BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, para pendidik di samping dituntut menguasai bahan atau materi ajar, tentu seorang pendidik haruslah berbagai
pendekatan-pendekatan
yang
dipakainya,
sehingga
dalam
penyampaian materi peserta didik mampu memahami apa yang disampaikan gurunya (Istarani, 2011: 58). Disamping itu, pendidik haruslah mengetahui karakteristik para peserta didiknya, agar proses belajar mengajar dapat menyenangkan dan mengasyikan. Mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka memperbaiki kualitas sumber daya manusia (Sanjaya, 2008). Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Guru SD dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi, dan model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui proses pembelajaran yang bermutu sesuai dengan PAKEM. Sebab itu, proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motivasi untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan menunjang belajar, pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-
1
siswanya dengan meningkatnya motivasi belajar hasil belajar juga akan meningkat. Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar (Sardiman, 2011: 73). Menurut hasil penelitian melalui observasi langsung, bahwa kebanyakan siswa yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi menggerakan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu karena motivasi individu tidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah menyalurkan dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPA. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif,
lebih
banyak
menggunakan
metode
ceramah
dan
kurang
mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa kurang kreatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Dalam kegiatan belajar mengajar,guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran karena merancang,mengelola dan mengevaluasi. Guru adalah orang yang mengembangkan bebas norma yang ditegakkan secara konsisten. Pada umumnya media dalam mengajar sangat berpengaruh didalam proses
2
pembelajaran setiap pelajaran yang diajarkan sesuai dengan kemampuan siswa sehingga mampu menguasai materi yang di terapkan. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah adalah Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan ditingkat dasar dan pendidikan menengah. Menurut kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006:1) pembelajaran ilmu pengetahuan sekolah bertujuan mengembangkan kemahiran atau kecakapan ilmu pengetahuan alam yang di harapkan di capai seperti berikut: 1). Menunjukan pemahaman konsep ilmu pengetahuan alam yang di pelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2). Menggunakan penalaran pada pola sifat, atau melakukan manipulasi ilmu pengetahuan alam dalam membuat generalisasi ,menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan ilmiah. 3). Menunjukan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model ilmu pengetahuan alam dalam pemecahan masalah. 4). Memiliki sikap menghargai kegunaan ilmu pengetahuan alam . Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara memberi tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi sudah proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan mampu menjadi wahana (alat atau sarana) bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar, serta harapan pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kehidupan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat di identifikasi.Mengingat pentingnya pembelajaran IPA, maka semua siswa hendaknya dapat menguasai pelajaran ini dengan baik. Dari 21 siswa diketahui hanya 7 siswa atau 30% yang termotivasi dalam belajar dan hasil belajar IPA baik dan 14 siswa atau 70% yang tidak termotivasi dan hasil belajarnya rendah.
3
Dari permasalahan di atas diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mampu menarik serta meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga dapat merangsang otak siswa untuk dapat mempermudah dalam memahami konsep dalam suatu pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami Konsep materi pembelajaran, yaitu Model pembelajaran picture and picture. Menurut Sunenti, (2011:2), model pembelajaran picture and
picture merupakan suatu
pembelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran picture and picture dipilih untuk diterapkan dalam penelitian ini, karena didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama bahwa model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran cooperative learning, dimana model pembelajaran ini menuntun siswa untuk berlatih secara sosial belajar bersama rekan sebayanya. Kedua, model pembelajaran ini dipilih karena subyek penelitian ini adalah peserta didik yang masih duduk di bangku kelas II sekolah dasar. Pada tahap usia siswa di kelas ini, penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan gambar, justru akan merangsang siswa untuk lebih fokus dalam belajar. Sebab, pada usia ini, ada kecenderungan siswa untuk lebih tertarik pada sesuatu yang bersifat visual, berwarna yang sifatnya menarik perhatian. Dengan ketertarikan ini, maka siswa dapat diajar untuk mulai berpikir secara logis dengan cara mengurut-urutkan gambar menjadi sebuah cerita atau jawaban yang bermakna. Dengan cara ini, siswa lebih mudah diajak untuk belajar. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan
Menggunakan Model
Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas II SD Gendongan 01 Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. “
4
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta metode ceramah yang tidak inovatif, maka muncul masalah pada pembelajaran IPA kelas II
SDN
Gendongan 01 Peneliti dapat mengidentifikasi masalah tersebut, antara lain: a.
Siswa kurang termotivasi dalam belajar IPA. Hal ini dapat dilihat dari siswa menjadi bosan, acuh tak acuh dengan pelajaran, suasana kelas rebut, bahkan ada yang tertidur akibatnya hasil belajar siswa rendah.
b.
Siswa kurang memahami dan menguasai konsep pelajaran IPA yang diajarkan. Faktor-faktor yang menjadi penyebabnya adalah:
a.
Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak adanya alat peraga, sehingga kurang menarik.
b.
Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dampak yang terjadi:
a.
Tidak ada peningkatan hasil belajar
b.
Motivasi siswa dalam pembelajaran berkurang Untuk itu, penulis memilih untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar IPA siswa kelas II SDN Gendongan 01 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.
1.3. Batasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar peneliti lebih efektif, efisien dan terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini antara lain: 1)
Subjek yang diteliti hanya siswa kelas II semester II SDN Gendongan 01 tahun ajaran 2013/2014.
2)
Penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada materi mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada pertumbuhan hewan dan tanaman.
5
1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian
latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu
masalah penelitian tindakan kelas sebagai berikut Apakah penggunaan model pembelajaran Picture And Picture, hasil belajar pada pelajaran IPA Semester II siswa kelas II SDN Gendongan 01 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?
1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II Semester II, dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture SDN Gendongan Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran 2013/2014 “.
1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara umum dan khususnya untuk mengembangkan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Picture and picture.
1.6.2. Manfaat Praktis 1.
Bagi Siswa
a. Model pembelajaran tersebut dapat memberikan nuansa baru bagi siswa yang dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa b. Meningkatkan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran IPA c. Meningkatkan antusiasme siswa dalam pembelajaran IPA d. Dengan pembelajaran IPA siswa SD akan lebih bermakna dan lebih optimalnya hasil belajar.
6
2.
Bagi Guru Memberi pengalaman peningkatan profesionalisme dalam mengajar dan mendidik siswa. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran picture and picture pembelajaran untuk digunakan pada saat proses belajar mengajar.
3.
Bagi Sekolah Membantu sekolah untuk berkembang dan meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
7