FACTORS - FACTORS THAT INFLUENCE CHOICE OF PROFESSIONAL ACCOUNTANTS IN PUBLIC AND NON PUBLIC ACCOUNTANTS ACCOUNTING DEPARTMENT FOR STUDENTS IN YOGYAKARTA SPECIAL REGION (Cynthia MS, Drs. Supardi, MM)
ABSTRACT The role of accountants educators as a stimulant in this regard is felt very important. Accounting profession educators are always working to improve the benefits of the course material being taught to their students. The same subject may be presented differently or given different emphasis. Globally high diperguruan accounting teaching tends to direct the student to work as a public accountant (Widhinugroho, 1999). Students who wish to work as an accountant and wants to take the certification exam necessary to follow the profession of education so that the socialization of professional accounting education programs should be increased. Therefore, accountants educators need to think about and consider the interests of students for the course material can be effectively delivered in accordance with the goals of students in participating in education. Businesses that require accounting graduates need to know the various factors to be considered by job seekers in receiving a job offer. This is very helpful in the process of mutually beneficial relationships between job seekers with employers. The results showed that compared with students who chose public accounting profession, students who choose non-public accounting profession in greater consideration of the intrinsic value of a job and starting salaries are high. On the other hand, students who choose to work as a public accountant is more promising. Related to the ratio of benefits to costnya, students who chose public accounting profession believes that the award of this profession is greater than sacrifice. While students who choose non-public accounting profession thought that the sacrifice to become a public accountant will be greater than the benefits gained.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Cynthia MS, Drs. Supardi, MM)
ABSTRAK Peran akuntan pendidik sebagai stimulan dalam hal ini dirasa sangat penting. Profesi akuntan pendidik selalu berupaya untuk meningkatkan manfaat materi kuliah yang diajarkan kepada anak didiknya. Mata kuliah yang sama mungkin harus disampaikan dengan cara yang berbeda atau diberikan penekanan yang berbeda. Secara global pengajaran akuntansi diperguruan tinggi cenderung mengarahkan mahasiswa untuk bekerja sebagai akuntan publik (Widhinugroho, 1999). Mahasiswa yang berkeinginan untuk berprofesi sebagai akuntan dan ingin mengikuti ujian sertifikasi perlu mengikuti pendidikan profesi sehingga sosialisasi program pendidikan profesi akuntansi perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, akuntan pendidik perlu memikirkan dan mempertimbangkan minat mahasiswa agar materi kuliah yang disampaikan dapat efektif sesuai dengan tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan. Dunia usaha yang memerlukan sarjana akuntansi perlu mengetahui berbagai factor yang dipertimbangkan oleh pencari kerja dalam menerima suatu tawaran pekerjaan. Hal ini sangat membantu dalam proses terjadinya hubungan saling menguntungkan antara pencari kerja dengan pemberi kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik, mahasiswa yang memilih untuk berprofesi pada non akuntan publik lebih mempertimbangkan tentang nilai intrinsic suatu pekerjaan dan gaji awal yang tinggi. Dipihak lain, mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan publik lebih menjanjikan. Berkaitan dengan rasio benefit dengan costnya, mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih besar dari pengorbanannya. Sedangkan mahasiswa yang memilih profesi non akuntan publik berpikir bahwa pengorbanannya untuk menjadi seorang akuntan publik akan lebih besar dari manfaat yang diperolehnya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi dan menyingkapi berbagai keadaan hidup serta persaingan bisnis yang terjadi di bangsa Indonesia, peran masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa dituntut untuk mulai memikirkan profesi yang akan dilakoni atau dijalankan nantinya. Dalam hal ini, mahasiswa- mahasiswa tahun terakhir, menjelang kelulusannya, tentunya telah memikirkan rencana atau paling tidak pemikiran mengenai alternatif langkah yang ditempuh setelah kelulusannya. Perencanaan karir merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai sukses (Berry, 1997; Messer, 1997; dan Paollilo et al. 1982). Oleh karena itu diperlukan suatu stimulasi untuk membuat mahasiswa mulai memikirkan secara serius tentang karir yang diinginkannya sejak semasa masih dibangku kuliah agar mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dan fasilitas kampus secara optimal. Sarjana (ekonomi jurusan) akuntansi akankah berkarir dibidang profesi akuntan publik? Sarjana akuntansi memiliki paling tidak tiga alternatif langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan bidang pekerjaan. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi, seseorang dapat langsung bekerja. Bidang pekerjaan yang tersedia untuk lulusan ini cukup bervariasi, antara lain sebagai wiraswasta (dengan demikian bertindak sebagai manager pada perusahaan sendiri) dan bekerja pada perusahaan aau instansi pemerintah. Kedua, melanjutkan pendididikan akademik jenjang S2. Setelah menyelesaikan pendidikan ini, para lulusannya dapat bekerja sebagai pengajar atau dosen diberbagai kampus. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik. Dengan kaa lain, setelah menyelesaikan pendidikan jenjang program sarjana akuntansi, seorang sarjana akuntansi dapa memilih untuk menjadi akuntan publik atau memilih untuk menjalani profesi non akuntan publik. Peran akuntan pendidik sebagai stimulan dalam hal ini dirasa sangat penting. Profesi akuntan pendidik selalu berupaya untuk meningkatkan manfaat materi kuliah yang diajarkan kepada anak didiknya. Mata kuliah yang sama mungkin harus disampaikan dengan cara yang berbeda atau diberikan penekanan yang berbeda. Secara global pengajaran akuntansi
diperguruan tinggi cenderung mengarahkan mahasiswa untuk bekerja sebagai akuntan publik (Widhinugroho, 1999). Minat dan rencana karir mahasiswa yang jelas akan sangat berguna dalam penyusunan program agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi mahasiswa yang memerlukannya. Pada kenyataannya sebagian besar sarjana akuntansi bekerja pada perusahaan dan tidak pernah mengikuti ujian sertifikasi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta ujian sertifikasi yang hanya sebesar 341orang pada tahun 1997 dan 164orang peserta ujian I pada tahun 1998 (Harry S/F dkk, 1999). Mahasiswa yang berkeinginan untuk berprofesi sebagai akuntan dan ingin mengikuti ujian sertifikasi perlu mengikuti pendidikan profesi sehingga sosialisasi program pendidikan profesi akuntansi perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, akuntan pendidik perlu memikirkan dan mempertimbangkan minat mahasiswa agar materi kuliah yang disampaikan dapat efektif sesuai dengan tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan. Berbagai jenis usaha yang memerlukan tenaga kerja dengan kualifikasi sarjana akuntansi, pada sisi lain, tentunya berupaya untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan jenis ( sifat ) pekerjaan yang akn dibebankannya. Pemberi kerja memberikan fasilitas dan berbagai bentuk kompensasi sesuai dengan kebijakan manajemen. Sedangkan sarjana akuntansi, pencari kerja, tentu telah memiliki kriteria- criteria serta pertimbangan tertentu untuk menerima suatu tawaran pekerjaan. Dunia usaha yang memerlukan sarjana akuntansi perlu mengetahui berbagai factor yang dipertimbangkan oleh pencari kerja dalam menerima suatu tawaran pekerjaan. Hal ini sangat membantu dalam proses terjadinya hubungan saling menguntungkan antara pencari kerja dengan pemberi kerja. Meskipun sarjana akuntansi, baik yang berencana untuk berprofesi sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik perlu menyadari bahwa pada perkembangannya, bidang- bidang pekerjaan yang semula tidak terbayangkan oleh akuntan diperkirakan akan menjadi bidang kerja akuntan publik juga (Dennis, 2000). Sebagai contoh, sarjana akuntansi dapat saja berperan sebagai Direktur Sumber Daya Manusia pada sebuah kantor akuntan publik, sehingga harus tahu bagaimana cara memotivasi dan mengelolah semua karyawan (Grote, 1999). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui rencana karir mahasiswa jenjang program S1 jurusan akuntansi apakah ingin berprofesi sebagai akuntan publik atau memilih profesi non akuntan publik serta faktor- faktor yang mempengaruhi.
Maka dalam penelitian ini, penulis mengambil judul : “FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI ; STUDI KASUS : Pada Mahasiswa PTS di YOGYAKARTA.”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dirumuskan berbagai permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini, sebagai berikut : • Apakah terdapat perbedaan yang signifikan mengenai faktor – faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik? • Apakah faktor yang membedakan antara pemilihan profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik? 1.3 Batasan Masalah Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan batasan agar penelitian dapat lebih terarah, yaitu : • Penelitian ini membahas faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan karir bagi profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik yaitu nilai intrinsic atau sifat atau jenis pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan (cost) dari profesi akuntan publik. • Subyek penelitian adalah para mahasiswa ekonomi jurusan akuntansi, yang dibedakan jadi 2 kelompok yaitu kelompok 1, mahasiswa semester 1-4 dan kelompk 2, mahasiswa yang akan mengakhiri masa kuliah. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah • Tujuan umum Untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi strata 1 pada jurusan akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megarkencana, Yogyakarta.
