BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Manajemen perawatan sangatlah diperlukan dan mempunyai peran yang
sangat vital bagi sebuah perusahaan, mengingat dalam dunia industri kegiatan produksi tak lepas dari penggunaan alat-alat atau mesin-mesin sebagai pendukung opersionalnya. Mesin – mesin tersebut akan beroperasi sesuai dengan semestinya bila didukung oleh standar operasional dan perawatan yang benar. Manajemen perawatan yang terpadu pada departemen perawatan produksi akan dapat memaksimalkan kelancaran produksi, karena dengan diketahuinya jenis – jenis kerusakan setiap komponen mesin pada saat perawatan dapat diambil tindakan pencegahan ataupun tindakan lain yang sebaiknya dilakukan. Tindakan yang tepat dalam penanganan kerusakan mesin dapat meminimalkan biaya yang ditimbulkan karena mesin berhenti beroperasi (downtime). Downtime didefinisikan sebagai waktu suatu komponen sistem tidak dapat digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik), sehingga membuat fungsi sistem tidak berjalan. Berdasarkan kenyataan bahwa pada dasarnya prinsip utama dalam manajemen sistem perawatan adalah untuk menekan periode kerusakan (breakdown period) sampai batas minimum, maka keputusan penggantian komponen sistem berdasarkan “downtime” minimum menjadi sangat penting. (Corder, 1996, Hal. 4). PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang transportasi berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, dimana di dalam perusahaan ini terdapat banyak unit-unit yang mendukung akan jalannya proses bisnis perusahaan ini, salah satu diantaranya adalah Unit Pelaksana Teknik (UPT) Resor Jalan Rel 2.9 Kiaracondong. Resor Jalan Rel 2.9 Kiaracondong adalah unit yang berfungsi untuk merawat struktur geometri jalan rel dengan menggunakan peralatan mekanik ringan
1
2
dan mesin berat. Unit ini berada di kota Bandung Jawa Barat dan memiliki panjang wilayah sekitar ±30 KM. Dalam usaha untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan produktifitas, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah perawatan (maintenance) wesel. Wesel merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan arah dari satu jalur rel ke jalur rel yang lain. Apabila suatu wesel mengalami kerusakan / breakdown, maka proses perjalanan kereta api juga akan terpengaruh dan akan berakibat pada bertambah lamanya waktu perjalanan kereta api. Selama ini, gangguan yang terjadi karena rusaknya wesel cukup tinggi. Jika setiap resor memiliki waktu gangguan yang tinggi, maka waktu perjalanan kereta api juga ikut bertambah. Dengan kata lain, kereta api terlambat sampai di tempat tujuan
Gambar 1. 1 Jumlah Gangguan Perjalanan KA Januari 2014 - Juli 2015 (Sumber : PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2015) Pada Januari 2014 – Juli 2015 Resor Jalan Rel 2.9 Kac berada pada posisi ke-4 dalam jumlah gangguan. Total gangguan paling banyak berasal dari gangguan wesel sebanyak 26 kasus. Oleh karena itu, untuk mendapatkan wesel agar tetap optimal dibutuhkan suatu metode untuk mengukur efektifitas dari wesel . Salah satu metode pengukuran kinerja dan efektifitas mesin yang digunakan adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE). Metode pengukuran ini terdiri dari tiga faktor utama
3
yang saling berhubungan yaitu Avaibility (ketersediaan), Performance (kemampuan), dan Quality (kualitas). Metode ini merupakan bagian utama dari sistem pemeliharaan yaitu Total Preventive Maintenance (TPM). Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang melibatkan semua personil dalam perusahaan juga bertujuan untuk merawat semua mesin, peralatan atau performance maintenance yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penjelasan masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul “ANALISIS OVERALL EQUIPMENT FFECTIVENESS (OEE) PADA WESEL DI PT. KERETA API INDONESIA (Persero) DAOP 2 BANDUNG”. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka perumusan
masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana mengetahui efektifitas penggunaan saat ini dari wesel di Resor Jalan Rel 2.9 Kiaracondong Daop 2 Bandung PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ? 2. Bagaimana mengevaluasi efektifitas penggunaan saat ini dari wesel di Resor Jalan Rel 2.9 Kiaracondong Daop 2 Bandung PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) ? 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Mengetahui nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk wesel. 2. Mengevaluasi nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk wesel.
1.4
Batasan Masalah Agar penelitian lebih tepat pada tujuan serta fokus pada sasaran maka masalah
yang akan dibahas perlu diberikan batasan. Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu :
4
1. Penelitian dilakukan hanya pada wesel di Resor Jalan Rel 2.9 Kiaracondong. Resor Jalan Rel 2.9 Kiaracondong PT Kereta Api Indonesia (Persero) 2. Penelitian yang dilakukan hanya akan dilaksanakan sampai pada tahap perhitungan nilai OEE dan analisis hasil pengukurannya, tidak membahas mengenai implementasi TPM diperusahaan tersebut. 3. Penelitian yang dilakukan tidak sampai keperhitungan biaya 1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Memudahkan dalam
tindakan perawatan, yaitu berupa tindakan-tindakan
yang harus dilakukan pada saat kondisi tertentu. 2. Mengetahui Performance Efficiency dari peralatan yang di analisis. 3. Mengetahui tindakan perawatan dan kondisi peralatan pada periode yang akan datang. 1.6
Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami sistematika penulisan skripsi, maka
sistematika penulisan skripsi disajikan dalam beberapa bab. Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar masalah-masalah yang akan dibahas, berisi antara lain: latar belakang masalah yang memuat tentang pentingnya sebuah perawatan mesin / alat industri, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah yang memuat batas – batas penelitian supaya penelitian ini bisa terfokus pada satu pokok bahasan, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Landasan teori memuat tentang teori-teori dan konsep yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian dan tujuan hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan, meliputi: pengertian perawatan, bentuk-bentuk
5
perawatan, strategi perawatan dan metode Total Productive Maintenance (TPM). Bab III Metodologi Penelitian Berisi tentang bahan dan materi penelitian, obyek penelitian yang berlokasi di Resor Jalan Rel 2.9 Kiaracondong Daop 2 Bandung PT. KERETA API INDONESIA (Persero); prosedur pelaksanaan, cara pengolahan dan analisis data. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Dikemukakan cara-cara pengambilan dan pengolahan data serta membahas hasil penelitian berupa tabel, persamaan-persamaan atau model baik secara kualitatif, kuantitatif maupun statistik dari hasil penelitian. Bab V Analisis Berisi analisis dari perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan untuk memberikan solusi pada perusahaan mengenai masalah-masalah yang dihadapinya. Bab VI Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi hal-hal pokok yang diperoleh dari hasil penelitian. Saran berisi usulan dari penulis untuk menjadikan keadaan lebih baik berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.