BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika bertujuan untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistemetis, kritis ,dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif (BSNP 2006 : 109). Oleh karena itu, pembelajaran matematika penting agar peserta didik menjadi sumber daya yang berkualitas dan bermutu. Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. Keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan belajar siswanya. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor dari dalam individu, meliputi faktor fisik dan psikis, di antaranya adalah minat. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat memberikan dukungan yang positif dalam belajar, namun dapat juga menghambat proses belajar. Hambatanhambatan yang terjadi berakibat pada hasil belajar individu yang mengalami proses belajar tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Keadaan-keadaan tersebut berdampak pada timbulnya masalah pada proses belajar selanjutnya. Minat belajar siswa yang rendah akan menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses pembelajaran, karena dapat mengakibatkan hasil belajar rendah. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Permasalahan belajar seperti yang diungkapkan terjadi pada siswa kelas V SD N Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian nilai matematika yang rendah. Banyak siswa yang
1
2
memperoleh nilai matematika di bawah 60, tidak sesuai yang diharapkan oleh guru. Anggapan tentang sulitnya belajar matematika sering mendominasi pemikiran siswa sehingga banyak di antara mereka kurang berminat untuk mempelajari matematika dan siswa kurang termotivasi dalam belajar. Selain itu, pembelajaran juga masih terpusat pada guru. Guru banyak menjelaskan dan siswa kurang diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya. Berdasarkan observasi peneliti di kelas V SD N Polobogo 02 kec.Getasan, Kab. Semarang, 24 dari 35 siswanya kurang memahami pelajaran matematika hal ini dilihat dari nilai tes formatif matematika < 60, nilai 60 merupakan batas tuntas atau KKM. Dari 35 siswa diketahui hanya 11 siswa nilainya ≥60 yang dapat mencapai di atas KKM dan 24 siswa belum tuntas dalam belajarnya yaitu memperoleh nilai <60. Berdasarkan data menunjukan bahwa, yang mencapai KKM adalah 31,43% sedangkan yang belum dapat memenuhi KKM adalah 68,57%. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa motivasi dan minat belajar matematika siswa rendah. Rendahnya motivasi dan minat belajar siswa dapat dilihat pada saat siswa menerima materi pelajaran. Hal ini ditunjukkkan dengan sikap siswa yang cenderung ramai sendiri, mengobrol dengan teman, bahkan terdapat juga siswa yang menghindari pelajaran matematika karena menganggap matematika pelajaran yang sangat menakutkan. Penyebab rendahnya minat siswa terhadap pelajaran matematika di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang adalah dalam penggunaan media/alat peraga kurang maksimal, guru monoton pada saat pembelajaran, kurangnya interaksi antara guru kepada siswa, guru dalam menyampaikan materi tidak berkaitan dengan pengalaman
sehari-hari
sehingga
siswa
mudah
lupa
dan
tidak
dapat
mengaplikasikannya. “Rendahnya minat belajar dan hasil belajar matematika lantaran matematika terasa sulit karena banyak guru matematika mangajarkan matematika dengan materi dan metode yang tidak menarik di mana guru menerangkan „teacher telling‟.(http://bimbelku.blogspot.com)
3
Rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran matematika merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, di mana guru kurang dapat memilih model pembelajaran yang sesuai untuk menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya tentang perkalian berbagai bentuk pecahan kelas V SDN Polobogo 02 kec. Getasan, Kab. Semarang. Salah satu cara untuk meningkatkan minat dan hasil belajar matematika khususnya perkalian berbagai pecahan adalah menerapkan model Pembelajaran Matematika Realistik(PMR). PMR merupakan model pembelajaran yang mengangkat permasalahan atau topik-topik dari kehidupan siswa yang dialami, diamati, dan dipahami sehari-hari. Oleh karena itu, model PMR dapat menjadi alternatif yang dapat dilakukan guru terhadap pembelajaran di SD agar permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran yang dialami sedikit demi sedikit dapat diperbaikai ke arah yang lebih baik. Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) mendorong atau menantang siswa aktif bekerja, bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun pengetahuan sendiri yang diperolehnya. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahamannya atau penemuannya sendiri. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar siswa yang mengesankan. Pengalaman tersebut akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Pembelajaran Matematika Realistik(PMR) yang pengajarannya berangkat dari persoalan dalam dunia nyata diharapkan pelajaran tersebut menjadi bermakna bagi siswa, dengan demikian menarik minat siswa terhadap pelajaran Matematika dan pada akhirnya berimbas pada hasil belajar matematika . Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Siswa Kelas V SD N Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012”.
4
1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang, ada beberapa masalah yang muncul antara lain: a. Minat siswa terhadap pelajaran matematika rendah. b. Hasil belajar matematika rendah. c. Dalam pembelajaran matematika di kelas, guru menggunakan metode monoton (ceramah).
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumusan masalah sebagai berikut : “Apakah model Pembelajaran Matematika Realistik(PMR) mampu meningkatkan minat dan hasil belajar matematika pada materi perkalian berbagai bentuk pecahan siswa kelas V di SD N Polobogo 02 Kec.Getasan, Kab.Semarang tahun pelajaran 2011/ 2012?”
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
Meningkatkan minat dan hasil belajar matematika melalui model Pembelajaran Matematika Realistik(PMR) siswa kelas V di SD N Polobogo 02 Kec.Getasan, Kab.Semarang pada materi perkalian berbagai bentuk pecahan tahun pelajaran 2011/2012.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1. Segi Teoretis Penelitian
diharapkan
memberi
sumbangan
bagi
pengembangan,
peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran metematika, memberi manfaat bagi sekolah dan guru agar mampu menangani masalah-masalah dalam pembelajaran matematika yang berkaitan dengan penanaman konsep dasar dan pembinaan keterampilan.
5
1.5.2. Segi Praktis Penelitian ini bermanfaat bagi pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran Matematika, terutama dalam mengembangkan model pembelajaran matematika realistik dan mengubah pola pikir siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan mengaitkan penyelesaian dan pengaplikasian matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga minat dan hasil belajar matematika meningkat.