• Tujuan khusus Untuk meneliti faktor- faktor yang memiliki elemen yang berbeda maupun yang tidak berbeda secara statistik signifikan dalam pemilihan profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik di kedua kelompok 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : • Hasil penelitian diharapkan bisa bermanfaat sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian lebih lanjut dan menambah khasanah kajian ilmu ekonomi pada umumnya • Bagi akademis adalah untuk memberikan tambahan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain terkait dengan kepentingan akademis guna peningkatan sistem pengajaran dan pemahaman rencana karir mahasiswa. • Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan tentang profesi akuntansi serta pengaruh faktor- faktor nilai intrinsic pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan pekerjaan, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan terhadap pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik . 1.6 Metodologi Penelitian • Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan kelompok mahasiswa, kejadian- kejadian atau hal- hal yang ingin diteliti oleh penulis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi program S1 pada PTS di Yogyakarta . Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi mahasiswa aktif periode 2004/2005 di 18 PTS Yogyakarta adalah 47.205 orang (http ://evaluasi .or.id ). Sampel adalah sejumlah elemen atau variabel dari populasi yang dipilih untuk diteliti dan dianggap dapat mewakili populasi sehingga penulis bisa mengeneralisasikan hasil penelitiannya pada masing- masing elemen atau variabel dari populasi yang diteliti. Sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya akan memungkinkan untuk mengeneralisasikan karakteristiknya elemen populasi. Metode sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non random sampling yaitu purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan
atas ciri- ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Artinya, pengambilan sampel dengan menggunakan metode ini, responden dipilih berdasarkan jumlah mahasiswa yang masih aktif di bangku perkuliahan. Kriteria ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu mahasiswa semester 1-4 dan mahasiswa yang benar- benar akan mengakhiri masa kuliah. Mahasiswa semester awal diharapkan pernah mendengar tentang profesi akuntan publik sedangkan mahasiswa yang hampir mengakhiri masa kuliahnya ini diharapkan telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang profesi akuntan publik sehingga dapat memberikan jawaban sesuai dengan rencana mereka. Dengan metode pengambilan sampel tersebut, penelitian ini menggunakan 348 sampel. Apabila jumlah populasi antara 40.000 – 50.000 dengan taraf signifikan 5%, maka jumlah yang diambil adalah 348 sampel (Sugiyono, Metode dalam Bisnis ). • Tehnik Pengumpulan Data a. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder yang diperoleh dari buku- buku dan artikel terkait dengan pokok masalah yang berisi mengenai definisi konsepkonsep yang digunakan dalam penelitian ini. b. Data primer yang dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang diformulasikan pada responden untuk mencatat jawaban mereka dan biasanya diberikan alternatif jawaban pendekatan. Kuesioner akan sangat efektif ketika penulis mengetahui secara lebih tepat apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengukur variabel- variabel yang diteliti. Variable- variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan liker-scale questioner yaitu skala pengukuran yang dijabarkan kedalam beberapa pertanyaan yang secara keseluruhan meliputi 20 pertanyaan. Setiap elemen atau variabel pertanyaan disediakan alternatif jawaban pada 5- point scale yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. • Uji Validitas Adalah prosedur pengujian untuk menguji kecermatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah butir pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Item- item pertanyaan akan dianggap valid jika nilai significant lebih kecil dari 5% dan korelasi antar item bernilai positif.
Adapun rumus yang dipakai untuk menghitung validitas tersebut menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson, adalah sebagai berikut : Rxy = N ΕXY- ( ΕX ) ( ΕY ) {( NΣX2 – (ΣX)2 (NΣY2 – (ΣY)2} Keterangan : Rxy = koefisien validitas N = jumlah subyek ∑X = jumlah skor pertanyaan item ∑Y = jumlah skor total ∑X2 = jumlah kuadrat skor item ∑Y2 = jumlah kuadrat skor total ∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total ( Sutrisno Hadi , 1984 : 294 )
Apabila hasil korelasi kurang atau lebih kecil dari nilai r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid atau gugur. • Uji Reabilitas Uji reabilitas adalah pengujian kestabilan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang sama bila dilakukan kembali pada subyek yang sama selama aspek yang diukur pada subyek tersebut tidak mengalami perubahan. Konsistensi mengindikasikan seberapa baik item- item pertanyaan mengukur konsep secara bersama- sama sebagai satu kesatuan. Dalam uji reabilitas digunakan koefisien reabilitas ( Cronbach’s Alpha ) yaitu koefisien yang mengindikasikan seberapa baik item- item pertanyaan memiliki korelasi positif satu sama lain, semakin tinggi koefisien reabilitas maka korelasi antar item yang ada semakin tinggi. Rumus dari tekhnik Alpha Croanbach seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto ( 1998 : 191 ), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Rii = [ K ] [1 - ∑αb2] (k-1)
αt2
Keterangan : Rii = reabilitas instrumen K = banyaknya butir soal ( pertanyaan ) ∑αb2 = jumlah varian butir αt2 = varian total • Analisis data Untuk dapat menentukan variebel atau elemen yang merupakan pembeda dalam pemilihan dua kelompok profesi digunakan metode analisis diskriminan ( discriminant analysis). Asumsi yng digunakan dalam analisis diskriminan meliputi normality, linearity dan milticollinearity. a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk memastikan bahwa data yang akan dianalisis memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini menurut Sutrisno Hadi (2000: 317 ), menggunakan rumus Chi-kuadrat, yaitu : X2 = ∑ ( Fo – fh ) Keterangan : X2 = chi _kuadrat Fo = frekuensi yang di dapat Fh = frekuensi yang diharapkan Kriteria yang digunakan adalah jika harga pengamatan atau hitung lebih kecil daripada harga tabel dengan db atau jumlah sel fh –1 pada taraf signifikansi 5%, maka variabel tersebut berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikat. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan persamaan berikut : Freg = Rkreg Rkres
Keterangan : F
= Koefisien regresi
Rkreg = rata – rata kuadrat regresi Rkres = rata - rata Kriteria yang digunakan adalah jika harga F hitung lebih kecil dari F tabel dengan db = (K-2, N-K ) pada tara signifikansi 5%, maka hubungan kedua variabel tersebur dikatakan linear. c. Uji Multikolinearitas Uji ini dilakukan sebagai syarat yang digunakan dalam analisis regresi ganda untuk menguji terjadi tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas dilakukan dengan menyelidiki besarnya interkorelasi antar variabel bebas. Untuk membuktikannya maka digunakan tekhnik korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut : Rxy = N ΕXY- ( ΕX ) ( ΕY ) {( NΣX2 – (ΣX)2 (NΣY2 – (ΣY)2} Keterangan : Rxy = koefisien validitas N = jumlah subyek ∑X = jumlah skor pertanyaan item ∑Y = jumlah skor total ∑X2 = jumlah kuadrat skor item ∑Y2 = jumlah kuadrat skor total ∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total ( Sutrisno Hadi , 1984 : 294 ) Keterangan : Rxy = koefisien validitas N = jumlah subyek Εx = jumlah skor pertanyaan item
Εy = jumlah skor total Εx2 = jumlah kuadrat skor item Εy2 = jumlah kuadrat skor total Εxy = jumlah perkalian skor item dan skor total Analisis diskriminan dilaksanakan dengan menggunakan program SPSS
untuk
menentukan koefisien fungsi diskriminan masing- masing factor maupun untuk masingmasing keseluruhan 20 elemen dimana interpretasi hasil memuat perhitungan berupa : 1. Standardized weigth yang merupakan standardized discriminant weight atau sering juga disebut sebagai discriminant coefficient untuk setiap variabel yang digunakan untuk menentukan fungsi diskriminan. Adapun rumus yang digunakan dalam Standardized weight dengan tingkat signifikansi 5% adalah sebagai berikut : Z = Xi – X ∆ Keterangan : Xi = nilai data X = rata – rata data ∆ = standart deviasi 2. Discriminant loading yang juga sering disebut sebagai structure correlation mengukur korelasi linier sederhana antara setiap variabel independen dengan fungsi diskriminan.Hair ( 1998 ) menyebutkan bahwa “ a loading of 0.30 are considered substantive.” Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Ri ( X – I ) = rixsx - si S
2
x + S2i – 2riXSiSx
Keterangan : Rix = koefisien korelasi item total sebelum dikoreksi Ri (X – I ) = koefisien korelasi item total setelah dikoreksi
Si = deviasi standart skor item yang bersangkutan Sx = deviasi standart skor skala ( Azwar, 1999 : 62 ) 3. Partial F values, nilai absolut F yang lebih besar dan signifikan menunjukkan bahwa variabel tersebut merupakan variabel yang memiliki discriminatory power. Pada akhirnya, koefisien fungsi diskriminan menghasilkan discriminant score yang digunakan untuk estimasi pengklasifikasian, yang dilaksanakan dalam dua cara. Pertama, menggunakan koefisien fungsi pengklasifikasian berdasarkan lima factor pertimbangan dan kedua berdasarkan keseluruhan elemen atau variabel. Dalam penelitian ini juga akan digunakan alat analisis berupa uji regresi. Uji regresi yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan software SPSS. Analisis regresi ini akan menunjukkan bagaimana independent variabel memberikan pengaruhnya pada dependent variabel. Sedangkan analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh factor – factor pada pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik. Adapun rumus dari regresi berganda adalah sebagai berikut : Y = b0 +b1x1 +b2x2 1.7 Sistematika Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. B II TINJAUAN PUSTAKA Dan LANDASAN TEORI Berisikan tentang tinjauan pustaka dan landasan teori. Tinjauan pustaka berisikan tinjauan penelitian terdahulu, spesifikasi pendidikan profesi akuntansi di Indonesia, perkembangan profesi akuntansi. Landasan teori berisikan tentang hirarki kantor akuntan publik, jasa yang diberikan kantor akuntan publik yaitu jasa atestasi da jasa non atestasi serta kode etik akuntan Indonesia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang pemilihan sampel penelitian, tekhnik pengumpulan data, pelaksanaan survey, model penelitian serta pengukuran variabel penelitian. BAB IV ANALISIS DATA Berisikan tentang hasil jajak pendapat, pengujian hipotesis dan hasil analisis diskriminan. BAB V PENUTUP Berisikan kesimpulan, implikasi dan keterbatasan penelitian
KUESIONER PENELITIAN Kepada Yth. Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Di tempat Dengan hormat, Peneliti adalah mahasiswi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megarkencana (STIENUS) yang saat ini sedang melakukan penelitian untuk bahan penyusunan skripsi. Penelitian ini berjudul :” FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK dan NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI.” Untuk itu peneliti memohon kesediaan saudara/I untuk mengisi kuesioner yang terlampir. Informasi yang saudara/I berikan akan sangat membantu suksesnya penelitian ini. Atas kerjasamanya, peneliti mngucapkan terima kasih.
