1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik, dengan anggaran tertentu, dan berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Menurut Loo (1996) karakteristik umum proyek diantaranya adalah (a) proyek bersifat unik, memiliki waktu terbatas, kompleks dan terintegrasi dengan serangkaian aktivitas dengan margin kesalahan yang kecil, (b) proyek memiliki project life cycle yang dimulai dari fase konseptual sampai dengan fase terminasi, (c) proyek dibangun dengan tujuan spesifik, prioritas yang jelas, dan kriteria pengendalian yang didokumentasikan, (d) bersifat formal, dan (e) proyek memiliki standar kinerja yang jelas. Sementara itu, manajemen proyek didefinisikan sebagai “the process of scoping,
planning,
staffing,
organizing,
directing,
and
controlling
the
development of an acceptable system at a minimum cost within a specified time frame”. Lingkup manajemen proyek terdiri atas perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian. Perencanaan meliputi penetapan tujuan, pendefinisian proyek, dan pengorganisasian tim proyek. Penjadwalan berkaitan dengan penjadwalan orang, biaya, alokasi sumber daya kepada aktivitas-aktivitas proyek. Pengendalian meliputi kegiatan pengendalian sumber daya, ongkos, kualitas, buget, revisi rencana, dan penggantian sumber daya berdasarkan waktu dan kemampuan ongkos. Kebutuhan sebuah industri terhadap fungsi manajemen proyek sangat penting.
Industri
dalam
melakukan
proses
produksinya
harus
mampu
menghasilkan suatu produk atau jasa yang sesuai dengan kriteria waktu, kualitas, dan biaya yang telah ditetapkan. Ketiga kriteria saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya dan merupakan batasan dari sebuah proyek, yang kemudian dikenal dengan istilah triple constraint. Perubahan terhadap salah satu 1
2
kriteria dari triple constraint tersebut dapat mempengaruhi pada dua kriteria lainnya, sehingga hal ini dapat berdampak terhadap besar-kecilnya nilai keuntungan yang diperoleh oleh industri. Untuk menghasilkan proyek yang berhasil, perlu dipertimbangkan tiga hal utama, yaitu: (a) ruang lingkup pekerjaan apa yang akan dilakukan sebagai bagian dari proyek tersebut, serta produk dan layanan atau hasil apa yang diinginkan oleh pelanggan (sponsor) yang dapat dihasilkan dalam suatu proyek, (b) waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek, dan (c) biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Tujuan utamanya agar proyek tersebut tepat biaya, tepat waktu, dan tepat kualitas. Tepat biaya mengandung pengertian bahwa proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya tiap item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek. Tepat waktu mengandung pengertian bahwa proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek (schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan dalam bentuk prestasi pekerjaan (work progress). Sementara itu, tepat mutu mengandung pengertian bahwa mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik. Menurut Husen (2011), penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antarkegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masingmasing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal
dengan
mempertimbangkan
keterbatasan-keterbatasan
yang
ada.
Penjadwalan proyek dibutuhkan untuk membantu (a) menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, (b) mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan, (c) menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan, dan (d) membantu penggunaan
3
tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek. Sementara itu, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek adalah (a) kebutuhan dan fungsi proyek tersebut, (b) keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya, (c) alasan sosial politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah, (d) kondisi alam dan lokasi proyek, (e) keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya, (f) ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut, (g) kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung, (h) produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis, (i) cuaca, musim, dan gejala alam lainnya, dan (j) referensi hari kerja efektif Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumberdaya proyek, di antaranya adalah Bar Chart, Critical Path Methode (CPM), Project Evaluation and Review Technique (PERT), Precedence Diagram Methode (PDM). Masing-masing metode tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel-variabel yang memengaruhinya juga harus senantiasa dipantau, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan material, serta pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap pada kondisi yang diinginkan. Bar Chart merupakan sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal. Kelebihannya lebih mudah dipahami, sedangkan kelemahannnya ialah bahwa: (1) Barchart tidak dapat secara spesifik menunjukkan urutan kegiatan dan hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang
4
lain sehingga kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas atau lebih penting dari yang lain di dalam suatu proyek tidak dapat dilihat, dan (2) Lintasan kritis kegiatan proyek juga tidak dapat diketahui, maka apabila terjadi keterlambatan proyek
prioritas
kegiatan
yang
akan
dikoreksi
menjadi
sukar
untuk
dilakukan.Critical Path Methode (CPM), metode CPM ini ditemukan oleh perusahaan bahan kimia Amerika yaitu Du Pon Company pada tahun 1958 untuk memecahkan kesulitan-kesulitan proses fabrikasi. Metode ini berbentuk diagram network yang hampir mirip dengan PERT. Perbedaannya adalah dalam penentuan perkiraan waktu. CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat perhatian dan pengawasan yang cermat, agar kegiatan dapat selesai sesuai dengan rencana. Kelemahan dalam metode CPM ini adalah tingkat pembacaan pada level bawah. Project Evaluation and Review Technique (PERT) merupakan metode analisis jaringan untuk memperkirakan umur proyek dengan memperhitungkan
faktor
ketidakpastian
waktu
masing-masing
aktivitas.
