BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pandangan sebagian besar siswa mengenai pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan adalah hal yang cukup beralasan. Marpaung (2003:1) mengungkapkan “pendidikan matematika kita selama ini tidak berhasil meningkatkan pemahaman matematika yang baik pada siswa, tetapi berhasil menumbuhkan perasaan takut, persepsi terhadap matematika sebagai ilmu yang sukar dikuasai, tidak bermakna, membosankan, menyebabkan stres pada diri siswa”. Ungkapan tersebut seolah menyatakan bahwa selama ini matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi semua orang tidak terkecuali bagi anak SD. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami dan matematika identik dengan banyaknya rumus yang harus dihafalkan dan banyaknya soal yang harus dikerjakan, sehingga citra matematika sebagai pelajaran yang sulit semakin melekat erat dalam benak dan diri siswa. Salah satu hal mengapa siswa kesulitan dalam menerima pelajaran matematika, karena matematika memiliki karakteristik objek bersifat abstrak. Menurut Sutawijaya dalam Aisyah (2007: 54), Matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol (lambang) dan penalaran deduktif. Matematika berkenaan dengan ide, aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak. Hal ini semakin menekankan bahwa segala hal yang ada di matematika bersifat abstrak dan pada dasarnya merupakan pemecahan masalah. Pembelajaran adalah cara guru mengajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Adanya interaksi antara siswa guru dan lingkungannya tidak
2
dapat dikesampingkan. Dalam proses interaksi tersebut, salah satu peranan penting guru adalah sebagai komunikator, dimana dalam mengkomunikasikan sesuatu dengan memberikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga yang menerima informasi lazim disebut komunikan, ikut secara aktif dalam proses tersebut. Dari hasil observasi awal di kelas 4 SDN Blotongan 01 diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran matematika masih rendah dimana nilai rata-rata ulangan harian yaitu 63,54 dengan ketuntasan klasikal 56%. Nilai rata-rata kelas tersebut dikategorikan masih rendah, karena belum memenuhi ketuntasan belajar 100% dan belum semua siswa memenuhi nilai ketuntasan belajar perorangan di atas nilai Kriteria Ketuntasan Mnimal (KKM) 65 yang telah ditetapkan sekolah pada siswa kelas 4 terutama pelajaran matematika. Adapun yang menjadi penyebab tingkat keberhasilan pembelajaran matematika siswa yang masih rendah pada siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 ketika peneliti melakukan pengamata disebabkan karena
siswa sulit
memahami materi yang disampaikan, karena dalam penyampaian materi menggunakan metode ceramah. Selain itu pembelajaran dengan metode ceramah, diselingi pemberian pertanyaan dan tugas kepada siswa menyebabkan siswa kurang antusias dan termotivasi untuk berinteraksi dalam lingkungan belajarnya, terlihat dari rendahnya respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Saat pembelajaran siswa lebih banyak duduk, mendengarkan, mencatat dan mengerjakan soal latihan. Pembelajaran lebih berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan siswa sebagai penerima informasi pasif serta strategi pembelajaran yang kurang bervariasi karena tidak melibatkan partisipasi aktif siswa pada proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran tersebut terlihat potensi siswa kurang berkembang optimal, terhambatnya kreativitas siswa dan berdampak pada kualitas pembelajaran rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut diketahui faktor utama yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran matematika adalah guru kesulitan merancang strategi pembelajaran yang inovatif dan menarik serta mengaktifkan
siswa.
Untuk
mengatasi
permasalahan
kesulitan
belajar
3
matematika siswa, guru harus memberikan pengajaran yang lebih mudah dan menggunakan metode yang dapat meningkatkan kreativitas siswa sehingga siswa dapat menerima, mengerti dan antusias dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan media benda nyata melalui pendekatan matematika realistik. Pendekatan matematika realistik merupakan pembelajaran yang sangat baik pengaruhnya terhadap pembelajaran matematika karena di pendekatan matematika realistik siswa menemukan sendiri apa yang akan di pelajari dengan beberapa eksplorasi dengan alat peraga yang telah disediakan guru. Menurut Hans Freudenthal dalam Ariyad Wijaya (2012: 20) “matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia”. Fruedenthal tidak menempatkan matematika sebagai suatu produk, melainkan sebagai suatu bentuk aktivitas atau proses. Menurut Ariyadi Wijaya (2012: 20) Freudenthal mengenalkan istilah “guided reinvention” sebagai proses yang dilakukan siswa secara aktif menemukan kembali suatu konsep matematika dengan bimbingan guru. Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, maka perlu suatu tindakan guru untuk mencari dan menerapkan suatu cara pembelajaran yang sekiranya dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Peningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV SDN Blotongan 01 Salatiga semester II tahun ajaran 2012/2013”. 1.2 Identifikasi Masalah Adapun beberapa hal yang peneliti temui pada saat melakukan pengamatan yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Blotongan 01 rendah dikarenakan beberapa faktor berikut ini: a. Faktor dari guru Kurangnya pengembangan kreatifitas dari guru dalam memilih metode atau pendekatan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
selama proses pembelajaran. Selama ini guru selalu menggunakan metode
4
konvensional yaitu ceramah sehingga siswa pasif dan mengakibatkan hasil belajar rendah. Jika hal ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan siswa akan selalu pasif dan siswa tidak menguasai materi sehingga hasil belajar rendah. b. Faktor dari siswa Siswa yang selalu pasif mengikuti pembelajaran, hanya mencatat dan mendengarkan bahkan ada yang bermain sendiri tanpa memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran. Selain itu, banyak siswa yang belum tertarik terhadap pelajaran matematika, siswa masih menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit, banyak siswa yang kurang memahami konsep matematika, dan siswa hanya menghafal rumus. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka siswa tidak memahami materi, siswa akan terus-menerus pasif dan hasil belajar akan rendah. Faktor-faktor di atas menyebabkan ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 selama ini tidak mencapai 100% dan siswa menjadi tidak aktif maupun kreatif. Hal tersebut jika tidak segera diatasi dapat mempengaruhi jumlah siswa yang rendah hasil belajarnya akan terus bertambah. Untuk itu diperlukan solusi dalam mengemas dan menyajikan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan inovatif. Salah satu solusi untuk mengatasi beberapa permasalahan adalah pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik sehingga siswa tidak pasif lagi melainkan terlibat aktif dalam pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil belajarnya. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas terlihat bahwa cukup banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran matematika, akan tetapi yang menjadi fokus penelitian ini ialah bagaimana upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik tentang materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
5
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut maka rumusan masalah pada penelitian, yaitu: a. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Blotongan 01 semester II tahun ajaran 2012/2013? b. Apakah dengan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan pada siswa kelas 4 SDN Blotongan 01 semester II tahun ajaran 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan pelaksanaan pendekatan matematika realistik agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 semester II tahun ajaran 2012/2013. b. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan matematika realistik pada siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 semester II tahun ajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik guru dan siswa serta bagi peneliti, di antaranya ialah: a. Bagi
siswa,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberdayakan
dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi lebih bermakna melalui pendekatan matematika realistik. b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru dalam hal pengayaan metode dan pendekatan pembelajaran matematika dan dapat
6
menjadi acuan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan matematika realistik. c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendekatan matematika realistik.