BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Air merupakan sumber kehidupan bagi segala jenis mahluk hidup, termasuk manusia. Air tidak hanya diperlukan dalam proses metabolisme pada tingkat organisme, bahkan di tingkat inti sel. Bumi mengandung sejumlah besar air, yang terdiri atas samudra, laut, sungai, danau, gunung es dan sebagainya. Namun dari sekian banyak air yang terkandung di bumi, hanya 3,46% yang berupa air tawar yang terdapat dalam sungai, danau dan air tanah dengan komposisi 1,73% ada di bagian kutub utara dan selatan, 1,69% air tanah dan hanya 0,04% yang ada dipermukaan bumi dan di udara (UNESCO dalam Kodoatie, 2005). Air sebagai sumber kehidupan semestinya diperlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, serta dijaga terhadap risiko pencemaran, bukannya dihamburkan, dicemari, atau bahkan disia–siakan. Masalahnya, sampai hari ini sejumlah masalah masih menggelayuti persoalan ketersediaan air, seperti semakin menurunnya kualitas dan kuantitas air baku yang tersedia, keterbatasan dana investasi pemanfaatan air baku, dan lain sebagainya. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih sementara ketersediaannya terbatas, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak, sebab semakin
1
2
maju budaya manusia, kebutuhan air semakin meningkat dan tuntutan kualitas dan kuantitasnya pun semakin meningkat pula. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan infrastruktur yang ada. Kodoatie (2005) mengemukakan bahwa salah satu faktor penting penentu pelayanan air bersih adalah sistem infrastruktur air bersih. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Disinilah peran infrastruktur sebagai mediator antara sistem dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam menjadi sangat penting. Infrastruktur yang kurang (bahkan tidak) berfungsi akan memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya, infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa memperhitungkan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak alam yang pada hakekatnya akan merugikan manusia termasuk makhluk hidup lain. Berfungsi sebagai suatu sistem pendukung sistem sosial dan sistem ekonomi, maka infrastruktur perlu dipahami dan dimengerti secara jelas terutama bagi penentu kebijakan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan jumlah kebutuhan air secara umum karena bertambahnya konsumsi air, sehingga perlu adanya perbaikan/peningkatan sistem infrastruktur air bersih secara keseluruhan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga masyarakat. Sistem penyediaan air bersih di daerah perkotaan dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik
3
secara individu maupun kelompok. Kehadiran PDAM dimungkinkan melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sebagai kesatuan usaha milik Pemerintah Daerah yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. PDAM dibutuhkan masyarakat perkotaan untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak dikonsumsi. Karena air tanah di perkotaan pada umumnya telah tercemar. Penggunaan air tanah secara berlebihan telah menurunkan permukaan air tanah dan intrusi air laut, yang mengakibatkan menurunnya kualitas air tanah. Demikian pula halnya dengan pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung yang berada di Pulau Belitung. Sistem pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di Tanjungpandan dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Belitung yang merupakan perusahaan daerah milik pemerintah daerah Kabupaten Belitung. Sama dengan PDAM di kota-kota lain di Indonesia, PDAM Kabupaten Belitung juga mempunyai masalah yang cenderung sama yaitu tingkat pelayanan (coverage level) yang rendah dan tingkat kehilangan air (uncounted water) yang tinggi. Sedangkan masyarakat yang tidak/belum terlayani sistem perpipaan mengambil air bersih langsung dari sumber air yang belum tentu terlindungi. Kota Tanjungpandan berada di Pulau Belitung yang merupakan wilayah kepulauan, di mana pada umumnya sumber daya air di wilayah kepulauan sangat terbatas dan kualitas yang kurang baik. Ketersediaan air bersih pada daerahdaerah kepulauan telah menjadi perhatian kalangan internasional terutama dalam
4
rangka menuju kelangsungan hidup yang lebih baik bagi penghuninya. Salah satunya adalah kondisi keterbatasan ketersediaan sumberdaya air akibat dari interaksi air laut dan air tawar yang terjadi di kawasan tersebut (Nusu, 2007). Untuk itu, guna mengetahui lebih lanjut mengenai emenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di Tanjungpandan Kabupaten Belitung, perlu dilakukan studi tentang pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan Kabupaten Belitung. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui gambaran nyata tentang kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan. Disamping itu dapat diketahui adanya kerawanan air bersih yang timbul pada kawasan yang menjadi obyek studi sehingga hal ini akan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan dan sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat untuk menyadari kondisi dan manfaat besar dari air bersih.
1.2. Perumusan Masalah Masalah air bersih di daerah perkotaan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Permasalahan-permasalahan yang diduga terjadi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Tanjungpandan antara lain: a. Sumber air bersih terbatas. b. Sumber
air
yang
tersedia
diduga
ada
logam/payau/berwarna kemerahan/PH rendah. c. Adanya pencemaran air oleh kegiatan penambangan.
yang
mengandung
5
d. Kesulitan air di musim kemarau. e. Terdapat PDAM namun jumlah pelanggan sangat rendah (hanya 14,41% dari masyarakat daerah layanan). f. Masyarakat kesulitan air bersih untuk rumah tangga. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu: a. Seperti apakah peran pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan? b. Seperti apakah perilaku masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan? c. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui peran pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan. b. Mengetahui perilaku masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan. c. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan.
6
1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pemilihan Kota Tanjungpandan sebagai lokasi studi berdasarkan hal-hal sebagai berikut: a. Kota Tanjungpandan merupakan Ibu Kota Kabupaten Belitung dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga kebutuhan akan air bersih juga tinggi. b. Pusat kegiatan Ibu Kota Tanjungpandan berada di dekat pesisir pantai. Kebutuhan air di pusat kegiatan sangat tinggi sementara kualitas air di pesisir pantai kurang baik. c. Cakupan pelayanan teknis air bersih PDAM Kabupaten Belitung hanya terdapat di daerah perkotaan Tanjungpandan, sehingga dapat diketahui perilaku pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga dengan adanya alternatif sumber air PDAM bagi daerah yang sudah terlayani. Sedangkan batasan penelitian ini hanya pada pemenuhan kebutuhan air bersih untuk keperluan rumah tangga.
7
Gambar 1.1 Wilayah Penelitian (Sumber: SSK Kabupaten Belitung Tahun 2012 dan RTRW Kabupaten Belitung Tahun 2013, diolah)
1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang terkait dan membutuhkannya, serta dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk: 1. Memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih rumah tangga dan air yang layak konsumsi. 2. Memberikan masukan bagi penyelenggara pelayanan air minum dalam meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat/pelanggan.
8
3. Masyarakat agar dapat mengetahui kondisi air di Kota Tanjungpandan, memahami serta peduli terhadap keberadaan dan fungsi air, agar lebih arif dan bijak dalam memanfaatkan air bersih yang terbatas, serta ikut bertanggung jawab dalam memelihara dan melindungi sumber daya air. 4. Untuk bidang keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan, dan sebagai studi bagi peneliti lain yang khusus menyoroti tentang air bersih untuk rumah tangga.
1.6. Keaslian penelitian Telah terdapat beberapa penelitian mengenai air bersih, namun dengan lokasi dan fokus yang berbeda. Sedangkan penelitian mengenai “Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga di Tanjungpandan Kabupaten Belitung” sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Keaslian penelitian secara ilmiah pada hakekatnya mengacu pada tiga pilar utama yang secara struktural merupakan satu kesatuan yaitu lokasi, fokus dan metoda penelitian. Keaslian penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : Lokasi
: Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Fokus
: Peran pemerintah daerah, perilaku masyarakat, dan faktor-faktor yang memengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga.
Metoda
: Induktif - Kualitatif.
9
Tabel 1.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu No Judul 1 Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Sukabumi (Tahun 2000)
Peneliti Kardina Karsoedi
2
Karakteristik pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Bekasi (Tahun 2004)
Lia Faridah
3
Karakteristik pemenuhan air bersih di pulau-pulau kecil studi kasus di Wilayah Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah (Tahun 2007)
M. Iqbal Wirajaya Dg. Nusu
Lokus Kota Sukabumi
Fokus
Identifikasi karakteristik spasial kebutuhan air bersih dan mendeskripsikan bagaimana produksi dan distribusi air bersih Kota Identifikasi karakteristik Bekasi spasial kebutuhan air bersih dan bagaimana pengelolaan air bersih di Kota Bekasi telah diselenggarakan. Kecamatan Karakteristik dan pola Bokan pemenuhan kebutuhan air Kepulauan, bersih pada masyarakat di Kabupaten Bokan Kepulauan; faktorBanggai faktor yang memengaruhi Kepulauan karakteristik tersebut; peningkatan pelayanan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Bokan Kepulauan
Sumber : Hasil Analisis, 2014
Penelitian-penelitian
tersebut
di
atas
berbeda
dengan
penelitian
Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga di Tanjungpandan Kabupaten Belitung. Penelitian Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Kota Sukabumi tidak melihat dari sisi pengelola pelayanan air bersih PDAM, dibatasi hanya melihat atau menganalisis dari kondisi masyarakat saja, dan lokasi penelitian berada di pulau besar. Penelitian Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Kota Bekasi menganalisis struktur ruang, fungsi ruang dan makna ruang dioverlaykan dengan cakupan pelayanan air bersih, tidak menganalisis pemenuhan air bersih yang berasal dari masyarakat dan penyediaan pelayanan air bersih, dan lokasi penelitian berada di pulau besar. Kemudian dalam Penelitian Karakteristik Pemenuhan Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil Studi Kasus di Wilayah Bokan
10
Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah tidak terdapat PDAM sehingga tidak melihat dari sisi pengelola pelayanan air bersih PDAM dan lokasi penelitian bukan daerah perkotaan, sehingga jumlah penduduk masih sangat rendah. Sedangkan penelitian Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga di Tanjungpandan Kabupaten Belitung ini menganalisis pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga dari sisi pengelola pelayanan air bersih PDAM dan dari sisi masyarakat, serta lokasi penelitian berada di wilayah kepulauan dan merupakan daerah perkotaan.