Peneliti (Cynthia Mair Sinambela) ----------------------------------
AK/01/1011
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:______________________________
Jenis kelamin
:____________
Usia
:____________tahun
Tingkat kuliah / semester
:____________
Asal PTS
:______________________________
PETUNJUK : Untuk pertanyaa berikut ini berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang sesuai dengan sikap atau pendapat anda. SS (Sangat Setuju ), S ( Setuju ), N ( Netral ), TS ( Tidak Setuju ), STS (Sangat Tidak Setuju ) STS
TS
Sangat Tidak Tidak Setuju
N
S
SS
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
Setuju
A. SIFAT / JENIS PEKERJAAN NO PERNYATAAN 1
STS
Profesi Akuntan Publik mampu memberikan tantangan secara intelektual daripada profesi non akuntan publik
2
Suasana kerja profesi akuntan publik
lebih
dibandingkan
dinamis
suasana
kerja
profesi non akuntan publik 3
Profesi Akuntan Publik lebih
TS
N
S
SS
menuntut
kreativitas
kerja
daripada profesi non akuntan publik 4
Kebebasan cara penyelesaian tugas lebih diutamakan pada profesi akuntan publik daripada profesi non akuntan publik
B. GAJI NO PERNYATAAN 1
STS
TS
N
S
SS
N
S
SS
Profesi Akuntan Publik mampu memberikan gaji awal dalam jumlah yang besar dibanding profesi non akuntan publik
2
Gaji untuk jangka panjang dapat diperoleh dalam jumlah besar pada profesi akuntan publik
C. KETERSEDIAAN KESEMPATAN KERJA NO PERNYATAAN 1
STS
Profesi Akuntan Publik lebih banyak menawarkan lapangan pekerjaan dibanding lapangan pekerjaan
pada
profesi
non
akuntan publik 2
Pekerjaan pada profesi akuntan publik jauh lebih aman atau
TS
tidak mudah terjadi PHK 3
Pilihan jenis pekerjaan pada profesi akuntan publik lebih bervariasi
dibanding
pada
profesi non akuntan publik 4
Kesempatan untuk berkembang lebih ditawarkan oleh profesi akuntan publik
D. PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI AKUNTAN PUBLIK NO PERNYATAAN 1
STS
Menurut saya pekerjaan profesi akuntan publik penuh tantangan pada awal bekerja
2
Profesi Akuntan Publik mampu menciptakan seorang konsultan yang dinamis pada perusahaan
3
Seorang akuntan publik bisa menjadi konsultan bisnis yang terpercaya
4
Menurut saya akuntan publik bisa
juga
menjadi
direktur
perusahaan 5
Profesi merupakan menarik
Akuntan pekerjaan
Publik yang
TS
N
S
SS
E. PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGORBANAN PROFESI NO PERNYATAAN 1
STS
TS
N
S
AKUNTAN
SS
Seorang akuntan publik tidak memiliki waktu santai pada permulaan bekerja
2
Upaya
pekerjaan yang harus
dilaksanakan lebih banyak pada profesi akuntan publik 3
Seorang
akuntan
publik
memiliki gaji dalam jumlah kecil sebelum berpengalaman 4
Profesi
Akuntan
Publik
merupakan pekerjaan yang tidak membutuhkan perkembangan 5
Profesi merupakan
Akuntan pekerjaan
Publik yang
memiliki tanggung jawab social yang berat KESIMPULAN : ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ _____________________________________
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dan LANDASAN TEORI
2.1a Tinjauan Pustaka Terdahulu Kajian yang membicarakan jenis pekerjaan yang diinginkan oleh mahasiswa jurusan akuntansi sudah pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Zikmund et.al (1977), melaksanakan experiment design research dengan menggunakan subyek penelitian terdiri dari 50 mahasiswa jurusan akuntansi pada Oklahoma State University dengan cara setiap mahasiswa diminta mengikuti empat eksperimen tawaran pekerjaan. Keempat kondisi pekerjaan yang ditawarkan dalam eksperiment tersebut meliputi (1) Gaji dan Pekerjaan yang menarik; (2) Gaji dan tanggung jawab social; (3) Pekerjaan yang menarik dan tanggung jawab social; dan (4) Pekarjaan yang menarik dan kesempatan berkembang. Mahasiswa yang bertindak sebagai subyek penelitian diminta untuk menentukan apakah menerima atau menolak pekerjaan yang ditawarkan. Pekerjaan yang ditawarkan meliputi empat kondisi diatas dengan tiga level gaji dan untuk masing – masing kondisis lainnya diberikan dua nilai ( tinggi dan rendah ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pada kondisi pertama, mahasiswa jurusan akuntansi mempertimbangkan besarnya gaji dalam menerima pekerjaan yang ditawarkannya, sedangkan jenis pekerjaan tidak berkaitan dengan gaji. Hal ini menunjukkan bahwa Pekerjaan yang menarik lebih berpengaruh dalam memilih pekerjaan dibandingkan dengan gaji. Pada kondisi kedua, tanggung jawab social berhubungan terbalik dengan gaji. Pada gaji rendah tanggung jawab social menjadi sangat berperanan dalam keputusan pekerjaan, sedangkan pada gaji tinggi pengaruh tanggung jawab social dalam menerima tawaran menjadi moderat. Selain itu juga diperoleh hasil bahwa ternyata tanggung jawab social yang tinggi menjadi kompensasi gaji yang rendah. Pada kondisi ketiga, pekerjaan yang menarik menjadi factor penentu dalam menerima tawaran pekerjaan. Namun demikian tanggung jawab social yang tinggi tidak mampu menjadi kompensasi pada pekerjaan yang tidak menarik. Meskipun tanggung jawab social berpengaruh positif namun pengaruhnya sangat lemah dalam kaitannya dengan pekerjaan yang menarik dalam menerima tawaran pekerjaan.
Pada kondisi keempat, kesempatan untuk berkembang dan pekerjaan yang menarik, keduanya menjadi motivator dalam menerima tawaran pekerjaan. Mahasiswa jurusan akuntansi mempertimbangkan kedua factor tersebut, dan kesempatan untuk berkembang lebih berpengaruh dibandingkan dengan pekerjaan yang menarik dalam menerima tawaran pekerjaan. Secara keseluruhan factor yang secara signifikansi mempengaruhi proses keputusan menerima tawaran pekerjaan adalah kesempatan untuk berkembang, pekerjaan yang menarik dan gaji. Tanggung jawab social memberikan pengaruh yang positif terhadap penerimaan tawaran pekerjaan bagi calon sarjana akuntansi. Dari keempat factor tersebut factor pekerjaan yang menarik merupakan factor yang paling berpengaruh secara signifikan. Felton et al (1994) meneliti mengenai factor- factor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi akuntan publik. Penalitian ini dilaksanakan dengan survei terhadap 827 responden yang terdiri dari mahasiswa sekolah bisnis pada tujuh universitas di Ontario. Survei ini dilaksanakan dengan menyebar kuesioner dengan metode a five point likert scale, dari sangat setuju ke sangat tidak setuju. Dari jumlah sampel tersebut diperoleh klasifikasi bahwa sebanyak 431 orang bermaksud untuk berkarier sebagai akuntan publik dan sebanyak 396 memilih untuk berprofesi dibidang non akuntan publik. Selanjutnya peneliti melakukan perbandingan antara factor- factor yang mempengaruhi pemilihan karier bagi profesi akuntan publik dengan non akuntan publik. Faktor- factor yang diperhitungkan sebagai factor yang mempengaruhi pemilihan karier pada penelitian ini meliputi 5 hal dan satu elemen yang mengkaitkan dua dari lima hal tersebut. Kelima hal tersebut adalah (1) Nilai intrinsic pekerjaan, (2) Gaji, (3) Jumlah tawaran lowongan kerja, (4) Persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, dan (5) Persepsi mahasiswa tentang pengorbanan (cost) dari profesi akuntan publik. Satu elemen lain yang dianalisis dalam penelitian ini adalah rasio antara manfaat (no.4) dengan pengorbanan (no.5) dalam profesi akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik, mahasiswa yang memilih untuk berprofesi pada non akuntan publik lebih mempertimbangkan tentang nilai intrinsic suatu pekerjaan dan gaji awal yang tinggi. Dipihak lain, mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan publik lebih menjanjikan. Berkaitan dengan rasio benefit dengan costnya, mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih besar dari pengorbanannya.
Sedangkan mahasiswa yang memilih profesi
non akuntan publik berpikir bahwa
pengorbanannya untuk menjadi seorang akuntan publik akan lebih besar dari manfaat yang diperolehnya. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian felton et al (1994). Namun, terdapat perbedaan dalam pembahasannya. Perbedaannya adalah bahwa analisis pada penelitian ini dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama pada level kelima factor, dan tahap berikutnya pada level
elemen masing- masing factor. Hal ini dilaksanakan untuk dapat
memberikan penjelasan hasil penelitian secara lebih teliti. Setiap factor terdiri dari beberapa elemen sehingga dengan dilaksanakan analisis pada setiap elemennya akan dapat diketahui apakah masing- masing elemen pada setiap factor memberikan pengaruh pada pemilihan profesi atau hanya elemen- elemen tertentu saja yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan profesi. Perbedaan yang kedua adalah pada penelitian ini sampel dibagi menjadi dus bagian, sebagian digunakan dalam analisis untuk estimasi dan sebagian lainnya digunakan sebagai validitas. 2.1b Spesifikasi Pendidikan dan Bidang Pekerjaan Profesi Akuntansi Pendidikan profesi akuntansi di Indonesia diatur melalui Kepmendikbud no.056 / u / 1999 tentang Penyelenggaraan Profesi Akuntansi ( PPA ) merupakan pendidikan tambahan pada jalur pendidikan sekolah setelah program sarjana ilmu ekonomi pada program studi akuntansi. Tujuan PPA berdasarkan SK tersebut adalah untuk menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Selanjutnya lulusan PPA berhak menyandang sebutan profesi “AKUNTAN” (Harry dkk,1999) Kurikulum nasional PPA terdiri dari paling sedikit dua puluh sks dan paling banyak empat puluh sks yang dapat ditempuh dua sampai enam semester. Secara lebih jelas gambaran tentang PPA adalah sebagai berikut ( Hadibroto, 1999 ) : SPESIFIKASI
PPA
Dasar hukum
UU No.2 / 1989 SK Mendikbud No.36 / 1993 SK Mendikbud No.056 / 1999
Berlaku umum
Tahun ajaran 2000 / 2001
Mekanisme
Menyelesaikan pendidikan selama 2-6 semester dengan beban 20-40 sks
Persyaratan
S1 Ekonomi jurusan akuntansi
Mata ujian / mata kuliaj minimal
Etika bisnis Seminar perpajakan Praktik auditing Lingkungan bisnis Pengantar pasar modal Seminar akuntansi keuangan Seminar akuntansi manajemen
Dengan diselenggarakannya PPA seperti diuraikan di atas, maka persyaratan untuk dapat melaksanakan profesi akuntan publik adalah ( Hadibroto, 1999 ) :
Perguruan
IAI
tinggi
Depdiknas
S1 PTS
PTN
/ Pendidikan
+ Depkeu
IAI
Nomor
USAP ( lulus Izin praktik
profesi
registrasi
akuntansi
merupakan salah
Depkeu
( USAP
akuntan
merupakan
satu salah
satu
persyaratan
syarat
untuk
memperoleh
mengikuti
ijin praktik )
ujian sertifikasi AP ( USAP )
untuk
publik
Perkembangan profesi akuntansi Praktek akuntansi sudah berlangsung cukup lama dalam peradaban manusia dan sudah menjadi bagian dari sifat manusia (Parker dan Yamey, 1994). Disiplin akuntansi mulai diakui sejak awal abad 19 di Inggris. Disiplin ini muncul dari dunia praktik, bukan dari laboratorium social di universitas (Whittington, 1986). Oleh sebab itu profesi akuntan harus dipahami dari kondisi praktik akuntansi. Perkembangan profesi menunjukan bahwa, di dunia praktis akuntansi sukses berkompetensi dengan konsultan manajemen. Ini memunculkan perluasan batas- batas disiplin akuntansi. Tanpa mengubah karakter inti disiplin akuntansi, utilitas akuntansi telah berkembang. Sehingga, para akademis bekerja untuk mengobservasi penggunaan akuntansi dalam mengelolah perusahaan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Ini berarti, fungsi akuntansi dalam pelaporan akan semakin penting. Pada umumnya, Profesi akuntansi diperlukan pada empat bidang, yaitu publik accounting, private accounting, not-for-profit accounting dan pendidikan. • Publik Accounting Di Amerika serikat, karir pada profesi akuntan publik relatif jelas. Berikut ini gambaran jenjang karir akuntan publik (Waygand et al, 1996) : a. Junior Auditor, merupakan entry level karir akuntan publik. b. Senior Auditor, jenjang diatas junior auditor. Biasanya memerlukan waktu dua sampai empat tahun untuk kejenjang ini. c. Audit Manager, jenjang karir setelah senior auditor. Untuk kejenjang ini diperlukan waktu rata-rata enam sampai delapan tahun masa kerja dan setelah melalui jenjang senior auditor. d. Partner, merupakan karir puncak profesi akuntan publik. Masa kerja minimal untuk menjadi partner yang diperlukan dalam kantor akuntan adalah 10 tahun masa kerja setelah melalui jenjang audit manager. • Private Accounting Karir bidang akuntansi yang tidak melalui ujian sertifikasi adalah dengan bekerja pada suatu perusahaan. Karir pada bidang ini disebut sebagai private or managerial accounting.
