BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Oleh karena itu pendidikan menjadi hal yang penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa. Pendidikan tersebut menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Menurut Hamalik (1993) pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan perilaku sosial. Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang menampilkan keunggulan dirinya. Kualitas suatu bangsa sangat dipengaruh oleh faktor pendidikan, terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan operasional pada bidang masing-masing. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu sendiri (Septiana, 2011). Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga mengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat meyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor pembaharuan dalam pendidikan. Salah satu pembaharuan dalam pendidikan yang harus 1
2
dilakukan adalah dengan pembaharuan strategi dan meningkatkan relevansi metode mengajar. Strategi mengajar dianggap relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran. Tugas utama seorang guru adalah mengajar. Dalam proses pelaksanaan tugas pengajaran seorang guru harus memperhatikan banyak hal. Salah satunya yaitu penggunaan metode yang tepat dalam mengajar. Melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga peserta didik dapat memahami dan menguasai bahan ajar itu dengan mudah. Sehubungan dengan hal tersebut maka guru atau calon guru perlu memahami secara benar dan terampil dalam menerapkan berbagai macam metode, serta terampil menerapkannya dalam pengajaran di kelas. Dengan begitu pembelajaran yang dilaksanakan dapat optimal. Menurut Anni (2004) tugas guru dalam proses pembelajaran adalah: (1) memperlancar siswa dengan cara mengajarakan membuat informasi bermakna dan relevan dengan siswa, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri, (3) menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri. Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajaran mengajar. Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Pembelajaran yang dilakukan di SD sebagian besar guru menyampaikan materi ajar biasanya hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab hampir pada semua mata pelajaran. Tetapi pada kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di SD itu masih lemah terutama dalam pembelajaran Matematika. Adapun beberapa faktor yang memungkinkan: a. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam mempelajari mata pelajaran Matematika, b. Siswa menganggap bahwa pelajaran Matematika itu sulit, c. Siswa cenderung malas untuk menghitung,
3
d. Terpusatnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru, e. Siswa tidak dilibatkan dalam pembelajaran secara langsung, f. Dangkalnya pemahaman media yang digunakan dalam pembelajaran. Minat berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar karena bila materi pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu menarik perhatian siswa maka dapat dipastikan tidak dapat belajar dengan baik, karena menurutnya tidak menarik. Minat belajar khususnya pada mata pelajaran Matematik perlu ditumbuh kembangkan, menginggat siswa belajar di Sekolah Dasar. Hal itu dikarenakan, jika dalam diri siswa tumbuh suatu minat pada mata pelajaran Matematika maka siswa akan dengan mudah belajar, sehingga hasil yang dicapai akan baik. Motivasi siswa juga merupakan salah satu yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Menurut Slavin dalam Baharuddin (2010) motivasi merupakan sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga sikap setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Siswa akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran jika dalam merancang dan menyajikan pembelajaran dilakukan secara bervariasi. Dengan adanya kegiatan yang bervariasi siswa akan merasa tertarik mempelajari hal-hal yang disajikan dalam pembelajaran. Pendukung keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan nantinya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor dalam lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas. Menurut Dimyati dan Moedjiono (2000) kegagalan dan keberhasilan sangat bergantung pada siswa karena individu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Makin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah makin baik tercapai prestasi belajarnya.
4
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas, guru cenderung lebih aktif dalam menyampaikan pembelajaran yang dilakukan. Metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dalam melakukan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran tersebut didominasi oleh guru yang berperan aktif di kelas sedangkan siswa berperan pasif dalam menerima pembelajaran dan hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran satu arah, menimbulkan kebosanan bagi siswa, sehingga minat siswa pada pelajaran Matematika berkurang. Minat siswa pada mata pelajaran Matematika dapat ditumbuhkembangkan sendiri oleh masing-masing siswa dan guru. Di sini guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenagkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode belajar yang dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar dan aktif dalam proses belajar mengajar. Strategi mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi pelajaran dengan memusatkan perhatian pada situasi belajar untuk mencapai tujuan. Strategi mengajar yang baik adalah strategi yang menuntut keaktifan siswa dalam berfikir dan bertindak secara kreatif dalam mengembangkan materi yang sudah dikuasai. Perlu adanya strategi yang dilakukan guru agar dalam kegiatan belajar mengajar menjadi minat dan ketertarikan siswa dalam belajar. Guru harus merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa yang dapat melibatkan siswa aktif di dalam kelas. Aktif di dalam kelas tidak hanya siswa aktif dalam bertanya, tetapi juga siswa terlibat langsung dalam melakukan kegiatan belajar. Penggunaan metode dan penggunaan peraga yang tepat dalam kegiatan belajar sangat membantu guru dan siswa belajar. Siswa merupakan individu yang unik. Dikatakan demikian karena adanya perbedaan individu dalam perkembangan disebabkan setiap anak yang satu sama lainnya berbeda. Perbedaan indvidu itu disebabkan faktor internal seperti sex atau jenis kelamin, faktor keturunan, juga faktor eksternal seperti faktor gizi, pengaruh sosial budaya, dan lain-lain.
