BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan .sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi . (Mahida,1984) Komponen-komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber air tersebut berbeda pula.Air sungai mengandung padatan yang terbentuk sebagai padatan dari erosi, air juga mengandung mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, kotoran manusia atau hewan.Air juga mengandung logam berat yang berbahaya dari hasil buangan industri. Air yang bersumber dari mata air sebenarnya juga mengadung beberapa komponen yang sama, tapi dengan kadar yang berbeda. (Wardhana,1995) Diperairan, Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit lebih sedikit daripada nitrat (NO3), karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi). Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktifitas mikroba pada kondisi anaerob, yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga 1
menghasilka gas ammonia dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, NO, dan N2. Proses denitrifikasi ditunjukan oleh persamaan reaksi : NO3 → NO2
NH3 (gas) N2 (gas) NO2 (gas)
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke udara. Ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman, keberasaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombaka bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Garam garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen. Untuk menganalisa nitrit dalam air bersih dapat dilakukan dengan metoda spektrofotometri.. (Effendi.H,2003) Dengan metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi (pemancaran) elektromagnetis.Dimana pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat, pengukuran absorbansi dan transmisi dalam spektroskopi ultraviolet dan sinar tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
2
Dengan mengatur kondisi alat selama operasi maka konsentrasi nitrit dalam air minum, dapat diketahui dari garis kalibrasi yang ditentukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat karya ilmiah yang berjudul “Penentuan Kadar Nitrit Pada Air Bersih di Kota Padang Dengan Metoda Spektrofotometri UV-Vis”. 1.2 Rumusan Masalah Kadar nitrit dalam air bersih sangat berpengaruh terhadap mutu lingkunga hidup. Apakah kandungan nitrit pada beberapa air bersih di kota Padang memenuhi standar menurut peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang kriteria mutu air berdasarkan Permenkes 416 Th 1990. 1.3 Tujuan Praktek Industri -
Unutuk menerapkan ilmu yang penulis dapat diperkuliahan dengan kenyataan dilapangan yang didapat didunia kerja.
-
Meningkatkan dan memperluas serta memantapkan pengaplikasian teknologi baru dalam lapangan kerja.
-
Memantapkan profesional kerja dan keterampilan kerja.
-
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Praktek Industri pada jurusan kimia Universitas Negeri Padang.
3
1.4 Manfaat -
Dengan selesainya pelaksanaan kerja praktek industri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan memperluas penguasaan mahasiswa terhadap materi dan praktek industri dan materi lapangan.
-
Dapat mengetahui cara menganalisis kadar ion nitrit dalam air bersih dengan etoda spektrofotometer UV-Visible.
-
Dapat diketahui kadar ion nitrit dalam air bersih dengan metoda spektrofotometri UV-Visible.
4
BAB II TINJAUAN UMUM UPTD BALAI KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT
2.1 Sejarah singkat balai laboratorium kesehatan Laboratorium kesehatan propinsi Sumatera Barat didirikan pada tahun 1969 yang berada dijalan koto tinggi, dikantor dinas kesehatan propinsi Sumatra Barat.Tahun 1972 laboratorium ini diresmikan dan sekarang berada dijalan gajah mada gunung pangilun. Tahun 1978, balai laboratorium kesehatan daerah datarik menjadi unit pelaksana teknis (UPTD) pusat departement kesehatan RI dengan nama balai laboratorium kesehatan padang dengan kelas B, sesuai denagan surat keputusan Mentri kesehatan RI No.142/Menkes/SK/1978,tanggal 28 april 1978. Tahun 2001, tanggal 01 oktober seiring denga bergulirnya otonomi daerah, kembali balai laboratorium kesehatn padang menjadi milik daerah propinsi Sumatera Barat yang religius merubah keputusan menttri kesehatan RI No.783/Menkes/SK/XI/1986 tentangrumusan kedudukan unit pelaksana teknis alam lingkungan departemen kesehatan RI, selanjutnya balai laboratorium kesehatan padang menjadi unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dengan nama Balai Laboratorium Kesehatan Padang Sumatera Barat, sehingga susunan organisasi dan tata kerja bertanggung jawab kepada dinas kesehatan propinsi Sumatera Barat.
5
2.2 Kegiatan Balai Laboratorium 2.2.1
Pelayanan Balai Laboratorium Kegiatan pelayanan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dapat digolongkan sebagai berikut: a) Bidang Hematologi b) Bidang Kmia Analitik c) Bidang Mikrobiologi d) Bidang imunologi e) Bidang Toksikologi f) Bidang Kimia Lingkungan
2.2.2
Pelaksanaan Quality Control Balai Laboratorium Kesehatan Padang pada tahun anggaran 2002 telah mengikuti Quality control/PNPKLK bidang: a) Mikrobiologi b) Kimia Kesehatan c) Patologi Klinik d) Imonulogi
2.2.3
Kerjasama (lintas program dan lintas sektrol) a) Kerjasama untuk menunjang program pendidikan dilingkungan kesehatan yaitu berupa bimbingan dan fasilitas pratikum bagi mahasiswa baik negri maupun swasta.
6
b) Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten di Sumatera Barat terutama untuk kejadian luar biasa (KLB) c) Bekerjasama dengan Bapedal daerah dan Bapedal wilayah. d) Bekerjasama dengan rumah sakit pemerintah maupun swasta.
2.3 Tugas dan fungsi Balai Laboratorium Kesehatan Padang Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI No.142/Menkes/SK/1978, tanggal 28 april 1978, dinyatakan bahwa tugas Balai Laboratorium Kesehatan adalah : “Melaksanakan Pemeriksaan Secara Laboratorium di Bidang Pelayanan Kesehatan Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang Berlaku”. Sedangkan fungsi laboratorium kesehatan adalah : 1) Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan, mikrobiologi, kimia, pantologi, dan imunologi. 2) Pelaksanaan sistem rujukan trhadap hal-hal yang tersebut pada point (a) pasal ini. 2.4 Susunan Organisasi Berdasarkan
surat
keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.142/Menkes/SK/1978, tanggal 28 april 1978, bahwa UPTD Balai Kesehatan
Laboratorium
Kesehatan
Sumatra
Barat
adalah
sebagai
laboratorium kelas B.Susunan organisasi dari UPTD Balai Kesehatan seperti terlampir.
7
2.5 Laboratorium 2.5.1
Tata Letak Laboratorium UPTD BLK Sumbar terletak dijalan gajah mada padang dengan luas tanah 1.763 m2 dan luas gedung 736 m2 dan terdiri atas 61 personaliasrbagai berikut: Dokter S2
: 3 orang
Dokter Umum
: 2 orang
S1 Kimia/Apoteker
: 1 orang
S1 Biologi
: 4 orang
S1 Pendidikan/Adm Negara
: 1 orang
D III AAK
: 5 orang
D III Akper
: 3 orang
SAKMA
: 19 orang
SMAK
: 2 orang
SPA
: 1 orang
SMA
: 7 orang
SMEA
: 2 orang
SPK
: 3 orang
STM
: 1 orang
KPAA
: 2 orang
SD
: 3orang
8
2.5.2 I.
Kegiatan Bidang Kimia Air dan Lingkungan
a) Pemeriksaan Air
Air Bersih
Air limbah
Air minum
Air badan air
Air laut
dll
b) Pemeriksaan Udara c) Pemeriksaan Narkoba d) Pemeriksaan Kasus-Kasus Keracunan (KLB) II.
Metoda Analisa
a) Titrasi b) Gravimetri c) Spektrofotometri d) AAS e) GC/GCMS III.
Peralatan Peralatan utama diLaboratorium Kesehatan Masyarakat adalah: a)Spektrofotometri UV-Vis
c) GC/GCMS
b) AAS (flame)
9
2.5.3
Alur Pengelolaan sampel Petugas Pelayanan Melakukan registrasi dan mengisi form FPPS dan Buku Induk, menghilangkan identitas sampel dan memberi nomor. PENYELIA
Pelanggan Menyerahaka n Sampel
PETUGAS SAMPLING (PPC)
Mengisi formulir
1.Melakukan sampling 2.Penomoran sampel 3.Pemisahan dan pendistribusian sampel
PETUGAS PELAYAN 1.Menyerahkan LHU kepada pelanggan
ANALISIS PELANGGAN Menerima LHU
1.Melakukan Pengujian 2.Mengisi WORK sheets
2.Mengarsipka n LHU PENYELIA & M.TEKNIK 1.Pelayan melakukan verifikasi ketikan LHU 2.MT menamenandatang ani LHU setelah disahkan oleh penyelia.
PETUGAS PELAYANAN Mengetik LHU
PENYELIA Melakukan Verifikasi LHUS
Gambar 1. Alur pengolahan sampel
10
2.6 Pengelolaan sampel di bidang Kimia Air dan Lingkungan. a. Pemeriksaan zat organic (SNI 06-6989.22-2004) Tujuan : Untuk mengetahui kadar zat organic dalam sampel Metoda : Titrimetri Prinsip
: Zat organic di dalam air dioksidasi dengan KMnO4 , direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.
Reagen
: Asam sulfat 4 N, asam oksalat 0.01 N dan KMnO4 0.01 N
Cara kerja : Standarisasi larutan KMnO4
Pipet 10 mL asam oksalat 0.01 N masukkan ke dalam Erlenmeyer.
Encerkan dengan aquadest sampai 100 mL.
Tambahkan 5 mL asam sulfat 8 N dan panaskan sampai mendidih.
Titrasi dengan KMnO4.
Pemeriksaan Sampel
Pipet 100 mL sampel masukkan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan 5 mL asam sulfat 8 N.
Panaskan sampai mendidih dan tambahkan KMnO4 0.01 N sebanyak 10 mL.
Panaskan selama 10 menit dan tambah 10 mL asam oksalat 0.01 N kemudian panaskan sampai warna hilang.
Titrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0.01 N sampai warna merah muda.
11
b. Pemeriksaan hidrogen sulfida Tujuan
: Untuk mengetahui kadar hidrogen sulfida dalam sampel
Metoda
: Spektrofotometri (Merek 1.14779.0001)
Prinsip
: Sulfida direaksikan dengan amin, asam sulfat, feri klorida dalam keadaan yang menghasilkan biru metilen, ammonium phospat
ditambahkan
menghilangkan
warna
setelah feri
dikembangkan
klorida,
diukur
untuk dengan
spectrometer pada panjang gelombang 625 nm Reagen
: Reagen kit R1, R2 dan R3
Cara kerja
:
Pipet 5 mL sampel masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan masingmasing secara berurutan 1.5 dan 5 tetes masing-masing reagen.
Untuk blanko dipakai aquadest 5 mL perlakuan yang sam dengan sampel, kocok beberapa menit dan baca hasil pada spectrometer.
c. Pemeriksaan amoniak Tujuan : Untuk mengetahui kadar amoniak dalam sampel Metoda : Spektrofotometri Prinsip
: NH4 dengan reagen Nesler akan menjadi kuning coklat, warna ini
dapat
diukur dengan spectrometer dengan panjang
gelombang 425 nm Reagen
: Reagen kit R1, R2 dan R3
Cara kerja :
12
Pipet 5 mL sampel masukkan dalam tabung reaksi dan tambahkan 0.6 mL reagen 1+1 sendok reagen 2 tunggu 5 menitdan 4 tetes reagen 3, tunggu 5 menit.
Untuk blanko dipakai aquadest 5 mL perlakuan sama dengan sampel, kocok beberapa menit dan baca hasil spectrometer.
d. Pemeriksaan nitrat Tujuan
: Untuk mengetahui jumlah konsentrasi nitrat sulfide dalam sampel
Metoda
: Spektrofotometri (Merek 1.09713.0001)
Prinsip
: Reaksi yang terjadi antara ion nitrat dengan asam sulfat dan larutan phospat bereaksi dengan 2,6-dimethylphenol (DMP) menjadi 4-nitro-2,6-diphenylphenol yang diukur dengan spektrofotometer.
Cara kerja
:
Reagen NO3 (1) sebanyak 4 mL ditambahkan ke dalam 0.5 mL sampel
tambahkan reagen NO3 (2) sebanyak 0.5 mLtabung untuk sampel ditambah 1 sendok reagen 1
Kocok dan biarkan 10 menit
Ukur dengan spektrofotometer
e. Pemeriksaan nitrit (SNI 06-6989.9-2004) Tujuan
: Untuk mengetahui jumlah konsentrasi nitrit dalam sampel
Metoda
: Spektrofotometri
13
Prinsip
: Nitrit dalam suasana asam pada pH 2.0-2.5 akan bereaksi dengan sulfanamida (SA) dan 1-(1-napththyl) etilen diamin dihidroklorida (NED dihidroklorida) membentuk senyawa ozo yang berwarna merah keunguan, warna yang dibentuk diukur absorbansinya secara spektrofotometri pada panjang gelombang 543 nm.
Cara kerja
:
Pipet 50 mL sampel, masukkan ke dalam gelas piala 200 mL
Tambahkan 1 mLlarutan sulfanamida, kocok dan biarkan selama 2 sampai 8 menit
Tambahkan 1 mL larutan NED dihidroklorida, kocok dan biarkan selama 10 menit dan segera lakukan pengukuran
Ukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum 543 nm
f. Pemeriksaan klorida (SNI 06-6989.19-2004) Tujuan : untuk mengetahui kadar klorida dalam sampel air Metoda : Argentometri (Mohr) Prinsip
: Dalam larutan netral atau sedikit basa kalium kromat dapat menunjukkan titikm akhir titrasi klorida dengan perak klorida yang berbentuk endapan sebelum warna perak kromat terbentuk
Alat
: Pipet 5 mL, biuret, kertas saring dan erlemneyer
Reagen
: Al(OH)3, AgNO3 0.001 N, k2Cr2O4
Cara kerja :
14
100 mL sampel ditambahkan dengan 3 mL Al(OH)3 bila sampel berwarna gelap biarkan mengendap lalu saring lakukan berulang-ulang sampai diperoleh cairan bening
100 mL sampel (yang bening) pada pH 7 ditambah dengan K2Cr2O4 titrasi dengan AgNO3 0.001 N sampel warna kuning kemerahan tetapkan reaksi blanko seperti prosedur di atas.
g. Pemeriksaan logam dalam sampel (Zn ( SNI 06-6989.7-2004), Cd (SNI 066989.16-2004), Cr (SNI 06-6989.17-2004)) Tujuan : Untuk mengetahui konsentrasi logam dalam sampel Metoda : Spektroskopi serapan atom (SSA) Prinsip
: Penambahan asam nitrat bertujuan untuk melarutkan analit logam dan menghilangkan zat-zat penggangu yang terdapat dalam sampel dengan bantuan pemanas listrik kemudian diukur dengan SSA menggunakan gas etilen
Cara kerja:
Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat
Ukur kadar logam pada sampel dan buat kurva kalibrasinya
h. Pemeriksaan florida Tujuan : Untuk mengetahui kadar klorida dalam sampel Metoda : Lantanida nitrat spektrofotometer Cara kerja
:
Masukkan 50 mL sampel kedalam tabung nessler
Tamabhkan 10 mL reagen lantanida nitrat
15
Kocok hingga homogeny dan biarkan hingga 30 menit
Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 635 nm.
i. Pemeriksaan pH Tujuan : untuk mengetahui tingkat keasaman dalam sampel Metoda : Elektrik/elektromagnetik Prinsip
: Aktivitas ini hidrogen diukur dalam air secara potensiometer dengan elektroda, elektroda ini akan menghasilkan perubahan tegangan oleh zat organik.
Alat
: pH meter, erlenmeyer, botol semprot
Cara kerja: Celupkan alat PH meter kedalam sampel. Angka PH akan muncul di monitor. j. Pemeriksaan kebutuhan oksigen kimiawi (COD) Tujuan
: Untuk mengetahui dan menentukan kebutuhan oksigen kimiawi yang terdapat dalam sampel.
