BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Air bersih adalah air permukaaan maupun air tanah yang sudah mengalami suatu proses pengolahan sehingga siap digunakan untuk dikonsumsi oleh konsumen baik untuk keperluan pemukiman maupun industri.
Air baku adalah air permukaan maupun air tanah yang digunakan sebagai bahan dasar pengolahan air bersih.
1.2 Kandungan Air di Bumi Perkiraan kandungan air di bumi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1 Perkiraan Jumlah Air di Bumi No.
Lokasi
Volume ( 103 km3 )
Jumlah ( % )
125,00
0,0090
1,25
0,0001
65,00
0,0050
8.250,00
0,6080
105,00
0,0080
13,00
0,0010
29.200,00
2,1500
1.
Danau Air Tawar
2.
Sungai
3.
Kelembaabn Tanah
4.
Air Tanah
5.
Danau air asin dan laut pedalaman
6.
Kelembaban Udara
7.
Kutub Bumi dan Salju
8.
Laut dan Lautan
1.320.000,00
97,2020
Jumlah
1.358.000,00
100
1.3 Penyediaan Air Pemakaian air secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :
Konsumtif Non Konsumttif Pengendalian Manfaat Penyediaan Air
1.4 Dampak Lingkungan
Dampak Positif :
• • •
-
• •
Dampak Negatif : Instrusi air laut Pencemaran Lingkungan
Pembangunan meningkat Kesehatan masyarakat meningkatt Meningkatkan perekonomian masyarakat
BAB II HIDROLOGI 2.1 Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah proses pergerakkan air yang berlangsung secara terus menerus dan berulang yang terjadi di bumi.
Proses yang terjadi pada peristiwa hidrologi :
Epavorasi Epavotranspirasi Kondensasi Presipitasi Aliran Permukaan ( Run Off ) Infiltrasi Perkolasi
2.2 Iklim Beberapa faktor yang mempengaruhi iklim : • • • • • •
Letak Geografis Temperatur Kelembaban Udara Kecepatan Angin Lamanya Penyinaran Matahari Tekanan Udara
2.3 Curah Hujan Unsur-unsur curah hujan yang perlu diperhatikan adalah : - Distribusi hujan -
Intensitas hujan
BAB III SUMBER AIR 3.1 Sumber Air Hujan Pada daeerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air sebagai alternatif lain air hujan dapat digunakan sebagai sumber air bersih. Akan tetapi sesuai dengan sifat-sifat fisiknya air hujan sangat keekurangan mineral, maka pembubuhan akan bahan mineral ke dalam air hujan sangat diperlukan seperti kapur, jodida, dan flour
3.2 Sumber Air Permukaan Air permukaan adalah sumber air yang paling banyak dan mudah diperoleh dalam penyediaan air bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : - Debitt/volume air yang tersedia - Pemeliharaan/perawatan air - Keadaan daerah seperti topografi, temperatur, sifat tanah, dan DAS
3.3 Sumber Air Tanah Sumber air tanah mempunyai berbagai keuntungan diantaranya : - Tidak memerlukan perawatan dan pengolahan - Kualitasnya sangat tergantung dari kondisi lapisan geologinya
- Temperatur relatif sama sepanjang tahun
BAB IV KUALITAS AIR 4.1 Standar Kualitas Air Minum Ada beberapa standar kualitas air minum yang digunakan diantaranya adalah : - Standar kualitas air minum yang dikeluarkan oleh Depkes RI - Standar yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO - Standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah USA (AWWA )
4.2 Syarat Fisik Syarat fisik meliputi :
- Bau
: tidak berbau
- Warna
: tidak berwarna (bening)
- Rasa
: tidak mempunyai rasa (tawar)
- Temperatur : sesuai temperatur setempat
4.3 Syarat Kimia Kandungan unsur kimia yang ada di dalam air haruslah mempunyai kadar tertentu yang tidak membahayakan manusia, hewan, tumbuhan, konstruksi, dan industri.