Kelemahan dalam metode PERT ini terletak pada cara pembacaan. Tidak semua level manajemen dapat membaca dan mengetahui kegiatan mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Selain itu, PERT juga mempunyai kelebihan yaitu sangat berguna terutama saat menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar. Precedence Diagram Method (PDM) merupakan jenis perencanaan jaringan kerja (network planning) yang menggunakan pendekatan aktivitas pada node (Activity on Node) yang dihubungkan dengan anak panah (Arrow) pada setiap pola hubungan antaraktivitas yang terdapat pada proyek,di mana fokus atau tujuan utamanya adalah memperhatikan keseimbangan antara optimalisasi sumber daya untuk memperpendek durasi aktivitas terhadap peningkatan biaya, sebagai akibat usaha memperpendek durasi aktivitas tersebut, kelebihan pada metode ini adalah mudah digunakan dan direpresentasikan, alat komunikasi yang baik, alat komunikasi yang luas, dan tidak menggunakan dummy, sedangkan untuk kelemahannya waktu tidak dapat ditunjukkan secara grafis. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, yang merupakan salah satu unit pembangkit dibawah PT Indonesia Power Unit Bisnis
5
Pembangkitan (UBP) Kamojang, tidak lepas dari kebutuhan penjadwalan tersebut dalam menjalankan kegiatan di dalamnya. Di PLTP ini, turbin, turbin valve, generator, dan inspection motor-motor dipelihara secara periodik atau Time Based Maintenance (pemeliharaan berdasarkan waktu). Dengan kata lain, setelah turbin yang bersangkutan menjalani jangka waktu operasi tertentu diperlukan suatu tindakan pemeriksaan, pembongkaran, membersihkan, atau penggantian terhadap komponen-komponennya. Pemeliharaan periodik (periodic maintenance) pada tiap unit pembangkitnya ini dianggap sebagai bagian dari tindakan pencegahan atau preventive maintenance. Secara garis besar, pemeliharaan periodik yang dilakukan di UBP Kamojang tersebut meliputi: (1) Simple Inspection (SI), yang dilakukan setiap 8000jam operasi (2) Mayor Inspection (MI), yang dilakukan setelah dua kali SI atau setelah 24000 jam operasi. Penelitian dalam tugas akhir ini adalah mengambil pemeliharaan Simple Inspection (SI) yang dilakukan setiap 8000 jam sekali. Berkaitan dengan penjadwalan Proyek pemeliharaan Simple Inspection (SI) Turbin Unit III, PT Indonesia Power UBP Kamojang hanya menggunakan metode Bar Chart, dimana penjadwalan dengan Bar Chart mempunyai kelemahan yaitu: (1) Bar Chart tidak dapat secara spesifik menunjukkan urutan kegiatan dan hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain sehingga kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas atau lebih penting dari yang lain di dalam suatu proyek tidak dapat dilihat dan (2) Lintasan kritis kegiatan proyek juga tidak dapat diketahui.Maka apabila terjadi keterlambatan proyek prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan. Waktu yang diperlukan untuk penjadwalan proyek turbin unit III adalah sebesar 24 hari, dampak dari waktu pemeliharaan yang terlalu lama adalah menghambat produksi listrik di unit tesebut, dan kerugian tersebut sebesar Rp 300.960.000,00. Perlunya menggunakan metode Precedence Diagram Methode (PDM) dalam penjadwalan proyek turbin unit III adalah karena metode ini memungkinkan untuk mengubah ketergantungan fiinish to start menjadi start to start, start to finish, dan finish to finish. Sedangkan jika dibandingkan dengan
metode CPM
pada
pendekatan aktivitas pada node (Activity on Node) yang hanya mempunyai ketergantungan fiinish to start tanpa dapat melakukan ketergantungan seperti
6
halnya yang dilakukan pada PDM. Karena itu, penulis tertarik untuk membuat usulan tentang pemeliharaan simple inspection (SI) turbin di PT Indonesia Power UBP Kamojang, penulis pun menentukan judul “USULAN PENJADWALAN PROYEK PEMELIHARAAN TURBIN MENGGUNAKAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM). (Studi di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power)”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam latar belakang masalah, rumusan utama penelitian adalah “Bagaimana usulan penjadwalan proyek pemeliharaan turbin di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power?”. Untuk memperjelas rumusan utama, disampaikan pula beberapa rumusan pendukung penelitian sebagai berikut: 1.