Metoda
: Bikromat secara titrasi
Prinsip
: Mengukur kebutuhan oksigen kimiawi secara titrasi dengan larutan FAS
Alat
: Waterbath, erlenmeyer, botol semprot
Cara Kerja :
16
Pipet masing-masing 5 ml sampel dan blanko ke dalam tabung COD, tambahkan campuran K2Cr2O7-HgSO4 sebanyak 2,5 ml dan tambahkan campuran HgSO4-AgSO4 sebanyak 5 ml kemudian campurkan hingga homogen.
Masukkan dalam COD reaktor 150oC selama 2 jam.
Biarkan dingin, pindahkan kedalam erlenmeyer , tambahkan H2SO4 p.a dan indikator feroin, titrasi dengan FAS sampai warna coklat.
k. Pemeriksaan biologicaloksigen demand (BOD) Tujuan : untuk mengetahui oksigen biological dalam sampel air Metoda : Winker secara titrasi Prinsip : Pengukuran oksigen biological dengan melakukan pemeriksaan bertahap dimana dilakukan penyiapan air pengencer, penyiapan seeding,
dna
penyaiapan
sampel,
pemeriksaan
Doodan
pemeriksaan DO5 hari. Alat
: botol BOD, erlenmeyer, botol semprot.
Cara kerja :
Sebelum dilakukan pemeriksaaan, dilakukan penyiapan air pengencer (DW), air pengencer sampel (SDW) dan penyiapan sampel.
Kemudian dilakukan pemeriksaaan sampel dengan titrasi dengan Natrium tiosulfat 0,025 N dampai warna kuning muda, kemudian ditambahkan amilum. Kemudian dititrasi sampai warna biru hilang.
Kemudian untuk DO5 juga dilakuakn seperti Doo
17
l. Pemeriksaan zat padat tersuspensi total (TSS) Tujuan
: untuk mengetahui total zat padat tersuspensi.
Metoda
: Gravimetri.
Prinsip
: Pemisahan zat terlarut dan pelarut.
Alat
: Kertas saring, pompa vakum, botol semprot, desikator.
Cara kerja
:
1. Penyiapan kertas saring pori 0.45 μm
Panaskan kertas saring selama 1 jam pada 105°C.
Dinginkan dalam desikator selama 30 menit.
Timbang dengan neraca listrik.
2. Pemeriksaan
Pasang kertas saring pada alat penyaring dari pompa vakum,pompa vakum dihidupkan.
Kocok sampel hingga homogen.
Saring 100 ml.
Masukkan kertas saring ke oven 105°C selama 1 jam.
Dinginkan dalam desikator selama 30 menit.
Timbang dengan neraca listrik.
m. Pemeriksaan lemak dan minyak Tujuan : Untuk mengetahui kadar minyak dan lemak dalam sampel. Metoda : Gravimetri.
18
Alat
: Corong Pisah,erlenmeyer, botol semprot, gelas kimia, labu destilasi.
Cara kerja
:
Masukkan 1000 ml sampel kedalam corong pisah 1 liter.
Tambahkan 1 ml HCl 1 N kemudian kocok hingga homogen.
Tambah 30 ml heksana.
Kocok selama 20 menit dan biarkan memisah.
Saring kedalam gelas piala yang sudah ditimbang dengan glass wool.
Panaskan dengan oven 105°C sampai kering.
Dinginkan dalam desikator.
Timbang dengan neraca listrik.
19
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Air Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan untuk hajat hidup orang banyak.Bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepantingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi mendatang.Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada setiap pengguna aiar. Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun, kegiatan industry, dan kegiatan lain berdampak negative terhadap sumber daya air. Antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air.Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama. Sumber-sumber air dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
20
1.
Air permukaan Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah.Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan disebut genangan.Air yang mengalir dari daratan menuju badan air disebut limpasan permukaan dan air yang mengalir disungai menuju laut disebut aliran air sungai.
2.
Air tanah Air tanah merupakan air yang berada dibawah permukaan tanah.Air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akifer (air yang bergerak di dalam tanah yang terdapatdidalam butir-butir tanah yang meresap kedalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah) yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan mempunyai permukaan bebas sedangkan air tanah tertekan adalah air tanah akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :
1. Golongan A, yaitu yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
21
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industry, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi,2003) Pencemaran lingkungan yang berarti berubahnya kualitas lingkungan sehingga merugikan manusia, sering diukur oleh macam dan tingkatan dari kerugian tersebut. Umumnya orang akan menjadi sadar bahwa telah terjadi pencemaran jika kejadian itu mengakibatkan timbul gangguan proses kehidupan manusia secara akut, seperti kematian yang banyak dalam masa yang singkat atau keracunan yang berat pada suatu kelompok masyarakat dalam waktu pendek. Konsep kerugian oleh pencemaran seperti ini tidak lagi sesuai dengan kemajuan teknologi karena gangguan yang akut seperti diatas sudak tidak layak lagi terjadi.pencemaran lingkungan pada era modern seperti sekarang seharusnya diukur oleh perubahan kualitas hidup yang lebih peka.Misalnya gangguan kesehatan kronis seperti merosotnya system kekebalan tubuh, terjadinya mutasi genetik, gangguan pada pertumbahan janin, gangguan kronis pada organ-organ vital sehingga menimbulkan peningkatan penyakit kanker, gangguan kehamilan, gangguan saluran pernapasan, alergi dan semacamnya. (Amsyari.F,1996) Pemantauan kualitas air memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut : 1. Envoiromental SurveilanceI, yakni tujuan mendeteksi dan mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan
22
mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemaran tersebut dihilangkan. 2. Establising Water-Quality Criteria, yakni tujua untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variable-variabel ekologi perairan dengan parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air. 3. Appraisal of resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat secara umum. 3.2 Nitrogen Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer.Lapisa atmosfer bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen.Bebatuan juga mengandung nitrogen.Pada tumbuhan dan hewan senya hidrogen ditemukan sebagai penyusun protein dan klorofil.Diperairan, nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas ammonia (NH3), ammonium (NH4), nitrit (NO2), nitrat (NO3) dan molekul gas N2, sedikit nitrogen organic berupa protein, asam amino dan urea. (Effendi,2003) Garam seperti senyawa nitrogen ada dalam jumlah kecil di air bersih, zat ini dicerna oleh organisme sebagai garam bernutrisi. Garam juga membantu eutrofikasi yakni proses perkembangbiakan tumbuhan air dengan cepat karena memperoleh zat makanan yang belimpah akibat pemberian pupuk yang berlimpah.