Aktivitas profesi akuntansi ini antara lain adalah cost accountig, budgeting, general accounting, accounting information system, tax accounting dan internal auditing. Jenjang karir private accounting pada bisnis dan industri di AmerikaSerikat adalah sebagai berikut : a. Junior Accountant, merupakan entry level karir pada profesi private atau managerial accounting. b. Senior Accountant, merupakan jenjang karir seorang akuntan yang bekerja pada perusahaan setelah dua sampai empat tahun setelah berpengalaman sebagai junior accountant. c. Corporate Controller, setelah melaksanakan fungsi sebagai senior accountant selama enam sampai delapan tahun, baisanya akan sampai pada jenjang karir sebagai corporate controller. d. VP Finance dan CFO, pada umumnya karir puncak pada bidang private accounting adalah VP Finance dan CFO. Posisi inidapat diraih setelah masa kerja minimum 10 tahun. • Not – for –profit Accounting Profesi akuntansi juga diperlukan meskipun pada lembaga yang kegiatannya tidak berorientaskan laba. • Akuntan pendidik Akuntan pendidik merupakan profesi akuntansi yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkarir pada tiga bidang akuntansi lainnya. Akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan professional baik profesi akuntan pendidik, private accounting, nor-for-profit accounting maupun akuntan pendidik sendiri. Menurut Sofyan safri harahap yang mengutip Baily mengemukakan bahwa sejarah perkembangan profesi akuntan dapat dibagi ke dalam empat periode, seperti yang disajikan dalam tabel dibwah ini : PERIODE
PENDEKATAN
TUJUAN AUDIT PEMAKAI
AUDIT Pra
revolusi Testing 100 %
JASA AUDIT Penemuan
Pemilik
industri
kecurangan
dan
pemadu Revolusi industri
Testing 100 %
Penemuan
Pemilik, Kreditur
kecurangan 1900-1930
Testing
100
% Pernyataan
dengan
sebagian kebenaran
testing yang lebih dan rugi laba
Pemilik, nerca Kreditur,
dan
Pemerintah
kecil 1930- sekarang
Metode sampling
Pernyataan pendapat
Pemilik, atas Kreditur,
kewajaran laporan Parlemen, keuangan
Konsumen, dll
2.2 Landasan Teori Profesi akuntan, khususnya akuntan publik sebagaimana profesi lain sudah diakui sebagai suatu profesi. Hal ini terjadi karena profesi akuntan publik telah memenuhi syarat untuk dapat disebut sebagai suatu profesi. Menurut Abdul Halim, setidaknya ada 3 syarat minimal agar sesuatu dapat disebut sebagai profesi, yaitu (1) Diperlukannya suatu pendidikan professional tertentu yang biasanya setingkat S1 (graduate level). Dapat pula ditambah pendidikan profesi; (2) Adanya suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik profesi; (3) Adanya penelaahan dan ataupun dari penguasa ( pemerintah ). Di Indonesia, ketiga syarat tersebut terpenuhi oleh profesi akuntan publik. Untuk menjadi akuntan publik harus memiliki kualifikasi pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi ditambah kemungkinan pendidikan profesi. Akuntan publik di Indonesia mempunyai Kode Etik Akuntan Indonesia, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat suatu kantor akuntan publik, tempat para akuntan publik berkiprah. 2.2a Hirarki Kantor Akuntan Publik Auditor independen atau audit eksternal melaksanakan kegiatannya dibawah suatu kantor akuntan publik. Hirarki staf organisasi kantor akuntan publik pada umumnya digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan model hirarki tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas mereview, menelaah pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggung jawab atasa segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit. b. Manager, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, mereview lebih rinci terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit. c. Akuntan Senior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan mereview pekerjaan para akuntan junior yang dibawahinya. d. Akuntan Junior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan. Para junior ini penugasannya dapat berupa bagian- bagian dari pekerjaan audit, dan bahkan bila memungkinkan memberikan pendapat atas bagian yang diperiksanya. 2.2b Jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik Jasa yang diberikan oleh para staf professional suatu kantor akuntan publik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : jasa atestasi dan jasa non atestasi Jasa atestasi, adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang yang independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi suatu entitas dengan criteria yang telh ditetapkan. Jadi, auditor memberikan jasa atestasi dengan memberikan pendapat tertulis yang berisi kesimpulan tentang kendalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Ada empat jenis jasa atestasi yang dapat diberikan oleh suatu kantor akuntan publik, yaitu (1) Audit; (2) Pemeriksaan; (3) Penelaahan; (4) Prosedur yang disepakati bersama. Audit Dalam audit laporan keuangan, klien menugaskan auditor untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Keyakinan yang diberikan pada audit adalah kayakinan positif ( positive assurance ).
Pemeriksaan (Examination ) Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atau asersi – asersi suatu pihak sesuai criteria yang ditentukan. Keyakinan yang diberikan pada examination adalah kayakinan positif. Meskipun demikian tingkat keyakinan yang diberikan berada dibawah tingkat keyakinan dalam audit laporan keuangan. Penelaahan ( Review ) Jasa review atau pengkajian ulang terutama dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan analisis komparatif informasi keuangan suatu perusahaan. Lingkup kerjanya lebih sempit daripada audit maupun examination. Keyakinan yang diberikan pada review adalah keyakinan negatif ( negative assurance ). Auditor diharuskan menyatakan penolakan pemberian pendapat (disclaimer of opinion ) dalam memberikan keyakinan negatif. Laporan yang dibuat berdasarkan hasil review menyatakan “ tidak perlu modifikasi yang material yang harus dilakukan agar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum “. Jasa review biasanya pada laporan interm perusahaan publik atau laporan tahunan perusahaan non publik. Prosedur yang disepakati bersama (agree – upon procedures ) Lingkup kerja jasa ini lebih sempit daripada audit maupun examination. Kesimpulan yang dibuat harus berbentuk ringkasan temuan, keyakinan negatif atau keduanya. Jasa Non atestasi Ada tiga jenis jasa non atestasi yang diberikan suatu kantor akuntan publik, yaitu : Jasa Akuntansi Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan klien ( jasa kompilasi ) serta perancangan sistem akuntansi klien. Dalam memberikan jasa akuntansi, praktisi yang melakukan jasa tersebut bertindak sebagai akuntan perusahaan. Dalam memberikan jasa akuntansi, akuntan publik menyatakan pendapat. Jasa Perpajakan Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan pajak. Selain itu dapat juga bertindak sebagai penasehat dalam masalah perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami permasalahan dengan kantor pajak.
