehingga membuat proses penulisan jadi lebih terperinci, terencana dan lebih teratur guna mencapai tujuan penulisan dari proyek akhir ini. Bab demi bab memiliki pembahasan yang saling dikhususkan guna memperoleh informasi secara terperinci agar tidak mengalami kesulitan dalam membuat tugas proyek akhir tersebut. Bab I
Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang serta maksud dan tujuan dari penulisan proyek akhir. Pada bab ini akan dibahas mengenai perumusan serta pembatasan masalah hingga manfaat dari penulisan proyek akhir, baik itu secara profesi maupun secara akademis. Pada bab ini juga disertakan sistematika penulisan yang berisi tentang tata cara penulisan proyek akhir.
Bab II
Kajian Masalah Bab ini memuat tentang kajian masalah yang berkaitan dengan proyek akhir. Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka, data dan fakta, serta kerangka pemikiran dari proses perancangan karya proyek akhir.
Bab III
Analisis Masalah Bab ini berisi tentang Analisis masalah yang berkaitan dengan karya proyek akhir.
Bab IV
Pemecahan Masalah Bab ini memuat tentang konten serta konsep visual untuk perancangan karya proyek akhir yang mengacu pada kajian permasalahan serta kebutuhan berdasarkan kepada data & fakta yang ada di lapangan.
6
Bab V
Kesimpulan Pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil perancangan karya proyek akhir dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Bab penutup akan didapat
mengacu
pada
pembimbing proyek akhir.
7
kesimpulan
dari
penyidang
dan