1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis saja. “Kecerdasan seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya menyelesaikan serangkaian tes psikologis; kemudian hasil tes itu diubah menjadi angka standar kecerdasan” (Chatib, 2011: 132). Tetapi pandangan tersebut terpatahkan dengan hadirnya teori seorang psikolog asal Amerika, Dr. Howard Gardner, yang mengungkapkan mengenai teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences. Teori ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang dimaksud dengan kecerdasan adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang ditumbuh kembangkan. Gardner dalam buku Frames of Mind (2011: 8) mengungkapkan: “…I describe in detail each of the seven candidate intelligences: the linguistic and logical-mathematical intelligences that are at such a premium in schools today; musical intelligence; spatial intelligence; bodily-kinesthetic intelligence; and two forms of personal intelligence, one directed toward other persons, one directed towards oneself.” Gardner mengungkapkan bahwa ada 7 (tujuh) tipe kecerdasan, yakni kecerdasan linguistik, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musik, logikamatematika, dan visual-spasial. Namun, pada tahun 1999 melalui bukunya, Intelligence Reframed; Multiple Intelligences for the 21st Century, Gardner menambahkan kecerdasan naturalis pada daftar kecerdasan majemuknya. Selain itu, ada pula kecerdasan spiritual, eksistensial dan moral yang dikandidatkan untuk masuk dalam kecerdasan majemuk. Karena berbagai Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
aspek pertimbangan, ketiga macam kecerdasan tersebut belum dimasukkan dalam kecerdasan majemuk. Namun, Gardner tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat jenis-jenis kecerdasan yang lain, seperti kecerdasan eksistensial yang masih dipertimbangkan. Salah satu kecerdasan personal yang dimiliki oleh siswa adalah kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligences). Howard Gardner dalam bukunya Frames of mind menjelaskan bahwa kecerdasan intrapersonal berarti peka terhadap perasaan, keinginan, dan ketakutannya sendiri. Selain itu, anak juga menyadari akan kelebihan dan kelemahan diri serta mampu menyusun perencanaan (plan) dan tujuan (goal). Biasanya anak yang cerdas diri memiliki kecerdasan atas kemampuan diri dan cerdas interpersonal (cerdas sosial). Wahyudi (2011) mengungkapkan bahwa “Cerdas diri terdiri dari lima tahapan yang saling berkaitan, yaitu mampu memahami emosi diri, meregulasi emosi, memotivasi diri, memahami orang lain, dan berinteraksi dengan orang lain”. Dari kelima tahapan tersebut, maka akan terbentuk berbagai potensi diri seperti rasa empati dan kepekaan terhadap lingkungannya. Potensi tersebut dapat diasah dengan berkomunikasi secara verbal. Salah satu cara meningkatkan komunikasi verbal antara siswa dan guru serta antara siswa dan siswa adalah dengan menerapkan metode IMPROVE dalam proses pembelajaran. “Hakikat metode IMPROVE adalah pembelajaran dengan menggunakan penekanan pada proses pembentukan suatu konsep dan memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses tersebut.” (Derek Glover, 2005: 12) Metode pembelajaran ini didasarkan pada teori kognisi dan metakognisi sosial. Di dalamnya terdapat tiga komponen aktivitas yang interdependen yaitu aktivitas metakognitif, interaksi dengan teman sebaya, dan kegiatan yang sistematik dari umpan balik-perbaikan-pengayaan. Salah
satu
aktivitas
dalam
metode
IMPROVE
adalah
aktivitas
metakognitif. Pengertian metakognisi pada hakekatnya merupakan kesadaran Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Flavel, Gardner dan Slavin (1985) tentang pengertian metakognitif yaitu “pengetahuan tentang belajarnya sendiri; tentang bagaimana ia belajar dan bagaimana ia memantau cara belajar yang dilakukannya”. Berdasarkan hal tersebut maka Slavin (1985) dalam sumber yang sama mengungkapkan bahwa tujuan pengembangan keterampilan metakognitif adalah “pengembangan keterampilan metakognitif siswa ditujukkan agar siswa dapat memantau perkembangan belajarnya sendiri”. Peranan media pun tak dapat dilepaskan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Media digunakan sebagai sarana penunjang dalam pembelajaran. Cakupan media terdiri atas media visual, audio dan audio-visual. Pengertian multimedia menurut Sanjaya (2011: 218): “Sajian teknologi multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi”. Multimedia yang digunakan dalam pembelajaran adalah multimedia pembelajaran interaktif. Dengan adanya multimedia ini, peran pendidik hanya sebagai fasilitator bagi peserta didik. Selain itu, dengan adanya multimedia, peserta didik pun dapat mengenali dan menggali kemampuan individu baik terhadap materi pelajaran maupun kemampuan teknik. Mengingat pentingnya penerapan metode IMPROVE dan multimedia pembelajaran interaktif seperti yang dijelaskan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat peningkatan intrapersonal intelligences siswa dalam pembelajaran untuk mendorong kemampuan kognitifnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sucipto (2008), “…kedelapan macam intelegensi tersebut saling mengisi dan mendominasi otak anak yang akan berkembang menjadi satu kesatuan yang utuh dalam diri anak, dan untuk dapat mengoptimalkannya diperlukan latihan dan stimuli yang tepat dan tak kalah pentingnya adalah metode dan strategi yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran”.