Peningkatan
eutrofikasi
dapat
merusak
ekosistem
yang
menyebabkan pasokan tidak alami (buatan) berlebihan dari garam nutrisi, sehingga
eutrofikasi
merupakan
suatu
ancaman
bagi
kehidupan 23
ikan.Kemajuan
eutrofiasi
menyebabkan
penyebaran
beberapa
jenis
penyebaran ganggang hijau-biru, mengurangi oksigen, pembentukan hydrogen sulfida, ammonia, berkurangnya besi logam, akumulasi bahan-bahan organik yang tidak dapat dibusukkan. Garam nutrisi yang berperan penting dalam proses eutrofikasi mencampur nitrogen dalam phosphor, kemudian senyawa ini masuk kedalam zona perairan. (Sunu,2001) Bentuk – bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai bagian dari siklus nitrogen.Transformasi nitrogen dapat melibatkan atau tidak melibatkan makrobiologi dan mikrobiologi. Adapun transformasi nitrogen mikrobiologis mencakup hal-hal sebagai berikut 1. Nitrifikasi, yaitu oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi ini silakukan oleh bakteri anaerob. Nitrifikasi berjalan secara optimum pada pH 8 dan pH < 7 berkurang secara nyata. Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik yang menyukai suhu 30 ºC . 2. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2), dinitrogen oksidasi (N2O) dan molekul nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi anoksi (tak ada oksigen). Proses ini juga melibatkan bakteri dan jamur. Dinitrogen oksida adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses denitrifikasi pada perairan dengan kondisi anaerob.
24
Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit daripada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Nitrit merupakan bentuk peralihan (Intermediet) antara ammonia dan nitrat (Nitifikasi). Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob, yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga menghasilkan gas ammonia dan gas –gas lain, misalnya N2O,NO2,NO dan N2. Proses denitrifikasi ditunjukan dalam persamaan reaksi : NO3-→ NO2-
NH3 (gas) N2 (gas) NO2 (gas)
Gambar 3.1 proses Denitrifikasi
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke udara. Ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman, keberasaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombaka bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Garam garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat
25
oksigen. Untuk menganalisa nitrit dalam air bersih dapat dilakukan dengan metoda spektrofotometri.. (Effendi.H,2003) 3.3 Gejala Klinis Yang Disebabkan Oleh Nitrit Nitrit dapat mengakibatkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), hal ini mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit dioksida (NO) atau NO- yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot polos. Selain itu, nitrit didalam perut akan berikatan dengan protein yang akan membentuk N-nitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrit dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu komponen ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia. Dosis yang dapat menyebabkan kematian dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 10 sampai 100 mg
.efek toksik (meracuni tubuh) yang
ditimbulkan oleh nitrit bermula dari reaksi oksidasi nitrit dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya dalam Hemoglobin (Hb). Telah kita ketahui bahwa salah satu tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk disalurkan keseluruh
organ
tubuh.Ikatan
nitrit
dengan
hemoglobin
disebut
methemoglobin, mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen. Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, maka akan terjadi keadaan yang disebut Sianosis , yaitu keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen. Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan bayi yang berusia 28 hari karena belum
26
lengkapnya pembentukan dan regenerasi hemoglobin didalam tubuh mereka. Kebanyakan kasus yang menbuktikan bahwa bayi yang berusia 28 hari langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum susu formula yang tinggi kadar nitritnya. Jika hal ini terjadi pada bayi dikenal dengan nama Blue Baby. Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasi nya.Gejala klinis yang timbul dapat berupa mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, penurunan tekanan darah dan denyut nadi lebih cepat (takikardi), selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit.Pada kasus yang ringan, gejala hanya tampak disekitar bibir dan membrane mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat, korban tidak sadar seperti berkurangnya kesadaran (stupor) koma atau kejang sebagai akibat dari turunnya konsentrasi dari oksigen dalam darah arteri (hipoksia). Mula-mula timbul gangguan pelebaran saluran cerna (gastrointestinal) dan sianosis tanpa sebab akan sering dijumpai. Pada kasus yang berat, koma dan kematian dapat terjadi dalam satu jam pertama akibat timbulnya hipoksia dan kegagalan sirkulasi.Akibatnya, terjadinya penurunan aliran darah ke sel atau organ sehingga berkurangnya fungsi pemeliharaan organ (iskemia) terutama organ-organ vital. (http://klikharry.wordpress.com/2007/02/21keracunan nitrit-nitrat./)
27
3.4 Spektrofotometer UV-Vis Umumnya spektroskopi dengan sinar ultraviolet (UV) dan sinar tampak (VIS) dibahas bersama karena sering kedua pengukuran dilakukan pada waktu yang sama. Karena spektroskopi UV-VIS berkaitan dengan proses berenergi tinggi yakni transisi elektron dalam molekul, informasi yang didapat cenderung untuk molekul keseluruhan bukan bagian-bagian molekulnya. Metoda ini sangat sensitif dan dengan demikian sangat cocok untuk tujuan analisis. Lebih lanjut,spetroskopi UV-VIS sangat kuantitatif dan jumlah sinar yang diserap oleh sampel diberikan oleh ungkapan hukum Lambert-Beer. Menurut hukum ini, absorbans larutan sampel sebanding dengan panjang lintasan cahaya d dan konsentrasi larutannya .
Spektrum kasat mata (bahasa Inggris:Visible spectrum) adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut sebagai cahaya tampak atau cahaya saja. Tidak ada batasan yang tepat dari spektrum optik; mata normal manusia akan dapat menerima panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm (atau dalam frekuensi 790-400 terahertz). Mata yang telah beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah hijau dari spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu, tidak terdapat dalam spektrum ini karena
28
warna-warna tersebut hanya akan didapatkan dengan mencampurkan beberapa panjang gelombang.
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer Bumi hampir tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat sedikit sekali (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahaya merah, salah satu alasan menggapai langit berwarna biru). Radiasi elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Dikatakan jendela optik karena manusia tidak bisa menjangkau wilayah di luar spektrum optik. Inframerah terletak sedikit di luar jendela optik, namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Banyak spesies yang dapat melihat panjang gelombang di luar jendela optik. Lebah dan serangga lainnya dapat melihat cahaya ultraviolet, yang membantu mereka mencari nektar di bunga. Spesies tanaman bergantung pada penyerbukan yang dilakukan oleh serangga sehingga yang berkontribusi besar pada keberhasilan reproduksi mereka adalah keberadaan cahaya ultraviolet, bukan warna yang bunga perlihatkan kepada manusia. Burung juga dapat melihat ultraviolet (300-400 nm).
Warna-warna di dalam spektrum
29
Meskipun spektrum optik adalah spektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas antara satu warna dengan warna lainnya, tabel berikut memberikan batas kira-kira untuk warna-warna spektrum :
Ungu
380-450 nm
Biru
450-495 nm
Hijau
495-570 nm
Kuning
570-590 nm
Jingga
590-620 nm
Merah
620-750 nm
Ungu
750-1000 nm
30
BAB IV METODOLOGI PERCOBAAN
4.1 Metodologi 4.1.1 Alat-alat
Spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 543 nm
Labu ukur 100 ml
Labu Erlenmeyer 250 ml dan 500 ml
Gelas ukur 100 ml
Pipet volume 50 ml
Kuvet
Pipet ukur 5 ml
4.1.2 Bahan-bahan
Larutan sulfanilamid
Larutan 1-Neptil Etilen Diamina Dihidroklorida)
Air suling
Sampel
4.1.3 Prosedur pembuatan larutan pereaksi 1. Larutan sulfanilamid 5 gram sulfanilamid dilarutkan dalam suatu campuran dari 50 ml HCl pekat dan kurang lebih 300 ml air destilasi,encerka menjadi 500 ml air dengan air destilasi.
31
2. Larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) 500 mg dihidroklorida dilarutkan dalam 500 ml air destilasi.Larutan ini harus disimpan dalam borol berwarna coklat/gelap. 4.1.4 Prosedur pembuatan larutan standart NO2 1. Larutan NO2 100 ppm Dipipet 10 ml larutan standart NO2 1000ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 2. Larutan standart 10 ppm Dipipet 10 ml larutan standart 100 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 3. Larutan standart 1 ppm Dipipet 25 ml larutan standart 100 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 4. Larutan standart 0,5 ppm Dipipet 50 ml larutan standart 1 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 5. Larutan standart 0,25 ppm
32
Dipipet 25 ml larutan standart 1 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 6. Larutan standart 0,15 ppm Dipipet 15 ml larutan standart 1 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 7. Larutan standart 0,1 ppm Dipipet 10 ml larutan standart 1 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 8. Larutan standart 0,05 ppm Dipipet 5 ml larutan standart 1 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 9. Larutan standart 0,025 ppm Dipipet 2.5 ml larutan standart 1 ppm kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, encerkan sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 4.1.5 Prosedur kalibrasi alat -
Dihubungkan arus listrik dengan alat spektofotometer sinar tampak.
-
Di atur panjang gelombang 543 nm
-
Tuliskan nama dan jumlah sampel pada layar monitor kemudian simpan dan klik start
-
Disiapkan blangko dan sampel yang akan diuji
33
-
Ditambahkan 1 ml larutan sulfanilamid kedalam masing-masing labu Erlenmeyer biarkan bereaksi selama 2- 8 menit
-
Ditambahkan 1 ml larutan NEDD (1-Naptil Etilen Diamina Dihidroklorida) kocong dan diamkan selama 10 menit.