Beberapa persyaratan kandungan unsur kimia dalam air bersih sesuai dengan persyaratan WHO dan Depkes RI bisa dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 persyaratan kimia air nimum menurut WHO dan Depkes RI
Unsur Kimia
WHO
Depkes RI
pH
7 – 8,5
6,5 – 9,2
Se
0,05 mg/l
0,01 mg/l
As
0,20 mg/l
0,05 mg/l
F
1 – 1,5 mg/l
1 – 2 mg/l
Nitrat
50 ppm
20 mg/l
Fe
0,1 – 0,3 mg/l
0,1 – 1,0 mg/l
4.4 Syarat Bakteriologis Diusahakan agar bakteri-bakteri yang bersifat pathogen atau membahayakan bagi kesehatan harus dihilangkan dari sumber air bersih, karena dapat menimbulkan penyakit seperti typhus, kolera, disentri, dan diare. 4.5 Syarat Radiologis Air bersih yang digunakan sebagai air minum harus terbebas dari kandungan unsur-unsur radiologis seperti sinar alpha, gamma, dan beta.
BAB V KEBUTUHAN AIR
Perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan air untuk konsumen yang menyangkut analisa data dan desain konstruksi untuk perencanaan dan pelaksanaan konstruksi penyediaan air bersih.
5.1 Survey Lapangan Ada dua tahapan survey lapangan yaitu : - Tahap Perencanaan - Tahap Pelaksanaan
5.1.1 Tahap Perencanaan Ada dua tahapan dalam tahap pereencanaan yaittu : tahap persiapan dan tahap pekerjaan lapangan. a). Tahap persiapan meliputi : - Mempelajari laporan-laporan terdahulu untuk proyek yang sejenis - Mengumpulkan peta-peta yang dibuttuhkan seepertti peta topografi, peta geologi, peta tataguna lahan, dan fotto udara. - Mengumpulkan data iklim sepertti curah hujan, temperatur udara, kelembaban, tekanan udara, penguapan, dan penyinaran matahari.
b). Tahap pekerjaan lapangan meliputti : - Sumber air yang digunakan - Debit sumber air diukur secara periodic untuk mengetahui fluktuasi debit airnya. - Memplotkan lokasi-lokasi penting - Mengumpulkan data demografi penduduk - Bangunan prasarana sepertti jalan, tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. - Batas-batas administrasi wilayah - Perekonomian - Test kualitas air - Sumber tenaga listrik - Material bangunan - Pengukuran dan pemetaan - Hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi
5.1.2 Tahap Pelaksanaan Yang dimaksud tahap pelaksanaan pada pekerjaan survey lapangan adalah untuk pengecekan kembali gambargambar detail perencanaan dengan kondisi eksisting di lapangan. Kegiatan-kegiatannya meliputi : 1. Pembuatan patok-patok 2. Pengecekan harga bahan bangunan, dan kesiapan daerah lokasi proyek 3. Penjadwalan pelaksanaan proyek 4. Memberikan penjelasan mengenai spesifikasi dan metode pelaksanaan konstruksi.
BAB VI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 6.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi adalah sistem pendistribusian air yang berasal dari sumber air sampai dengan ke penampungan air. Di sepanjang areal ini tidak diperkenanakan adanya pengambilan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sistem transmisi adalah : - Peningkatan mutu air - Mencegah pengotoran yang ditimbulkan dari luar - Pemasanagan pagar dan drainase - Pembuatan saluran yang permanen.
6.2 Sistem Distribusi Sistem distribusi adalah sistem pendistribusian air dari penampungan/reservoar ke konsumen melalui jaringan perpipaan. Di areal ini sudah diperkenankan adanya pengambilan. 6.2.1 Tata Letak Jaringan Distribusi
Dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan sistem jaringan distribusi adalah : • •
Keuntungan dan kerugian dari sistem pendistribusian yang dipilih Pembagian sistem jaringan dalam beberapa zone tekanan.
a). Beberapa adalah : -
jenis sistem jaringan distribusi diantaranya Sistem bercabang Sistem petak Sistem bingkai
b). Pembagian zone tekanan Jaringan distribusi harus dibgi-bagi atas beberapa zone tekanan bila perbedaan tinggi lebih besar dari 80 m.
c). Keran umum : - Ditempatkan pada daerah pemusatan penduduk dengan satu keran umum untuk melayani 80 sampai dengan 100 jiwa penduduk - Jarak keran umum tidak lebih dari 100 m sampai dengan 150 m. - Dilengkapi dengan pembersihan dan lubang pemasukan udara. 6.2.2 Pipa-pipa Pembawa Ada tiga persyaratan pipa yaitu : - Harus mampu mengalirkan debit air yang diperlukan - Dapat menahan gaya-gaya dalam dan luar - Cukup tahan lama.