Jasa Konsultasi Manajemen Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services ( MAS ) merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis pada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien. Akuntan dapat dikontrak untuk memberikan pendapat sebagai seorang ahli mengenai suatu hal tertentu seperti penggunaan prinsip akuntansi, undang – undang pajak, dan penggunaan teknologi pemroses data – data keuangan. Akuntan publik, dengan kapasitasnya sebagai konsultan, tidak dibenarkan membuat ataupun mnenetukan keputusan manajemen. 2.2c Kode Etik Akuntan Indonesia Kode etik akuntan dapat diartikan sebagai suatu sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan rekan seprofesi dan sebagai alat untuk menberikan keyakinan pada para pengguna jasa akuntan tentang kualitas jasa yang diberikan. Kode etik akuntan Indonesia dikeluarka pertama kali tahun 1973. Kode etik ini kemudian diubah dalam kongres IAI pada tahun 1981, dan kemudian disempurnakan lagi dalam kongres IAI pada tahun 1986. Kode ertik aukntan Indonesia yang mulai berlaku tahun 1986 ini, terdriri dari 26 pasal, 14 pasal diantaranya dikeluarkan untuk menatur perilaku anggota iai yang berpraktek sebagai auditor independen ( akuntan publik ). Kode etik ini masih mungkin berubah dimasa yang akan datang (Abdul halim). Kode Etik Akuntan Indonesia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : (1)Kade etik akuntan secara umum; (2)Kode etik khusus untuk akuntan publik; (3)Penutup. Anggota IAI tidak hanya terdiri dari auditor independen, tetapi juga terdiri atas auditor pemerintah, auditor internal dan akuntan publik. Untuk menjaga kualitas audit, profesi akuntan telah mengembangkan tingkatan rerngka aturan yang terdiri dari elemen – elemen sebagai berikut : 1. Pembentukan standar, adalah sector swasta yang menetapkan standar akuntansi, standar auditing, kode etik dan pengendalian kualitas 2. Aturan kantor akuntan, adalah aturan yang diterapkan didalam kantor akuntan yang berupa aturan prosedur untuk menjamin para akuntannya berpraktik sesuai dengan standar professional
3. Aturan pribadi, adalah program komprehensif yang wajib dipatuhi setiap anggota yang meliputi program pendidikan, fee – review dan telaah kegagalan audit. 4. Aturan pemerintah, adalah aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang perijinan praktek sebagai akuntan publik. 2.2d Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Pemilihan 1. Sifat Pekerjaan, dengan indicator terdiri atas : tantangan secara intelektual, suasana kerja yang dinamis, kreativitas untuk dapat berhasil, kebebasan tentang cara penyelesaian tugas. 2. Gaji, dengan indicator terdiri atas : gaji awal yang besar dan diakhir jangka panjang berjumlah besar 3. Ketersediaan jesempatan kerja, dengan indicator terdiri atas : banyak penawaran, aman, pilihan jenis pekerjaan banyak dan luas kesempatan untuk berkembang. 4. Persepsi Mahasiswa tentang profesi akuntan publik. Persepsi merupakan suatu proses yang dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya, lingkungan tersebut akan memberikan data dan informasi yang kemudian diinterpretasikan, namun dalam menginterpretasikan suatu data atau informasi mungkin tidak sama bagi tiap – tiap individu. Berdasarkan pengertian tersebut, informasi yang kemudian diinterpretasikan oleh mahasiswa dalam penelitian ini mengenai profesi akuntan publik, dengan indicator terdiri atas : tantangan pada awal kerja, dapat menjadi konsultan yang dinamis, dapat dipercaya, menjadi direktur dan merupakan pekerjaan yang menarik (Bach dalam Dochaklatief ; 1993 : 4 ) 5. Persepsi Mahasiswa tentang Pengorbanan menjadi Seorang Akuntan Publik, dengan indicator tedrdiri atas : tidak memiliki waktu santai, terlalu banyak upaya yang harus dilaksanakan, gaji kecil sebelum berpengalaman, pekerjaan yang tidak berkembang dan memiliki tanggung jawab social yang berat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pemilihan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok mahasiswa, kejadian atau hal – hal yang ingin diteliti oleh peneliti. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi program S1 pada perguruan tinggi swasta di yogyakarta, yang berjumlah 47.205 mahasiswa aktif periode 2004 / 2005 yang berasal dari 18 PTS (http : // evaluasi .or.id ). NO.
SEMESTER
JUMLAH
1
Semester 1 - 4
7192
2
Semester > 4
40013
Sampel adalah sejumlah elemen atau variabel dari populasi yang dipilih untuk diteliti dan dianggap dapat mewakili populasi sehingga penulis bisa mengeneralisasikan hasil penelitiannya pada masing – masing elemen atau variabel dari populasi yang diteliti. Menurut Sugiyono, apabila jumlah populasi antara 40.000 – 50.000 dengan tingkat signifikansi 5%, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 348 sampel. Sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dan populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya akan memungkinkan untuk mengeneralisasikan karakteristiknya elemen populasi. Metode sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non random sampling yaitu purposive sampling. Menurut Soeratno, metode purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang – orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri cirik khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut. Ciri – ciri atau criteria yang dimaksud dibedakan menjadi dua bagian, yaitu mahasiswa semester 1-4 dan mahasiswa yang benar – benar akan mengakhiri masa kuliahnya. Mahasiswa semster awal diharapkan pernah mendengar tentang profesi akuntan publik sedangkan mahasiswa yang hampir mengakhiri masa kuliahnya ini diharapkan telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang profesi akuntan publik sehingga dapat memberikan jawaban sesuai dengan rencana mereka. Menurut Soehardi sigit, purposive sampling digunakan jika peneliti menggunakan pertimbangan – pertimbangan dengan memasukkan unsure – unsus tertentu yang dianggap ( judged ) sehingga diperoleh informasiyang benar atau individu – individu disampel itu yang mencerminkan populasinya.
Dengan pengertian – pengertian diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 348 ( Sugiyono ). 3.2 Tehknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dari dua sumber yaitu: • Data skunder, diperoleh dari buku – buku yang terkait dengan pokok masalah dalam penelitian ini. Dari sumber ini diperoleh data yang berkaitan dengan konsep yang diukur pada penelitian ini. • Data primer yang dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Menurut Hadi (1987), alasan yang digunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer adalah :(1)untuk menjamin keseragaman butir – butir pertanyaan yang diterima oleh responden baik dalam susunan kata, isi, maupun urutannya; (2)memberikan kesempatan yang memudahkan responden dalam memberikan jawaban. Disamping alasan tersebut juga terdapat asumsi yang melandasi digunakannya kuesioner, yaitu: (1)subjek merupakan orang yang paling mengerti dirinya sendiri; (2)apa yang dikatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya; (3)interpretasi subjek tentang pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti. 3.3 Pelaksanaan Survei Survei dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung responden yang dijadikan sampel. Peneliti menyebarkan kuesioner dengan menjelaskan penelitian secara ringkas , serta menjelaskan cara pengisian kuesioner. Peneliti menunggu pengisian kuesioner untuk memberikan penjelasan apabila ada hal – hal yang akan ditanyakan oleh responden. Cara tersebut diharapkan akan memperbanyak tingkat pengembalian kuesioner dan menghindari kesalahan persepsi atas pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan dalam kuesioner. 3.4 Model Penelitian KOSTRAK
FAKTOR 1
FAKTOR 2
FAKTOR 3 FAKTOR 4 FAKTOR 5
Keterangan : Konstrak, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang akan diukur. Dalam hal ini, yang ingin diteliti tentang pemilihan profesi akuntan dan non akuntan publik bagi mahasiswa jurusan akuntansi. Menetapkan factor – factor, yaitu mencoba menemukan unsure – unsure yang ada pada sebuah kostrak. Faktor – factor yang dinyatakan dalam hal ini yaitu sifat pekerjaan, gaji, ketersediaan kesempatan kerja, persepsi mahasiswa tentang profesi akuntan publik dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik. Menyusun butir – butir pertanyaan, yaitu mencoba menjabarkan sebuah factor lebih lanjut dalam berbagai pertanyaan yang langsung berinteraksi dengan pengisi kuesioner. Faktor sifat pekerjaan terdiri dari 5 butir pertanyaan. Faktor gaji terdiri dari 2 butir pertanyaan. Faktor ketersediaan kesempatan kerja terdiri dari 4 butir pertanyaan. Faktor persepsi mahasiswa tentang profesi akuntan publik terdiri dari 5 butir pertanyaan. Faktor persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik terdiri dari 5 butir pertanyaan. Variabel Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka variabel yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi variabel independen ( X ) dan variabel dependen ( Y ) yang mempunyai hubungan sebab akibat sebagai berikut : 1. Variabel Independen ( X ) yang terdiri dari : •
Sifat pekerjaan ( X1 )
•
Gaji ( X2 )
•
Ketersediaan kesempatan kerja ( X3 )
•
Persepsi mahasiswa tentang profesi akuntan publik ( X4 )
•
Persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik ( X5 )
2. Variabel Dependen ( Y ) yaitu profesi akuntan dan non akuntan publik X1
Y
X2
Y
X3
Y
X4
Y
X5
Y
3.5 Pengukuran Variabel Penelitian Data yang akan digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden ( mahasiswa/I jurusan akuntansi ). Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang diformulasikan pada responden untuk mencatat jawaban mereka dan biasanya diberikan alternatif jawaban pendekatan. Kuesioner akan sangat efektif ketika peneliti mengetahui secara lebih tepat apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengukur variabel – variabel yang diteliti. Variabel – variabel dalam penelitian tersebut akan diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu skala pengukuran yang didesain untuk meneliti seberapa kuat subjek yang diteliti untuk setuju atau tidak setuju pada sebuah pertanyaan pada 5 point scale, yaitu Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Netral ( N ), Tidak Setuju ( TS ), Sangat Tidak Setuju ( STS ). Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini bisa dikategorikan valid dan reliable, maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas terhadap butir – butir pertanyaan dalam kuesioner ( Sekaran, 2000 ). Kuesioner ini diujicobakan kepada 30 orang mahasiswa / I jurusan akuntansi di luar sampel penelitian. Dengan jumlah ini sesuai dengan persyaratan minimal yang dikemukakan Masri Singarimbun ( 1985 : 138 ) bahwa untutk uji coba biasanya sebanyak 30 sampai 50 responden sudah mencukupi dan dipilih responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya. Uji coba ini digunakan untuk mengetahui tingkat validitas dan tingkat reabilitas suatu pertanyaan. Setiap hasil kuesioner yang diujicobakan akan diberi penilaian atau skor pada masing – masing item pertanyaan kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas dan reabilitas item. Pemberian skor untuk pertanyaan positif dengan jawaban (a) Sangat Setuju dengan skor 5, (b) Setuju dengan skor 4, (c) Netral dengan skor 3, (d) Tidak Setuju dengan skor 2, dan (e) Sangat Tidak Setuju dengan skor 1. 1. Uji Validitas Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk menguji kecermatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah butir pertanyaan yang
