BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi terutama tehnologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu pendidikan yang memberikan ketrampilan, kemahiran dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada siswa, sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini melalui pendidikan formal disekolah maupun yang bersifat informal yang akan membuatnya menjadi masyarakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat. Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat memandang guru sebagai seorang figure yang sangat besar tanggungjawabnya untuk meningkatkan kualitas siswa. Sebab guru sebagai contoh, panutan, serta suri tauladan bagi siswa. Guru merupakan ujung tombak dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, berkualitas, agar dapat berperan diera mendatang. Oleh sebab itu sebagai seorang guru dituntut menjadi guru yang professional dalam menghadapi dunia pendidikan yang selalu berubah kearah yang lebih baik dalam proses pembelajaran diperlukan sarana dan prasarana serta motivasi perangkat pembelajaran antara lain ketrampilan guru dalam proses pembelajaran, peran serta masyarakat, keluarga serta pemerintah itu sendiri. Proses pembelajaran yang dilakukan seorang guru dikatakan berhasil apabila materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima, dipahami, serta dapat dikuasai siswa. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru kita dituntut harus mampu untuk mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar, merencanakan pembelajaran, mengelola kelas, melaksanakan evaluasi, dapat menemukan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran serta mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik.
1
2
Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dilihat melalui nilai hasil evaluasi atau tes dan melalui perubahan tingkah laku siswa. Selain itu penguasaan materi pelajaran dapat ditunjukkan siswa memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) atau lebih. Atas dasar pengalaman peneliti dan rekan guru selama mengajar di SDN Klakahkasihan 01 Kecamatan Gembong apabila tingkat penguasaan siswa mendapat nilai kurang dari 72 perlu diadakan perbaikan serta siswa yang mendapat nilai 72 atau lebih maka siswa tersebut mendapat pengayaan. Oleh karena itu peneliti melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya pada kelas 5 SDN Klakahkasihan 01 Kecamatan Gembong. Proses pembelajaran diikuti oleh 18 siswa , yang mendapat nilai 72 atau lebih hanya 6 siswa, sehingga ketuntasannya hanya 33%. Untuk lebih jelasnya dapat lihat tabel di bawah ini. Tabel 1.1. Jumlah Ketuntasan Siswa pada Pra Siklus NO 1
MATA PELAJARAN IPA
KKM 72
Jumlah siswa Jumlah nilai Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas
RENTANG NILAI 22 - 33 34 - 45 46 - 57 58 - 69 70 - 81 82 - 93
FREKU ENSI 1 0 2 9 2 4 18 1223 68,1 6 12
KETUNTASAN Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas tuntas tuntas
%
67 % 33 % 100 %
Tuntas Tidak Tuntas
33 % 67 %
1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan analisis diatas, peneliti memandang perlu mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul Penerapan Model Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil
3
Belajar IPA Pada Siswa Kelas 5 SDN Klakahkasihan 01 Kecamatan Gembong Kabupaten Pati Semester I Tahun 2013/2014. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat dalam proses pembelajaran IPA di kelas 5 dengan materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, ternyata tingkat ketuntasannya hanya 33%. Hal itu disebabkan oleh : 1. Faktor Guru : a. Alat peraga kurang lengkap dan kurang maksimal penggunaannya ; b. Kurang merata dalam membimbing siswa berdiskusi ; c. Masih kurang penguasaan materi tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya ; d. Penggunaan waktu yang kurang efisien ; e.Masih kurang dalam memberi motivasi siswa dalam menjawab pertanyaan ; f. Tidak ada pelaksanaan tindak lanjut. 2. Faktor Siswa
:
a. Kurang berani dalam bertanya ; b kurangnya kerja sama dalam kerja kelompok ; c. Masih kurang berani dalam menjawab pertanyaan ; d. Masih kurang dalam pemahaman terhadap penjelasan guru.
1.3 Cara Pemecahan Masalah Agar proses pembelajaran mengalami perbaikan ke arah yang lebih baik, maka penulis harus dapat mengatasi masalah yang menjadi kendala yang terjadi dilapangan. Adapun usaha yang harus dilakukan penulis adalah : a. Faktor Guru : 1). melengkapi dan memaksimalkan penggunaan alat peraga ; 2). membimbing siswa secara merata ; 3). meningkatkan penguasaan materi tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya; 4). menggunakan waktu secara lebih efisien ;
4
5). memberi motifasi siswa dalam menjawab pertanyaan ; 6). mengadakan kegiatan tindak lanjut b. Faktor Siswa : 1). memberi motivasi kepada siswa agar berani bertanya; 2). memberi bimbingan kepada setiap kelompok; 3). memberi motivasi siswa agar berani menjawab pertanyaan; 4). menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan siswa.
1.4 Rumusan Masalah Untuk mencapai hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas 5 semester 1 SDN Klakahkasihan 01, penulis menemukan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah melalui penerapan model contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya pada siswa kelas 5 SDN Klakahkasihan 01 Kecamatan Gembong semester I tahun 2013/2014 ?
1.5 Tujuan Penelitian Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas ini dengan tujuan : Meningkatkan hasil belajar IPA tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui penerapan model contextual teaching and learning pada siswa kelas 5 SDN Klakahkasihan 01 kecamatan Gembong semester 1 tahun 2013/2014.
1.6 Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian yang dilaksanakan tercapai, maka manfaat yang akan diperoleh akan berguna dan memberikan kontribusi di dalam literatur yang ada kaitannya dengan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan kaitannya dengan peningkatan hasil belajar serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait sehingga
5
penelitian ini dapat menjadi acuan penelitian sejenis pada masa yang akan datang antara lain : 1. Bagi siswa sendiri dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan penguasaan materi dalam mata pelajaran IPA kelas 5 tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya khususnya dan proses pembelajaran yang ada di SD pada umumnya. 2. Bagi guru SD dapat meningkatkan penguasaan model-model pembelajaran dengan metode-metode yang relevan sehingga lulusan SD menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. 3. Bagi sekolah akan mendapat kemajuan karena salah satu gurunya sudah mampu melaksanakan Penelitian Tingkatan Kelas ( PTK ) serta mendapat referensinya.