1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik) dan perairan menggenang (lentik). Perairan mengalir bergerak terus menerus kearah tertentu, sedangkan perairan menggenang perairan yang massa airnya memiliki waktu singgah sementara. Contoh perairan mengalir yaitu sungai, contoh perairan yang menggenang meliputi danau, rawa dan telaga (Ewusie, 1990 ). Berdasarkan terbentuknya perairan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu perairan buatan dan alami. Contoh perairan menggenang buatan adalah waduk, sedangkan contoh perairan menggenang alami adalah rawa, danau dan telaga. Contoh perairan mengalir buatan alami dan buatan mengalir adalah sungai. Kabupaten Gunungkidul sebagian besar wilayahnya merupakan bentangan karst gunung sewu yang sangat unik. Wilayah karst ini secara alami merupakan daerah yang tandus dan kering karena minimnya sumber air tanah dan air permukaan, sehingga bentukan cekungan yang secara alami terbentuk di wilayah ini menjadi sangat berarti bagi kehidupan disekitarnya. Cekungan pada daerah karst pada saat musim penghujan akan terisi air dan kemudian dikenal sebagai telaga. Salah satu telaga di kabupaten Gunungkidul adalah Telaga Jongge. Telaga sebagai suatu ekosistem tersusun oleh berbagai komponen bioik dan abiotik yang saling berinteraksi kemudian membentuk
2
suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosistem tersebut. Telaga Jongge oleh masyarakat Gunungkidul difungsikan sebagai sarana MCK, untuk aktivitas pertanian, perikanan, peternakan, wisata dan ritual budaya. Kegiatan ini dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem telaga dan perubahan keberadaan organisme air di telaga. Perubahan kondisi periaran tersebut dapat digambarkan melalui keberadaan organisme di perairan tersebut salah satunya zooplankton. Zooplankton adalah plankton hewani yang hidupnya melayang-layang dalam air dan dia mempunyai kemampuan untuk berenang. Zooplankton dalam ekosistem perairan memiliki peran yang penting karena zooplankton merupakan konsumen pertama fitoplankton yang mempunyai peran untuk memindahkan energi dari produsen primer yaitu fitoplankton ke tingkat konsumen yang lebih tinggi lagi seperti larva ikan, dan ikan-ikan kecil. Zooplankton merupakan salah satu organisme yang rentan terhadap kondisi perubahan lingkungan. Ketika jumlah zooplankton minim, kelimpahan konsumennya seperti larva ikan, dan ikan-ikan kecil akan mengalami penurunan. Keanekaragaman jenis zooplankton akan berubah sebagai respons terhadap perubahan kondisi lingkungan baik faktor fisika, kimia, maupun biologi. Faktor penunjang pertumbuhan dan perkembangan bagi zooplankton dalam perairan sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor abiotik
3
perairan yang satu dengan yang lainnya, seperti intensitas cahaya, suhu, CO2 bebas, oksigen terlarut, pH dan zat terlarut dengan faktor biotik perairan seperti adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, dan dekomposisi. Beberapa organisme mampu hidup di perairan dengan kondisi tercemar. Pada beberapa spesies ikan, alga maupun fitoplankton dan zooplankton mempunyai nilai toleransi terhadap pencemaran. Beberapa jenis zooplankton yang tidak toleran terhadap pencemaran akan terdistribusi di zona yang lebih mendukung. Mengingat pentingnya Telaga Jongge bagi masyarakat, maka perlu adanya penelitian mengenai ekosistem telaga untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi ekosistem telaga tersebut, dalam hal ini Telaga Jongge Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. Adapun metode yang digunakan yaitu melalui analisa keanekaragaman jenis zooplankton dan menghitung indeks keanekaragaman jenis untuk mengetahui kualitas perairan di telaga tersebut. B. Identifikasi Masalah 1. Masyarakat memanfaatkan air telaga untuk aktivitas pertanian, peternakan, perikanan, pariwisata, ritual budaya, sekaligus digunakan untuk mencuci, mandi dan kakus (MCK). Kegiatan-kegiatan tersebut bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak
negatif
terhadap
ekosistem perairan
Telaga Jongge dikemudian hari, di antaranya adalah menurunnya jumlah biota air yang hidup. Oleh karena itu apakah kondisi tersebut dapat
4
menimbulkan gangguan bagi kestabilan ekosistem perairan di Telaga Jongge. 2. Zooplankton merupakan biota air yang hampir selalu ada di setiap badan air dan berperan sebagai konsumen di perairan. Selain itu juga zooplankton adalah biota air yang berfungsi sebagai bioindikator untuk menentukan status suatu ekosistem perairan yaitu dengan cara mengetahui keanekaragaman keanekaragaman
jenis
zooplanktonnya
Zooplankton.
Oleh
dan sebab
menghitung itu,
indeks
bagaimanakah
keanekaragaman jenis zooplankton yang berada di Telaga Jongge. 3. Keanekaragaman jenis zooplankton akan berubah pada berbagai tingkatan kehidupan sebagai respons terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, khemis, maupun biologis. Oleh karena itu, bagaimanakah hubungan antara kondisi lingkungan perairan dengan keanekaragaman jenis zooplankton di telaga Jongge. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini masalah akan dibatasi pada keanekaragaman jenis zooplankton yang terbentuk pada ekosistem perairan Telaga Jongge. D. Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis-jenis zooplankton yang terdapat di Telaga Jongge, Gunungkidul, Yogyakarta ? 2. Berapa
indeks
keanekaragaman
Gunungkidul , Yogyakarta ?
zooplankton
di Telaga
Jongge,
5
E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui jenis-jenis zooplankton yang terdapat di Telaga Jongge, Gunungkidul, Yogyakarta. 2. Mengetahui indeks keanekaragaman zooplankton di Telaga Jonngge, Gunungkidul, Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat. a. Sebagai media informasi tambahan tentang keanekaragaman Zooplankton
terutama
di
Telaga
Jongge,
Gunungkidul,
Yogyakarta. b. Sebagai media informasi tentang adanya komunitas organisme mikro di perairan air tawar. 2. Bagi kalangan akademisi. a. Sebagai bahan diskusi baru tentang keanekaragaman zooplankton di ekosistem perairan air tawar terutama Telaga Jongge. b. Sebagai bahan informasi dan referensi baru tentang penelitian organisme plankton di perairan air tawar Gunungkidul. G. Batasan Operasional 1.
Zooplankton adalah plankton hewani. Hidupnya melayang-layang dalam air, mempunyai alat gerak, tetapi seluruh gerakannya masih dipengaruhi oleh arus air.
2.
Keanekaragaman adalah gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam komunitas (Desmukh, 1992)
6
3.
Telaga adalah cekungan daratan yang berisi air ketika musim penghujan dan menjadi ekosistem perairan menggenang.