1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk menciptakan pembaharuan dalam pengetahuan, perilaku, dan sikap manusia terutama kaum generasi muda, agar mereka siap menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi. Bahkan tidak hanya sekedar menyesuaikan diri dengan perubahan, melainkan harus mampu menjadi aktor pembawa dan pengaruh perubahan yang sehat dan konstributif bagi manusia, alam dan lingkungan. Dengan demikian mereka akan mampu berperan aktif dalam keadaan seperti apapun, tak terkecuali ketika masyarakat dunia memasuki panggung globalisasi dan ketika Indonesia memasuki era desentraslisasi. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Guru memiliki peran yang besar dalam mencerdaskan bangsa, sebagai fasilitator, motivator, organisator, dan pencipta suasana yang konduksif di sekolah. Banyak faktor yang menentukan mutu pendidikan diantaranya sarana prasarana, dana, peserta didik , guru serta peran serta masyarakat. Agar dapat memenuhi tuntutan profesi guru perlu meningkatkan kualitas dengan cara melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti program S1 PGSD Universitas Kristen Satya Wacana. Pendidikan itu merupakan usaha sadar artinya mendidik bukan merupakan tindakan yang bersifat reflek atau spontan tanpa tujuan yang jelas, melainkan merupakan tindakan yang rasional, disengaja, disiapkan, direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan mendidik harus didasarkan atas tujuan dengan alasan-alasan yang jelas dan rasional, bukan tindakan serampangan atau asal-asalan. Pendidikan diwujudkan melalui tiga upaya dasar yaitu bimbingan bukan hanya sekedar mengajar, disamping mengajar dan menyampaikan materi pelajaran juga membimbing dan melatih bahkan membimbing merupakan upaya yang didahulukan daripada kedua kegiatan tersebut berkaitan dengan upaya. Tujuan pendidikan adalah menyiapkan peserta didik agar dapat berperan penting dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Artinya upaya membimbing, mengajar
2 dan melatih peserta didik harus diorientasi agar peserta didik memiliki kemampuan, pengetahuan, sikap dan berbagai ketrampilan yang dibutuhkannnya, sehingga kelak dia dapat memainkan peranan yang signifikan dalam perikehidupannya baik secara pribadi, sebagai warga masyarakat. Sangat ironis jika peserta didik
yang sedang dididik
sakarang ini tidak mampu memetik buah pendidikan di masa yang akan datang. (Taufik dalam Mikonsa, 2008:1,4). Keberhasilan pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Prasyarat keberhasilan adalah terciptanya kesamaan visi dalam melaksanakan misi pendidikan. Komunikasi dibutuhkan para pembelajaran agar mampu mewujudkan tujuan pendidikan serta menjauhkan persepsi yang keliru dalam pelaksanaannya. Salah satu wujud pelaksanaan pendidikan adalah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru memiliki peran untuk menggerakkan roda pembelajaran. Peran ini tidak mewujud pada sentralisasi pembelajaran kepada guru, tetapi interaksi dan komunikasi antara guru dengan peserta didik. Guru membutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan teknis pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang konduksif. Dalam melaksanakan tugas, peneliti sebagai guru sering menemui berbagai problem, terutama guru Sekolah Dasar yang mengampu semua mata pelajaran, kecuali penjaskes, agama dan Bahasa Inggris. Problem dari guru itu sendiri diantaranya kurang menguasai materi pelajaran, cara melaksanakan pembelajaran, kurang memotivasi peserta didik , pengarahan dalam menentukan konsep kurang, serta masalah yang berhubungan dengan pribadi. Problem dari luar berasal dari peserta didik yang kurang tertarik pada materi pelajaran, kepala sekolah, teman sejawat maupun penguasaan teknologi canggih seperti komputer, laptop dan LCD. SD Negeri 3 Karangbener Kecamatan Bae Kabupaten Kudus hasil belajar mata pelajaran IPA selalu menjadi problema. Dari tahun ke tahun hasil evaluasi belajarnya tidak pernah memuaskan rata-rata nilai UAS hanya mencapai 61 pada tahun pelajaran 2011/2012. Di kelas IV (empat) sendiri sebagian besar peserta didik belum memahami kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya) serta pemeliharaannya. Tahun pelajaran 2012/2013 KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) IPA 60. Berdasarkan analisis nilai ulangan harian yang peneliti dokumenkan dalam daftar nilai, dari 22 peserta didik hanya 41% yang mencapai tuntas
