1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris (science). Kata (science) sendiri berasal dari kata dalam bahasa Latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. ‘science’ terdiri dari social sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam) Trianto (2012:136). Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi menjadi IPA (Ahmad Susanto 2013:165). Masih menurtut Ahmad Susanto IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikanndi Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah. Selain itu seorang guru bertanggung jawab pula untuk menciptakan situasi yang mendorong motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Berdasarkan latar belakang masalah dapat dijelaskan bahwa siswa merupakan aktor utama dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran tergantung sepenuhnya pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator mutlak harus menguasai model pembelajaran yang efektif, efisien, dan tepat sasaran. Penentuan model pembelajaran yang akan digunakan harus selalu senantiasa diawali dari situasinyata di dalam kelas. Salah satu mata pembelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pengajaran IPA di SD ditujukan sebagai wahana bagi peserta didik untuk mempelajarai diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itulah dalam pengajaran IPA harus dapat membawa anak didik diarahkan
2
untuk menemukan dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Berdasarkan Masalah yang timbul adalah siswa merasa kesulitan dalam menerima materi pelajaran IPA yang dilakukan dengan metode ceramah oleh guru. Siswa masih banyak tidak dapat mengerti dan memahami konsep-konsep IPA yang disampaikan dengan metode ceramah. Siswa sulit untuk membayangkan materi pelajaran IPA yang disampaikan dengan metode ceramah saja. Kesulitan dalam belajar tersebut membuat siswa tidak dapat mengerjakan soal-soal tes yang diberikan guru sehingga hasil belajar yang didapat rendah. Pada pelaksanaan pembelajarannya
masih
menggunakan
sistem
pembelajaran
cenderung
menggunakan metode ceramah dalam mengajar, sehingga dalam proses pembelajaran IPA menimbulkan dampak rendahnya hasil belajar selama pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi bosan dan kurang tertarik dalam belajar IPA. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Mereka ada yang bermain sendiri dan bercanda dengan teman sebangkunya. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas tidak dapat berjalan dengan baik sehingga memperoleh nilai yang rendah atas pekerjaan tugasnya. peneliti ingin menggunakan model pembelajaran Take and Give pada siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Berdasarkan Hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2016 di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siswa kelas 4. Hasil belajar IPA yang didapatkan masih rendah, hal ini ditunjukkan pada nilai UAS Semester gasal yang sebagian siswanya masih belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Batas nilai KKM IPA yang telah ditentukan adalah 70. Namun siswa yang belum tuntas hasil belajarnya adalah sebanyak 16 siswa dari 37 siswa. Siswa yang terdapat 21 tersebut masih memiliki nilai hasil belajar IPA dibawah 70. Peran siswa dalam pembelajaran hanyalah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Sumber belajar yang digunakan oleh guru hanyalah buku pelajaran IPA. Ditemukan bahwa ketuntasan klasikal siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA hanya 43,25% dengan nilai rata-rata kelas hanya 27,16. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
3
Tabel 1.1 Hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Blotongan 03 pada Pra Siklus No 1 2 3 4 5 6
Ketuntasan KKM = 70 Tidak Tuntas < KKM (70) Tuntas ≥ KKM (70) Jumlah siswa Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata kelas
Kesimpulan
berdasarkan
Frekuensi 16 21 37 50 87 27,16
uraian
atau
Prosentase(%) 43,25% 56,75% 100%
penjelasan
tersebut
bahwa
pembelajaran IPA yang telah berlangsung kurang berjalan dengan baik. Masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran merupakan suatu kendala yang menyebabkan tujuan pembelajaran tidak mencapai indikator dengan baik. Permasalahan tersebut perlu segera diatasi. Salah satu caranya adalah memperbaiki rencana pembelajaran yaitu dengan memberikan tindakan berupa Definisi tersebut memiliki pengertian luas, Istilah
Take and Give sering
dikonotasikan orang dengan saling memberi dan saling menerima. Maka saling memberi dan menerima itu jugalah yang menjadi intisari dari model pembelajaran Take and Give ini. Jadi pengertian model pembelajaran Take and Give ini adalah rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa yang didalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh masing-masing siswa. Kemudian siswa mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan yang didapatnya dikartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang ada padanya dan yang dia terima dari pasangannya. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan penjelasan dan pendapat yang ada untuk “UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS 4 DI SD NEGERI BLOTONGAN 03 KECAMATAN SIDEREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah penggunaan model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil
belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. 2.
Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Take and Give pada Siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II Tahun Pelajaran 2015/2016?
1.3 Identifikasi Masalah Identifikasi penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar IPA, Siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan. 2. Salah satu upaya pemilihan model pembelajaran Take and Give untuk meningkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Siderejo Kota Salatiga Semester II Tahun pelajaran 2015/2016?
1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk
mengetahui
model
pembelajaran
Take
and
Give
dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan baik melalui model pembelajaran Take and Give pada siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016?
5
1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah bagi:
1.5.1
Manfaat teoritis Dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat memberikan pengetahuan
dan pengalaman baru bagi dunia pendidikan khususnya bagi para guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar Siswa mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Take and Give.
1.5.2
Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa lebih aktif dan menumbuhkan semangat kerjasama serta dengan penggunaan model pembelajaran Take and Give siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran. b. Bagi Guru Dengan dilakukannya penelitian ini maka guru dapat menerapkan model pembelajaran Take and Give dalam pembelajaran dengan baik. c. Bagi Sekolah Dapat menjadi data awal tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Take and Give. d. Bagi Penulis Bagi penulis
sendiri, penelitian ini dapat memberikan suatu
informasi untuk menerapkan model pembelajaran Take and Give ketika penulis nantinya.
sudah terjun langsung dilapangan sebagai pendidik