BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses mendidik yang menjadikan manusia seutuhnya untuk memiliki ilmu pengetahuan dan nilai-nilai norma dan etika. Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanahkan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi perserta didik untuk berpartisipasi aktif. Peraturan peran pemerintah tersebut memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dengan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Akan tetapi, siswa sebagai peserta didik belum tentu memiliki kemampuan yang sama dan sesuai dengan kemandirian tersebut, karena setiap individu memiliki kepandaian dan kemandirian yang berbeda-beda dan pasti memiliki kelebihan tersendiri. Dalam proses pembelajaran yang dirancang oleh guru sebagai peserta didik dituntut untuk kreatif agar dapat mengetahuibakat dan minat yang sesuai dengan perkembangan fisik, inteligensi, dan psikologi anak. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat, lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat local, nasional maupun
global
(Permendiknas
No.
22
Tahun
2006).Keberadaan
Ilmu
Pengetahuan Sosial pada pendidikan dasar sebagai sarana dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi
dengan
lingkungannya.Selain
itu
siswa
dibimbing
untuk
mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang positif dan kritis terhadap yang negatif serta memiliki kepedulian terhadap kegiatan sosial, proses demokrasi, kegagalan ekologi, memberikan pengetahuan sosio kultural
1
2
yang majemuk, mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan hidup yang mandiri.Untukmencapai tujuan pembelajaran IPS dan kompetensinya, diperlukan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar siswa siswa maupun siswa siswa dengan guru. Pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif jika disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa mengalami apa yang dipelajarinya sehingga menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya, dan siswa membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya dengan berinteraksi dengan teman atau gurunya, serta menggunakan sebagai sumber dan media. Perkembangan hidup seseorang pada hakikatnya mulai dari saat dia lahir sampai menjadi dewasa dan tidak lepas dari masyarakat.Oleh karena itu, pengetahuan sosial dapat dikatakan tidak asing bagi kehidupan orang, kehidupan sosial manusia dimasyarakat beraspek majemuk yang meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi dan politik.Karena tiap aspek kehidupan itu mencakup lingkup yang luas, untuk mempelajari dan mengkajinya menurut bidang-bidang ilmu yang khusus.Melalui ilmu-ilmu sosial dikembangkan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai dengan aspek kehidupan sosial masing-masing. IPS sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan sosial, melain kan lebih jauh daripada itu berupaya membina dan mengembangkan siswa menjadi sumber daya manusia yang berketerampilan sosial dan intelektual sebagai warga masyarakat dan warga negara memiliki perhatian, kepedulian sosial yang bertanggung jawa. Kehidupan dimasyarakat dan bermasyarakat yang terus berkembang menjadi landasan bagi pengembangan IPS sebagai bidang pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan dan tuntutan kemajuan kehidupan yang terjadi pada saat ini. Model pembelajaran cooperative script menurut Schank dan Abelson dalam Hadi (2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa sepertiilustrasi
kehidupan
sosial
siswa
dengan
lingkungannya
sebagai
individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.
3
Menurut Dansereau (dalam Slavin, 2005:40) dalam model pembelajaran Cooperative Script, peserta didik tersebut berperan sebagai pembaca dan pendengar, mereka membaca satu bagian teks, kemudian informasinya sementara pendengan mengkoreksi kesalahan, mengisi materi yang hilang, dan memikirkan cara bagaimana kedua peserta didik dapat mengingat gagasan utamanya. Pada bagian berikutnya para peserta didik bertukar peran. Model pembelajaran cooperative script digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dapat kesempatan mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya. Menurut Lambiotte, ddk. (1988:214), Strategi pembelajaran cooperative script memiliki beberapa kelebihan kelebihan sebagai berikut: 1. Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakini benar. 2. Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumberlain, dan belajar dari siswa lain. 3. Mendorong
siswa
untuk
berlatih
memecahkan
masalah
dengan
mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide siswa dengan ide temannya.
4
4. Membantu siswa belajar menghormati temannya yang pintar dan siswa yang kurang pintar serta menerima perbedaan yang ada. 5. Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu mengungkapkan pemikirannya. 6. Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial. 7. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Model pembelajaran cooperative script dapat melatih siswa untuk berani mengeluarkan ide-ide pokok dalam suatu kelompok, karena siswa setelah membaca dan mendiskusikan akan menganalisis artikel atau bahan bacaan tersebut, kemudian menyampaikan ide pokok ke sesama teman, dapat melatih siswa untuk berbicara dengan orang lain, selain itu juga siswa yang berfungsi sebagai pendengar akan mencatat ide pokok dan membantu melengkapi ide pokok tersebut jika masih kurang lengkap. Biasanya siswa tidak berani mengeluarkan pendapat kepada guru, namun berani mengeluarkan argumennya kepada sesama siswa. Berdasarkan observasi SD kutowinangun 08,khususnya di kelas III, dengan jumlah siswa 26, dalam mata pelajaran IPS, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu menggunakan model konvesional dan kurang bervariasi, kondisi seperti ini membuat minat belajar siswa semakin berkurang sehingga siswa semankin malas untuk belajar. Hal ini juga dapat dilihat pada hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sebesar 65. Dengan nilai ratarata 63,65 dapat dilihat bahwa hanya 15% siswa yang sudah mencapai KKM sedang 85% siswa yang belum mencapai KKM. Kondisi seperti ini tentunya merupakan tantangan bagi seorang guru.Karena seorang guru harus tahu bagaimana membuat siswa dapat melakukan pembelajaran dengan baik, aktif, kritis khususnya dalam pembelajaran IPS. Dari latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Efektivitas Model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar IPS dan minat belajar siswa Kelas III Kutowinangun 09 dan SDN Kutowinangun 08 Semester I Tahun Ajaran 2016/2017.
5
1.2 Identifikasi Masalah Melalui hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas, diperoleh beberapa hal untuk mengungkapkan identifikasi sebagai berikut: 1. Dalam menerima informasi guru, siswa sering bercerita sendiri 2. Siswa bermain sendiri pada saat proses belajar mengajar berlangsung 3. Siswa kurang serius dalam menerima informasi guru 4. Prosedur pembelajaran tidak diikuti oleh seluruh siswa dikelas 5. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran 6. Guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa 7. Guru kurang memotivasi interaksi tanya jawab antara guru dan siswa 8. Guru kurang memberikan contoh yang konkret kepada siswa 9. Guru kurang optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaran 10. Kurangnya pengawasan guru pada saat siswa mengerjakan soal 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah model cooperative script lebih efektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas III. 2. Apakah model cooperative script dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas III. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar siswa. 2. untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas III dengan model pembelajaran cooperative script.
6
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap bidang pendidikan adapun manfaatnya yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoritis Untuk mengembangkan model pembelajaran cooperative script serta meningkatkatkan hasil belajar dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS sekolah dasar. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sekolah untuk menjadi acuan peningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran untuk semua mata pelajaran dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran IPS. 2. Bagi Guru Memotivasi guru dan memberikan dorongan agar kualitas guru dalam mengajar semangkin meningkat dengan menggunakan model-model dalam pembelajaran khususnya model pembelajaran cooperative script dan mendorong guru untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya hasil belajar pada mata pelajaran IPS. 3. Bagi Siswa Dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS, membuat siswa aktif dalam proses belajar mengajar, siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide-ide dalam proses pembelajaran secara aktif dan siswa bisa lebih mandiri karena masing-masing individu mempunyai peran sendiri.