BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan di Indonesia terutama di sekolah dasar dapat dicapai apabila kegiatan belajar mengajar di kelas dapat berlangsung dengan baik, efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka peran, kedudukan dan keberadaan guru sangatlah menentukan. Salah satu cara dalam mengelola proses pembelajaran adalah dengan menerapkan metode mengajar. Menurut T. Raka Joni (1993) oleh Soli Abimanyu, dkk dalam bukunya Strategi Pembelajaran, metode sebagai cara kerja yang yang diterapkan yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. IPA sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan untuk membekali siswa mengembangkan pengetahuan sainsnya, materi banyak memuat didalamnya berkaitan dengan kehidupan sehari - hari yang dapat memudahkan siswa untuk mengekplorasikan pengetahuannya terhadap kehidupan nyata. Sifat materi pelajaran IPA yang diajarkan dewasa ini masih cenderung cara mengajarnya masih belum mengarah siswa ke arah yang lebih konkrit, terutama guru cara mengajarnya masih menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Model pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan. Karakteristik model Think Pair Share siswa dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Model ini selain diharapkan dapat menjebatani dan mengarahkan proses belajar mengajar siswa juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat 1
2
saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan. Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat kuat atau dekat hubungan tersebut, semakian besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu akativitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipengaruhi dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi peneriman minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal hakiki untuk dapat mempelajari hal terseut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Kata
atau
istilah
komunikasi
berasal
dari
bahasa
Inggris
“communication” secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
3
Human communication is the process through which individuals - in relationships, group, organizations and societies- respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individuindividu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Berdasarkan observasi saya di SD Negeri Manunsari 03 Salatiga, ada masalah yang muncul dalam penerapan pembelajaran konvensional (ceramah) atau satu arah khususnya pada mata pelajaran IPA. Perlunya peran guru yang kreatif dalam mengemas model pembelajaran yang efektif untuk disajikan dalam materi yang akan diajarkan kepada siswa supaya siswa merasa senang mengikuti proses pembelajaran karena guru dapat penggunaan model pembelajaran baru atau yang sesui kebutuhan siswa. Model pembelajaran seperti ceramah dan hapalan masih menjadi budaya para pendidik dan guru dalam pembelajaran IPA, cara seperti ini dapat menyebabkan siswa kurang aktif, berminat, dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran IPA, sehingga berdampak pada hasil pembelajaran yang diterima siswa tidak optimal artinya nilai yang diperoleh siswa rata-rata di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal. Karena itulah persoalan kegagalan dalam proses belajar mengajar yang demikian, memicu peneliti untuk menerapakan model pembelajaran Think Pair Share ini supaya model pembelajaran ini dapat berpartisipasi aktif dalam memajukan proses belajar mengajar SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga, yang sekarang ini masih konvensional dan bersifat hapalan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Kurangnya minat belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa di SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa Tengah, kemungkinan dikarena guru belum menggunakan metode atau pun media pembelajaran serta mendesain
pembelajaran yang disesuaikan
4
dengan karakteristik materi pembelajaran maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan
siswa
tidak
aktif
dan
kreatif,
namun
sebaliknya
kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah, cenderung membosankan. Bertumpu
pada
kenyataan
tersebut
untuk
merangsang
dan
meningkatkan peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran IPA maka peneliti bertekat untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang selama ini peneliti temukan di SDN Mangunsari 03 Salatiga Jawa Tengah di dalam proses belajar mengajar, melalui model pembelajaran Think Pair Share, peneliti berharap model yang akan diterapkan ini dapat membantu para siswa untuk mengatasi masalah dan kesulitan yang mereka hadapi, agar kedepannya proses belajar siswa SDN Mangunsari 03 akan lebih baik dan sesuai dengan keinginan pihak sekolah. 1.2.Identifikasi Masalah 1. Kegiatan belajar mengajar masih satu arah sehingga kreatifitas siswa kurang berkembang secara optimal. 2. Model pembelajaran yang efektif dan inovatif belum dilakukan di SD Negeri Mangunsari 03 sehingga model pembelajaran Think Pair Share perlu diterapkan supaya siswa tidak cepat bosan dan mempunyai daya lekat yang tinggi. 3. Kurangnya persiapan guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi, dan kondisi peserta didik. 1.3. Batasan Masalah Fokus penelitian ini terbatas pada efektifitas penggunaan model pembelajaran model Think Pair Share di kelas V SD Negeri Mangunsari 03 Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga.
5
1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka timbul permasalahan yang menarik untuk diteliti : 1. Apakah penggunaan model pembelajaran Think Pair Share terhadap minat belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA terdapat pengaruh ? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran Think Pair Share terhadap kemampuan komunikasi siswa kelas V mata pelajaran IPA terdapat pengaruh ? 1.5. Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan yang ada maka tujuan yang hendak dicapai dengan melakukan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share terhadap minat belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA ? 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share terhadap kemampuan komunikasi siswa kelas V mata pelajaran IPA? 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian dilakukan pada dasarnya untuk memecahkan suatu permasalah yang akan diteliti dan hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis 1.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan kepada peningkatan mutu pembelajaran IPA yang dewasa ini masih cenderung satu arah atau masih berfokus pada satu model pembelajaran.
2.
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya literatur ilmu pendidikan agar dapat mengembangkan model pembelajaran.
3.
Hasil penelitian diharapkan juga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam dunia pendidikan khususnya pada model pembelajaran
6
Think Pairs Share terhadap minat belajar dan kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran IPA. 4.
Hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang model pembelajaran Think Pairs Share.
5.
Hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
b. Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi siswa a. Untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA. b. Untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran. c. Untuk dapat meningkatkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap diri sendiri serta teman-temannya. d. Untuk dapat meningkatkan bekerjasama dengan teman sekelasnya. 2. Manfaat bagi guru Memberikan informasi mengenai dan penerapan model pembelajaran yang efektif relevan supaya siswa lebih berminat dan menyukai pelajaran IPA. 3. Manfaat bagi sekolah Sebagai masukan dalam usaha untuk memperbaiki dan merumuskan sistem pendidikan yang lebih baik dan kualitas lulusan yang handal. 4. Manfaat bagi penulis Diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian serta dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan penulis.
