BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka membantu manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap permasalahan dan perubahan dengan sikap yang tepat. Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan proses belajar mengajar. Di era globalisasi ini, Pendidikan di Sekolah Dasar juga memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia di Indonesia. Kualitas sumber daya manusia yang bermutu akan menjamin keberhasilan dalam upaya penguasaan teknologi untuk pembangunan di Indonesia. 1.1.1
Kondisi Awal Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di Sekolah Dasar. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi WNI yang demokratis dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pembelajaran IPS sebaiknya memperhatikan kebutuhan anak yang berusia 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan intelektual atau kognitifnya pada tingkatan konkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih lama. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (konkrit) dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal materi IPS penuh dengan pesan yang bersifat abstrak, sehingga siswa cenderung bosan dan pasif di dalam kelas. Seperti yang telah peneliti alami sebagai seorang guru, dalam menyampaikan materi IPS tentang kenampakan alam dan keragaman sosial budaya di Kabupaten Grobogan, guru hanya berceramah dan menyuruh siswa mendengarkannya. Dalam pembelajaran tersebut, guru hanya menjelaskan apa yang tertulis di buku paket tanpa disertai media, guru menggunakan metode tanya jawab untuk mengurangi kejenuhan siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung, hanya sebagian kecil siswa saja yang mau dan dapat menjawab
1
2 pertanyaan yang diajukan oleh guru, dan siswa itu-itu saja yang mau menjawabnya. Ketika guru bertanya siapa yang belum jelas? Tidak ada satu pun siswa yang mau bertanya. Jadi hanya sebagian siswa yang aktif, yang lainnya diam, sebagian besar siswa pasif dan kurang memperhatikan guru, mereka memang diam di kelas namun tidak mengerti tentang materi yang diajarkan. Ketika pelajaran berakhir, guru mengadakan test formatif, ternyata hasilnya sangat mengecewakan tidak seperti yang diharapkan guru. Ada 12 dari 30 siswa yang mencapai KKM, nilai rata-rata kelas hanya 57, dan siswa yang tuntas KKM hanya sebesar 41%. 1.1.2
Harapan yang Dituju (Kondisi Akhir) Sebagai guru sudah semestinya mempunyai harapan ingin proses pembelajarannya
berhasil dengan baik. Oleh karena itu, guru selalu berusaha agar para siswa dapat tuntas di atas kriteria minimal yang sudah ditetapkan. Supaya hasil belajar siswa bisa meningkat melebihi batas ketuntasan maka guru (sekaligus sebagai peneliti) mencoba dengan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) untuk mengajar IPS kelas IV materi kenampakan alam dan keragaman sosial budaya. Dengan menggunakan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), hasil belajar semua siswa berupa nilai siswa dapat meningkat melebihi batas KKM. Selain itu, harapan guru dengan mengadakan penelitian, guru menemukan beberapa
kekurangan
merefleksi
kembali
sehingga
dapat
memperbaiki
proses
pembelajarannya. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling sesuai untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuannya, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara mandiri dan tidak boleh saling bantu (Slavin, 2008:11). Penggunaan metode STAD diharapkan dapat mengurangi kebosanan dan kejenuhan siswa dalam belajar IPS, diharapkan siswa bisa aktif, sebab siswa mengadakan diskusi dan kerjasama dengan anggota kelompoknya sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar yang menyenangkan.
3 1.1.3
Masalah yang Muncul Seperti yang telah diuraikan di atas, guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya
dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan tugas ternyata hasil prestasi belajar siswa jauh dari harapan guru. Adapun temuan masalah yang muncul adalah: a. Keaktifan belajar siswa rendah. b. Motivasi belajar siswa rendah. c. Keberanian bertanya rendah. d. Keberanian menjawab pertanyaan rendah. Siswa pasif lebih banyak diam tetapi tidak memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Ini terbukti hasil belajar siswa rendah, masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. 1.1.4
Rencana Tindakan Untuk mengatasi masalah yang terjadi dari beberapa pertemuan yang muncul yaitu
keaktifan belajar rendah, motivasi belajar siswa rendah, keberanian bertanya rendah, dan keberanian menjawab pertanyaan rendah, sehingga hasil belajar yang dicapai juga rendah, oleh karena itu, peneliti akan menggunakan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang kenampakan alam dan keragaman sosial budaya di Kabupaten Grobogan bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Jono tahun pelajaran 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut: 1. Keaktifan belajar siswa rendah. 2. Keberanian siswa menjawab pertanyaan rendah. 3. Kemampuan bertanya siswa rendah. 4. Mencari cara agar hasil belajar siswa meningkat. 5. Upaya guru agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
4 1.3 Pembatasan Masalah Supaya penelitian ini lebih terfokus dan terarah, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka pengkajian dan pembatasan masalah dititikberatkan pada penelitian tindakan kelas melalui penggunaan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang sejarah kenampakan alam dan keragaman sosial budaya bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Jono Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah serta untuk memperjelas permasalahan, maka rumuskan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah apakah melalui metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang sejarah kenampakan alam dan keragaman sosial budaya pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jono Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.5 Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang sejarah kenampakan alam dan keragaman sosial budaya semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 di SD Negeri 2 Jono dengan menerapkan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division). 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1
Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek. b. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang penerapan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)
terhadap kualitas hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). c. Sebagai bahan referensi semua pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
5 1.6.2
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari hal-hal berikut: a. Manfaat bagi Inovasi Pembelajaran Meningkatkan dan atau memperbaiki kualitas proses pembelajaran, serta dapat meningkatkan pendekatan, metode, dan gaya pembelajaran yang sebelumnya telah dilakukan oleh guru khususnya pada materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. b. Manfaat bagi Pengembangan Kurikulum di Tingkat Sekolah/ Kelas Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan salah satu masukan penting dalam pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini, guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap teori dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulum karena ia mengalami secara empirik implementasi dari teori dan pemikiran yang abstrak itu di dalam kelas. c. Manfaat Bagi Pengembangan Profesi Guru Penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di dalam kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional. Melalui penelitian ini guru dituntut untuk memiliki keterbukaan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru. d. Manfaat bagi Siswa Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah pengalaman belajar siswa yang menarik dan bermakna. Dengan penerapan metode kooperatif dan media interaktif, diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi siswa meningkat.