1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Kegiatan dalam proses pembelajaran, menjadi penentu tingkat keberhasilan suatu pembelajaran. Keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, yang pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam diri peserta didik (internal) dan faktor dari luar diri peserta didik (eksternal). Peserta didik merupakan subyek utama yang menjadi sasaran dalam proses belajar, faktor kondisi peserta didik baik fisik maupun psikologisnya menjadi hal yang paling penting dalam mendukung keberhasilan dalam belajar. Faktor dari luar yang dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik salah satunya adalah cara guru dalam mengajar materi pembelajaran. Peran guru di sekolah adalah untuk mendidik para peserta didik, agar peserta didik memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang bermanfaat dan dapat mengembangkan kreativitas dalam pola pikir serta tindakannya. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses menyatakan bahwa dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik, maka proses pembelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pernyataan dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 memperjelas bahwa proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa dengan
1
2
tujuan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan komponen-komponen dalam pembelajaran dengan baik. Komponen-komponen pembelajaran yang diperlu diperhatikan oleh guru diantaranya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penilaian pembelajaran. Dengan adanya ketiga komponen pembelajaran tersebut proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang akan mampu memotivasi siswa secara aktif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang demikian juga akan memberikan ruang yang cukup bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan
yang
diperlukan
dirinya,
masyarkat,
bangsa
dan
mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan siswa mengikuti pendidikan menengah. Dalam pelaksanaan pembelajaran, tugas utama seorang guru adalah mengajar, mendidik dan melatih siswa mencapai taraf kecerdasan, ketinggian budi pekerti dan ketrampilan yang optimal. Agar dapat mampu melaksanakan tugasnya dengan baik guru harus mampu menguasai berbagai kemampuan dan keahlian. Guru dituntut menguasai materi pelajaran dan mampu menyajikannya dengan baik serta mampu menilai kinerjanya. Masalah yang ditemui adalah guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Siswa aktif bertanya jawab bersama guru. Namun hasil evaluasi siswa pada saat diberi evaluasi anak yang masih dibawah KKM.
3
Guru mempunyai peran penting dalam meningkatkan kemampuan siswa di Sekolah Dasar juga sebagai kunci pokok peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapat perhatian terbesar, baik perhatian dikalangan pendidik maupun orang tua. Mata pelajaran IPA menjadi sangat penting karena diperlukan dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Belajar IPA semestinya dapat membantu siswa agar dapat berpikir logis tentang peristiwa sehari-hari dan meningkatkan perkembangan intelektual. Selain itu IPA juga termasuk salah satu pelajaran yang di UASBN kan, sehingga pembelajaran IPA menjadi sangat penting untuk dimengerti oleh siswa. Namun demikian selama ini pembelajaran IPA di SDN Bugel 02 Salatiga belum mencapai hasil belajar yang memuaskan. Berdasarkan informasi dari guru kelas V masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan di sekolah. Nilai rata-rata kelas sebesar 58,33 dalam skala 100 yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar 65. Dari 12 siswa dalam kelas, yang mencapai KKM hanya 4 anak (33,33%), dan 8 anak (66,67%) masih dibawah KKM yang telah ditetapkan. Ini menjelaskan bahwa hasil belajar IPA tentang materi sifat – sifat cahaya dan pemanfaatannya masih rendah. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas adalah penggunaan strategi mengajar, pemilihan strategi pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yaitu model pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang pada dasarnya mengajak siswa turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisiknya. Salah satu model pembelajaran aktif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Masalah lain yang ditemui guru adalah kesulitan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan yang diharapkan seorang guru secara pribadi saat mengajar. Hal ini disebabkan oleh berbagai
4
faktor di sekitar guru yang mempengaruhinya. Dari siswa, banyak hal yang dapat terjadi dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, siswa tidak memperhatikan dalam kelas, siswa tidak mengerjakan tugas sesuai harapan, siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan siswa terlalu terkonsentrasi pada hal lain, ada juga siswa yang masih kurang bisa membaca. Semua ini akan mempengaruhi hasil pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan sulit dicapai. Guru menjelaskan materi dengan baik. Siswa aktif bertanya jawab bersama guru. Namun hasil evaluasi siswa pada saat diberi evaluasi ada beberapa anak yang masih dibawah KKM. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SD N Bugel 02 Salatiga akan melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah untuk memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki belajar siswa, sehingga proses pembelajaran akan cepat diperbaiki. 1.2. Identifikasi masalah Berdasarkan pemasalahan di atas: a.
Hasil belajar siswa masih dibawah KKM yaitu 65. Siswa pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami materi dalam mata pelajaran IPA hal ini terbukti setiap kali diadakan ulangan harian,nilai rata-rata kelas masih jauh dibawah ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas 58,33 (rentang nilai 0100) sedangkan siswa dianggap tuntas belajar bila memperoleh nilai 65 (rentang nilai 0-100) dari 12 siswa.
b.
Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran masih kurang berminat karena pembelajaran masih menggunakan pembelajaran konvensional yaitu ceramah.
c.
Alasan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dalam penelitian ini, karena dalam model pembelajaran Number Head Together (NHT) terdapat aktivitas diskusi kelompok, sehingga siswa dapat lebih tertarik dan aktif mengikuti pembelajaran.
5
1.3. Rumusan Masalah Dalam permasalahan di atas, dengan demikian dapat dirumuskan masalah : “ Apakah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD N Bugel 02 salatiga semester II dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Number Head Together (NHT).” 1.4. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Apakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siswa Kelas V Dapat Di Upayakan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Pada Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas V SD N Bugel 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”. 1.5. Manfaat Penelitian Perbaikan pembelajaran mempunyai manfaat bagi guru, siswa, sekolah atau pendidikan pada umumnya. Adapun manfaatnya sebagai berikut: 1.
Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu yang positif bagi
pengembangan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT). 2.
Manfaat Praktis
a. Bagi guru a) Diperolehnya suatu kreatifitas dan variasi serta menambah wawasan guru dalam menerapkan metode pembelajaran Number Head Together (NHT). b) Meningkatkan profesionalisme pada guru dengan mengembangkan metode pembelajaran Number Head Together (NHT). b. Bagi siswa a) Model tersebut dapat memberikan nuansa baru bagi siswa yang dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa. b) Memberikan motivasi agar siswa lebih ingin belajar. c) Meningkatkan siswa untuk lebih bertanya.
6
c.
Bagi sekolah
a)
Membantu sekolah untuk berkembang dan meningkatkan mutu pendidikan sekolah
b) Meningkatkan motivasi belajar guru lain untuk menggunakan pembelajaran yang cocok bagi guru dan menciptakan sekolah sebagai pusat kegiatan belajar peserta didik.