Dilihat dari pemakaiannya pipa dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu : - Pipa pembawa - Pipa cabang - Pipa plumbing
Ada tiga fungsi klep pada jaringan pipa yaitu : - Penutup aliran - Pengatur aliran - Pengontrol tekanan
6.2.3 Perencanaan Jaringan Distribusi Perhitungan jaringan distribusi berdasarkan pada : - Tata letak umum pengadaan air - Tata letak jaringan distribusi - Peta situasi dan kontur dari seluruh sistem - Potongan memanjang rencana trase pipa - Bahan pipa yang digunakan
- Perhitungan hidrolis pipa dititik beratkan pada kehilangan tinggi tekanan utama yaitu kehilangan tinggi tekanan akibat gesekan dalam pipa. - Untuk mencegah timbulnya kantung udara disarankan tinggi tekanan statis dalam pipa kurang dari 5 m dan pada puncak-puncak relatif dipasang klep pelepas udara - Untuk menghindari terjadinya vakum, maka pada pipa dipasang klep anti vakum yang ditempatkan pada titiktitik tertinggi - Pipa penguras ditempatkan pada titik-titik rendah.
BAB VII PENGOLAHAN AIR SEDERHANA Proses pengolahan air pada dasarnya banyak sekali ragamnya tergantung dari kandungan yang ada dalam air itu sendiri. Secara garis besar proses pengolahan air digolongkan dalam 3 proses yaitu : 1. Koagulasi 2. Sedimentasi 3. Saringan pasir lambat a). Koagulasi Koagulasi adalah proses penjernihan air dengan jalan menyatukan butirbutir / gumpalan-gumpalan dengan memberi larutan kimia tertentu yang disebut dengan koagulan. Proses koagulan terjadi karena adanya tarik menarik diantara ion-ion negatif yang dikeluarkan oleh koloidal dengan ion-ion positif yang dihasilkan dari bahan koagulan sehingga membentuk suatu gumpalan yang disebut dengan flok. Beberapa contoh bahan koagulan diantaranya adalah : - FeSO4 - Al2(SO4)3
b). Sedimentasi Proses sedimentasi ini bertujuan memisahkan air dengan flok-flok yang dihasilkan dari proses koagulan dengan jalan pengendapan.Lama waktu pengendapan sangat tergantung pada besar kecilnya flok, pada umumnya berkisar antara 2 – 4 jam. Pemisahan flok-flok dilakukan dengan penyaringan, sehingga diperoleh air yang jernih.
c). Saringan Pasir Lambat Saringan pasir lambat adalah merupaka suatu proses pemisahan sisa-sisa flok yang tidak bisa diendapkan di dalam bak pengendap dengan mengalirkan air melalui media yang porous, pada umumnya media yang digunakan adalah pasir kuarsa.
c). Saringan Pasir Lambat Saringan pasir lambat adalah merupaka suatu proses pemisahan sisasisa flok yang tidak bisa diendapkan di dalam bak pengendap dengan mengalirkan air melalui media yang porous, pada umumnya media yang digunakan adalah pasir kuarsa. Kecepatan penyaringan sangat tergantung pada : - Efektif size (diameter pasir yang 10% lolos ayakan atau D10) - Uniformity coefficient (koefisien keseragaman) dari pasir yang digunakan. Keuntungan saringan pasir lambat diantaranya : - Tidak membutuhkan pengolahan pendahuluan (pretreatment) - Ada kalanya tidak diperlukan proses koagulasi cukup dengan pengendapan , kemudian masuk saringan pasir lambat. Test-test yang perlu dilakukan terhadap media pasir yang digunakan sebagai saringan pasir lambat adalah : 1. Analisa ayak 2. Analisa kimia : - Tidak diperkenankan adanya Si O2 - Kadar garam dalam air maksimum 1%.