BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi setiap perusahaan mengharapkan setiap produk yang dijualnya dapat dikategorikan sebagai produk yang unggul dimata konsumen. Berbagai perusahaan pun bermunculan mulai dari perusahaan yang kecil hingga perusahaan berkapasitas besar. Setiap perusahaan pun dituntut untuk dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat. Keterampilan para pekerja dan manajemen perusahaan perlu ditingkatkan agar dapat menghadapi persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar yang baru, memperluas pangsa pasar dan mendapatkan pangsa pasar yang potensial. Saat ini perkembangan sektor industri di Indonesia berkembang sangat pesat. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta jiwa menjadiakan Indonesia sebagai pasar yang potensial. Permintaan untuk memenuhi kebutuhan akan produk pakaian setiap tahun terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, yang menurut Badan Koordonasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49% per tahun (www.gatra.com/nasional-cp/1-nasional/4362-bkkbn-jumlah-penduduk-indonesia2011). Hal tersebut dikarenakan pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia. Melihat besarnya peluang pasar yang ada, industri pakaian di Indonesia semakin berkembang dan beragam. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan fashion terus meningkat seiring dengan perkembangan fashion dunia. Bandung yang dikenal sebagai pemimpin dalam dunia kreatif dan mode di Indonesia pada saat ini banyak melahirkan industri-industri pakaian seperti distro dan butik-butik merek lokal dengan harga yang cukup terjangkau. Segmen yang diambil oleh distro-distro ataupun butikbutik dibandung adalah kelas menengah kebawah. Sedangkan tidak sedikit masyarakat Indonesia dengan kemampuan daya beli tinggi atau dari segmen menengah keatas yang menginginkan produk pakaian yang berkualitas tinggi tanpa mempertimbangkan harga suatu produk tersebut.
Semakin ketatnya tingkat persaingan dan kondisi ketidakpastian didunia bisnis memaksa perusahaan harus menciptakan keungulan kompetitif (competitive adventage)
khususnya
dibidang
pemasaran
agar
mampu
memenangkan
persaingan. Menurut Kotler (2005:201) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran. Oleh karena itu perusahaan harus menerapkan konsep pemasaran yang berorientasi terhadap pasar atau konsumen karena mereka merupakan ujung tombak keberhasilan pemasaran. Drucker seperti dikutip oleh Kotler (2005:10) mengatakan bahwa
tujuan
pemasaran adalah membuat penjualantidak terlalu penting lagi . tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Dalam kata lain penjualan bukanlah target utama perusahaan, target utama perusahaan adalah untuk mengetahui produk apa yang diperlukan pasar saat ini, dan menemukan konsumen yang membutuhkannya. Salah satu strategi pemasaran yang diterapkan adalah strategi penciptaan atau pemberian merek yang tepat pada produk yang diciptakan oleh perusahaan serta menjaga kualitas produk perusahaan. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh image positif dari konsumen. Menurut Philip Kotler (2007:332) merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendeferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh perusahaan, maka konsumen akan dapat melihat merek mana yang dapat memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini kebutuhan konsumen tidak terbatas pada fungsi utama yang diberikan oleh suatu produk (primary demand), tetapi sudah berkembang menjadi keinginan sekunder (secondary demand) yaitu keinginan akan suatu merek tertentu. Dalam usaha memenangkan persaingan perusahaan harus dapat melaksanakan strategi pemasaran dengan baik, sehingga pemasaran yang terpenting yaitu perusahaan dihadapkan pada keputusan pemberian merek atau brand.
Merek suatu produk tidak hanya bertujuan sebagai daya tarik untuk konsumen, tetapi merek juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya saing. Fungsi merek yang telah berkembang menjadi salah satu alat promosi menyebabkan merek mempunyai peran yang penting dalam menarik minat konsumen akan produk yang ditawarkan perusahaan tersebut, sehingga akan mendorong konsumen melakukan pembelian. Image (citra) adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Image yang ada pada perusahan terbentuk
dari
bagaimana
perusahaan
tersebut
melakukan
kegiatan
operasionalnya. Persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan menciptakan brand image yang baik. (Alma. Buchari 1992:37). Brand image akan menjadi prioritas utama yang dijadikan acuan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian. Oleh karena itu periusahaan harus dapat menciptakan suatu merek yang menarik dan menggambarkan manfaat produk yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen memiliki persepsi yang positif terhadap merek tersebut. Brand image yang baik merupakan salah satu asset bagi perusahaan, karena brand tersebut mempunyai suatu dampak pada setiap persepsi konsumen, dimana masyarakat akan mempunyai kesan atau penilaian positif terhadap perusahaan. Promod yang merupakan salah satu merek dari suatu perusahaan yang bergerak dibidang retail fashion tidak terlepas dari persaingan yang semakin ketat khususnya dalam industri fashion karena banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang yang sejenis. Promod memulai usahanya di Bandung pada awal tahun 2010 namun Promod sendiri sudah berdiri sejak 2007 di Jakarta. Untuk memasuki pasar konsumen di Bandung, Promod mempunyai kendala dan tantangan yang besar dari pesaing-pesaingnya. Untuk itu perlu adanya antisipasi dan strategi dari perusahaan. Salah satu strategi pemasaran yang digunakan oleh Promod adalah strategi pencitraan merek. Melihat pentingnya citra merek bagi perusahaan, maka perusahaan harus dapat menanamkan harapan serta minat konsumen pada produk perusahaan. Dengan begitu konsumen akan tertarik dan melakukan pembelian produk Promod tersebut.
