BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Hamalik (2005:76) mengemukakan : “bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara edukuat dalam kehidupan masyarakat”. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek , yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik, sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor pembaharuan dalam pendidikan. Sudjana (2010:6) mengemukakan bahwa “hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa. Faktor internal adalah kemampuan yang dimilikinya, minat dan perhatian, perhatian, usaha dan motivasi serta faktor-faktor lain. Sedangkan faktor eksternal dalam poses pendidikan dan pengajaran ada tiga yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat atau lingkungan. Diantara ketiga faktor diatas yang paling berpengaruh dalam keberhasilan proses dan hasil belajar siswa adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar, kurikulum, teman sekolah, dan lain-lain”. Pendukung lain keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan nantinya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas. Kegagalan dan keberhasilan belajar sangat bergantung pada siswa itu sendiri karena individu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Semakin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah makin baik tercapai prestasi belajarnya.
1
2
Untuk mencapai pendidikan yang bermutu tersebut dibutuhkan Strategi mengajar yang baik. Strategi mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi pelajaran dengan memusatkan perhatian pada situasi belajar untuk mencapai tujuan. Strategi mengajar yang baik adalah strategi yang menuntut keaktifan peserta didik dalam berfikir dan bertindak secara berdikari dan kreatif dalam mengembangkan materi yang sudah dikuasai. Salah satu upaya pembaharuan
dibidang
pendidikan
adalah
pembaharuan
strategi
atau
meningkatkan relevansi metode mengajar. Strategi mengajar dianggap relevan jika mampu
mengantarkan siswa
mencapai tujuan pendidikan melalui
pembelajaran. Salah satu strategi mengajar yang dapat dilakukan adalah melalui ketepatan penggunaan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Fakta yang banyak terjadi peserta didik hanya mampu melakukan hafalan terhadap materi ajar yang diterima,namun sebagian besar dari peserta didik tidak memahaminya. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik yang diterima sebagaimana mereka diajarkan yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan menggunakan metode konvensional ceramah saja. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi terhadap materi yang dipelajari dimana pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan. Seperti yang terlihat ketika penulis melakukan observasi pertama kali ke SD Negeri 1 Ngadirejo siswa cenderung mengantuk ketika guru mengajar dengan berceramah. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yaitu pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi peserta didik. Maka dari itu penggunaan metode pembelajaran yang baik sangat diperlukan agar pembelajaran yang dilakukan bermakna dan menyenangkan. Kemampuan penguasaan metode pembelajaran maupun materi yang harus dikuasai oleh seorang guru khususnya guru Sekolah Dasar adalah mencakup penguasaan semua mata pelajaran. Salah satu materi yang dipelajari oleh peserta didik di bangku sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data dari observasi dan experimen. Kata
3
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Natural Science atau Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau sangkut paut dengan alam. Science artinya Ilmu Pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Science secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam mini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Minatpun berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar karena bila materi pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu menarik perhatian peserta didik maka dapat dipastikan peserta didik tidak dapat belajar dengan baik. Kenyataan yang ada di lapangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri 1 Ngadirejo masih sangat jauh dari yang diharapkan. Guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode konvensional ceramah dan menggunakan media yang belum bisa menanamkan konsep kepada peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 1 Ngadirejo pada hari Sabtu tanggal 07 Januari 2011 ditemukan bahwa guru dalam menyampaikan materi menggunakan metode ceramah saja. Guru dalam melakukan pembelajaran kurang mampu menarik perhatian peserta didik dalam belajar, karena peserta didik dalam belajar hanya duduk diam dan catat sedikit terjadi umpan balik antara peserta didik dan guru. Selama ini kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat proses belajar lebih banyak hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah, yaitu guru kepada peserta didik.Dengan pembelajaran satu arah, menimbulkan kelelahan dan kebosanan bagi peserta didik, sehingga minat peserta didik pada pelajaran IPA berkurang. Minat peserta didik pada pelajaran IPA dapat ditumbuh kembangkan sendiri oleh masing-masing peserta didik dan guru. Disini guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat peserta didik untuk belajar dan aktif dalam proses belajar mengajar.
4
Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajaran mengajar. Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan minat belajar dan pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran IPA. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat dan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran IPA yaitu dengan penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team. Pembelajaran tipe quiz team merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Melvin L Silberman dimana peserta didik dibagi kedalam tiga tim. Setiap peserta didik dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para peserta didik akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi dan meningkatkan kerja sama agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Dan siswa akan memiliki minat untuk belajar IPA. Dengan adanya permasalahan yang dikemukakan di atas maka proses pembelajaran dalam materi yang sedang diajarkan coba dilakukan dengan metode belajar aktif tipe quiz team. Metode quiz team ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu peserta didik dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembar kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberikan arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materinya maka diadakan suatu pertandingan akademis. Sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar. Apabila dalam proses pembelajaran IPA dibuat menyenangkan, dimana penggunaan metode belajar yang tepat dan dapat membangkitkan minat serta pemahaman peserta didik pada IPA, maka peserta didik akan merasa lebih senang dan tidak bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga tidak ada lagi keluhan tentang kurangnya minat dan rendahnya hasil belajar peserta didik.
5
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Pada Mata Pembelajaran IPA Kelas IV Terhadap Hasil Belajar IPA Di SD Negeri 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung“.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif tipe quiz team efektif terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung?”
1.3
Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan
metode belajar aktif tipe quiz team terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung?”
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang
diharapkan dapat memberikan manfat teoritis serta manfaat praktis pada masyarakat luas khususnya dalam bidang pendidikan :
1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan, peningkatan dan perbaikan penggunaan metode dalam pembelajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis a.
Bagi Sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam penggunaan berbagai
metode pembelajaran selama proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terkait.
6
b.
Bagi Guru Meningkatkan kreativitas guru untuk menerapkan berbagai metode
pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas belajar siswa pada mata IPA.
c.
Bagi Siswa Penelitian dengan penggunaan metode quiz team dalam pembelajaran IPA
ini diharapkan siswa dapat belajar bersosialisasi yaitu dengan cara memahami perbedaan-perbedaan antar kelompok. Selain itu siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.