BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, hospitality industry sangat berkembang dengan pesat.Ini dibuktikan dengan banyaknya yang terlibat dalam industri ini. Karena dengan
adanya
industry
ini
membuka
peluang
usaha
untuk
dapat
mengembangkan kariernya di bidang hospitality. Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor – sektor produktif lainnya (Pendit S. Nyoman, 2001 : 32). Kepariwisataan dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata
merupakan
suatu
kenyataan
di
tengah-tengah
industri
lainnya.Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. Kepariwisataan merupakan keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan (Fandeli, 2001). “Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata“(Undang-undang No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan). Jenis pariwisata perlu pula dibicarakan untuk menyusun statistic atau data-data penelitian dan peninjauan yang lebih akurat. Setiap orang telah memaklumi bahwa pembangunan ekonomi modern saat ini tanpa penelitian dan peninjauan yang sistematik akan menemui kegagalan dan berakibat kerugian
Sintya Ariesta Ramadhanti,2014 EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK & SURABI DAGO KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
2
serta pemborosan yang tidak sedikit. Justru karenanya pembangunan industri pariwisata di Indonesia juga harus didasarkan atas prinsip-prinsip ini.
Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Jawa Barat Tahun
Wisatawan 2010
2011
2012
Mancanegara
750.324
800.678
1.121.238
Nusantara
34.056.978
36.154.376
38.346.304
JumlahWisatawan
34.807.302
36.955.054
39.467.542
Sumber :Disbudpar Jawa Barat dan www.jabarprov.go.id
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara ke Jawa Barat pada setiap tahunnya. Banyaknya tempat-tempat di propinsi ini dapat dikunjungi, baik yang datang dalam urusan bisnis maupun hanya untuk sekedar liburan dan menikmati aneka kuliner dari tanah pasundan ini.
Tabel 1.2 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Wisatawan
2010
Tahun 2011
2012
Mancanegara K
228.449
225.585
176.855
Nusantara
4.951.439
6.487.239
5.080.584
JumlahWisatawan
5.179.888
6.712.824
5.257.439
Ket : Sudah disesuaikan dengan perhitungan BPS Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2013
Sintya Ariesta Ramadhanti,2014 EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK & SURABI DAGO KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Dari data tabel 1.2 terlihat tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung tiap tahunnya mengalami peningkatan baik wisatawan mancanegara maupun nusantara, meskipun pada tahun 2012 mengalami penurunan tetapi tidak menyurutkan minat para wisatawan untuk terus datang mengunjungi kota Bandung. Keunggulan Kota Bandung dalam mengolah kuliner terutama kualitas restorannya, seiring dengan tingkat ekspektasi pelanggan yang semakin meningkat dan ketatnya persaingan, maka usaha ini tidak lantas mengandalkan produk fisik sebagai daya saing saja, karena hampir semua restoran yang terdapat dalam klasifikasi memiliki fasilitas fisik yang sama maka harusnya mengembangkan dan berfokus pada aspek pelayanan, penempatan lokasi dan harga yang digunakan untuk bersaing serta dapat menjadi andalan. Perkembangan usaha pada saat sekarang ini ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan keinginan dan kebutuhan manusia mengalami perubahan. Setiap orang bebas untuk memilih produk yang mereka inginkan untuk dapat memenuhi memenuhi keinginannya. Fenomena ini yang mendorong timbulnya persaingan diantara produsen dalam menarik konsumennya. Tabel 1.3 Daftar Data Pengusaha / Penjual Surabi di Kota Bandung No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Perusahaan Soerabi ABC Durian Surabi Teh Iros (Gerobak) Waroeng Setiabudhi Surabi Ibu Lili D’kota Cafe Soerabi Enhaii Dapoer Ndeso Soerabi Abah Soerabi Duren Defri La Viva Cafe Soerabi Imut Soerabi Arab
Alamat Jln. Cibaduyut Raya Jln. Geger Kalong Girang Jln. Setiabudhi No.175 Pasar Geger Kalong Jln. Setiabudhi No.145 Jln. Padjajaran No.80 Jln. Setiabudhi Jln. Geger Kalong Girang No.52 Jln. Geger Kalong Girang Jln. Setiabudhi 173 Jln. Setiabudhi Jln. Ternate
Sintya Ariesta Ramadhanti,2014 EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK & SURABI DAGO KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
13 Soerabi D’Cosmo 14 Soerabi Pawon Pitoe 15 Soerabi Ina 16 Soerabi Eka Rasa 17 Pondok Soerabi 18 Soerabi Haneut 19 Soerabi Galuh 20 Soerabi Iman 21 Soerabi Janda 22 Soerabi Pak Rahmat 23 Warung Surabi Setiabudhi 24 Soerabi Tagog 25 Warung Colenak & Surabi Sumber : Survey 2013
Jln. P.H.H Moestofa (suci) Jln. Talaga Bodas Jln. Burangrang Jln. Burangrang Jln. Terusan Jakarta No.79A Jln. BKR Jln. Cihampelas Jln. Sukajadi Jln. Purnawarman Jln. Buah Batu Jln. Raya Cibiru Bunderan Cibiru Jln. Ir. H. Juanda
Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa salah satu kuliner jajanan pasar di kota Bandung yang menjadi pilihan para pelaku bisnis kuliner adalah surabi. Surabi ini menjadi jajanan pasar yang banyak diminati wisatawan lokal maupun asing, karena meskipun ukurannya yang tidak terlalu besar tetapi surabi mampu membuat perut terasa kenyang dan juga memberikan rasa yang menggugah selera.Banyaknya warung surabi yang berdiri di kota Bandung dipastikan memiliki hasil produk surabi yang berbeda-beda, standar resep yang berbeda, inovasi rasa yang beraneka ragam. Untuk menjalani sebuah usaha diperlukan sebuah studi kelayakan apakah sebuah usaha layak untuk dijalankan atau tidak layak dijalankan. Jika layak untuk dijalankan, landasan apa saja yang menjadikan layak dan begitu juga jika tidak layak, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ketidaklayakan usaha tersebut. Berikut ini data kas bersih penjualan Warung Colenak & Surabi pada periode tahun 2009 – 2012.
