BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Industri otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut salah satunya terlihat dari total penjualan dalam negeri yang mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir seperti yang tersaji pada Tabel 1.1. Indikator lain pesatnya pertumbuhan industri otomotif nasional adalah meningkatnya jumlah investasi berupa pembangunan fasilitasfasilitas pabrik baru maupun berupa peningkatan kapasitas produksi. Pesatnya pertumbuhan industri otomotif nasional memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan baik disektor Hulu (Industri Komponen) maupun disektor Hilir (Service dan perbengkelan) dan memberikan kontribusi terhadap ekspor nasional. Berdasarkan data Laporan Kerja Kemenperin tahun 2013, jumlah tenaga kerja untuk industri otomotif berjumlah 2.576.500 orang dengan peningkatan investasi sejumlah Rp. 162 triliun. Disisi lain, persaingan antar produsen dalam penguasaan pasar di Indonesia juga semakin ketat. Hal tersebut salah satunya terlihat pada beberapa pemain besar pemegang merek berlomba-lomba meluncurkan produk andalan mereka baik berupa produk baru maupun produk perubahan / facelift. Sebagai contoh, persaingan mobil pada segmen SUV, Mitsubishi merilis seri terbarunya yaitu Mitsubishi Pajero Sport Dakkar. Rival terkuatnya Toyota juga merilis facelift terbarunya yaitu Toyota Fortuner. Tidak ingin kalah saing, General Motor pun ingin mempertahankan posisinya di segmen SUV melalui Captiva, Outlander dan produk terbarunya All New Chevrolet Trailblazer. Honda juga melakukan terobosan-terobosan pada All New Honda CR-V dengan penambahan fitur-fitur keamanan dan perubahan pada bodi. Mobil pabrikan Korea pun juga gencar meluncurkan produk-produk terbaru seperti Kia Sportage, Infiniti FX, Hyundai Santa Fe, Hyundai Tuchson. Melihat ketatnya pasar persaingan pada segmen
1
2
SUV, Mercedes pun meluncurkan produk terbarunya ML300. Semakin banyaknya produk pada segmen SUV maka persaingan penguasaan pasar pun juga meningkat. Berikut data penjualan masing–masing merek kendaraan bermotor roda empat selama tiga tahun terakhir pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Penjualan Mobil Tahun 2010 hingga 2012 (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Januari 2013) No
Merek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Toyota Daihatsu Mitsubishi Suzuki Honda Nissan Isuzu Hino Ford Mazda Kia Hyundai Chevrolet Mercedes- Benz UD Trucks Proton BMW Geely Chrysler Hyundai Truck VW + Caravelle Other Total
2010 280.680 118.591 106.483 71.210 61.336 40.277 24.012 21.297 8.871 6.012 6.550 5.041 4.508 4.558 0 2.126 1.240 0 112 0 0 1.806 764.710
Penjualan 2011 310.674 139.544 134.416 94.569 45.416 56.137 28.746 24.652 15.670 8.933 9.081 4.786 4.658 4.548 3.045 1.926 1.551 1.033 882 765 0 3.132 894.164
2012 405.144 162.742 148.918 126.577 69.320 67.143 33.155 28.898 9.903 12.392 10.783 4.879 4.424 3.552 2.805 2.111 1.788 920 924 0 828 19.018 1.116.224
Total Penjualan 996.498 420.877 389.817 292.356 176.072 163.557 85.913 74.847 34.444 27.337 26.414 14.706 13.590 12.658 5.850 6.163 4.579 1.953 1.918 765 828 23.956 2.751.142
3
Dari Tabel 1.1 hampir masing-masing agen tunggal mengalami peningkatan penjualan produknya. Merek Toyota mengalami kenaikan penjualan dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan penjualan merek Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki dan Nissan mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke tahun. Hal ini berbeda dengan penjualan merek Honda yang mengalami penurunan penjualan sebesar 15.920 unit pada tahun 2011 dan beberapa merek yang lain. Perkembangan industri otomotif di Indonesia menunjukkan tren positif yang ditunjukkan dengan meningkatnya penjualan mobil dari tahun ke tahun. Selain itu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung membaik meskipun terjadi krisis ekonomi global (Antaranews, 2013).
