BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan tidak asing dengan istilah UN, yaitu Ujian Nasional. UN diselenggarakan oleh BSNP bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta satuan pendidikan. UN diatur dalam PERMENDIKNAS No. 74 tahun 2009 tentang Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB). Sesuai dengan pasal 5 setiap siswa yang belajar pada tahun akhir/kelas VI berhak mengikuti UN dengan syarat siswa tersebut telah terdaftar sebagai peserta dan siswa harus memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan formal mulai kelas I semester I hingga kelas VI semester I. Mata pelajaran yang diujikan pada UN meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kriteria kelulusan UN ditetapkan oleh setiap sekolah/madrasah masing yang siswanya mengikuti UN, nilai standar kelulusan biasanya meningkat setiap tahun. Untuk meningkatkan mutu lulusan pemerintah meningkatkan setandar kelulusan dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam prinsip-prinsip penyusunan RPP mendorong partisipasi aktif siswa dimana proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada siswa untuk mendorong kemandirian dan semangat belajar. Berdasarkan penjelasan diatas maka proses pembelajaran berpusat pada siswa. Dalam kegiatan pembelajaran guru hanya memfasilitasi siswa ,sehingga siswa dituntut untuk memiliki kemandirian dalam belajar. Belajar mandiri adalah kegiatan atas prakarsa sendiri Dalam pengetahuan sikap dan keterampilan tanpa tergantung dan mendapatkan bimbingan secara langsung dari orang lain. Salah satu masalah di SD Negeri Gondang Kelas VI A dan Kelas VI B masih rendahnya nilai peserta didik yang mengikuti UN mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini nampak rata-rata hasil belajar peserta didik masih dibawah KKM yaitu 70
61
2
sedangkan untuk SKL 6.00 kemandirian belajar tentunya merupakan proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Dalam pengetahuan sikap dan keterampilan tanpa tergantung dengan orang lain, sedangkan bimbingan orang tua sangat berpengaruh terhadap hasil belajar karena tanpa bimbingan orang tua siswa saat dirumah jarang mengunakan waktu luang untuk belajar melainkan waktu luang dirumah digunakan untuk bermain atau menonton televisi, dengan demikian orang tua sangat berpangaruh dalam memberikan motifasi kepada siswa untuk belajar. Dalam hal ini siswa dituntut untuk memiliki kemandirian belajar. Masalah ini dijumpai di SD Negeri Gondang Kelas VI A dan VI B kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi yang dapat mengarahkan siswa untuk belajar mandiri dengan bimbingan orang tua yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan demikian mendorong penulis untuk melakukan penelitian guna meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas VI tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara kelas kemandirian belajar dan kelas bimbingan orang tua apakah terdapat perbedaan yang signifikan. Khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang di-UN-kan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri Gondang kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosbo. Wongsri Cantwell, Archer (2002) Kemandirian belajar yaitu sebagai proses belajar di mana individu memiliki rasa tanggung jawab dalam merancang belajarnya, dan menerapkan, serta mengevaluasi proses belajarnya. Definisi di atas menggambarkan
karakteristik
internal
dimana
individu
mengarahkan
dan
memusatkan diri pada keinginan belajarnya sendiri, serta mengambil tanggung jawab dalam belajarnya. Kemandirian belajar harus dimiliki setiap individu terutama yang mengikuti pendidikan tersier (pendidikan tinggi). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan di mana individu mengatur secara aktif proses belajarnya, merupakan proses internal yang dimiliki dan dilaksanakan oleh individu yang sedang belajar. Pendidikan perlu diterapkan secara dini yaitu pendidikan yang dilakukan dari keluarga. Pendidikan di lingkungan keluarga ini sebagai tempat pertama pertumbuhan dan perkembangan amak untuk masa-masa selanjutnya. Orang tua mempunyai tangung jawab penuh atas anak-anaknya. Peranan orang tua tidak hanya
3