5
Di Sekolah Dasar perbedaan yang terlihat jelas adalah perbedaan jenis kelamin pada siswa, siswa laki-laki cenderung bermain dengan siswa laki-laki begitu juga sebaliknya, siswa perempuan juga bermain dengan siswa perempuan. Dengan kebiasaan bermain antara siswa laki-laki dengan siswa laki-laki begitu juga sebaliknya siswa perempuan dengan perempuan memungkinkan adanya kerja sama dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran secara berkelompok atau saling bekerjasama, siswa dapat mengalami secara langsung proses belajar sehingga siswa akan dengan mudah menginggat apa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan hal tersebut dapat merangsang siswa untuk menyukai dan mempelajari materi dalam pelajaran matematika. Adanya ketertarikan siswa dengan pelajaran tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar. Seorang siswa dinyatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan yang dikehendaki sebagai hasil belajar mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek pikomotorik. Aspek kognitif berkenaan dengan panguasaan pengetahuan baru atau penambahan pengetahuan yang telah ada, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan sikap dan minat baru atau penyempurnaan sikap dan minat yang telah dimiliki, sedangkan aspek psikomotorik
berhubungan
dengan
penguasaan
keterampilan
baru
atau
penyempurnaan keterampilan yang dimiliki. Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Untuk dapat mencapai interaksi belajar yang maksimal, guru diharapkan mampu merancang kegiatan belajar yang menarik dan menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa secara aktif sekaligus membangun motivasi siswa. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran yang kreatif, sehingga dapat merangsang potensi tiap-tiap siswa untuk terus mengembangkan aktivitas, kreatifitas yang melibatkan imajinasi, dan penemuan. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan menekankan adanya kerjasama dalam kelompok.
6
Salah satu pembelajaran yang menekankan kerjasama tim dalam menguasai materi pembelajaran adalah dengan menggunakan metode pembelajaran koperatif tipe TGT. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan upaya perbaikan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnament) berdasarkan gender untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnament) terhadap hasil belajar Matematika berdasarkan gender siswa kelas IV SD Negeri Krapyak Gugus Mendhut Kabupaten Wonogiri Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012?”
1.3 Tujuan penelitian Penelitian yang dilakukan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnament) terhadap hasil belajar Matematika berdasarkan gender siswa kelas IV SD Negeri Krapyak Gugus Mendhut Kabupaten Wonogiri Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil belajar dikatakan meningkat jika rata – rata hasil belajar posttest lebih besar dari rata – rata hasil belajar pretest.
1.4 Manfaat penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
7
1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian pengembangan
ini
diharapkan
pembelajaran
memberikan dengan
masukan
penggunaan
tentang
pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Matematika. 1.4.2 Manfaat Praktis 1) Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman cara belajar yang baru bagi siswa dan meningkatkan prestasi belajarnya,
menumbuhkan
semangat
kerjasama
antar
siswa,
meningkatkan motivasi daya tarik siswa terhadap pembelajaran terutama pada pelajaran Matematika. 2) Bagi guru Dengan dilaksanakan penelitian ini dapat menambah pengalaman penerapkan pembelajaran TGT ini, dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan desain pembelajaran matematika yang kreatif, menarik, dan menyenangkan. 3) Bagi sekolah Menambah reverensi yang digunakan untuk pembinaan guru terkait
dengan penggunaan pembelajaran
Turnament)
TGT (Team
Game