BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, kebutuhan manusia akan
energi semakin besar. Hampir setiap kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan sumber daya energi seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Indonesia merupakan salah satu penghasil sumber daya alam terbesar di dunia. Sebagai contoh, cadangan emas terbesar di dunia terdapat di Gunung Grasberg, Papua. Indonesia juga merupakan salah satu penghasil timah, tembaga, dan minyak bumi terbesar di dunia. Pada 2007, produksi minyak bumi di Indonesia mencapai angka 227 juta barel. 1 Jadi, energi juga merupakan salah satu sumber devisa terbesar bagi negara. Sebagai gambaran, pada tahun 2007 sektor energi dan sumber daya mineral Indonesia menyumbang US$56.9 miliar kepada penerimaan negara. Sedangkan dari sektor fiskal, devisa dari sektor ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 200 triliun. 2 Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia harus terus dilakukan guna menjaga kelangsungan suplai energi domestik dan sebagai komoditi ekspor. Tuntutan produksi serta proyeksi bisnis yang cukup menjanjikan dari sektor energi dan sumber daya mineral membuat berbagai pihak yang berkepentingan berlomba-lomba memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Lokasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tersebut tersebar di berbagai wilayah, seperti Pulau Jawa, Sulawesi, dan Papua. Namun yang terbesar berada di Pulau Kalimantan, terutama di Provinsi Kalimantan Timur. Di provinsi tersebut terdapat banyak pihak yang melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, termasuk dari pemerintah, perusahaan nasional swasta, maupun perusahaan multinasional yang sudah mengantongi izin dari pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah.
1 2
http://www.migas.esdm.go.id http://www1.esdm.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=954&Itemid=94
1
Perusahaan minyak dan gas asing yang beroperasi di Kalimantan Timur antara lain TOTAL E&P INDONESIE yang mempunyai lapangan di daerah Delta Mahakam, UNOCAL yang beroperasi di wilayah Tanjung Santan, dan Vico Indonesia yang area operasinya meliputi Badak, Anggana, dan Marangkayu. Dengan banyaknya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia, maka semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah setempat. Hal terburuk yang dapat terjadi yaitu adanya tumpahan minyak, yang dapat merusak sebagian besar ekosistem laut. Semakin lambat penanggulangan penyebaran tumpahan minyak tersebut, semakin besar kerugian yang akan diderita baik oleh perusahaan maupun masyarakat lokal, terutama orang-orang yang mata pencahariannya bergantung kepada alam seperti nelayan. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti membutuhkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. 3 Dengan adanya Amdal, kerusakan yang berpotensi untuk terjadi di kawasan eksplorasi dan eksploitasi dapat diperhitungkan, serta diminimalisir secara optimal. Seperti disebutkan sebelumnya, Provinsi Kalimantan Timur merupakan kawasan di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang besar. Banyaknya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang terletak di provinsi tersebut memperbesar kemungkinan adanya pencemaran lingkungan, termasuk di daerah sekitar Delta Mahakam. Secara khusus, tugas akhir ini akan membahas mengenai penyebaran tumpahan minyak dan risk assessment yang terdapat di daerah Delta Mahakam tersebut.
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_Mengenai_Dampak_Lingkungan
2
Gambar 1.1. Peta Delta Mahakam, Kalimantan Timur
1.2.
Tujuan Tujuan dikerjakannya tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui serta mempelajari
arah pergerakan tumpahan minyak yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah Delta Mahakam. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan berpotensi menghasilkan tumpahan minyak yang terdapat di perairan Delta Mahakam. Perhitungan probabilitas adanya tumpahan minyak di perairan Delta Mahakam juga dilakukan, agar dapat terkumpul data-data yang bisa digunakan untuk mendukung terselesaikannya risk assessment dari tumpahan minyak tersebut. Dengan adanya risk assessment ini, maka dapat diperkirakan besarnya minyak yang tumpah ke perairan Delta Mahakam, sehingga kerusakan ekosistem dapat diminimalisir dan dicegah sehingga tidak merugikan banyak pihak seperti perusahaan dan masyarakat yang tinggal di sekitar Delta Mahakam, terutama yang penghasilan hidupnya bergantung kepada alam.
3
1.3
Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam tugas akhir ini yaitu: 1.
Hindcasting.
2.
Perhitungan Flushing Time.
3.
Pengukuran elevasi pasang surut.
4.
Pemodelan arah dan pergerakan arus di Delta Mahakam.
5.
Pemodelan pola dan arah penyebaran minyak yang terjadi.
6.
Penghitungan probabilitas area Delta Mahakam yang terkena minyak.
7.
Penentuan Environmental Sensitivity Index Number (ESIN) wilayah Delata Mahakam.
8.
1.4
Perhitungan Oil Spill Risk Number (OSRN).
Batasan Masalah Masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini dibatasi sebagai berikut: 1.
Analisis risiko hanya dilakukan pada wilayah-wilayah yang terdapat dalam model domain dan memiliki kemungkinan terkena minyak.
2.
Arus yang diperhitungkan hanya arus yang terdapat di permukaan.
3.
Penyebaran minyak yang ditinjau hanya yang terjadi di permukaan.
4.
Perhitungan Oil Spill Risk Number (OSRN) hanya dilakukan pada dataran kering (dry land).
5.
Jumlah minyak yang tersebar di permukaan diasumsikan sama dengan jumlah minyak yang keluar dari outfall.
1.5
Metodologi Penelitian Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam tugas akhir ini dilakukan dengan
mengumpulkan berbagai macam informasi serta data. Kumpulan informasi dan data tersebut lalu dijadikan sebagai input dari pemodelan yang penulis gunakan. Pemodelan tumpahan minyak dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MoTuM (Model Tumpahan Minyak). MoTuM digunakan untuk membuat simulasi dari pergerakan arus laut tiga dimensi yang dipengaruhi oleh faktor angin, pasang surut, perbedaan densitas, dan sungai dengan cepat dan akurat.
4
1.6
Sistematika Penulisan Laporan Laporan tugas akhir ini disusun dan terbagi ke dalam enam bab pembahasan
dengan rincian sebagai berikut. Bab pertama yaitu Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika laporan. Bab dua yaitu Metodologi, yang berisi tentang penjelasan mengenai Risk Assessment Oil Spill Model, Model Tumpahan Minyak (MoTuM), rumus-rumus umum yang digunakan untuk mendukung penghitungan di dalam laporan tugas akhir ini, penjelasan mengenai prilaku tumpahan minyak di perairan, evaporasi, dan penyebaran tumpahan minyak Bab tiga berjudul Daerah Studi, yang menjelaskan mengenai daerah tinjauan penelitian dalam laporan tugas akhir ini. Penelitian terfokus kepada daerah Delta Mahakam di Provinsi Kalimantan Timur. Bab ini juga berisi gambar-gambar lokasi daerah tinjauan, serta peta tata guna lahan (land use) Delta Mahakam. Bab empat adalah Simulasi MoTuM. Dalam bab ini terdapat data-data yang digunakan sebagai input dalam aplikasi penggunaan MoTuM. Dijelaskan juga mengenai simulasi penggunaan MoTuM di Delta Mahakam sebagai daerah tinjauan penelitian. Bab lima yaitu Analisa. Bab ini berisi pembahasan hasil dari simulasi program MoTuM di Delta Mahakam, penentuan Environmental Sensitivity Index Number, dan Oil Spill Risk Number untuk wilayah-wilayah yang memiliki probabilitas untuk terkena tumpahan minyak. Bab enam yaitu penutup. Dalam bab ini dijelaskan kesimpulan dari pembahasan yang terdapat dalam laporan tugas akhir ini, serta saran yang diambil dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan.
5