BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Sujiono, dkk (2008) memaparkan bahwa motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan setara orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh anak. Oleh sebab itu, koordinasi motorik memerlukan tenaga karena di lakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Pengembangan gerakan motorik kasar yang memerlukan koordinasi kelompok otot anak yang membuat anak dapat meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda roda tiga, serta berdiri dengan satu kaki. Untuk merangsang pertumbuhan motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk, (2008) dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, berlari, berjinjit, berdiri dengan satu kaki, berjalan dititian, dan sebagainya. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan anggota tubuh anak dalam melakukan gerakan, anak mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai macam gerakan motorik anak yang sudah dicapai dapat berguna bagi kehidupan anak kelak, dan dapat di rangsang melalui kegiatan bermain. Bermain adalah kegiatan yang
dilakukan berulang-ulang demi
kesenangan. Menurut Tanjung, (2005) bermain adalah suatu kegiatan atau perilaku yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu.
1
Perkembangan kemampuan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan dapat dirangsang dengan berbagai permainan, salah satunya melalui permainan jalur rel kereta api (Ray,2013), dalam melakukan permainan ini, anak-anak tidak menggunakan rel kereta api sungguhan tetapi menggunakan lakban hitam sebagai jalur – jalur rel kereta api yang sudah dirancang oleh guru sehingga membentuk seperti jalur rel kereta yang lurus dengan panjang jalur kiri dan kanan masing-masing 1 meter, serta memiliki 4 rintangan bantalan yang dibuat menggunakan styrofoam yang memiliki panjang 30cm dan lebar 20cm serta tinggi 20cm, dan diukur dengan detik waktu. Sebelum melakukan kegiatan berlari lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api, anak-anak mendapatkan tugas berjalan lurus mengikuti garis lurus yang dibuat menggunakan lakban hitam sepanjang 1 meter dengan kedua tangan direntangkan mengikuti jalur lakban tanpa keluar dari jalurnya dan dihitung melalui detik waktu dan berikutnya anak berjalan cepat tanpa kehilangan keseimbangan dihitung dengan detik waktu, dan dilanjutkan dengan melakukan lari lurus melalui rintangan. Dalam permainan ini secara tidak langsung akan menggembangkan kemampuan motorik antara lain: berjalan lurus, keseimbangan anak, dan kemampuan anak saat berlari lurus dengan rintangan. Motorik kasar pernah diteliti oleh Ayuning (2012) berjudul “peningkatkan motorik kasar berlari melalui aktivitas bermain halang rintang anak Kelompok B2 TK Negeri Pembina Panjatan Kulon Progo” subyek penelitian adalah anak didik kelompok B2 yang berjumlah 27 anak, terdiri dari 19 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Metode yang
2
digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan mencapai 76%. Penelitian ini dihentikan pada Siklus II karena sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yaitu 96,2%. Prapenelitian tanggal 14 Agustus 2015 yang dilakukan di TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi dalam melaksanakan aktivitas proses belajar sambil bermain, dilakukan dua tes perbuatan:
Tes
perbuatan pertama anak ditugaskan berjalan lurus dengan kedua tangan direntangkan mengikuti jalur rel yang sudah dirancang oleh Peneliti menggunakan lakban hitam sepanjang 1 meter, tes perbuatan kedua ialah berlari lurus dengan rintangan bermain jalur rel kereta api sepanjang 1 meter dan memiliki 4 rintangan yang dibuat menggunakan styrofoam memiliki panjang 30cm dan lebar 20cm serta tinggi 20 cm yang telah dirancang oleh Peneliti. Tujuan melakukan tes perbuatan ini adalah untuk menemukan masalah Siswa berkaitan dengan perkembangan motorik kasar anak. Untuk menentukan kategori tingkat keberhasilan anak dapat di hitung dengan Rumus: Skor tertinggi – Skor terendah interval Skor tertinggi 18 – Skor terendah 6 = 12 = intervalnya (4) 3
3
3
TABEL 1.1 kategori berlari lurus dengan rintangan Siswa TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi No Kategori
frekuensi
Prosentase
1
Kurang(6-9)
11
44%
2
Cukup(10-13)
6
24%
3
Baik(14-18)
8
32%
Jumlah
25
100 %
Sebagian besar (68%) anak dalam kegiatan berlari lurus dengan rintangan berada pada Kategori Kurang dan Cukup, padahal semua anak diharapkan semua Siswa (100%) sudah dapat menguasai motorik kasar berlari lurus pada usia 5-6 tahun. (Permendikbud No.137 tahun 2014) Berdasarkan hasil prapenelitian yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015 diketahui permasalahan ada pada anak-anak TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi 68% belum mempunyai keterampilan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan, maka keterampilan motorik siswa perlu ditingkatkan penguasaannya melalui penelitian tindakan. Berdasarkan alasan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Motorik kasar berlari lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api Kelompok B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi”
4
1.2 RUMUSAN MASALAH Apakah bermain jalur rel kereta api dapat meningkatkan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan bagi siswa TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api Siswa TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat teoritik : a) Bila dalam penelitian ini ditemukan bahwa bermain jalur rel kereta api dapat meningkatkan motorik kasar belari lurus dengan rintangan sejalan dengan penelitian Ayuning (2012) berjudul “peningkatkan motorik kasar berlari melalui aktivitas bermain halang rintang anak kelompok B2 TK Negeri Pembina Panjatan Kulon Progo” dapat meningkatkan motorik kasar berlari, subyek penelitian adalah anak didik kelompok B2 yang berjumlah 27 anak, terdiri dari 19 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan mencapai 76%. Penelitian ini dihentikan pada Siklus II karena sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yaitu 96,2 %. Bila dalam penelitian ditemukan bahwa bermain jalur relkereta api tidak dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar Siswa TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi berarti menolak hasil peneliti Ayuning (2012). 5
Manfaat praktis: Memberi masukan bagi Guru dalam upaya peningkatan motorik kasar siswa.
6