-
Masukan blangko kedalam kuvet lalu ukur absorbasinya pada panjang gelombang 543 nm
-
Bilas kuvet dan masukan sampel kemudian ukur absorbansi pada panjang gelombang 543 nm
-
Catat angka absorbansinya.
4.1.6
Prosedurkurva kalibrasi
-
Dipipet 50 ml dari masing-masing larutan seri standart yang konsentrasinya 1,0ml/l; 0,5 mg/l; 0,25 mg/l; 0,15 mg/l; 0,10 mg/l; 0,05 mg/l; 0,025 mg/l. dan dimasukan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml.
-
Ditambahkan 1 ml larutan sulfanilamid kedalam masing-masing labu Erlenmeyer biarkan bereaksi selama 2- 8 menit
-
Ditambahkan 1 ml larutan NEDD (1-Naptil Etilen Diamina Dihidroklorida) kocong dan diamkan selama 10 menit.
-
Diukur absorbansi larutan 0,025 mg/l; 0,05 mg/l; 0,10 mg/l; 0,15 mg/l; 0,25 mg/l; ; 0,5 mg/l; 1,0ml/l; NO2 dengan menggunakan spektrofotometer UVVis pada panjang gelombang 543 nm.
4.1.7 Prosedur Absorbansi Blanko -
Dipipet 50 ml blanko dimasukan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml
-
Ditambah 1 ml larutan sulfanilamid dan biarkan bereaksi selama 2-8 menit.
34
-
Di tambah 1 ml larutan N-1 naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) kedalam labu Erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
-
Diukur absorbansi blanko pada panjang gelombang 543 nm.
-
Catat angka absorbansinya.
4.1.8 Penentuan absorbansi -
Dipipet sampel sebanyak 50 ml kemudian dimasukan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml.
-
Ditambah 1 ml larutan sulfanilamid dan biarkan bereaksi selama 2-8 menit.
-
Di tambah 1 ml larutan N-1 naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) kedalam labu Erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
-
Diukur absorbansi blanko pada panjang gelombang 543 nm.
-
Catat angka absorbansinya.
35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Hasil analisis yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Padang untuk menentukan kadar ion nitrit air bersih dipadang dengan menggunakan metoda spektrofotometri UV-Vis yaitu : Table 5.1. Data absorbansi larutan standart nitrit (NO2) berdasarkan hasil percobaan No.
Larutan standar
Konsentrasi mg/L
Absorbansi
1.
Blank
0,0000
0,0000
2.
Standar 1
0,0100
0,0038
3.
Standar 2
0,0200
0,0107
4.
Standar 3
0,0500
0,0304
5.
Standar 4
0,1000
0,0638
6.
Standar 5
0,1500
0,0949
7.
Standar 6
0,2000
0,1303
Tabel 5.2 Data absorbansi sampel berdasarkan percobaan No.
Sampel
Konsentrasi
Absorbansi
1.
Blank
0,0000
0,0000
2.
0233
0,0039
0.0007
3.
0234
0,0096
0,0045
36
4.
0012
0,137
0,0018
5.
Kontrol 0,05
0,050
0,0315
5.2 Pengolahan Data No,
X
Y
XY
X2
Y2
1.
0,0000
0,0000
0,0000
0.0000
0,0000
2.
0,0100
0,0038
0.000038
0.0001
0.00001444
3.
0,0200
0,0107
0.000214
0.0004
0.00011449
4.
0,0500
0,0304
0.00152
0.0025
0.00092416
5.
0,1000
0,0638
0.00638
0.0100
0.00407044
6.
0,1500
0,0949
0.014235
0.0225
0.00900601
7.
0,2000
0,1303
0.02606
0.0400
0.01697809
∑
0.53
0.3339
0.04845
0.0755
0.03110763
=
Ῡ
5.2.1
∑X
=
𝑛
∑Y 𝑛
=
=
0.53 7
0.3339 7
= 0.075714
= 0.0477
Penurunan Persamaan Garis Regresi
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis Y = aX+b Dimana :
a = slope b = intersept 37
selanjutnya harga slope dan harga intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least-Square sebagai berikut :
Slope (a) =
∑(X-Ẍ)(Y-Ῡ) ∑ (X-Ẍ)2
Intersept = Ῡ-a Ẍ No.
X−𝑋
Y− Ῡ
(X − X)2
(X − 𝑋)(Y − Ῡ)
1.
-0.07571
-0.0477
0.005732653
0.003611571
2.
-0.06571
-0.0439
0.004318367
0.002884857
3.
-0.05571
-0.037
0.003104082
0.002061429
4.
-0.02571
-0.0173
0.000661224
0.000444857
5.
0.024286
0.0161
0.000589796
0.000391
6.
0.074286
0.0472
0.005518367
0.003506286
7.