Kondisi ini tentunya
dimanfaatkan oleh beberapa produsen otomotif dunia, misalnya dari negara Korea, Jepang, Amerika dan juga negara-negara Eropa untuk memasarkan produk kendaraan roda empatnya masuk ke Indonesia baik dalam hal perakitan maupun peningkatan kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru.. Hal ini dapat terlihat semakin banyaknya merek yang beredar di pasaran Indonesia. Beberapa contoh merek kendaraan roda empat yang beredar di Indonesia adalah dari Korea dengan mereknya KIA, Hyundai. Dari Amerika dengan mereknya berupa Chevrolet, Chrysler dan sebagainya. Dari Jepang yang sebagian hampir seluruhnya menguasai pangsa pasar di Indonesia dengan mereknya berupa Toyota, Honda, Nissan, Isuzu, Mitsubishi dan sebagainya. Mobil tipe SUV (Sport Utility Vehicle) semakin diminati masyarakat. Hal ini terlihat dari total penjualan yang mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir dan semakin banyaknya produk-produk baru SUV yang banyak dijumpai di jalan-jalan. Pada tipe SUV lebih diutamakan untuk pengguna dengan tingkat kesibukan yang tinggi dengan menjelajah medan yang berat dan keras. Hal tersebut menjadi alasan tipe SUV memiliki kapasitas mesin yang relatif lebih besar, memiliki ketahanan mesin yang lebih kuat serta memiliki tenaga mesin yang lebih besar. Oleh karena ciri–ciri karakteristiknya maka tipe SUV sangat cocok digunakan untuk menjelajah medan yang berat, yang membutuhkan kendaraan yang tahan banting. Disamping itu, tipe SUV dapat pula dipergunakan
4
untuk daerah perkotaan mengingat desain kabin yang semakin lama semakin didesain sangat nyaman. Penjualan kendaraan roda empat tipe SUV dari tahun ke tahun menunjukkan tren naik yang ditunjukkan pada Tabel 1.2. Semakin meningkatnya penjualan mobil tipe SUV berbagai merek tentunya menimbulkan iklim persaingan antar berbagai merek agar produknya laku agar dapat menguasai pasar yang ada dan setiap produsen mobil tipe SUV memerlukan strategi bisnis yang dapat membawa dampak terhadap faktor pendukung kesuksesan produk (Susanto, 2004). Oleh karena itu, untuk mengetahui sebagian faktor-faktor pendukung kesuksesan produk tersebut, diperlukan analisis terhadap faktor-faktor tersebut. Tabel 1.2. Penjualan Mobil Tipe SUV di Indonesia (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Maret 2013) Data Penjualan Mobil SUV di Indonesia Tahun ke Kategori 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tipe 4x2 65.694 89.886 108.524 76.866 114.675 116.730 155.412 Tipe 4x4 1.188 1.655 2.177 2.214 3.837 5.521 7.396 Berdasarkan Tabel 1.2 diatas penjualan mobil tipe SUV mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2009 penjualan mobil pada umumnya dan penjualan tipe SUV pada khususnya mengalami penurunan sebesar 28,6 persen dari 110.701 unit pada tahun 2008 menjadi 79.070 unit di tahun 2009. Salah satu penyebabnya adalah situasi perekonomian Indonesia yang belum stabil dengan ditandai turunnya nilai tukar rupiah sehingga menaikkan harga jual mobil sekitar 20 persen hingga 25 persen (Kompas, 2010). Dengan kenaikan harga mobil tersebut, sebagian masyarakat menunda keinginan membeli mobil dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan lain yang lebih mendesak. Disamping kendaraan roda empat, kendaraan roda dua dengan berbagai jenis dan mereknya telah membanjiri Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, baik yang bermerek Jepang yang terlebih dahulu ada, maupun Korea, China dan produk Indonesia yang muncul. Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Selain karena harganya relatif
5
terjangkau, mudah diperoleh dan infrastruktur lalu lintas yang belum memadai, sepeda motor juga mempunyai keunggulan dibandingkan alat transportasi yang lain diantaranya biaya operasional dan perawatan yang murah serta kemudahan mobilisasi yang lebih mudah. Berikut adalah penjualan berbagai merek sepeda motor selama sebelas tahun terakhir pada Tabel 1.3. Tabel 1.3. Penjualan Sepeda Motor Tahun 2002 hingga 2012 (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, 2013) Tahun
Produksi
Total Penjualan
Ekspor
2002
2.318.241
2.287.706
30.285
2003
2.814.054
2.809.896
13.806
2004
3.897.250
3.887.678
12.840
2005
5.113.487
5.074.186
15.308
2006
4.458.886
4.428.274
42.448
2007
4.722.521
4.688.263
25.632
2008
6.264.265
6.215.830
64.971
2009
5.884.021
5.851.962
29.815
2010
7.395.390
7.369.249
29.395
2011
8.006.293
8.012.540
30.995
2012
4.311.019
7.064.457
77.129
Tabel 1.3 merupakan data penjualan motor secara keseluruhan yang menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun untuk perkembangan industri sepeda motor di Indonesia. Sama halnya dengan industri mobil, peningkatan industri sepeda motor kembali menurun pada tahun 2009 dikarenakan dampak krisis ekonomi global yang mengakibatkan harga sepeda motor naik dari harga sebelumnya. Setelah perekonomian Indonesia membaik, permintaan sepeda motor kembali meningkat. Berdasarkan data Asosiasi Sepeda Motor Indonesia, penjualan sepeda motor nasional 2012 turun 11,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya 8.012 juta unit menjadi 7.064 juta. Hal inilah yang mendorong semua produsen otomotif khususnya sepeda motor untuk selalu memberikan inovasi
6