menyediakan materi dan saat-saat belajar tetapi juga pengawasan waktu belajar dan membimbing anak-anaknya untuk mengatasi kesulitas belajar. Orang tua sebagai salah satu pihak yang bertangung jawab dalam pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan anak. Kartono (2005:5) mengatakan bahwa : Orang tua harus dapat menciptakan situsasi dan kondisi baik fisik maupun psikis, baik secara sosial maupun non sosial yang memadai agar tercapai hasil belajar yang optimal. Hal ini karena keluarga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan murid khususnya jika orang tua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktifitas belajar anaknya. Sehingga kemungkinan diri dari anak untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Long (Kerlin, 2001) memandang belajar sebagai proses kognitif yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan individu, pengetahuan sebelumnya, sikap, pandangan individu, konten, dan cara penyajian. Satu sub-faktor penting dari keadaan individu yang mempengaruhi belajar. hasil belajar merupakan hasil usaha siswa dalam belajar yang dijadikan tolok ukur untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap serta mengerti apa yang telah dipelajarinya . Menurut Battersby (Slameto:2008) pencapaian hasil belajar secara garis besar dibedakan atas dua jenis faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor internal dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor biologik dan faktor psikologik. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologik antara lain: usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologik antara lain: kepribadian, kreatifitas, gaya belajar, minat, bakat, IQ, sikap belajar, kebiasaan belajar. Motivasi, suasana hati dan kelelahan; 2) Faktor eksternal diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor manusia dan non-manusia. Faktor manusia antara lain: Orang tua, guru dan teman. Sedangkan faktor non-manusia seperti: Kurikulum, fasilitas belajar di sekolah dan di rumah, status sosial keluarga dan tujuan pendidikan (Nasution dalam Nike:2010). Perencanaan observasi yang akan peneliti lakukan dikelas VI A dan Kelas VI B SD Negeri Gondang pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, mencari tahu rata-rata siswa yang menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis sesuai dengan jadwal sebelum pelajaran dimulai sejumlah 75%, siswa berani
4
bertanya tentang materi pembelajaran yang belum jelas sejumlah 33%, siswa suka melihat pekerjaan teman 50 %, siswa mengerjakan tugas dari guru tepat waktu sejumlah 41 %,siswa percaya dengan hasil pekerjaan sendiri sejumlah 41 %,siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelasnya 41 %,Menyontek 58 %. Setelah mengetahui hasilnya dihitung dari jumlah siswa kelas VI sebanyak 60 siswa Kelas VI a Berjumlah 30 Siswa Laki- laki 16 Perempuan 14, sedangkan kelas VI b berjumlah 30 laki- laki 12 perempuan 18. Melakukan wawancara beberapa siswa kelas VI SD N Gondang dan wawancara dengan guru kelas VI, nilai SKL 60 dan KKM 70 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia . Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perlu diadakan penelitian terhadap kemandirian belajar siswa dan bimbingan orang tua bertujuan untuk meningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI yang di-UN-kan SD Negeri Gondang Kecamatan Watumalang. Untuk itu penulis melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Bimbingan orang Tua Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI SD Negeri Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2011/2012 . 1.2
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah: a.
Apakah terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di-UN-kan siswa kelas VI SD N Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012”.
b.
Apakah terdapat pengaruh bimbingan orang tua dapat memberikan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di-UN-kan siswa kelas VI SD N Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012”.
5
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: a.
Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di-UN-kan siswa kelas VI SD N Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012”.
b.
Untuk mengetahui apakah bimbingan orang tua dapat memberikan hasil yang signifikan untuk nilai UN mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD N Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012”.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan ada manfaatnya bagi dunia pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Segi teori Secara umum penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh kemandirian belajar dan bimbingan orang tua terhadap hasil belajar siswa. 2. Segi praktis a. Bagi siswa Siswa dapat meningkatkan kemandirian belajar terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di-UN-kan seperti rajin mempelajari materi yang telah diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. b. Bagi guru Guru dapat memberikan dorongan dan motifasi kepada siswa agar meningkatkan kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di-UN-kan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Sekolah Sekolah dapat memfasilitasi belajar bahasa Indonesia yang di-Un-kan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.