BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL). Sekitar 90% dari semua keganasan limfoma adalah NHL (Reksodiputro et al., 2011). Diffuse large B cell lymphoma (DLBCL) merupakan subtipe Non Hodgkin lymphoma ganas yang paling sering terjadi.
Persentase
kasus
DLBCL
dari
semua
kasus
limfoma ganas di Jepang adalah 33% (Sato et al., 2014). DLBCL merupakan keganasan limfoid yang paling sering terjadi
pada
orang
dewasa
(Martelli
et
al.,
2012).
Insidensi NHL dan DLBCL meningkat 3-4% pertahun dari tahun
1970-1990.
Peningkatan
insidensi
kasus
DLBCL
meningkat secara dramatis apabila dibandingkan dengan kanker kulit (Flowers et al., 2013). DLBCL terjadi pada wanita, laki-laki, semua ras, semua
umur
kecuali
anak
yang
sangat
muda.
Tampakan
DLBCL pada kelompok penderita bervariasi berdasarkan tampakan histologis, imunofenotip, dan respon terhadap pengobatan (Flowers et al., 2013).
1
2
DLBCL proliferasi
merupakan sel
B
kanker
limfoid
yang
besar
tampak
sebagai
neoplastik
dengan
ukuran nukleus sama atau lebih besar dibanding ukuran nukleus makrofag atau dua kali lebih besar dibanding ukuran limfosit normal (Gurbaxani et al., 2009). DLBCL
adalah
heterogenisitas
limfoma
yang
berdasarkan
memiliki
tampakan
banyak
klinis
dan
molekular genetik (gurbaxani et al., 2009). Berdasarkan Klasifikasi sejumlah
WHO
tahun
subgrup
morfologis,
2008
terutama
biologis,
DLBCL
dibagi
berdasarkan
imunofenotip
menjadi perbedaan
atau
parameter
klinis (Menon et al., 2012). Klasifikasi
DLBCL
dipublikasikan “Classification
dalam of
oleh
WHO
jurnal
tumors
of
the
tahun
yang
2008
berjudul
hematopoietic
and
lymphoid tissue” (Puvvada et al., 2013). Variasi morfologis dan imunofenotip dapat menjadi dasar
kategori
imunohistokimia
DLBCL. DLBCL
juga
Melalui dapat
pemeriksaan
dibagi
menjadi
beberapa Subtipe. Beberapa kelompok peneliti menilai bahwa penggunaan antibodi imunohistokimia dapat dipakai membedakan subgrup DLBCL karena lebih cepat dan lebih efisien
sehingga
untuk
tujuan
praktik
klinis
3
imunohistokimia
sering
digunakan
(Puvvada
et
al.,
2013). Asal sel DLBCL dapat berasal dari Germinal Center B Cell-like (GCB), Activated B Cell-like (ABC), dan Primary mediastinal B-cell lymphoma. Asal sel DLBCL ini dapat ditentukan berdasarkan tampakan profil ekspresi gen melalui pemeriksaan imunohistokimia. Ketiga subtipe ini
tidak
hanya
berbeda
dalam
profil
ekspresi
gen
melainkan juga berbeda dalam hal jalur onkogenik yang nantinya
akan
berpengaruh
pada
kelangsungan
hidup
pasien setelah standard terapi diberikan (Frick et al., 2011). Pemeriksaaan
imunohistokimia
dikembangkan
untuk
tujuan praktik klinis yang lebih murah dan lebih cepat dalam penentuan subtipe GCB dan ABC DLBCL (Puvvada et al., 2013). Subtipe
DLBCL
minimal
ada
dua
yang
dapat
teridentifikasi melalui pemeriksaan profil ekspresi gen yaitu
GCB
atau
ABC.
Subtipe
ABC
dan
GCB
DLBCL
dikelompokkan berdasarkan pada asal sel, namun barubaru
ini
kedua
subtipe
DLBCL
ini
menunjukkan
jalur
transformasi selular dan onkogenesisnya yang berbeda (Menon et al., 2012).