Aktivitas apa saja yang terdapat dalam rancangan jadwal proyek pemeliharaan Simple Inspection (SI) turbin di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power?
2.
Berapa waktu atau durasi yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas dalam proyek pemeliharaan Simple Inspection (SI) turbin di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power?
3.
Bagaimana network diagram dalam proyek pemeliharaan Simple Inspection (SI) turbin di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power?
4.
Berapa waktu atau durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek pemeliharaan Simple Inspection (SI) turbin di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memberikan usulan penjadwalan proyek pemeliharaan Simple Inspection (SI) turbin di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power. Tujuan utama ini dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus, yaitu: 1.
Untuk mengetahui lintasan kritis dalam proyek pemeliharaan Simple Inspection (SI) turbin di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power.
7
2.
Untuk menentukan waktu atau durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek pemeliharaan turbin Simple Inspection (SI) di PLTP Kamojang Unit III PT Indonesia Power.
1.4 Batasan Penelitian Agar pembahasan tidak menyimpang dari yang telah ditetapkan, maka batasan masalah penelitian ini adalah: 1.
Penelitian hanya dilakukan pada penjadwalan simple inspection turbin di PLTP Kamojang Unit III.
2.
Waktu penelitian adalah bulan April 2014 sampai dengan bulan Desember 2014.
3.
Data waktu yang didapat bersifat sekunder yang didapat dari teknisi turbin, diukur pada hari kerja normal dengan 7 jam kerja per hari.
4.
Data waktu yang didapat merupakan data waktu dengan asumsi peralatan/ mesin dalam keadaan normal (tidak ada kerusakan).
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri atas 6 bab, yaitu: (a) Bab I Pendahuluan, (b) Bab II Landasan Teori, (c) Bab III Metodologi Penelitian, (d) Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data, (e) Bab V Analisis, dan Bab VI Kesimpulan dan Saran. Rincian masing-masing bab menjelaskan pada paparan berikut: Bab
I
Pendahuluan Pada bab I ini, secara umum akan dijelaskan apa yang akan diteliti dan mengapa perlu diteliti yang dituangkan dalam beberapa subbab, yaitu: (a) Latar Belakang Masalah, (b) Perumusan Masalah, (c) Tujuan Penelitian, (d) Batasan Penelitian, (e) Sistematika Penulisan.
Bab
II Landasan teori Pada Bab II ini akan dijelaskan berbagai teori yang mendasari penelitian ini, yaitu: (a) Manajemen Proyek, (b) Penjadwalan Proyek.
8
Bab
III Metodologi penelitian Pada Bab III ini akan dijelaskan tentang bagaimana penelitian ini dilakukan yang secara rinci dituangkan dalam beberapa subbab, yaitu: (a) Flowchart Pemecahan Masalah, (b) Uraian Tahapan Penelitian.
Bab
IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada Bab IV ini akan dibahas tentang pengumpulan dan pengolahan data.
Data yang akan dikumpulkan berkenaan dengan (a) Profil
Perusahaan, (b) Struktur Organisasi, (c) Job Description, (c) Aktivitas Proyek Pemeliharaan, (d) Hari Kerja dan Jam Kerja, (e) Durasi Aktivitas Proyek Pemeliharaan Turbin, (f) Hubungan Ketergantungan Aktivitas Proyek Pemeliharaan Turbin, (g) Penjadwalan Proyek Pemeliharaan yang Selama Ini Dilakukan. Untuk Pengolahan data yaitu: (a) Network Diagram, (b) Perhitungan ke Depan (Forward Computation), (c) Perhitungan ke Belakang (Backward Computation), (d) Perhitungan Float Time, (e) Penentuan Lintasan Kritis, (f) Pengembangan Usulan Jadwal Pemeliharaan. Bab
V
Analisis Pada Bab V ini akan dilakukan analisis terhadap pengolahan data yang telah dihasilkan.
Bab
VI Kesimpulan dan Saran Pada Bab VI ini akan menguraikan tentang kesimpulan yang diambil dari hasil analisis, serta saran yang diajukan bagi pihak perusahaan untuk penelitian atau tindakan lebih lanjut.