digunakan dalam kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Uji validitas ini dianalisa dengan menggunakan Product Moment Correlation sebagai berikut : Rxy = N ΕXY- ( ΕX ) ( ΕY ) {( NΣX2 – (ΣX)2 (NΣY2 – (ΣY)2} Keterangan : Rxy = koefisien validitas N = jumlah subyek ∑X = jumlah skor pertanyaan item ∑Y = jumlah skor total ∑X2 = jumlah kuadrat skor item ∑Y2 = jumlah kuadrat skor total ∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total ( Sutrisno Hadi , 1984 : 294 ) Uji ini digunakan untuk menguji korelasi antar item yang digunakan dalam kuesioner. Item – item pertanyaan akan dianggap valid jika taraf signifikansi lebih kecil dari 5% dan korelasi antar item bernilai positif (Sekaran, 2000 ). Pelaksanaan perhitungan uji validitas ini dianalisa dengan menggunakan program SPSS 11,5. Hasil perhitungan yang diadakan terhadap 30 responden sebagai uji coba menunjukkan bahwa item – item pertanyaan yang ada disetiap kuesioner dinyatakan valid.Hasil lengkap uji validitas yang menggunakan 30 responden ( 26 responden yang mengisi kuesioner dengan lengkap ) sebagai uji coba dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. Hasil Uji Coba Instrumen X1, X2, X3, X4, dan X5 NO ATRIBUT
INDIKATOR MENERIMA MENOLAK JUMLAH
KOMPONEN 1
SIFAT
Butir 1, Butir 19, 15, 19, 7, 11, 7, 10
PEKERJAAN
2,
Butir
Butir 4
3, 16
26
2
GAJI
Butir 1, Butir 14, 18
11, 8
26
2 3
4
KETERSEDIAAN
Butir 1, Butir 19, 15, 14, 7, 11, 12, 8
KESEMPATAN
2,
KERJA
Butir 4
PERSEPSI
Butir
3, 18
MHSW Butir 1, Butir 21, 20, 17, 5, 6, 9, 8, 7
TTG PROFESI AP
2,
Butir
26
26
3, 18, 19
Butir 4, Butir 5 5
PERSEPSI
MHSW Butir 1, Butir 15, 14, 10, 11, 12, 16, 26
TTG
2,
Butir
3, 10, 23
PENGORBANAN
Butir 4, Butir
PROFESI AP
5
16, 3
2. Uji Reabilitas Uji reabilitas adalah pengujian kestabilan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang sama bila dilakukan kembali pada subyek yang sama selama aspek yang diukur pada subyek tersebut tidak mengalami perubahan. Konsitensi mengindikasikan seberapa baik item – item pertanyaan mengukur konsep secara bersama – sama sebagai satu – kesatuan. Dalam uji reabilitas digunakan kosep reabilitas ( Crobach’s Alpha ) yaitu koefisien yang mengindikasikan seberapa baik item – item pertanyaan memiliki korelasi positif satu sama lain, semakin tinggi koefisisen reabilitas maka korelasi antar item yang ada semakin tinggi ( Sekaran, 2000 ). Adapun rumus dari Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut : Rii = [ K ] [1 - ∑αb2] (k-1)
αt2
Keterangan : Rii = reabilitas instrumen K = banyaknya butir soal ( pertanyaan ) ∑αb2 = jumlah varian butir
αt2 = varian total Pelaksanaan perhitungan uji reabilitas ini dianalisis dengan menggunakan program SPSS Hasil yang diperoleh dari 30 responden sebagai uji coba menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan dinyatakan reabilitas. Hasil lengkap dari setiap uji coba terhadap 30 sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini. No ATRIBUT ∑
b
3. Analisis Data Untuk dapat menentukan variabel atau elemen yang merupakan pembeda dalam pemilihan dua kelompok profesi digunakan metode analisis diskriminan meliputi normality, linearity dan multikolinearity. a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk memastikan bahwa data yang akan dianalisis memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini menurut Sutrisno Hadi ( 2000 : 317 ) menggunakan rumus chi – kuadrat sebagai berikut : Kriteria yang digunakan adalah jika harga … pengamatan atau hitung lebih kecil daripada harga …tabel dengan db atau jumlah sel fh –1 pada taraf signifikansi 5%, maka variabel tersebut berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji lineritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikat. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan persamaan berikut : Kriteria yang digunakan adalah jika harga F hitung lebih kecil dari F tabel dengan db = ( K-2, N-K ) pada taraf signifikansi 5%, maka hubungan kedua variabel tersebut dikatakan linear.
c. Uji Multikolinearitas Uji ini dilakukan sebagai syarat yang digunakan dalam analisis regresi ganda untuk menguji terjadi tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas yang dilakukan dengan menyelidiki besarnya interkorelasi antar variabel bebas.Untuk membuktikannya maka digunakan tekhnik korelasi poduct moment, dengan rumus sebagai berikut : Dalam penelitian ini juga menggunakan alat analisis berupa uji regresi. Uji regresi yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan program SPSS. Analisis regresi akan menunjukkan bagaimana independent variabel memberikan pengaruhnya pada dependent variabel. Sedangkan analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh factor- factor pada pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik.Adapun rumus regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB IV ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas analisa data yang terdiri dari persiapan data sebelum diolah, serta pengujian hipotesa penelitian dengan alat analisis regresi sederhana, regresi berganda, koefisien korelasi majemuk, uji t dan uji f. A. Uji Validitas Uji validitas ini dianalisa menggunakan product moment korelasi untuk mengkaji item yang digunakan dalam kuesioner. Item – item pertanyaan akan dianggap valid jika nilai peluang ralat p dari korelasi antar item tersebut maksimum 5% dan korelasi antar item bernilali positif. 1. Sifat Pekerjaan Pada variabel sifat pekerjaan digunakan 4 item pertanyaan yaitu mampu memberikan tantangan secara intelektual, suasana kerja lebih dinamis, menuntut kreativitas kerja dan cara penyelesaian tugas lebih diutamakan. Dari uji product moment korelasi diperoleh hasil sebagai berikut :
Correlations P_1 P_1
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_2
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_3
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_4
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
TOTAL
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_2
P_3
P_4
TOTAL
1
-.079
.924(**)
.486(**)
.846(**)
.
.140
.000
.000
.000
348
348
348
348
348
-.079
1
-.102
-.091
.292(**)
.140
.
.056
.090
.000
348
348
348
348
348
.924(**)
-.102
1
.517(**)
.849(**)
.000
.056
.
.000
.000
348
348
348
348
348
.486(**)
-.091
.517(**)
1
.715(**)
.000
.090
.000
.
.000
348
348
348
348
348
.846(**)
.292(**)
.849(**)
.715(**)
1
.000
.000
.000
.000
.
348
348
348
348
348
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
• Koefisien korelasi dari butir P1 – P4 untuk masing – masing total adalah signifikan secara signifikan • Hasil diatas menunjukkan konsep sifat akuntan publik memiliki instrumen yang valid 2. Gaji Pengukuran variabel ini menggunakan 2 ( dua ) item pertanyaan yaitu memberikan gaji awal dalam jumlah yang besar dan gaji untuk jangka panjang dapat diperoleh dalam jumlah yang besar. Dari uji product moment korelasi diperoleh hasil sebagai berikut : Correlations P_5 P_5
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_6
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
TOTAL
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_6
TOTAL
1
.080
.754(**)
.
.139
.000
348
348
348
.080
1
.715(**)
.139
.
.000
348
348
348
.754(**)
.715(**)
1
.000
.000
.
348
348
348
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). • Koefisien korelasi dari butir P5 – P6 untuk masing – masing total adalah signifikan secara signifikan • Hasil diatas menunjukkan konsep sifat akuntan publik memiliki instrumen yang valid
3. Ketersediaan kesempatan kerja Pengukuran variabel ini menggunakan 4 ( empat ) item pertanyaan yaitu banyak menawarkan lapangan pekerjaan, jauh lebih aman / tidak mudah terjadi PHK, lebih bervariasi dan kesempatan untuk berkembang lebih ditawarkan. Dari uji product moment korelasi diperoleh hasil sebagai berikut : Correlations P_7 P_7
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_8
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_9
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_10
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
TOTAL
Pearson Correlation Sig. (2-
P_8
P_9
P_10
TOTAL
1
-.054
.062
.489(**)
.567(**)
.
.312
.246
.000
.000
348
348
348
348
348
-.054
1
.557(**)
.179(**)
.604(**)
.312
.
.000
.001
.000
348
348
348
348
348
.062
.557(**)
1
.442(**)
.729(**)
.246
.000
.
.000
.000
348
348
348
348
348
.489(**)
.179(**)
.442(**)
1
.806(**)
.000
.001
.000
.
.000
348
348
348
348
348
.567(**)
.604(**)
.729(**)
.806(**)
1
.000
.000
.000
.000
.
tailed) N
348
348
348
348
348
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). • Koefisien korelasi dari butir P7 – P10 untuk masing – masing total adalah signifikan secara signifikan • Hasil diatas menunjukkan konsep sifat akuntan publik memiliki instrumen yang valid 4. Persepsi Profesi Akuntan Publik Pengukuran variabel ini menggunakan 5 ( lima ) item pertanyaan yaitu penuh tantangan, mampu menciptakan seorang konsultan yang dinamis, dapat menjadi konsultan bisnis terpercaya dan merupakan pekerjaan yang menarik. Dari uji product moment korelasi diperoleh hasil sebagai berikut : Correlations P_11 P_11
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_12
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_13
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_14
Pearson
P_12
P_13
P_14
P_15
TOTAL
1
-.074
.106(*)
-.137(*)
.096
.402(**)
.
.167
.049
.011
.074
.000
348
348
348
348
348
348
-.074
1
.156(**)
-.116(*)
.169(**)
.344(**)
.167
.
.004
.030
.002
.000
348
348
348
348
348
348
.106(*)
.156(**)
1
.440(**)
-.062
.650(**)
.049
.004
.
.000
.245
.000
348
348
348
348
348
348
-.137(*)
-.116(*)
.440(**)
1
.302(**)
.620(**)
Correlation Sig. (2tailed) N P_15
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
TOTAL
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.011
.030
.000
.
.000
.000
348
348
348
348
348
348
.096
.169(**)
-.062
.302(**)
1
.570(**)
.074
.002
.245
.000
.
.000
348
348
348
348
348
348
.402(**)
.344(**)
.650(**)
.620(**)
.570(**)
1
.000
.000
.000
.000
.000
.