3 belajar. Rendahnya hasil belajar karena kesalahan-kesalahan pola pembelajaran yang dilakukan guru selama ini diantaranya penerapan metode tidak bervariasi, penggunaan alat peraga yang kurang efektif, dan suasana kelas tidak mendukung. Harapannya hasil belajar peserta didik
bisa maksimal dengan prosentase
ketuntasan minimal 75 % dan rata-rata nilai 80. Guru di dalam pembelajaran hendaknya berpedoman dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan secara interaktif menantang dan menyenangkan serta mampu memberi motivasi kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasan melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Guru hendaknya mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan yang inovatif sehingga peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar dan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan tersebut merupakan permasalahan bagi peserta didik kelas IV SDN Karangbener Bae Kudus. peneliti. Peneliti melakukan upaya perbaikan pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik meningkat sesuai harapan. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan pembelajaran SAVI berbantuan alat peraga torso. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian benarkan melalui pendekatan SAVI berbantuan alat peraga torso dapat meningkatkan haisl belajar peserta didik kelas IV SDN Karangbener Bae Kudus. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan penelitian secara kolaboratif dengan teman sejawat sebagai pengamat atas ijin Kepala Sekolah. 1.2
Identifikasi Masalah Hasil pengamatan proses pembelajaran IPA memperlihatkan beberapa masalah yang dialami peserta didik karena guru dalam pembelajaran kurang dapat memotivasi peserta didik sehingga minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran atau keterlibatannya dalam diskusi kelas tidak ada sehingga peserta didik jenuh dalam mengikuti pelajaran. Akhirnya terjadi perilaku-perilaku peserta didik menyimpang atau tidak diinginkan antara lain: 1. Peserta didik sering ijin ke belakang
4 2. Peserta didik suka mengganggu temannya 3. Peserta didik yang sudah menyelesaikan tugasnya seenaknya sendiri 4. Peserta didik sangat senang bila mendengar bel istirahat atau pulang 5. Peserta didik merasa tertekan bila mendapat tugas rumah 6. Peserta didik kurang mampu menggunakan alat peraga pembelajaran 7. Peserta didik tidak serius dalam belajar IPA sehingga kemampuan dasar IPA kurang 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan analisis masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah melalui penggunaan pendekatan SAVI berbantuan alat peraga torso dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada peserta didik
Kelas IV SD 3 Karangbener
Kecamatan Bae Kabupaten Kudus pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013?” 1.4. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang mendeskripsikan hubungan antara kerangka tubuh manusia dengan fungsinya pada peserta didik kelas IV SD Negeri Karangbener Kecamatan Bae Kabupaten Kudus pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 melalui pendekatan SAVI berbantuan alat peraga torso. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh temuan mengenai upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan SAVI berbantuan alat peraga torso. 1.5.2.Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik , guru dan sekolah, yaitu: 1. Bagi peserta didik Bagi peserta didik penelitian ini bermanfaat untuk:
5 a. Meningkatknya pemahaman terhadap materi mendeskripsikan struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. b. Meningkatnya hasil belajar IPA mendeskripsikan struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. c. Memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dengan pendekatan SAVI berbantuan alat peraga torso. d. Meningkatkan prestasi belajar, minat dan motivasi dalam belajar. 2. Bagi guru: a. Meningkatkan kinerja terutama dalam pembelajaran SAVI. b. Agar lebih memahami karakter peserta didik serta lingkungan sekolah sehingga dapat menentukan teknik pembelajaran yang paling tepat. c. Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan pengetahuan dan ketrampilan. d. Menjadi lebih percaya diri sebagai pekerja profesional 3. Bagi Sekolah a. Meningkatnya mutu dan prestasi sekolah b. Dapat menjadi cermin kajian bagi guru atau sekolah sebagai inovasi pembelajaran c. Dapat menjadi cermin dari peningkatan kemampuan profesional guru d. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah.