BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan di Indonesia peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dengan menyusun berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan pembelajaran, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi siswa sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat Sekolah Dasar adalah memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan akan ciptaan-Nya, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan engembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu (manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinnya dengan lingkungan serta kesehatan), benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya merupakan contoh aspek-aspek ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD. Dengan bahan kajian tersebut seharusnya guru mengupayakan segala macam cara supaya siswa mempunyai pengalaman yang bermakna saat pelajaran. Namun seringkali pembelajaran IPA yang dijumpai di SD ialah pembelajaran yang berlangsung secara umum dan berpusat kepada guru. Guru mendominasi pelajaran. Seolah-olah siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri dengan pengalaman nyata. Maka dari itu siswa sering merasa jenuh, bosan, tidak memiliki motivasi untuk belajar dan hasil belajarnya kurang memuaskan.
1
2
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut seharusnya suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain dicoba untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang memungkinkan hal ini terjadi adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. Karena dalam proses pembelajarannya yang menekankan adanya kerja sama antar siswa karena jika para siswa ingin supaya timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materi sehingga temannya tersebut dapat memahami pelajaran dengan baik. Akan tetapi meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu ketika mengerjakan kuis. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan (Slavin, 2005). Selain pemilihan model yang tepat, peningkatan hasil belajar juga dipengaruhi oleh bahan ajar atau media yang digunakan guru. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, banyak bahan ajar dan media yang sangat beragam juga luar biasa. Ada bahan ajar cetak, bahan ajar audio, bahan ajar visual, dan bahan ajar audio visual. Setiap guru dituntut bisa menguasai semua media tersebut dengan harapan sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa, keefektifan pembelajaran, variasi pembelajaran, dan kebermaknaan dalam belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa, guru belum mengupayakan terjadinya komunikasi dua arah saat proses pembelajaran. Terlihat guru yang lebih sering mendominasi dalam proses pembelajaran. Selain itu bahan ajar yang digunakan belum inovatif, guru hanya menggunakan Lembar Kerja Siswa dan buku yang sudah tersedia. Belum ada usaha dari guru untuk membuat bahan ajar secara mandiri yang lebih inovatif dan digunakan saat proses pembelajaran. Minat belajar siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa juga terlihat rendah. Hal itu terbukti ketika guru menjelaskan para siswa hanya diam, kurang ada
3
respon selain itu hasil belajar yang didapat belum maksimal. Jadi, harapan hasil belajar yang baik belum tercapai pada siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa karena faktor dari guru dan para siswa. Terbukti dari hasil belajar yang diperoleh yaitu 19 dari 29 siswa yang berhsil mendapat nilai di atas KKM mata pelajaran IPA 65. Secara ideal prestasi belajar siswa akan baik jika faktor-faktor yang mempengaruhi mendukung kinerja siswa saat belajar. Hal ini menjadi tugas guru dan orang tua untuk menyediakan faktor-faktor tersebut agar menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Melihat permasalahan pembelajaran yang dialami siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa, diharapkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dengan bahan ajar hand out, siswa secara aktif melakukan diskusi, kerjasama, saling membantu, dan semua anggota kelompok mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama, sehingga hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi Gaya Magnet. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah), jika mungkin anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jenis kelamin. Menurut data hasil obervasi yang penulis lakukan pada kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kolaborasi dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Bahan Ajar Hondout Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang
Semester II
Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah Dari
latar
belakang
masalah
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
yang
telah
dikemukakan,
dapat
4
1.2.1 Pembelajaran IPA di kelas masih monoton dan cenderung membosankan. 1.2.2 Belum ditemukan srtategi pembelajaran yang tepat. 1.2.3 Masih menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah. 1.2.4 Kurangnya komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. 1.2.5 Rendahnya hasil belajar untuk mata pelajaran IPA. Dampak yang akan terjadi jika permasalah tersebut tidak diberikan tindak lanjut adalah 1) Para peserta didik akan beranggapan bahwa pelajaran IPA adalah pelajaran yang rumit, karena para peserta didik masih sulit menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2)Kurangnya komunikasi pendidik dengan peserta didik membuat para peserta didik merasa ketakutan ketika akan belajar IPA Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian dalam mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013, melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan berbantuan bahan ajar handout untuk melihat pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah akan dilakukan penelitian dengan perumusan masalah: Apakah penggunaan pembelajaran model kooperatif tipe STAD berbantuan bahan ajar handout dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
5
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk menerapkan model pembelajaran selain pembelajaran yang dilakukan oleh guru (konvensional). Selain bahan masukan, diharapkan agar guru memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Guru bisa memilih bahan ajar yang sesuai dan bisa mendukung proses pembelajaran siswa. 1.5.2 Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dapat menambahkan semangat kerja sama, karena dalam model pembelajaran kooperatif keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok. 1.5.3 Bagi sekolah, dapat melaksanakan kerja sama yang baik antar sesama guru mata pelajaran maupun dengan guru mata pelajaran yang lain. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran baik Ilmu Pengetahuan Alam maupun mata pelajaran yang lain.