1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SD Negeri Bawen 03 terletak di Desa Berokan RT 01 RW 06 Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Kelas IV tahun ajaran 2012/2013 memiliki 38 siswa yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan dalam pendidikan di SD Negeri Bawen 03 antara lain Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, PKn yang termuat dalam kurikulum. Dan kurikulum yang digunakan SD Negeri Bawen 03 adalah KTSP. Dengan KTSP inilah tiap tingkat satuan pendidikan berhak menyusun kurikulum sendiri sesuai eksistensi satuan pendidikan yang bersangkutan. Pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan yaitu membina mental, rasio, intelektual dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Untuk itu sudah sewajarnya jika secara global dunia pendidikan harus mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan peka terhadap perkembangan jaman. Sesuai dengan UU No. 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan
di
Indonesia
adalah
pendidikan
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Di Sekolah Dasar banyak mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar siswa. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam termasuk dalam mata pelajaran yang diujikan pada UAN (Ujian Akhir Nasional). Hal
2
ini berarti hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Bawen 3 dominasi guru sangat kuat. Dari hasil observasi yang dilakukan masalah yang dijumpai dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Bawen 3, yaitu kurangnya minat siswa pada saat pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa masih banyak dibawah KKM (KKM=70). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Guru juga menyampaikan materi kurang menarik minat perhatian siswa yang menyebabkan siswa menjadi jenuh dengan materi yang diajarkan, dimana guru memulai pelajaran dengan menerangkan materi, memberi contoh, memberi latihan soal, dan diakhiri memberikan PR. Data yang diperoleh menunjukkan dari 38 siswa terdapat 14 atau 36,8% siswa yang mencapai KKM. Sedangkan 24 atau 63,2 siswa belum mencapai KKM. Minat siswa terdapat
45,61%
siwa berminat mengikuti pembelajaran,
sedangkan 54,31 siswa tidak berminat atau cenderung ramai sendiri dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pembelajaran
data di atas maka penulis menawarkan model
kooperatif
tipe Make A Match berbantuan media gambar.
Apabila siswa diberikan model pembelajaran yang menarik maka minat siswa akan
termotivasi
untuk
melakukan
kegiatan
pembelajaran.
Model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berbantuan media gambar dapat dinilai mampu meningkatkan minat dan hasil belajar IPA karena model pembelajaran tersebut dapat digunakan dalam bentuk permainan sehingga peserta didik tertarik untuk belajar. Menurut Curran (Lie, 2007: 55), salah satu keunggulan teknik Make a Match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
3
Pembelajaran tipe Make a Match diperkuat penelitian Sri Rejeki (2010) menemukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Make a Match meningkatkan aktivitas siswa karena model ini membuat siswa selalu aktif dalam proses belajar mengajar dan merasa senang. Hasil analisis data dari aktivitas siswa pada kondisi awal hanya 51%, siklus I mencapai presentase 75%, dan siklus II dengan presentase 85%. Peningkatan aktivitas siswa memberi dampak pada peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada ulangan harian siswa pada kondisi awal hanya mencapai rata-rata 66, siklus I dengan rata-rata 78, dan siklus II mencapai rata-rata 88. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti perlu untuk mengadakan penelitian dalam upaya untuk perbaikan proses dan minat belajar dengan pembelajaran teknik Make A Match dengan judul penelitian “Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Make A Match Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Bawen 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi rendahnya nilai hasil belajar siswa IPA Kelas IV SD Negeri Bawen 3, dikarenakan. 1. Dominasi guru dalam pembelajaran masih sangat kuat dimana siswa hanya dituntut untuk mendengarkan dan mencatat. 2. Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah sehingga para siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. 3. Guru menyampaikan materi kurang menarik minat perhatian siswa yang menyebabkan siswa menjadi jenuh dengan materi yang diajarkan, dimana guru memulai pelajaran dengan menerangkan materi, memberi contoh, memberi latihan soal, dan diakhiri memberikan PR.
4
Dampak permasalahan diatas jika tidak segera diatasi. 1. Jika dalam pembelajaran dominasi guru sangat kuat maka tingkat kreatifitas
siswa
tidak
mengungkapkan pendapat
akan
muncul,keberanian
pun tidak
akan
siswa
timbul
dalam
dan akan
menyebabkan hasil belajar yang rendah. 2. Jika guru masih menggunakan metode konvensional maka siswa akan merasa cepat jenuh dan akan menyebabkan siswa kurang berminat untuk mengikuti mata pelajaran yang diajarkan. 3. Jika guru dalam menyampaiakan materi kurang menarik proses pembelajaran akan berjalan monoton dan siswa cenderung akan ramai sendiri. Cara-cara
yang
dapat
ditempuh
guru
dalam
rangka
mencegah
permasalahan yang ada antara lain : 1. Alangkah baiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat atau dengan cara sesi tanya jawab, sedikit demi sedikit keberanian siswa akan timbul dan suasana kelas akan lebih interaktif. 2. Mencanangkan program gemar membaca bagi guru, agar pengetahuan guru lebih luas tentang macam-macam metode pembelajaran. Sehimgga para guru bisa menerapkan macam-macam metode pembelajaran tersebut di dalam kelas. 3. Memasukkan unsur permainan dalam proses pembelajaran, sehingga minat dan motivasi siswa akan timbul dan suasana kelas akan jadi lebih hidup.
1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan model pembelajaran Make a Match dengan berbantuan media gambar dapat meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Baweni 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013?
5
2. Apakah penggunaan model pembelajaran Make a Match dengan berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Baweni 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.4 Tujuan Penelitian 1. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berbantuan media gambar dapat meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Bawen 3 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Dengan
menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match berbantuan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Bawen 3 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru dan sekolah dan dapat mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media gambar dalam mata pelajaran IPA. 2. Manfaat Praktis Secara praktis manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. a.
Bagi sekolah 1) Sebagai masukan untuk mengembangkan teknik pembelajaran yang tepat di sekolah. 2) Dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
mutu
dan
kualitas
pendidikan di sekolah. b.
Bagi guru 1) Sebagai bahan pertimbangan, referensi, dan bahan masukan mengenai
teknik
pembelajaran
Make
A
Match
dengan
menggunakan media gambar agar dapat digunakan dalam
6
pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Dapat meningkatkan kreatifitas guru dan menciptakan suasana yang menarik dalam pembelajaran. c.
Bagi Siswa 1) Menambah
semangat
belajar
siswa
dengan
belajar
yang
menyenangkan. 2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3) Siswa jadi lebih berminat dalam
mengikuti pembelajaran dan
dapat menumbuhkan kreatifitas siswa.