348
348
348
348
348
348
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). • Koefisien korelasi dari butir P11 – P15 untuk masing – masing total adalah signifikan secara signifikan • Hasil diatas menunjukkan konsep sifat akuntan publik memiliki instrumen yang valid 5. Persepsi Pengorbanan Profesi Akuntan Publik Pengukuran variabel ini menggunakan 5 ( lima ) item pertanyaan yaitu tidak memiliki waktu santai, upaya kerja dilaksanakan lebih banyak, memiliki gaji yang kecil, merupakan pekerjaan yang tidak membutuhkan perkembangan dan memiliki tanggung jawab sosial yang berat. Dari uji product moment korelasi diperoleh hasil sebagai berikut :
Correlations P_16 P_16
Pearson
P_17 1
-.023
P_18
P_19 -
.054
P_20 .031
TOTAL .181(**)
Correlation Sig. (2tailed) N P_17
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_18
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_19
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
P_20
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
TOTAL
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.339(**) .
.669
.000
.311
.566
.001
348
348
348
348
348
348
-.023
1
.287(**)
.311(**)
-.024
.617(**)
.669
.
.000
.000
.658
.000
348
348
348
348
348
348
.287(**)
1
.425(**)
.094
.572(**)
.000
.000
.
.000
.080
.000
348
348
348
348
348
348
.054
.311(**)
.425(**)
1
.006
.784(**)
.311
.000
.000
.
.904
.000
348
348
348
348
348
348
.031
-.024
.094
.006
1
.390(**)
.566
.658
.080
.904
.
.000
348
348
348
348
348
348
.181(**)
.617(**)
.572(**)
.784(**)
.390(**)
1
.001
.000
.000
.000
.000
.
348
348
348
348
348
348
.339(**)
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
• Koefisien korelasi dari butir P16 – P20 untuk masing – masing total adalah signifikan secara signifikan • Hasil diatas menunjukkan konsep sifat akuntan publik memiliki instrumen yang valid B. Uji Reliabilitas 1. Variabel Sifat AP Item-total Statistics Scale
Scale
Mean
Variance
if Item
if Item
Deleted
Corrected ItemTotal
Deleted Correlation
Alpha if Item Deleted
P_1
11.9856
1.1208
.6756
.2523
P_2
12.1379
1.9867
.2045
.8373
P_3
12.0287
1.1231
.6835
.2482
P_4
12.5977
1.2728
.4186
.4667
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = •
348.0
N of Items = 4
.5833 Secara individu / per item terbukti r hitung > r tabel, maka variabel sifat pekerjaan dapat dinyatakan reliabel
•
Dengan alpha ( r hitung ) sebesar 0.5833, sedangkan r tabel sebesar 0.104 maka keempat item pertanyaan secara bersama – sama dapat dinyatakan reliabel karena r hitung > r tabel
2. Variabel GajiAP Item-total Statistics Scale
Scale
Mean
Variance
if Item
if Item
Deleted
Corrected ItemTotal
Deleted Correlation
Alpha if Item Deleted
P_5
4.1264
.2376
.2796
.2346
P_6
4.0460
.2688
.2034
.1635
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = •
348.0
N of Items = 2
.1972 Secara individu / per item terbukti r hitung > r tabel, maka variabel sifat pekerjaan dapat dinyatakan reliabel
•
Dengan alpha ( r hitung ) sebesar 0.1972, sedangka r tabel sebesar 0.104 maka keempat item pertanyaan secara bersama – sama dapat dinyatakan reliabel karena r hitung > r tabel
3. Variabel Kesediaan Pekerjaan AP Item-total Statistics Scale
Scale
Mean
Variance
if Item
if Item
Deleted
Corrected ItemTotal
Deleted Correlation
Alpha if Item Deleted
P_7
12.6925
1.1646
.2444
.6299
P_8
12.6695
1.1095
.2757
.6122
P_9
12.8103
1.0417
.5231
.4480
P_10
12.5172
.7980
.5400
.3895
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = •
348.0
N of Items = 4
.6029 Secara individu / per item terbukti r hitung > r tabel, maka variabel sifat pekerjaan dapat dinyatakan reliabel
•
Dengan alpha ( r hitung ) sebesar 0.6029, sedangkan r tabel sebesar 0.104 maka keempat item pertanyaan secara bersama – sama dapat dinyatakan reliabel karena r hitung > r tabel
4. Variabel Persepsi tentang Profesi AP Item-total Statistics Scale
Scale
Mean
Variance
if Item
if Item
Deleted
Corrected ItemTotal
Alpha if Item
Deleted Correlation
Deleted
P_11
16.4856
1.5185
.4110
.4306
P_12
16.3994
1.6008
.3518
.3651
P_13
16.7500
1.1563
.3107
.1484
P_14
16.6322
1.1900
.2501
.2065
P_15
16.0776
1.2879
.2245
.2376
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = •
348.0
N of Items = 5
.3385 Secara individu / per item terbukti r hitung > r tabel, maka variabel sifat pekerjaan dapat dinyatakan reliabel
•
Dengan alpha ( r hitung )sebesar 0.3385, sedangkan r tabel sebesar 0.104 maka keempat item pertanyaan secara bersama – sama dapat dinyatakan reliabel karena r hitung > r tabel
5. Variabel Persepsi tentang Pengorbanan AP Item-total Statistics Scale
Scale
Mean
Variance
if Item
if Item
Deleted
Corrected ItemTotal
Alpha if Item
Deleted Correlation
Deleted
P_16
15.4282
2.4185
.1676
.4582
P_17
15.7011
1.6741
.2830
.2419
P_18
15.8879
1.8750
.3273
.2429
P_19
16.0575
1.1264
.3839
.0870
P_20
15.3161
2.1131
.3314
.4398
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
348.0
.3761
N of Items = 5
•
Secara individu / per item terbukti r hitung > r tabel, maka variabel sifat pekerjaan dapat dinyatakan reliabel
•
Dengan alpha ( r hitung )sebesar 0.3761, sedangkan r tabel sebesar 0.104 maka keempat item pertanyaan secara bersama – sama dapat dinyatakan reliabel karena r hitung > r tabel
C. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Stand Dependent Variable: Akuntan Publik 1.00
Expected Cum Prob
.75
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
•
Kesamaan antara nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan data terdistribusi normal
2. Uji Linearitas a. Variabel Sifat AP Test of Homogeneity of Variances Akuntan Publik Levene Statistic
df1
df2
Sig.
86.951
8
339
.000
ANOVA Akuntan Publik Sum of
Mean
Squares Between
df
Square
5.726
8
.716
Within Groups
79.754
339
.235
Total
85.480
347
Groups
•
F 3.042
Sig. .003
Dengan df1 = 8 dan df2 = 339 maka diperoleh f tabel = 1.966, sedangkan f hitung = 3.042. Karena f hitung > f tabel, maka data diatas dapat dikatakan linier.
b. Variabel Gaji AP Test of Homogeneity of Variances Akuntan Publik Levene Statistic
df1
200.082( a)
df2 4
Sig.
342
.000
a Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Akuntan Publik. ANOVA Akuntan Publik Sum of Squares Between Groups
27.735
Mean df
Square 5
5.547
F 32.853
Sig. .000
Within Groups
57.745
342
Total
85.480
347
•
.169
Dengan df1 = 4 dan df2 = 342 maka diperoleh f tabel = 2,398 sedangkan f hitung = 32.853 Karena f hitung > f tabel, maka data diatas dapat dikatakan linier.
c. Variabel kesediaan Pekerjaan AP Test of Homogeneity of Variances Akuntan Publik Levene Statistic
df1
78.470(a
df2 7
)
Sig.
339
.000
a Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Akuntan Publik. ANOVA Akuntan Publik Sum of
Mean
Squares Between
df
Square
17.673
8
2.209
Within Groups
67.807
339
.200
Total
85.480
347
Groups
•
F 11.044
Sig. .000
Dengan df1 = 7 dan df2 = 339 maka diperoleh f tabel = 2,037 sedangkan f hitung = 11.044 Karena f hitung > f tabel, maka data diatas dapat dikatakan linier.
d. Variabel Persepsi tentang Profesi AP Test of Homogeneity of Variances Akuntan Publik Levene Statistic 31.873(a
df1
df2 6
340
Sig. .000
) a Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Akuntan Publik. ANOVA Akuntan Publik Sum of
Mean
Squares Between
df
Square
6.874
7
.982
Within Groups
78.606
340
.231
Total
85.480
347
Groups
•
F 4.247
Sig. .000
Dengan df1 = 6 dan df2 = 340 maka diperoleh f tabel = 2,125 sedangkan f hitung = 4.247 Karena f hitung > f tabel, maka data diatas dapat dikatakan linier.
e. Variabel Persepsi tentang Pengorbanan AP Test of Homogeneity of Variances Akuntan Publik Levene Statistic
df1
29.426(a )
df2 6
Sig.
340
.000
a Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Akuntan Publik. ANOVA Akuntan Publik Sum of Squares Between
Mean df
Square
38.331
7
5.476
Within Groups
47.148
340
.139
Total
85.480
347
Groups
F 39.488
Sig. .000
•
Dengan df1 = 6 dan df2 = 340 maka diperoleh f tabel = 2,125 sedangkan f hitung = 39.488 Karena f hitung > f tabel, maka data diatas dapat dikatakan linier.
3. Uji Multikolinier Coefficients(a) Standardiz ed Model
Unstandardized
Coefficien
Coefficients
ts
Collinearity t
Sig.
Std. B 1
(Constant)
.408
Sifat AP
.023
.010
Gaji AP
-.226
Kesediaan Pekerjaan Persepsi profesi AP
Toler
Error
7.704
Beta
ance
VIF
18.887
.000
.087
2.418
.016
.929
1.077
.026
-.336
-8.670
.000
.905
1.042
-.114
.015
-.291
-7.685
.000
.943
1.087
-.003
.014
-.007
-.184
.854
.949
1.078
-.144
.012
-.459
.000
.953
1.072
Persepsi pengobarbana
Statistics
n AP
12.171
a Dependent Variable: Akuntan Publik •
Syarat tidak ada multikolinier apabila tolerance mendekati 1 dan VIF disekitar 1. Berdasarkan data diatas maka penelitian ini dapat dikatakan multiko
D. Analisa Discriminant Tests of Equality of Group Means
Wilks'
F
df1
df2
Sig.
Lambda Sifat AP
.998
8.596
1
346
.041
Gaji AP
.697
150.092
1
346
.000
.822
75.022
1
346
.000
.958
15.182
1
346
.000
.648
188.122
1
346
.000
Kesediaan Pekerjaan Persepsi profesi AP Persepsi pengobarbanan AP
Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 Sifat AP
-.179
Gaji AP
.569
Kesediaan Pekerjaan Persepsi pengobarbanan AP •
.540 .752
Tabel diatas menunjukkan seberapa penting variable diskriminator dalam membentuk fungsi diskriminan. Variabel paling penting : pengorbanan akuntan public, gaji, kesediaan kesempatan kerja dan sifat
Structure Matrix Function 1 Persepsi pengobarbanan AP
.621
Gaji AP
.554
Kesediaan
.392
Pekerjaan Persepsi profesi
.164
AP(a) Sifat AP
-.035
Pooled within-groups correlations between discriminating variables and standardized canonical discriminant functions Variables ordered by absolute size of correlation within function. a This variable not used in the analysis. •
Nilai Struktur matrix adalah kontribusi dari tiap variable dalam membentuk fungsi diskriminan. Nilai loading factor struktur matrix berkisar antara -1 sampai 1. Drai table tersebut semua variable bias digunakan sebagai ukuran pemilihan pekerjaan akuntan public.
E. Uji Statistik 1. Regresi Sederhana a. Variabel Sifat AP Pada pengukuran ini sifat pekerjaan berlaku sebagai dependent variable sedangkan profesi akuntan public sebagai independent variable
Model Summary Mod el
1
R
.041(a)
Adjust
Std. Error
ed R
of the
R Square Square
.002
Estimate
-.001
Change Statistics F
Sig. F
R Square
Chang
Chang
Change
e
.497
.002
8.596
df1 1
a Predictors: (Constant), Sifat AP ANOVA(b)
Model
Sum of
df
Mean
F
Sig.
df2 346
e .041
Squares 1
Regressi
Square
.147
1
.147
Residual
85.333
346
.247
Total
85.480
347
on
8.596
.041(a)
a Predictors: (Constant), Sifat AP b Dependent Variable: Akuntan Publik •
F hitung = 8.596 dan f table = 3.868 ( f hitung > f table ), maka data dapat dikatakan signifikan
b. Variabel Gaji AP Model Summary Std. Error Mode l
R
R
Adjusted R
of the
Square
Square
Estimate
Change Statistics F R Square Chang Change
1
.550(a )
.303
.301
.415
.303
e
Sig. F df1 df2
150.09 2
1
a Predictors: (Constant), Gaji AP
ANOVA(b) Sum of Model 1
Squares Regressi
Mean Df
Square
25.862
1
25.862
Residual
59.618
346
.172
Total
85.480
347
on
F 150.092
Sig. .000(a)
34 6
Change .000
a Predictors: (Constant), Gaji AP b Dependent Variable: Akuntan Publik •
F hitung = 150.092 dan f table = 3.868 ( f hitung > f table ), maka data dapat dikatakan signifikan
c. Variabel Kesediaan Pekerjaan AP Model Summary Std. Mode l
R
1
Adjust
Error of
ed R
the
R Square Square Estimate
.422(a )
.178
.176
Change Statistics F
Sig. F
R Square
Chang
Chang
Change
e
.451
.178
df1
75.022
1
df2
e
346
.000
a Predictors: (Constant), Kesediaan Pekerjaan ANOVA(b) Sum of Model
Squares
1
Regressi
Mean df
Square
15.232
1
15.232
Residual
70.248
346
.203
Total
85.480
347
on
F 75.022
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Kesediaan Pekerjaan b Dependent Variable: Akuntan Publik •
F hitung = 75.022 dan f table = 3.868 ( f hitung > f table ), maka data dapat dikatakan signifikan
d. Variabel Persepsi tentang Profesi AP Model Summary Mode
R
l
R
Adjust
Std. Error
ed R
of the
Square Square
Estimate
Change Statistics F
1
.205(a
.042
)
.039
R Square
Chang
Change
e
.486
.042
15.182
Sig. F df1
df2
1
346
Change .000
a Predictors: (Constant), Persepsi profesi AP
ANOVA(b) Sum of Model
Squares
1
Regressi
Mean df
Square
3.593
1
3.593
Residual
81.887
346
.237
Total
85.480
347
on
F 15.182
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Persepsi profesi AP b Dependent Variable: Akuntan Publik •
F hitung = 15.182 dan f table = 3.868 ( f hitung > f table ), maka data dapat dikatakan signifikan
e. Variabel Persepsi Pengorbanan AP Model Summary
Mode
R
R Square Adju
Std.
Change Statistics
l
sted
Error of
R
the
Squa
Estimate
re F
Sig. F
R Square Chang Change 1
.593(a
.352
)
.350
.400
.352
e
Chang df1
188.12 2
df2
1
346
e .000
a Predictors: (Constant), Persepsi pengobarbanan AP
ANOVA(b) Sum of Model
Squares
1
Regressi
Mean df
Square
30.107
1
30.107
Residual
55.373
346
.160
Total
85.480
347
on
F 188.122
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Persepsi pengobarbanan AP b Dependent Variable: Akuntan Publik •
F hitung = 188.122dan f table = 3.868 ( f hitung > f table ), maka data dapat dikatakan signifikan
2. Regresi Ganda Model Summary Mode l
R
R
Adjust
Std.
Square
ed R
Error
Change Statistics
Square
of the Estima te Sig. F
1
.765(a )
.585
.579
R Square
F
Change
Change
.322
.585
Chang
96.591
df1
df2
5
34 2
e .000
a Predictors: (Constant), Persepsi pengobarbanan AP, Sifat AP, Kesediaan Pekerjaan, Persepsi profesi AP, Gaji AP •
Adjust R Square = 0.579 artinya variasi kelima variable bebas tersebut menerangkan variable terikat sebesar 57.9%
•
Koefisien Alpha sebesar 0.765 maka hubungan interpretasi koefisiaen alpha tersebut sangat tinggi. ANOVA(b) Sum of
Model 1
Mean
Squares Regressi
df
Square
50.043
5
10.009
Residual
35.437
342
.104
Total
85.480
347
on
F 96.591
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Persepsi pengobarbanan AP, Sifat AP, Kesediaan Pekerjaan, Persepsi profesi AP, Gaji AP b Dependent Variable: Akuntan Publik Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
Beta
t
Sig.
Error 1
(Constant)
7.704
.408
Sifat AP
.023
.010
Gaji AP
.226
Kesediaan Pekerjaan Persepsi profesi AP
18.887
.000
.087
2.418
.016
.026
-.336
8.670
.000
.114
.015
-.291
7.685
.000
.003
.014
-.007
3.184
.014
.144
.012
-.459
12.171
.000
Persepsi pengobarban an AP a Dependent Variable: Akuntan Publik Persamaan Regresi: Y = 7.704 + 0.23 X1 + 0.226 X2 + 0.114 X3 + 0.003 X4 + 0.144 X5 Artinya 4. Uji F Berdasarkan hasil analisa regresi ganda diperoleh df = 5, df = 342, maka F hitung sebesar 96.591 sedangkan F tabel sebesar 2.240, maka data diatas signifikan karena F hitung > F tabel 5. Uji T Berdasarkan hasil analisa regresi ganda diperoleh hasil t untuk setiap variabel sebagai berikut : a. Sifat Akuntan Publik : 2.418 b. Gaji Akuntan Publik : 8.670 c. Kesediaan Pekarjaan : 7.685 d. Persepsi profesi AP : 3.184 e. Persepsi Pengorbanan AP : 12.171 Sedangkan T tabel sebesar 1.649 ( Semua t hitung > t tabel ), maka dapat dikatakan signifikan
BAB V PENUTUP Pada bab ini akan dibahas kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan. A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil dari uji T dan uji F yang telah disajikan dalam bab IV, maka a. Uji F Berdasarkan hasil analisa regresi ganda diperoleh df = 5, df = 342, maka F hitung sebesar 96.591 sedangkan F tabel sebesar 2.240, maka data diatas signifikan karena F hitung > F tabel b. Uji T Berdasarkan hasil analisa regresi ganda diperoleh hasil t untuk setiap variabel sebagai berikut : c. Sifat Akuntan Publik : 2.418 d. Gaji Akuntan Publik : 8.670 e. Kesediaan Pekarjaan : 7.685 f. Persepsi profesi AP : 3.184 g. Persepsi Pengorbanan AP : 12.171 Sedangkan T tabel sebesar 1.649 ( Semua t hitung > t tabel ), maka dapat dikatakan signifikan 2. Ada 197 responden yang memilih profesi akuntan publik sedangkan 151 responden lainnya lebih memilih profesi non akuntan publik. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dari hasil penelitian ini meliputi : 1.
Kurangnya kesadaran dari pihak pengelolah perguruan tinggi swasta untuk mendaftarkan
jumlah mahasiswa / i nya dengan rutin ke bagian KOPERTIS cab yogyakarta. 2.
Jumlah mahasiswa / i pada beberapa perguruan tinggi swasta kecil dan sedang
berkembang sangat sedikit sehingga tidak bisa dijadikan sampel.
3.
Pelaksanaan pendidikan profesi akuntan publik masih sangat baru dan belum populer
sehingga ada kemungkinan masih terdapat beberapa mahasiswa / i jurusan akuntansi yang belum mengetahui prosedur untuk berprofesi sebagai akuntan publik. C. Saran Kesimpulan analisis yang diperoleh memberikan saran kepada : 1. Akuntan pendidik maupun pengelolah program S1 jurusan akuntansi perlu : a. Menyesuaikan program paling tidak dalam metode pembagian kelas. Pembagian kelas pada mata kuliah tertentu didasarkan pada pemilihan profesi akuntan publik atau non akuntan publik. b. Menyesuaikan kurikulum dengan cara memberikan mata kuliah pilihan yang sesuai dengan pemilihan profesi akuntan publik atau non akuntan publik c. Menyesuaikan silabus untuk mata kuliah tertntu. Mata kuliah yang sama namun diberikan penekanan pada materi yang berbeda sesuai pemilihan profesi akuntan publik atau non akuntan publik. d. Menemukan tekhnik pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa /i pemilih profesi akuntan publik atau non akuntan publik. 2 Mahasiswa agar meningkatkan pemahamannya mengenai karakteristik pekerjaan berkaitan dengan berbagai alternatif profesi yang dapat diketahui oleh sarjana akuntansi. Mahasiswa harus mengikuti perkembangan dunia bisnis yang dipengaruhi oleh proses globalisasi maupun kemajuan teknologi informasi yanng selalu berupaya untuk meningkatkan kualifikasi dirinya agar dapat menggunakan peluang yang ada.