Sintya Ariesta Ramadhanti,2014 EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK & SURABI DAGO KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
Tabel 1.4 Jumlah Kas Bersih Warung Colenak & Surabi Tahun 2009 - 2012 Tahun Jumlah 2009
492.767.000
2010
492.139.000
2011
492.087.000
2012
492.304.000
Sumber : data diolah, 2013
Gambar 1.1 Diagram Kas Bersih Warung Colenak & Surabi Periode 2009 – 2012
Sumber : data diolah 2013 Berdasarkan data diatas, dapat kita lihat pada tahun 2010 dan 2011keuangan di warung colenak & surabi ini mengalami penurunan yang signifikan. Ini disebabkan karena banyaknya bermunculan makanan yang bernuansa Korea seperti ramen, takoyaki, dan sebagainya. Tetapi hal itu tidak membuat warung colenak & surabi ini kehilangan pelanggannya. Ini dibuktikan dengan meningkatnya kas pada tahun 2012.
Sintya Ariesta Ramadhanti,2014 EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK & SURABI DAGO KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
Untuk mencapai tujuan agar pendapatan dan pengunjung yang datang ke warung colenak & surabi terus meningkat, perusahaan harus menerapkan berbagai macam strategi. Salah satunya adalah bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari product, price, place, promotion, people, physical evidance, dan process. Melalui bauran pemasaran ini diharapkan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pendapatan serta peningkatan jumlah pengunjungnya. Studi kelayakan pada akhir-akhir ini telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang dunia usaha. Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia usaha, telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan/kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila diusahakan. Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek, disebut dengan studi kelayakan bisnis. Dengan adanya studi kelayakan dalam berbagai kegiatan usaha/proyek dapat diketahui sampai seberapa jauh gagasan usaha yang akan dilaksanakan mampu menutupi segala kewajiban-kewajibannya serta prospeknya di masa yang akan datang. Dalam kegiatan kemasyarakatan, studi kelayakan mulai dikenal dan mendapat perhatian dari beberapa kalangan masyarakat, terutama yang menyangkut usaha-usaha dalam mencari dana dan kegiatan-kegiatan lainnya. Studi kelayakan usaha bisa disimpulkan untuk menentukan seberapa besar pengembalian sebuah investasi atas suatu aktivitas usaha dan implikasi usaha tersebut, tentunya dalam sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal yang disebut sumber daya yang akan dialokasikan. Pengembaliannya adalah perbandingan antara input investasi dengan dibandingkan dengan output yang akan dihasilkan dengan mempertimbangkan seluruh aspek yang dijalankan. Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis mencoba untuk mengkaji dan merumuskan penelitian ini dengan judul : Evaluasi Kelayakan Bisnis Surabi Berbasis Aspek Pemasaran dan Aspek Finansial Pada Warung Colenak & Surabi Dago Kota Bandung.
Sintya Ariesta Ramadhanti,2014 EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK & SURABI DAGO KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang diteliti difokuskan dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran bisnis surabi pada Warung Colenak & Surabi Dago kota Bandung ? 2. Bagaimana kelayakan bisnis pada Warung Colenak & Surabi Dago kota Bandung ditinjau dari aspek pemasaran ? 3. Bagaimana kelayakan bisnis pada Warung Colenak & Surabi Dago kota Bandung ditinjau dari aspek finansial ?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai : a. Mengetahui gambaran bisnis surabi pada Warung Colenak& SurabiDago kota Bandung b. Mengetahui kelayakan bisnis pada Warung Colenak & Surabi Dago kota Bandung ditinjau dari aspek pemasaran. c. Mengetahui kelayakan bisnis pada Warung Colenak & Surabi Dago kota Bandung ditinjau dari aspek finansial.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan setelah adanya penelitian yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut mengenai studi kelayakan bisnis pada aspek pemasaran dan aspek finansial surabi di kota Bandung. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu sebagai dasar pertimbangan bagi perusahaan untuk mengelola dan mengembangkan bisnis.
Sintya Ariesta Ramadhanti,2014 EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK & SURABI DAGO KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu