BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Wulandari (2009) mengatakan bahwa penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB) disebabkan oleh karena banyak hal, salah satunya adalah dari faktor gizi bayi. Status gizi bayi dapat ditingkatkan melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak kelahiran bayi guna menurunkan AKB di Indonesia setiap tahunnya. Pemberian ASI secara eksklusif dapat menekan angka kematian bayi hingga 13%. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan makanan paling ideal bagi bayi pasca kelahirannya. Namun, pada kenyataannya banyak ibu yang kurang sadar terhadap hal ini. Di antaranya adalah kurangnya pengetahuan terhadap pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi, kemudian ibu yang juga merupakan pekerja, sehingga tidak dapat memberikan ASInya kepada anaknya. Menurut hasil penelitian Khairunniyah (2004), pemberian ASI Eksklusif berpengaruh pada kualitas bayi. Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan anak balita akan semakin buruk. Menurut Wulandari (2009) ASI merupakan makanan paling ideal bagi bayi. Pada tahun 2000, pemerintah Indonesia menetapkan target sekurangkurangnya 80% ibu menyusui bayinya secara Eksklusif, yaitu ASI tanpa makanan ataupun minuman lainnya sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Bayi dengan ASI selama 6 bulan, tidak akan mengalami kekurangan gizi, sekalipun bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan lainnya, karena ASI merupakan sumber gizi yang ideal dengan komposisi seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Tidak ada makanan sesempurna ASI bagi bayi sesudah lahir. Hanya dengan mengkonsumsi ASI, bayi mampu mempertahankan kehidupannya pada saat pertama kali menghirup udara di luar kandungan sang ibu. Sebelum lahir, sang bayi mengalami suasana di dalam air seperti ikan yang bernapas dengan insang. Selain itu, makanan bayi di dalam kandungan langsung datang dari pembuluh darah sang ibu melalui tali pusat yang diedarkan ke seluruh organ tubuh
1
untuk tumbuh dan kembang. Setelah lahir, bayi bernapas dengan paru-paru dan mengkonsumsi ASI (Sitepoe, 2013: 71). ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor pembentuk sel-sel otak, terutama DHA dalam kadar tinggi, ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Komposisi ini menyebabkan protei ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Sementara itu tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalam susu formula dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena lebih banyak casein (Azisya, 2010: 21). Mengingat bahwa banyak sekali manfaat bagi ibu dan anak dari pemberian ASI Eksklusif, sudah selayaknya ibu memberikan perhatian penting terhadap hal ini. Namun kenyatannya adalah menurut Wulandari (2009) berdasarkan data UNICEF hanya 3% ibu yang memberikan ASI Eksklusif dan menurut SDKI 2002 cakupan ASI Eksklusif di Indonesia baru mencapai 55%. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandung (2007) mengenai cakupan ASI Eksklusif di Kota Bandung, pada tahun 2007 dari 15.983 orang bayi di Kota Bandung sebesar 3.302 orang atau 20,66% diberi ASI Eksklusif. Dengan melihat angka tersebut maka cakupan pemberian ASI untuk Kota Bandung masih dibawah target SPM tahun 2007 yaitu 75% (Dinkes Kota Bandung, 2007). Roesli (2000) dalam sebuah Jurnal Wulandari, Komariah dan Ermiaty (2009: 87) mengatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif masih belum baik dan ibu sebagai pekerja lebih banyak tidak memberikan ASI Eksklusif. Berbagai penelitian yang telah dilakukan, didapatkan informasi tentang tidak diberikanya ASI terutama ASI Eksklusif oleh ibu-ibu yang mempunyai bayi, diantaranya yaitu ibu-ibu merasa ASInya kurang, akan tetapi hanya 2-5 % yang secara biologis memang kurang produksi ASInya. Ibu-ibu lebih suka mengganti dengan susu pengganti atau susu formula. Gempuran iklan dan kampanye susu formula pun kian banyak. Dengan menawarkan kandungan-kandungan gizi yang banyak, seolah-olah gizi yang terkandung di dalamnya lebih banyak dibanding dengan ASI. Padahal
2
kenyataannya tidak seperti demikian, karena ASI diproduksi langsung oleh ibu dengan tubuhnya yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan bayi agar gizi bayi menjadi cukup. Tidak kekurangan gizi serta tidak kelebihan yang keduanya akan memiliki dampak buruk masing-masing. Sementara itu, kampanye tentang pemberian ASI Eksklusif masih kalah daripada yang dilakukan oleh susu formula. Kenyataan-kenyataan yang ada pada ASI Eksklusif tidak tersampaikan kepada ibu, hanyalah sedikit saja tentang ASI Eksklusif dan yang terbayang oleh mereka hanyalah kelebihan-kelebihan yang ada pada susu formula. Diperlukan lebih banyak lagi kampanye-kampanye terkait ASI Eksklusif ini bagi ibu ataupun calon ibu nantinya. Saat ini kita bisa melihat terlupakannya perkembangan teknologi yang begitu cepat. PC, Laptop, smartphone, internet, dan bentuk teknologi lainnya begitu mempengaruhi kehidupan setiap orang saat ini. Baik itu anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua sekalipun. UNICEF, bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, The Berkman Center for Internet and Society, dan Harvard University, melakukan survey nasional mengenai penggunaan dan tingkah laku internet para remaja Indonesia. Studi ini memperlihatkan bahwa ada setidaknya 30 juta orang remaja di Indonesia yang mengakses internet secara reguler. Dengan kesenjangan yang sangat jelas terlihat, di daerah perkotaan hanya 13 persen dari anak dan remaja yang tidak menggunakan internet, sementara daerah perdesaan, menyumbang jumlah 87 persen. Untuk perangkat yang digunakan untuk online, 69 persen responden menggunakan PC, 34 persen menggunakan
laptop,
52
persen
menggunakan
handphone,
21
persen
menggunakan smartphone, dan empat persen menggunakan tablet. Terlebih saat ini masyarakat Asia sedang tergila-gila dengan smartphone, dan termasuk Indonesia di dalamnya. Presentase penggunaan smartphone di Indonesia pada Januari-Oktober 2014 terus meningkat. Hasil data ekspansi Opera yang di presentasikan oleh Fabrizio Caruso, senior vice president of Asia di Opera mengatakan bahwa pengguna smartphone Android di Indonesia padabulan Mei 2013 naik 189 persen dibandingkan angka di bulan yang sama tahun lalu. Hasil ini memberikan gambaran kepada kita bahwa perkembangan pasar mobile dan smartphone di Indonesia sangatlah pesan.
3
Sehingga terbuka peluang besar untuk menggunakan media-media yang terkait dengan android untuk digunakan sebagai penyampai pesan yang efektif. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka dianggap perlu untuk memberikan pencerdasan terkait ASI bagi ibu maupun calon ibu. Oleh karena itu, penulis akan membuat kampanye pentingnya Manajemen ASI Eksklusif untuk mencapai gizi ideal seorang bayi, demi maksimalnya pertumbuhan dan perkembangan bayi. Memanfaatkan berbagai media digital dan media pendukung lainnya yang tepat bagi ibu agar efektifnya kampanye yang dilakukan.
1.2 Identifikasi Masalah 1. Kurangnya kesadaran ibu terhadap pentingnya ASI Eksklusif bagi anak usia 0-2 tahun. 2. Ketidaktahuan ibu tentang bagaimana cara manajemen laktasi dengan baik dan benar. 3. Minimnya kampanye tentang bagaimana cara manajemen laktasi dengan baik dan benar.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud memfokuskan masalah ke dalam hal-hal berikut. 1. Bagaimana strategi yang tepat untuk mengkampanyekan pentingnya ASI Eksklusif kepada ibu bekerja? 2. Media apa yang tepat untuk mengkampanyekan pentingnya ASI Eksklusif untuk ibu bekerja?
1.4 Ruang Lingkup 1. Mengkampanyekan pentingnya ASI Eksklusif terhadap pertumbuhan anak 2. Target dari kampanye ini adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia 0-2 tahun 3. Penelitian tentang kesadaran pemberian ASI Eksklusif ini dilakukan di daerah Ujungberung Kota Bandung
4
1.5 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengkampanyekan pentingnya ASI Eksklusif bagi ibu bekerja. 2. Memberi pencerdasan terkait bagaimana memanajemen ASI Eksklusif bagi ibu bekerja agar tetap bisa memberikan ASI Eksklusif kepada anak.
1.6 Manfaat Perancangan Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan dalam lingkup advertising, lebih khususnya strategi kampanye. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat perancangan bagi pembaca yakni menjadi mengetahui akan pentingnya ASI Eksklusif bagi anak usia 0-2 tahun. b. Manfaat perancangan bagi instansi yakni menambah alternatif solusi pendekatan bagi permasalahan kurangnya kesadaran akan pemberian ASI Eksklusif. c. Manfaat perancangan bagi penulis yakni memenuhi persyaratan kelulusan dari Strata I di perguruan tinggi.
1.7 Metodologi Penelitian Widiatmoko (2013: 2) menjelaskan tentang metode penelitian visual sebagai suatu cara pengumpulan data permasalahan penyampaian pesan dari produsen kepada khalayak sasaran, agar mereka tertarik kepada suatu pesan yang disampaikan kepada mereka. Dalam penelitian ini memerlukan data dari produsen maupun khalayak yang dituju. Data dari produsen dapat berupa apa produknya, manfaat bagi konsumen, distrubusinya bagaimana, serta apa posisinya dalam mata pesaing, apa saja materi promosi yang pernah diterbitkan, baik dari produsen maupun pesaing. Kemudian data dari khalayak sasaran seperti segmen mana yang dituju, apa kebutuhan mereka, areanya dimana, berapa penghasilannya, apa prioritas belanjannya, apa yang menjadi insight atau wawasan khalayak sasaran.
5
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dalam bukunya, Creswell (2014: 95) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai poin akhir penelitian. Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir penelitian, berarti peneliti menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung mulai dari data, lalu ke tema-tema umum, kemudian menuju teori atau model tertentu. Sarwono dan Lubis (2007: 95) mengatakan bahwa desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan, tidak seperti desain riset penelitian kuantitatif yang bersifat tetap, baku, dan tidak berubah-ubah. Oleh karena itu, peran peneliti sangat dominan terhadap keberhasilan penelitian. Dalam hal ini peran desain hanyalah membantu mengarahkan jalannya proses penelitian agar sesuai dengan pernyataan masalah dan berjalan dengan sistematis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi yang artinya dalam buku Creswell (2014: 20) adalah merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Fokus penelitian ini adalah terkait masalah fenomena yang terjadi pada masyarakat dengan paradigma pragmatik. Berikut adalah langkah-langkah pencarian data yang digunakan:
1. Observasi Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang sedang dilakukan (Sarwono dan Lubis, 2007: 100). Observasi ini dilaksanakan di puskesmas Ujungberung untuk mengamati perilaku dari ibu yang memliki anak 0-2 tahun.
2. Wawancara Peneliti dapat melakukan face to face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam
6
focus group interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan per kelompok (Creswell, 2014: 267). Wawancara akan ditujukan kepada: a. Ahli Gizi Bandung Kidul b. Ibu menyusui di daerah Ujungberung c. Petugas di Puskesmas Ujungberung
3. Dokumen-dokumen Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (seperti koran, makalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (seperti buku harian, diary, surat, e-mail) (Creswell, 2014: 270). Peneliti akan menggunakan buku literatur terkait ASI Eksklusif diantaranya buku ASI Eksklusif arti penting bagi kehidupan dan buku Sukses Menyusui Meski Bekerja, serta jurnal-jurnal kesehatan.
4. Materi film, video, dan foto Film, video dan foto merupakan sumber data sekunder yang berguna karena dapat melengkapi data yang bersifat tekstual. Dalam penelitian kualitatif, data yang berupa suara dan gambar berguna untuk pembuktian-pembuktian dalam ilmu hukum, kepolisian, dan intelijen (Sarwono dan Lubis, 2007: 104). Peneliti akan mengumpulkan dokumentasi berupa foto, visual yang terkait objek untuk dijadikan acuan dalam merancang kampanye, baik secara visual maupun strategi.
7
1.8
Kerangka Perancangan Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Kurangnya Kesadaran ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif Kurangnya pengetahuan dan kampanye ASI Eksklusif
Identifikasi Masalah:
Metode Penelitian:
Teori yang digunakan
1.Kurangnya kesadaran ibu terhadap pentingnya ASI Eksklusif bagi anak usia 0-2 tahun
Kualitatif
1. Psikologi ibu dan anak
(Observasi, wawancara, dokumen-dokumen, materi audio dan visual, dan analisis)
2. ASI Eksklusif
2. Ketidaktahuan ibu tentang bagaimana cara memberi ASI Eksklusif untuk anak walaupun tetap bekerja 3. Kurangnya kampanye pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk anak usia 0-2 tahun
Teori Kampanye
DATA FAKTA FENOMENA
Teori Advertising
Angka kematian bayi meningkat
Kurang gizi
Ibu bekerja dalam masa menyusui
Perancangan Kampanye Pemberian ASI Eksklusif Pada Anak Usia 0-2 Tahun untuk Ibu Bekerja di Kota Bandung Sumber: Data Penulis
8
1.8
Pembabakan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II DASAR PEMIKIRAN Menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan digunakan sebagai dasar untuk merancang. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Berisikan data-data hasil pengamatan yang berasal dari instansi yang berkaitan dengan penelitian, data khalayak sasaran, data proyek sejenis yang pernah dilakukan dan penilaiannya (seperti: jurnal penelitian), dan data hasil observasi, wawancara, kuisioner, Analisis berupa analisis SWOT, tabel atau diagram, analisis sebab akibat, dan analisis pembandingan untuk menghasilkan konsep perancangan. BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN Bab ini berisikan konsep pesan (ide besar), konsep kreatif (pendekatan), konsep media (media yang digunakan, perencanaan media), hingga konsep visual. Konsep komunikasi pemasaran yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visual. BAB VI PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tugas akhir yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
9