BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Era ini layaklah bila kita menyebutnya sebagai Era Media. Media massa mengelilingi kita, televisi, radio, koran, sampai jaringan yang membuat kita terhubung dengan dunia luas tanpa batas waktu dan teritori, internet. Merekalah yang membombardir kita dengan informasi-informasi dari semenjak kita terbangun dari tidur hingga saat kitas akan terlelap. Media massa ada untuk membuat kita terbarukan dengan pesan-pesan yang ada di dalamnya. Arus informasi yang luar biasa ini tidak terelakkan, televise menjadi barang yang wajib dimiliki setiap rumah, oran-orangpun rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk membeli telepon seluler pintar untuk menunjang kebutuhan social terutama kebutuhan akan informasinya. Media jenis baru yang biasa dikenal dengan nama internet pun berkembang begitu pesat di Indonesia pada beberapa tahun belakangan. Riset yang dilakukan oleh SalingSilang, sebuah komunitas pemerhati dunia maya, menyatakan bahwa pengguna fasilitas internet di Indonesia adalah sebanyak 84,748 juta. Angka tersebut seperti menyatakan bahwa kita tidak lagi hanya menjadi masyarakat di dunia nyata, namun juga menjadi makhluk dalam dunia maya atau cyberspace. William Gibson, penulis fiksi, pada tahun 1948 dalam bukunya Neuromancer telah meramalkan apa yang terjadi di masa kini : semua orang terhubung dalam suatu jaringan sistem di dalam komputer. Dia menyebutnya cyberspace. Pada masa kini, kita tidak lagi hanya bisa mengirim surat lewat kantor pos, namun juga bisa melakukannya secara elektronik melalui
1
komputer hingga telepon genggam. Surat yang dikirimkan juga beragam jenisnya, entah itu hanya merupakan rangkaian karakter hingga yang bersifat audio-visual. Itu semua dapat dilakukan karena fasilitas computer yang terjaring, terhubung dengan jaringan komputer lainnya seperti yang diutarakan William Gibson. “Perkembangan teknologi informasi tidak hanya mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunitiy)” (Bungin, 2006 : 160).
Pada awalnya internet sangat terbatas penggunaannya karena cenderung bersifat satu arah, namun seiring berjalannya waktu kini internet cenderung lebih interaktif. Hal ini merupakan hal yang menarik karena kemudian masyarakat mencoba mengaplikasikan kehidupan nyata ke dalam dunia siber. Komunikasi di era digital terjadi proses komunikasi yang bernama selfmass communication (Castells, 2009 : 55).
Di dalam self-mass
communication terdapat ciri mass communication atau komunikasi massa karena pesan yang ditanam dalam internet dapat dijangkau oleh banyak orang, namun informasi yang dipasang dalam internet adalah selfgenerateddihasilkan sendiri, khalayak berhak memilih dan memposting sendiri pesan yang ini dikirim dan ingin diterima dalam media. Bermula pada awal tahun 2006, sebuah layanan komunikasi berupa jejaring sosial diluncurkan, ia bernama Twttr. Berlambangkan sebuah burung, Twttr bermaksud menjadikan dirinya sebagai wadah “kicauan” dari orangorang yang tergabung di dalamnya. Dimaksudkan hanya untuk proyek sampingan, Twttr, yang sekarang sudah beralih nama menjadi Twitter, memiliki jutaan penggunai. Di Indonesia sendiri tercatat ada 19,5 juta pengguna Twitter aktif1. 1
Diunduhdari dwikisetiawan.wordpress.com/2011/02/29/data-dan-fakta-pengguna-jejaring-sosialtwitter-indonesia/ diunduh pada selasa 6 maret 2012 pukul 23 :11
2
“Twitter is a messaging service that shares a lot of characteristics with communication toolsyou already use. It has elements that are similar to email, IM, texting, blogging, RSS and so on…Messages you send and receive on Twitter are no more than 140 characters, or about the length of a news headline.. That means you have to be interesting, or people will choose not to get your updates.. helping people disseminate media and ideas they care about.. you’ll see surprising patterns emerge, making it a powerful way to open your own mind. (O’reily, 2012 : 6)”
Twitter adalah media sosial berbentuk mikroblog; disebut demikian karena setiap pengguna memiliki page tersendiri dan bebas mengirimkan pesan apa saja berupa foto dan teks namun mikro karena setiap pesan yang dikirimkan berupa teks terbatas hanya dalam 140 karakter saja. Hal ini membuat para pengguna harus mengirimkan ide-idenya secara singkat dan padat; inilah yang membuat media sosial ini begitu digemari. Twitter menyediakan banyak fitur sehingga memudahkan para penggunanya menyaksikan lebih dekat perputaran informasi yang sedang berkembang di antara para pengguna Twitter lainnya. Follow adalah fitur dari Twitter yang memudahkan anda menghadirkan informasi di dalam page, atau biasa yang disebut timeline, pribadi penguguna. Retweet adalah fitur yang meyerupai fasilitas forward dalam SMS, meneruskan pesan yang kita dapat dari pengguna lain, kepada pengguna lain pula dan bila ingin menambahkan komentar pribadi pengguna Twitter hanya tinggal menggunakan fitur retweet with comment (tidak tersedia di dalam web, tetapi bisa dilakukan lewat Twitter Client seperti Twitter For Android, Echofon, Plume, etc). Sekian banyak pengguna Twitter di Indonesia, maka penggunaannya pun beragam. Perhatian penulis tertuju pada beberapa akun yang menggunakan nama palsu atau yang disebut pseudonim. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pseudonim” berarti nama yang digunakan seseorang, seperti penulis, pengarang, untuk menyembunyikan identitas sebenarnya. Akun pseudonim ini menggunakan foto-foto yang dipilih secara acak, atau bisa juga
3
menggunakan kolase atau foto selebritiii. Terdapat beberapa akun pseudonim yang memasang informasi yang skandal politik di Indonesia. Akun ini melemparkan cecuitan yang kemudian ditanggapi maupun disebarkan melalui fitur retweet yang dimiliki oleh twitter. Tidak tertutup kemungkinan informasi yang dikeluarkan oleh akun pseudonim ini disebarluaskan oleh pengikut mereka ke dunia nyata, ke khalayak yang jauh lebih luas. Salah satu akun pseudonim yang belakangan ramai diperbincangkan di dunia maya adalah @TrioMacan2000. Pemilik followers terbanyak, dibandingkan dengan akun dengan nama samaran lainnya, yaitu 292.202 akun pengikut sampai dengan bulan Juli tahun 2012. @TrioMacan2000 adalah akun pseudonim pertama di Indonesia yang karena kicauannya, membuatnya dilaporkan ke polisi (Majalah Detik edisi 31, 2 Juli 2012). Sang pelapor akun ini adalah Marwan Effendi, Jaksa agung Muda Pengawasan Kejaksaan Agung, yang dikabarkan oleh @TrioMacan2000 telah melakukan tindak korupsi dengan menggelapkan barang bukti senilai ratusan miliar rupiah dari kasus korupsi BRI KC Segitiga Senen, Jakarta Pusat. Kesampingkan fakta bahwa Marwan Effendi kemudian dinyatakan bersih oleh KPK, pada waktu itu tuduhan sudah menyebar dengan luas karena disebarluaskan oleh @TrioMacan2000 dan akun followingnya. Hajatan besar Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012pun membuat @TrioMacan2000 menyiapkan panggung besar untuk segudang informasi yang ia punya. Awalnya ia mendukung calon gubernur dan calon wakil gubernur Jokowi-Ahok, namun entah apa penyebabnya, dukungan ia cabut dan berbalik mendukung ke calon gubernur inkamben Fauzi Bowo serta menyerang Jokowi-Ahok. @Triomacan2000 mengeluarkan rangkaian tweets yang biasanya disebut dengan “kultwit” (kuliah-Twitter) sebanyak kurang lebih 16 kultwit yang menyerang pasangan Jokowi Ahok dan isinya sangat provokatif, “Jokowi Hanya Boneka Prabowo”, “Kebohongan Ahok”, “Sembilan
Pesan TrioMacan kepada Jokowi”, “Bukti Penipuan Jokowi 4
Ahok”, “Kegagalan dan Korupsi Jokowi Part 1 – 3”, “Fakta Prestasi Jokowi”, “Jokowi dan Orang-orang di Belakangnya”, “Kelebihan Foke Dibandingkan dengan Jokowi”, “Mengapa Jokowi Akan Menang”, “Bahaya Jokowi sebagai Gubernur DKI”, “Kegagalan Jokowi Menekan Angka Kemiskinan”, “Pencitraan Palsu Jokowi Ahok”, dan “Blunder Timses Jokowi Ahok”. Setiap judul kultwit ini terdiri dari 40 hingga 60 tweets dan dengan infrastruktur Twitter yang sedemikian rupa masing-masing tweet dibaca dan diteruskan oleh para follower akun @triomacan2000. Isu dari kultwit yang dikeluarkan oleh @triomacan2000 bervariasi mulai dari integritas Jokowi-Ahok, kasus korupsi, hingga yang menyangkut tentang suku, agama dan ras (SARA). Layaknya dunia nyata, di dalam dunia maya pun, setiap anggota “masyarakat” memiliki identitas. Identitas di sini bukanlah nama tapi merupakan fungsi dari peran sosial. Dalam era modern, identitas bergerak bebas, berlipat ganda, personal, cenderung berubah, dan dapat dibuat (Kellner, 2010 : 315). Pendapat Kellner tersebut seperti mengamini apa yang dikatakan oleh Henri Tafjel, bahwasanya identitas sosial berasal dari pemberian orang lain, namun juga bisa didapatkan dengan melalui proses usaha. Identitas yang dimiliki seseorang dalam maya bisa saja terlepas dari identitasnya di dunia nyata. Terlepas dengan validitasnya, @triomacan2000 pun membangun identitasnya sendiri di dalam dunia maya, khususnya Twitter dengan memberikan informasi tentang skandal politik yang dilakukan Jokowi dan Ahok pada masa Pilkada DKI Jakarta. Penulis akan meneliti bagaimana konstruksi identitas itu dilakukan dengan membedah pesan-pesan yang disajikan oleh @trimacan2000 dalam timeline di Twitter pada masa Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.
5
1.2 Rumusan masalah Bagaimana konstruksi identitas @triomacan2000 lewat pesan di Twitter (kultwit) pada masa Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) DKI Jakarta 2012? 1.3 Tujuan penelitian Menggambarkan dan menjelaskan konstruksi identitas akun @triomacan2000 lewat pesan di Twitter (kultwit) pada masa
Pemilihan Kepala Daerah
(pilkada) DKI Jakarta 2012. 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat berkontribusi terhadap ilmu komunikasi khusunya dalam bidang media baru sehingga penelitian ini dapat menjadi referensi untuk bahan pembelajaran dan penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis yang menjadi harapan penulis adalah pembentukan identitas akun @triomacan2000 ini dapat memperkaya wawasan kita akan pentingnya peran dan bagaimana cara media sosial dalam kehidupan berinformasi kita semua. Menyampaikan pesan di Twitter dan media sosial lainnya dalam new media bukanlah hal yang bisa disepelekan karena dapat berdampak besar. i
. Semiocast.com mencatat bahwa Indonesia merupakan Negara yang memiliki pengguna Twitter terbesar ke lima di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan Inggris. Diunduh dari dwikisetiawan.wordpress.com/2011/02/29/data-dan-fakta-pengguna-jejaring-sosial-twitter-indonesia/ (selasa 6 maret 2012 23 :11)
6