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Lebih lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyudi (2011) yang berjudul “Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Intrapersonal Interpersonal dan Eksistensial” yang menyatakan bahwa, “…kecerdasan intrapersonal berkontribusi terhadap hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran IPS, sehingga pembelajaran yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ini disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS”. Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka peneliti mengangkat sebuah penelitian ilmiah dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran IMPROVE
Berbasis
Multimedia
Interaktif
untuk
Meningkatkan
Intrapersonal Intelligences Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi”.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada peningkatan intrapersonal intelligences dengan penerapan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dalam pembelajaran? 2. Apakah ada perbedaan rerata nilai siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional? 3. Apakah
ada
peningkatan
hasil
belajar
kognitif
siswa
dengan
ditingkatkannya intrapersonal intelligences?
1.3 Batasan Masalah Melihat banyaknya permasalahan yang muncul dari penelitian yang dilakukan maka perlu adanya pembatasan masalah. Hal ini diperlukan untuk memperoleh kedalaman dalam pengkajian pemecahan masalah dan agar penelitian ini terarah serta terfokus pada masalah yang diteliti. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
1. Permasalahan penelitian ini difokuskan pada penerapan metode IMPROVE berbasis
multimedia
interaktif
untuk
meningkatkan
intrapersonal
intelligences siswa saja, bukan kecerdasan majemuk lainnya. 2. Penentuan peningkatan intrapersonal intelligences siswa dilihat dari tes hasil belajar dalam ranah kognitif pada post test.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan intrapersonal intelligences siswa dengan diterapkannya metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rerata nilai siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional. 3. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah intrapersonal intelligences-nya ditingkatkan.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini, peneliti memperoleh pengetahuan mengenai metode pembelajaran IMPROVE yang berbasis multimedia interaktif serta dampaknya terhadap intrapersonal intelligences siswa sehingga dapat menerapkannya
dalam
pembelajaran
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi. 2. Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru adalah guru dapat menerapkan bahkan membuat
suatu
inovasi
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan
kemampuan dan potensi siswa. 3. Bagi Siswa Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
Melalui penelitian ini, siswa mendapat suatu pengalaman belajar yang baru yang nantinya dapat berdampak positif bagi pengalaman belajar selanjutnya. 4. Bagi Masyarakat Melalui penelitian ini, masyarakat memperoleh pemahaman baru mengenai suatu metode pembelajaran yang mampu menggali potensi intrapersonal intelligences siswa, yang tentunya akan berdampak positif terhadap kehidupan sosial. 5. Bagi Dunia Pendidikan Sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa untuk melatih intrapersonal intelligences yang dimilikinya dengan cara yang menyenangkan sehingga siswa memiliki kemampuan penerapan ilmu yang lebih cakap dan kreatif.
1.6 Penjelasan Istilah Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang umum digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut. a. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah, yaitu mata pelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK). b. Intrapersonal Intelligences
Intrapersonal
intelligences
atau
kecerdasan
intrapersonal
adalah
kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Pada intinya, kecerdasan tipe ini adalah kecerdasan memahami kelebihan dan kelemahannya. c. Metode pembelajaran IMPROVE
Metode IMPROVE adalah salah satu metode pembelajaran yang didasarkan pada teori kognisi dan metakognisi sosial yang didesain oleh Mevarech dan Kramarski untuk kelas yang heterogen. Aktivitas Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
metakognitif dalam metode ini lebih ditekankan dalam penelitian ini sebagai upaya untuk mengembangkan kesadaran berpikir siswa tentang proses berpikirnya sendiri. d. Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Dalam penelitian ini, multimedia interaktif yang digunakan adalah multimedia
pembelajaran
interaktif
sebagai
media
pendukung
pembelajaran. Alur multimedia dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahapan metode pembelajaran IMPROVE meskipun tidak sepenuhnya diterapkan dalam multimedia.
1.7 Keterkaitan Antar Variabel Pada penelitian ini, yang digunakan sebagai variabel bebas adalah metode pembelajaran IMPROVE sedangkan variabel terikatnya adalah intrapersonal intelligences siswa.
1.8 Hipotesis Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran IMPROVE berbasis multimedia interaktif yang mengacu pada peningkatan Intrapersonal Intelligences lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu