BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, arti penting dari sumber daya manusia terletak pada kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaran-sasaran pelaksanaan pekerjaan serta kesempatan yang diperoleh untuk mencapai kepuasan terhadap hasil kerjanya, sehingga dapat memberikan kontribusi dan prestasi kerja yang optimal untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur Negara, yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Dengan kata lain, keberhasilan atau kemunduran suatu organisasi tergantung pada keahlian dan ketrampilan pegawainya masing-masing yang bekerja di dalamnya. Kemajuan transportasi dan teknologi dari waktu ke waktu terus berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya bentuk-bentuk usaha, dimana dalam melaksanakan usaha tersebut diperlukan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan yang memadai. Pemanfaatan transportasi dan teknologi oleh perusahaan yang melaksanakan kegiatan usaha yang menghasilkan pelayanan jasa bertujuan memberikan kepuasan kepada konsumen. Salah satunya adalah Dinas Perhubungan, yang saat ini berusaha mensejahterakan masyarakat umum akan perlunya sarana transportasi dalam kehidupannnya. Dinas Perhubungan merupakan Dinas Daerah yang menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan. Sebelum berubah menjadi Dinas Perhubungan pada tahun 2001 dulu bernama Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi DT I Jawa Barat Cabang Kota Madya DT II Bandung sampai tahun 1997, kemudian dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 dirubah menjadi Dinas Lalu lintas dan Angkutan Jalan Kota Madya DT II Bandung.
Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat di Bandung merupakan cabang wilayah provinsi yang kepanjangan dari Departemen Perhubungan Pusat di Jakarta yang berkomitmen tinggi untuk menciptakan aparatur negara yang professional, berkualitas, bermoral tinggi dan bertanggung jawab sehingga dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya akan mampu memberikan kepuasan yang optimal kepada masyarakat luas, instansi pemerintah, swasta, dan stake holder di wilayah kerja Kantor Bandung. Berdasarkan observasi sementara di Dinas Perhubungan Jawa Barat Kota Bandung, banyak pegawai yang telah mengikuti Diklat yang tidak sesuai pada penempatan pekerjaannya. Setiap tahun program Diklat dilaksanakan namun tidak sesuai dengan kebutuhan akan pada posisi pekerjaan yang ada dari pendidikan dan pelatihan diikuti pegawai Dinas Perhubungan, seperti bagian hubungan darat dan laut bagian teknis lapangan. Hal ini terjadi karena alokasi anggaran setiap tahunnya tidak selalu tersedia dan tidak memenuhi kebutuhan permintaan. Syaratsyarat pegawai yang mengikuti program Diklat adalah pendidikan, umur, pangkat, dan masa kerja. Berikut ini jumlah karyawan dan golongannya. Tabel 1.1 Jumlah Pegawai pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat No
UNIT KERJA
GOLONGAN IV Jumlah
GOLONGAN III Jumlah
GOLONGAN II Jumlah
GOLONGAN I Jumlah
1
KEPALA DINAS
1
0
0
0
2
SEKRETARIAT
1
38
15
2
3
BIDANG TRANS. DARAT
2
21
2
0
4
BIDANG TRANS. LAUT DAN ASDP
0
7
3
0
5
BIDANG TRANS. UDARA
3
12
0
0
6
BIDANG BINA SISTEM OPS. TRANS.
1
22
2
1
0
56
25
2
1
84
32
1
1
13
11
0
1
23
20
7
11
276
110
13
7 8 9 10
UPTD LLAJ WIL. I BOGORPURWAKARTA UPTD LLAJ WIL. II CIREBONPRIANGAN BALAI PENGELOLAAN BANDAR UDARA BALAI PPL ASDP Jumlah
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan tabel 1.1. masih terdapatnya karyawan golongan II dan I yang berpendidikan SMA. Secara kuantitas jumlah pegawai administrasi adalah 80% dari semua pegawai Dinas Perhubungan Jawa Barat Kota Bandung. Dari jumlah tersebut mayoritas pegawai adalah lulusan SMA yang dilihat dari riwayat pekerja merupakan pegawai lama yang sudah bekerja puluhan tahun dan akan mendekati usia pensiun. Sehingga hal ini membuat minimnya pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam menyusun dan menyajikan data serta informasi kepegawaian yang terkomputerisasi di Dinas Perhubungan Jawa Barat Kota Bandung yang berupa laporan keterlambatan masa uji kendaraan, uji emisi dan beban kendaraan. Hal ini harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, karena data dan informasi kegawaian merupakan salah satu produk unggulan di masa mendatang Sumber : (Bapak Subuh – Bag. Sub Kepagawaian Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Bandung). Fenomena tersebut di atas menunjukkan bahwa pentingnya pengetahuan dan keterampilan karyawan. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja adalah dengan Pendidikan dan Pelatihan yang sesuai dan tepat berprestasi yang tinggi dan terarah. Hal ini tentu akan membuat motivasi pegawai menjadi baik kembali dan tentunya merupakan suatu keuntungan bagi perusahaan karena pegawai kembali memberikan kontribusi yang positif untuk perusahaan. Dari masalah yang diuraikan diatas, penulis memilih tentang sumber daya manusia khususnya masalah kinerja pegawai yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan mengambil judul : “Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan Jawa Barat Kota Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi program pendidikan dan pelatihan dengan mengambil program pendidikan dan pelatihan yang ada di Dinas Perhubungan Jawa Barat yang merupakan program pengembangan karyawan atau employee development.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Program Pendidikan dan Pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat. 2. Bagaimana Kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan Jawa Barat. 3. Seberapa besar pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan Jawa Barat.
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan skripsi guna memenuhi persyaratan untuk menempuh sidang sarjana pada fakultas bisnis dan manajemen Universitas Widyatama. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran mengenai program Pendidikan dan Pelatihan yang dilakukan pada Dinas Perhubungan Jawa Barat. 2. Untuk
mengetahui
bagaimana
Kinerja
pegawai
pada
Dinas
Perhubungan Jawa Barat. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan Jawa Barat.
1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahi dan menerapkan manajemen sumber daya manusia khususnya masalah mutasi jabatan dalam perusahaan dan semua pihak yang berkaitan di dalam proses pekerjaan dalam perusahaan. Secara khusus penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Penulis Diharapkan dapat memperkaya wawasan berpikir penulis dalam masalah manajemen sumber daya manusia, khusunya mengenai Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja karyawan. 2. Perusahaan yang menjadi objek penelitian Dapat
menjadi
masukan
yang
berguna
dalam
melaksanakan
Pendidikan dan Pelatihan yang sesuai dan tepat agar dapat meningkatkan Kinerja karyawan. 3. Pihak-pihak lainnya Agar menjadi bahan bacaan dan sumber pengetahuan bagi pihak yang membutuhkannya, khususnya mengenai Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja karyawan.
1.5 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 1.5.1
Kerangka Pemikiran Pelayanan publik di dalam organisasi pemerintahan atau birokrasi
merupakan suatu proses dan kegiatan, yang dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil. Seorang Pegawai Negeri Sipil dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan,
professionalism,
kapabilitas
untuk
mengembangkan
konsep
organisasi pemerintahan, memanage aktivitas serta infrastruktur yang ada dalam memahami tuntutan dan memberikan pelayanan bagi masyarakat. Salah satu kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, untuk meningkatkan efektivitas Pegawai Negeri Sipil, yaitu dengan menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan golongan dan jabatan dari seorang pegawai. Pendidikan dan Pelatihan merupakan kegiatan dalam memperbaiki mutu, pengembangan sikap dan tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan pegawai. Menurut Hadi Poerwono (2002:83), mengatakan bahwa Melalui pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk pembinaan dalam proses pengembangan manusia, dimana manusia itu belajar untuk berfikir sendiri dan mendorong untuk pengembangannya suatu perkembangan dasar yang ada
padanya. Sementara pelatihan adalah suatu latihan kecakapan, kemahiran, ketangkasan dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Soekidjo Notoatmojo (2003:30) Pendidikan dan pelatihan juga merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian pegawai. Dengan demikian, setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan pegawainya harus memperoleh perhatian yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawainya tersebut. Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2008:133) Pendidikan dan Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Selanjutnya Edwin B. Flippo (2002:1), mengatakan bahwa pelatihan adalah tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan seorang pegawai untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Pendidikan dan pelatihan memiliki pengertian yang sama dengan pengembangan yang merupakan proses peningkatan kerja. Pelatihan dapat membantu pegawai untuk melakukan pekerjaan yang salah dilakukannya sebagai pengalaman melalui bimbingan, juga dapat memberikan keuntungan bagi organisasi dalam bentuk praktek bagi atasan maupun bawahan. Dengan adanya diklat yang memiliki standar yang ditentukan dengan teknik serta metode yang tepat, maka tujua diklat dapat dicapai. Adapun sasaran pendidikan dan pelatihan, adalah: a) Pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan tepat. b) Adanya peningkatan sikap dan semangat sebagai pengabdian dimana berorientasi kepada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. c) Pengawasan dapat dikurangi karena pegawai semakin terampil dalam melaksanakan. d) Kerja sama antara para pegawai lebih meningkat karena pendidikan dan pelatihan. e) Delegasi wewenang dapat lebih mudah diberikan karena pegawai telah diberikan.
Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, “training is a planned effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and behavior by employee”. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai. Menurut Hasibuan (2002:34) mengemukakan kinerja pegawai adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman serta kesungguhan dalam waktu. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja pegawai merupakan pretasi kerja yang dicapai oleh pegawai pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Mahsun (2006:25) bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian
pelaksanaan
suatu
kegiatan/program/kebijakan
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategis plannis suatu organisasi. Menurut Mangkunegara (2006:9) dimana beberapa ahli mendefenisikan kinerja pegawai sebagai berikut : 1. Candosa menyatakan bahwa kinerja pegawai adalah ungkapan seperti out put, efisiensi serta efektifitas sering dibutuhkan dengan produktifitas. 2. Kusriyanto menyatakan kinerja pegawai adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu yang biasanya per jam. 3. Mangkunegara menyatakan kinerja pegawai itu adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tuganya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatan kinerja pegawai
adalah dengan melalui
pengembangan pegawai
yaitu
dengan
mengadakan pendidikan dan pelatihan. Menurut Ambar T.S dan Rosidah (2003:175) dimana salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatan kinerja pegawai adalah dengan melalui pengembangan pegawai
yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Maka dari itu berdasarkan teori yang telah dikemukakan terdapat hubungan bahwa Pendidikan dan Pelatihan sebagai sebuah metode Sumber Daya Manusia dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
1.6 Hipotesis Dari kerangka berfikir diatas maka dapat kita nyatakan suatu hipotesis, yaitu: “Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh positif terhadap Kinerja pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat”.
1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: Metode Deskriptif menurut Nazir (2003:54) definisi metode deskriptif sebagai berikut: “Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Metode Survey menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2004:7) definisi metode survey sebagai berikut: “Metode survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: A. Field Research Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengunjungi langsung tempat yang menjadi objek penelitian. Field Research ini dapat dilakukan dengan cara : a. Observasi
Dilakukan dengan mendatangi lanngsung perusahaan yang diteliti dan mengolah data yang diperoleh dari perusahaan. b. Wawancara Data yang diperoleh dengan Tanya jawab langsung dengan pihak pihak yang berkepentingan yang dapat memberikan keterangan dan data-data yang diperlukan. c. Kuesioner Data diperoleh dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh responden mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian. Setelah itu penulis akan menganalisa hasil data dari jawaban-jawaban kuesioner ini dan dapat diabandingkan dengan kepustakaan.
B. Library Research Studi kepustakaan yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan literatur yang ada serta dari bahan perkuliahan yang telah diperoleh penulis dengan tujuan memperoleh data dan berbagai tambahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Bandung dengan mendatangi objek penelitian yang menjadi pilihan penulis dalam pengumpulan data yang diperlukan yaitu Dinas Perhubungan Jawa Barat yang bertempat di Jalan Sukabumi No.1 Bandung dengan waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan selesai.