Berdasarkan urain diatas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen Promod PVJ Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap brand image Promod? 2. Bagaimana minat beli konsumen terhadap produk Promod ? 3. Seberapa besar pengaruh brand image Promod terhadap minat beli konsumen Promod?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai salah satu dari prasyarat akademik untuk menyelesaikan pendidikan kesarjanaan di Fakutas Bisnis dan Manajemen Program Studi Manajemen Universitas Widyatama. Tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap brand image produk Promod. 2. Mengetahui minat beli konsumen terhadap produk Promod. 3. Mengetahui besarnya pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen.
1.4 Kegunaan Penelitian Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat : 1. Bagi usaha / bisnis Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan dasar sumbangan pemikiran bagi perusahaan mengenai pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen produk Promod.
2. Bagi penulis Sebagai bahan tambahan pengalaman untuk mengembangkan wawasan serta pemahaman dan perbandingan antara teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan praktek yang sebenarnya, khususnya mengenai brand image terhadap minat beli konsumen Promod. 3. Bagi pihak lain yang berkepentingan Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian selanjutnya
serta
untuk
menambah
pengetahuan,
wawasan
serta
pemahaman terbatas mengenai judul yang diteliti.
1.5 Kerangka Pemikiran Pada saat hendak melakukan pemilihan suatu produk konsumen dihadapkan kepada berbagai macam pilihan merek produk. Untuk dapat menarik minat konsumen dalam melakukan pembelian salah satu strategi yang tepat adalah dengan penciptan merek pada produk yang dihasilkan oleh perusahan, sehingga dengan adanya merek tersebut konsumen akan memiliki persepsi dan menciptakan image/ citra yang positif terhadap produk tersebut yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Merek merupakan suatun atribut yang penting dari sebuah produk yang dapat mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan, selain itu merek juga dapat memberikan nilai tambah produk tersebut. Merek dapat mencioptakan image/ citra positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, sehingga hal tersebut akan menciptakan brand image (citra merek) di benak konsumen. Menurut Philip Kotler(2007:332) brand/ merek adalah: Merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Merek merupakan hal yang sangat penting karena konsumen saat ini memilih produk dengan melihat brand/merek terlebih dahulu sebelum melakukanpembelian. Merek tidak hanya sebuah nama, istilah atau symbol dari sebuah produk, lebih dari itu merek merupakan identitas untuk membedakan
produk yang dihasilkan perusahaan dengan produk pesaing. Dengan adanya identitas khusus, hal ini akan mempermudah konsumen untuk mengenali produk dan melakukan pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Selain itu merek memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk. Citra merek (brand image) merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan. Dalam membentuk brand image, kita memasuki dunia persepsi. Image merupakan persepsi yang relatif konsisten daalm jangka panjang. Tidak mudah untuk membentuk image, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula untuk merubahnya. Image yang dibentuk tidak sekedar positif, melainkan image yang jelas, berbeda dan secara relatif lebih unggul dibanding pesaing (Simamora 2007:37) Menurut Kotler (2005:206) brand image adalah : brand image adalah kepercayaaan tentang suatu merek yang membangun gambaran merek itu . Ada 3 dimensi dalam citra merek. Pertama, karakteristik fisik produk suatu merek yang dikenali konsumen. Kedua, kekuatan merek yang mampu menimbulkan manfaat yang disukai atau tidak disukai berdasarkan skala penilaian konsumen. Ketiga, kekuatan konsumen mengenai keyakinannya menentukan secara akurat kualitas suatu merek (Engel dan Blackwell, 1994:373) Tanggapan maksimal tercapai apabila brand image produk tersebut dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Perusahaan harus dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produknya dengan cara meningkatkan citra merek keseluruhan melalui atribut yang mereka miliki dibenak konsumen. Menurut McCarthy (2001 : 298) minat beli didefinisikan sebagai berikut: Minat beli merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya . Brand Image yang dimiliki suatu produk diharapkan mampu mempengaruhi minat konsumen yang pada akhirnya membeli produk tersebut.
1.6 Hipotesis Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur Penelitian (2002:64) mengemukakan hipotesis sebagai :
Suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul . Berdasarkan pengertian diatas hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut: Terdapat pengaruh positif antara brand image terhadap minat beli konsumen.
1.7 Metodologi Penelitian Penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah metode penelitian explanatory. Penelitian explanatory menurut Zulganef (2008:11) adalah: Penelitian yang bertujuan
menelaah kausalitas
antar
variable yang
menjelaskan suatu fenomena tertentu. Dimana bertujuan untuk menjelaskan atau membuktikan hubungan atau pengaruh antar variable. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Data primer Data yang didapatkan sendiri misalnya dengan melakukan wawancara, pengukuran atau penelitian langsung, observasi dilapangan. 2. Data sekunder Data yang diperoleh dari tangan kedua atau data yang diperoleh dari referensi/instansi/lembaga lain. Adapun dalam pengumpulan data, baik primer maupun sekunder dilakukan dengan cara: 1. Studi pustaka (Library research) Yaitu penelitian kepustakaan dengan tujuan untuk memperoleh berbagai referensi tambahan dan penegtahuan teoritis dengan cara membaca dan mempelajari literetur-literatur, catatan-catatan dan buku-buku yang berhubungan dengan objek yang penulis teliti untuk memperoleh data sekunder.
2. Studi lapangan (Field research) Yaitu penelitian secara langsung ketempat penelitian dengan maksud memperoleh data primer. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: a. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau secara langsung perusahaan yang diteliti. b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak yang berwenangyang brhubungan dengan objek yang diteliti. c. Kuisioner, yaitu lembar isian yang didalamnya berisi pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Data-data yang diperoleh kemudian diolah,dianalisis, dan diambil kesimpulan.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di toko Promod yang berlokasi di Paris Van Java Mall jalan Sukajadi Bandung.