0.124286
0.0826
0.015446939
0.010266
∑
0
0
0.03537143
0.023166
Dengan mensubstitusikan angka yang ada pada tabel diatas maka didapat harga slope dan interseptnya yakni : Slope (a)
= =
0.023166 0.03537143
= 0.654935
38
Intersept(b)
= = 0.0477 – (0.654935 x 0.075714) = -0.00189
Maka didapatkan persamaan garis regresi sebagai berikut : Y = aX+b Y = 0.654935X + -0.00189 Dengan mensubstitusikan harga-harga X yang ada dalam persamaan regresi diatas, maka diperoleh harga Y baru : Untuk X = 0,0000
;maka harga Y = 0,0000
Untuk X = 0,0100
;maka harga Y = 0,0038
Untuk X = 0,0200
;maka harga Y = 0,0107
Untuk X = 0,0500
;maka harga Y = 0,0304
Untuk X = 0,1000
;maka harga Y = 0,0638
Untuk X = 0,1500
;maka harga Y = 0,0949
Untuk X = 0,2000
;maka harga Y = 0,1303
Table 5.3. Data absorbansi Larutan Standart berdasarkan hasil perhitungan No.
Larutan standar
Konsentrasi mg/l
Absorbansi
39
1.
Blank
0,0000
-0.00189
2.
Standar 1
0,0100
0.004659
3.
Standar 2
0,0200
0.011209
4.
Standar 3
0,0500
0.030857
5.
Standar 4
0,1000
0.063604
6.
Standar 5
0,1500
0.09635
7.
Standar 6
0,2000
0.129097
Table 5.4 data absorbansi larutan sampel berdasarkan hasil perhitungan No.
Sampel
Konsentrasi
Absorbansi
1.
Blank
0,0000
-0.00189
2.
0233
0,0039
0.000664
3.
0234
0,0096
0.060984
4.
0.012
0,137
0.0018
5.
Kontrol 0,05
0,050
0.030857
5.3 Pembahasan Nitrit dapat mengakibatkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), hal ini mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit dioksida (NO) atau NO- yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot polos. Selain itu, nitrit didalam perut akan berikatan dengan protein yang akan membentuk N-nitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrit dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu komponen
40
ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia. Dosis yang dapat menyebabkan kematian dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 10 sampai 100 mg
.efek toksik (meracuni tubuh) yang
ditimbulkan oleh nitrit bermula dari reaksi oksidasi nitrit dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya dalam Hemoglobin (Hb). Telah kita ketahui bahwa salah satu tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk disalurkan keseluruh organ
tubuh.Ikatan
nitrit
dengan
hemoglobin
disebut
methemoglobin,
mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen. Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, maka akan terjadi keadaan yang disebut Sianosis , yaitu keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen. Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan bayi yang berusia 28 hari karena belum lengkapnya pembentukan dan regenerasi hemoglobin didalam tubuh mereka. Kebanyakan kasus yang menbuktikan
bahwa
bayi
yang
berusia
28
hari
langsung
mengalami
methemoglobinemia setelah minum susu formula yang tinggi kadar nitritnya. Jika hal ini terjadi pada bayi dikenal dengan nama Blue Baby. Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasi nya.Gejala klinis yang timbul dapat berupa mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, penurunan tekanan darah dan denyut nadi lebih cepat (takikardi), selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit.Pada kasus yang ringan, gejala hanya tampak disekitar bibir dan membrane mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam 41
darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat, korban tidak sadar seperti berkurangnya kesadaran (stupor) koma atau kejang sebagai akibat dari turunnya konsentrasi dari oksigen dalam darah arteri (hipoksia). Dari hasil pengamatan dan uraian diatas, dapat dilihat bahwa beberapa sampel air bersih yang ada dikota padang masih dibawah batas standart yang telah ditentukan menurut Permenkes 416 th 1990 mengenai pengelolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yakni sebesar 0,06 mg/L. sampel air bersih yang memenuhi syarat tersebut ialah sampel pada nomor 0233 yakni sebesar 0,0039 mg /L dan sampel 0234 yakni sebesar 0,0096 mg/L, sedangkan sampel yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh Permenkes 416 th 1990 yakni sampel 0012 sebesar 0,137 mg/L.
42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan dan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa : Sebagian besar kadar ion nitrit pada beberapa sampel air bersih dikota Padang masih berada dibawah batas standart yang telah ditentukan menurut Permenkes 416 th 1990 mengenai pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yakni sebesar 0,06 mg/L. sampel air bersih yang memenuhi syarat tersebut ialah sampel pada nomor 0233 yakni sebesar 0,0039 mg /L dan sampel 0234 yakni sebesar 0,0096 mg/L, sedangkan sampel yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh Permenkes 416 th 1990 yakni sampel 0012 sebesar 0,137 mg/L. 6.2 Saran -
Diharapkan pada masyarakat umum agar lebih memberikan perhatian perhatiannya dalam melakukan pemeriksaan kandungan air bersih, agar nantinya tidak mengganggu kesehatan.
-
Kepada pihak terkait agar memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan laboratorium air bersih.
43
DAFTAR PUSTAKA
Amysyari,F.1996.Pencemaran Lingkungan. Jakarta:Rineka Cipta. Effendi,H.2003.Telaah Kualitas Air.Yogyakarta:Kanisius. http://klikharry.wordpress.com/ 2007/02/21/keracunan-nitrit-nitrat./ Khopkar,S,M.2003.konsep dasar kimia analitik.jakarta:Universitas Indonesia Sunu,P.2001.melindungi lingkungan.Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia. Muldja,M suharman.1995.Analisis Instrumental.Surabaya:Airlangga. Mahida,U.N.Pencemaran Air dan Pemanfaatan limbah Industri.Jakarta:Rajawali. Wardhana,W.A.1995.Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta.
44