untuk memenuhi permintaan akan produk sepeda motor yang diprediksi oleh AISI akan meningkat dan sukses pada tahun-tahun berikutnya. Skuter bertransmisi otomatik atau populer disebut skutik makin diminati pengendara sepeda motor. Populasi kendaraan roda dua ini terus bertambah banyak. Skutik yang dulu adalah kendaraan kaum ibu untuk pergi ke pasar kini juga menjadi pilihan kalangan remaja. Disamping itu kemudahan dalam penggunaan juga menjadi pertimbangan pemilihan motor skutik. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tahun 2012, pangsa pasar skuter matik meningkat menjadi 59,33% dari tahun 2011 yang meraih 51,6% pangsa pasar nasional. Kesuksesan produk merupakan hal yang ingin dicapai oleh semua perusahaan sehingga perlu dilakukan usaha-usaha sebagai upaya untuk memperoleh kesuksesan suatu produk. Pemahaman mengenai produk sukses dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan produk merupakan kunci awal untuk dapat mengantarkan perusahaan menciptakan suatu produk yang sukses. Cara yang paling tepat untuk dapat menghasilkan produk yang sukses adalah dengan membuat prediksi kesuksesan produk. Kemampuan memprediksi kesuksesan produk dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan keputusan sebelum ataupun sesudah produk dipasarkan. Prediksi kesuksesan pada proses pengembangan produk dilakukan sebelum produk dipasarkan (Cooper, 1985; Cooper et al, 2002; Thieme et al, 2000). Prediksi kesuksesan dapat pula dilakukan setelah produk dipasarkan selama beberapa tahun (Keller, 2004; Etemady et al, 2009). Kesuksesan produk mempengaruhi banyak pihak. Pengukuran kesuksesan produk telah dilakukan oleh praktisi maupun peneliti (Cooper, 1993). Pengembangan model prediksi kesuksesan bermanfaat bagi tujuh kelompok yang terkait dengan kesuksesan produk, yaitu pengusaha, penanam modal, peminjaman modal, penyedia barang dan jasa, penyidik, konsultan dan pemerintah (Lussier, 1995; Etemady et al, 2004). Model prediksi kesuksesan dapat membantu pengusaha untuk memperkirakan kesuksesan lebih akurat (Lussier, 1995).
7
Grafik kanvas strategi adalah grafik yang menggambarkan faktor – faktor kesuksesan produk dan sekaligus menggambarkan situasi persaingan produk tersebut. Penelitian yang menghasilkan kanvas strategi berbagai jenis industri baik barang maupun jasa telah dilakukan (Kim & Mauborgne, 1997,1999, 2002, 2005; Anita, 2007; Selvyana, 2008; Kurniawan, 2008, Fauzi, 2009; Utami, 2007; Purnomo,2008; Indriastanti, 2008; Haryoko, 2008, Sukemi, 2009; Santosa, 2008, Zen, 2007; Wicaksono, 2007). Tingkat probabilitas produk sukses akan semakin besar apabila produk dirancang
berdasarkan
faktor
yang
mempengaruhi
kesuksesan
dan
mempertimbangkan persaingan pasar yang ada. Perubahan kondisi lingkungan dan perubahan faktor yang mempengaruhi kesuksesan harus diperhatikan (Vedder, 1992). Kedua syarat perancangan produk tersebut dapat diperoleh pada kanvas strategi. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas bahwa penelitian kesuksesan produk penting untuk dilakukan. Penelitian kesuksesan produk bertujuan untuk mengantisipasi persaingan pasar yang ketat. Persaingan pasar dan faktor yang mempengaruhi kesuksesan berhasil digambarkan dalam bentuk kanvas strategi. Model yang dibangun berlaku untuk produk kendaraan roda dua dan roda empat. Manfaat model prediksi dapat ditingkatkan dengan membangun model yang dapat memperkirakan kesuksesan produk pada tahap awal pengembangan produk dan dapat membantu perusahaan dalam mengestimasi kesuksesan produknya.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi fokus utama adalah bagaimana mengembangkan model matematis prediksi kesuksesan produk yang berlaku untuk produk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Secara terperinci perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi faktor-faktor kompetisi yang berperan dalam industri kendaraan bermotor roda empat dan kendaraan bermotor roda dua.
8
2. Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kesuksesan suatu produk kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. 3. Bagaimana mengembangkan model matematis prediksi kesuksesan produk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat.
1.3 Asumsi dan Batasan Masalah . Peneliti memberikan batasan pada pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Analisis dilakukan pada produk kendaraan roda dua untuk kelas sepeda motor skuter otomatik. 2. Analisis dilakukan pada produk kendaraan roda empat untuk kelas SUV. 3. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Model Kano.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini ialah: 1. Menganalisis kinerja produk kendaraan bermotor roda empat tipe SUV dan produk sepeda motor kelas skuter otomatik sebagai parameter awal penentuan kesuksesan produk. 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kesuksesan produk yang berlaku untuk produk sepeda motor dan kendaraan roda empat. 3. Mengetahui model matematis untuk memperkirakan kesuksesan produk. 4. Mengetahui sumber data grafik kanvas strategi yang efektif untuk membangun model prediksi kesuksesan.
9
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini ialah didapatkannya model prediksi kesuksesan produk yang dapat digunakan perusahaan sebagai acuan dalam penciptaan produk baru. Disamping itu memberikan informasi mengenai pola pemikiran pelanggan ketika membeli produk baru.