BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini penguasaan terhadap salah satu bahasa asing
menjadi suatu hal yang penting. Karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia, untuk mencapai kesepahaman persepsi dibutuhkan penguasaan bahasa yang baik dan benar. Oleh sebab itu pemahaman dan penguasaan terhadap bahasa asing akan mempermudah bagi setiap orang dalam melakukan komunikasi. Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa asing yang sangat populer disamping bahasa Korea, Perancis, Jerman dan Jepang. Karena negara China merupakan negara dengan jumlah penduduk paling padat di dunia dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.329.349.388 jiwa pada tahun 2007 (diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/ China pada tanggal 16 Februari 2008), ditambah lagi para imigran dari China yang banyak dan tersebar diberbagai negara seperti Arab, Afrika hingga ke seluruh penjuru dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sebutan daerah ”China town” atau pecinan di hampir setiap negara serta banyak sekali ditemukan masakan-masakan China yang begitu terkenal. Dan jumlah penutur bahasa Mandarin semakin banyak Dalam memasuki era perdagangan bebas tahun 2010, adanya kebebasan bagi setiap negara untuk melakukan perdagangan dengan berbagai negara. Hal ini memungkinkan bagi China untuk ikut terlibat dalam perdagangan bebas tersebut. Guna mempersiapkan diri memasuki era tersebut, setiap masyarakat harus membekali diri baik dalam hal kemampuan/skill maupun dalam hal komunikasi terutama penguasaan bahasa asing. Untuk membekali diri dalam hal bahasa, banyak orang mengambil jalur pelatihan diberbagai lembaga pelatihan bahasa asing. Namun hal itu dirasakan kurang memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran dikarenakan adanya ketergantungan tempat dan waktu. Untuk mengerti padanan suatu kosakata
1
seseorang harus membuka kamus dan membawanya ke manapun orang itu pergi, hal ini menjadi kurang praktis dalam proses pembelajaran yang dapat menghambat pemahaman dan penguasaan bahasa asing secara penuh. Perkembangan teknologi begitu cepat terutama teknologi piranti bergerak khususnya Personal Digital Assistant (PDA) yang semakin canggih dan harganya yang relatif terjangkau di berbagai kalangan. Perkembangan fungsi PDA sekarang ini tidak lagi hanya sebagai alat komunikasi saja, namun juga dapat melakukan fungsi lainnya untuk mempermudah aktivitas keseharian pengguna dengan cara menanamkan berbagai fitur tambahan yang berguna di dalamnya. Mengingat pentingnya pembelajaran bahasa Mandarin dan kemudahan yang diberikan dari piranti bergerak, maka penulis tertarik untuk membuat suatu aplikasi kamus Indonesia-Mandarin dalam bentuk kamus elektronik yang bisa dioperasikan secara langsung di piranti PDA. Kamus Indonesia-Mandarin ini berfungsi untuk membantu pemakai di dalam menerjemahkan kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin selain itu juga dilengkapi dengan cara pelafalannya.
1.2
Perumusan Masalah Masalah-masalah yang muncul dalam perancangan aplikasi kamus
Indonesia - Mandarin yaitu: 1. Bagaimana mengimplementasikan metode hashing untuk melakukan pencarian dalam kamus Indonesia - Mandarin. 2. Bagaimana menghasilkan keluaran berupa suara dan bagaimana melakukan perekaman suara pelafalannya. 3. Bagaimana menghasilkan keluaran berupa teks dalam bentuk hanyu pinyin dan huruf kanji. 4. Bagaimana menyajikan kamus tersebut dalam bentuk tampilan yang menarik dan mudah digunakan.
2
1.3
Batasan Masalah Mengingat
luasnya
ruang
lingkup
permasalahan
dalam
pengimplementasian metode hashing untuk pencarian dalam kamus Indonesia – Mandarin, maka akan diberikan beberapa batasan masalah antara lain: 1. Metode hashing diimplementasikan untuk melakukan pencarian dalam kamus Indonesia – Mandarin. 2. Kamus ini merupakan kamus elektronik yang menerima masukkan berupa teks dalam bahasa Indonesia. 3. Kamus ini menghasilkan keluaran berupa teks dalam bentuk penulisan hanyu pinyin dan huruf kanji serta pelafalan kata bahasa Mandarin dalam bentuk suara. 4. Aplikasi tersebut dirancang untuk dijalankan pada Personal Digital Assistant (PDA) dengan sistem operasi Windows Mobile. 5. Satuan tata bahasa Mandarin yang digunakan hanya meliputi morfem dan kata.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Mempermudah penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin. Sub-tujuan 1. Mempermudah melakukan pencarian kata dalam bahasa Mandarin. 2. Dapat mengerti padanan kata dalam bahasa Mandarin yang dicari. 3. Dapat mendengar cara pelafalan kata bahasa Mandarin yang dicari.