4
Subtipe melalui dengan
molekular
pemeriksaan prognosis
DLBCL
profil
pasien
yang
teridentifikasi
ekspresi
gen,
berkaitan
respon
kanker
terhadap
dan
terapi (Menon et al., 2012). Perbedaan profil ekspresi gen
nantinya
akan
mempengaruhi
hasil
akhir
klinis
pasien yang berbeda (Bernd et al., 2009). Germinal center B cell-like type (GCB) menyerupai sel B normal yang ada di centrum germinativum folikel limfoid,
sedangkan
memiliki
profil
Activated
ekspresi
gen
B
cell
(ABC)-like
menyerupai
sel
B
type yang
aktif didalam darah. Subgrup intermediet DLBCL ketiga yang lain tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu tipe GCB maupun ABC (Bernd et al., 2009). DLBCL
dikelompokkan
morfologinya anaplastik. morfologis cenderung
yaitu
sentroblastik,
Subtipe lebih
berdasarkan
ABC
banyak
sentroblastik.
cenderung
imunoblastik, memiliki
imunoblastik Tipe
tampakan
DLBCL
tampakan
sedangkan yang
dan
GCB
cenderung
lebih banyak sel sentroblast prognosisnya lebih baik dibanding
sel
yang
cenderung
lebih
banyak
sel
imunoblast (Menon et al., 2012). Analisis
morfologi
Hematoksilin-Eosin klasifikasi
WHO
dan
sehingga
dilakukan
melalui
pewarnaan
Pewarnaan
Giemsa
mengikuti
dapat
minimalnya
dibedakan
5
menjadi dua yaitu varian sentroblastik dan imunoblastik (Bernd et al., 2009). 1.2 Rumusan
Rumusan Masalah
masalah
dalam
penelitian
ini
adalah
bagaimana hubungan morfologi varian sentroblastik dan imunoblastik dengan subtipe Activated B Cell-like dan Germinal Center B Cell-like pada Diffuse Large B Cell Lymphoma di RSUP Sardjito tahun 2012-2014. 1.3 Berdasarkan tujuan
dari
hubungan
Tujuan Penelitian
perumusan
penelitian morfologi
ini
masalah adalah
varian
tersebut untuk
maka
mengetahui
sentroblastik
dan
imunoblastik dengan subtipe Activated B Cell-like dan Germinal Center B Cell-like pada Diffuse Large B Cell Lymphoma di RSUP Sardjito tahun 2012-2014. 1.4
Keaslian Penelitian
Di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, penelitian mengenai hubungan morfologi varian sentroblastik dan imunoblastik dengan subtipe Activated B Cell-like dan Germinal Center B Cell-like pada Diffuse Large B Cell Lymphoma terbatas.
di
RSUP
Berikut
Sardjito beberapa
dilakukan sebelumnya di dunia.
tahun
2012-2014
penelitian
yang
masih pernah
6
Tabel 1. Keaslian Penelitian No
Nama Peneliti
Judul
Hasil
1.1 1. Rosenwald The use of et al., molecular profiling 2002 to predict survival after chemotherapy for diffuse largeB-cell lymphoma.
Kasus dengan imunoblastik lebih sering memiliki profil ABC sedangkan sentroblastik lebih sering GCB.
2.
2. Bernd et Loss of HLA-DR al., 2009 expression and immunoblastic morphology predict adverse outcome in diffuse large Bcell lymphoma – analyses of cases from two prospective randomized clinical trials
Imunofenotip nonGCB secara signifikan lebih sering pada DLBCL varian (64.9% pada kelompok imunoblastik vs. 43.0% pada kelompok sentroblastik p=0.013).
3.
Terdapat Hubungan yang signifikan antara subklasifikasi sitomorfologis dari tumor (sentroblastik/imu noblastik) dan pengelompokkannya berdasarkan “Hans Classifier” dimana hampir semua varian imunoblastik termasuk dalam subtipe non-GCB (ABC)(20/23 atau 87.0%, P =0.001).
Ott et Immunoblastic al, 2010 morphology but not the immunohistochemical GCB/nonGCB classifier predicts outcome in diffuse large B-cell lymphoma in the RICOVER-60 trial of the DSHNHL
7
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini menyediakan informasi berupa data statistik
mengenai
hubungan
morfologi
varian
sentroblastik dan imunoblastik dengan subtipe Activated B
Cell-like
dan
Germinal
Center
B
Cell-like
pada
Diffuse Large B Cell Lymphoma di RSUP Sardjito tahun 2012-2014.
Sehingga
informasi
ini
dapat
digunakan
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.