1.5
Metode / Pendekatan
a.
Metode Penelitian Kepustakaan Metode penelitian dengan mempelajari literatur, buku, kamus atau brosur
yang ada kaitannya dengan aplikasi yang dibangun. Kegunaan metode ini diharapkan dapat memperkuat teori serta keperluan analisa dan mendapatkan data yang sesungguhnya.
3
b.
Penentuan Kata Penentuan kata merupakan suatu program yang digunakan untuk
menentukan daftar kata-kata yang paling sering digunakan sebagai acuan kata yang akan dimasukkan ke dalam database, untuk memperoleh kata-kata tersebut penulis mengacu pada beberapa majalah online. Selain didasari oleh keterbatasan kapasitas penyimpanan pada piranti bergerak, hal ini juga diharapkan daftar katakata tersebut cukup relevan untuk mewakili sejumlah kata-kata yang sering digunakan dalam berkomunikasi. Penentuan kata dilakukan dengan cara membuat program penentuan tingkat frekuensi kemunculan kata, dimana kata-kata yang memiliki tingkat frekuensi kemunculan tertentu yang akan dimasukkan ke dalam kamus Indonesia – Mandarin.
c.
Algoritma Boyer moore Algoritma Boyer moore diterapkan pada aplikasi penentuan kata, dengan
tujuan untuk memilah-milah kata yang terdapat dalam artikel. Dimana kata-kata itu akan dimasukkan kedalam daftar kata pada aplikasi kamus Indonesia – Mandarin. Proses kerja algoritma boyer moore berawal dari Pencocokan karakter yang dimulai dari kanan ke kiri sementara pergeseran pattern tetap dari kiri ke kanan. Apabila didalam proses pencocokan karakter ditemukan ketidakcocokan maka pattern bergeser ke kanan sejauh satu karakter dan mengulang proses pencocokan sampai pattern ditemukan atau mencapai akhir teks. Namun jika karakter yang sedang dicocokkan terdapat pada teks pattern maka pattern akan bergeser ke kanan hingga karakter yang ada pada teks sejajar dengan karakter yang ada pada pattern.
d.
Algoritma Hashing Algorima hashing diterapkan pada kamus Indonesia – Mandarin yang
digunakan pada operasi-operasi pencarian, penambahan dan perbaikan (update) suatu kata. Komponen-komponen pembentuk hash yaitu fungsi hash dan
4
penanganan tabrakan (collision resolution). Fungsi hash digunakan untuk mengubah kata menjadi alamat data pada tabel hash. Fungsi hash dapat dibuat dengan beberapa metode yaitu divison/modulo method dan multiplication method. Collision resolution digunakan untuk menangani kata-kata yang memiliki alamat yang sama. Ada beberapa teknik untuk menangani collision antara lain : separate chaining dan open addressing. Metode yang digunakan untuk membuat fungsi hash yang diterapkan pada kamus Indonesia – Mandarin yaitu dengan multiplication method. Sedangkan collision resolution yang digunakan adalah separate chaining.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,
hipotesis,
tujuan
penelitian,
metode/pendekatan
dan
sistematika penulisan. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai uraian teori yang akan digunakan dalam implementasi metode hashing untuk pencarian dalam kamus Indonesia – Mandarin.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi penjelasan mengenai tahap-tahap perancangan perangkat lunak seperti perancangan form, definisi database dam flowchart.
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM Pada bagian bab ini akan memberikan gambaran mengenai cara mengimplementasikan dan penggunaan sistem seperti berisi tampilan sistem dan analisis sistem.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan laporan secara keseluruhan dan saran untuk mengembangan sistem berikutnya.
5