BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan Sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik 1
2
dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Pengawasan proses pembelajaran, terdiri dari pemantauan, supervisi serta evaluasi. Pemantauan dan supervisi dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada seluruh kinerja guru dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. Pada kenyataannya jarang dijumpai kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif meskipun telah memenuhi standar proses. Pembelajaran hanya berlangsung kegiatan
transfer knowladge tanpa memperhatikan kebutuhan siswa. Standar proses yang telah dibuat dan ditetapkan hanya menjadi sebuah peraturan tertulis tanpa pelaksanaan secara nyata dan tepat. Menurut Aisyah (2008, 2-17) belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Berdasarkan struktur kurikulum dalam KTSP, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Sekolah Dasar dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ketrampilan/Kejuruan, dan Muatan Lokal yang relevan. Guru hendaknya benar-benar memperhatikan kebutuhan siswa. Dengan adanya berbagai mata pelajaran hendaknya guru mampu memberikan pengalaman belajar yang berbeda pada setiap mata pelajaran.
2
3
Pada mata pelajaran Matematika sering dijumpai banyak siswa yang tidak menyukainya. Siswa menganggap matematika sulit untuk dipelajari, tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan dan sebagainya. Sikap itu tentu membuat hasil belajar matematika menjadi rendah. Akibat lebih lanjut siswa menjadi semakin tidak suka terhadap matematika. Hal ini tidak terlepas dari perencanaan proses pembelajaran oleh guru. Pada kegiatan pembelajaran guru terbiasa menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, serta cara konvensional untuk setiap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sehingga proses pembelajaran berlangsung tidak efektif dan membosankan. Belajar matematika akan lebih efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Salah satu hal yang menyenangkan siswa SD adalah dengan permainan, karena dunia anak tidak lepas dari permainan. Menurut Monks (terjemahan Pitajeng 2005 dalam Aisyah 2008, 2-24) anak dan permainan merupakan dua pengertian yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini berarti bahwa anak-anak tidak dapat dipisahkan dari permainan. Bagi anak bermain merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan. Menurut Ahmadi (dalam Firmanawaty, 2003; Aisyah, 2008) permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut. Dengan demikian, jika anak melakukan kegiatan dengan asyik, bebas, dan mendapat kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut, maka anak merasa sedang bermain-main. Jika pendapat ini diterapkan pada mata pelajaran matematika dengan tetap memperhatikan standar proses maka pembelajaran itu merupakan hal yang menyenangkan. Permaianan interaktif merupakan suatu permainan yang dikemas dalam pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi aktif dan senang dalam belajar. Oleh karena itu, jika guru dapat mengemas permainan sebagai media maupun pendekatan dalam belajar matematika bagi anak, maka anak akan senang belajar matematika sehingga menjadi efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. 3
4
Menurut Aisyah (2008:2-7) Zoltan P. Dienes adalah seorang matematikawan yang memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap
siswa-siswa.
Dasar teorinya
bertumpu
pada
Piaget,
dan
pengembangannya diorientasikan pada siswa-siswa, sedemikian rupa sehingga sistem yang dikembangkan itu menarik bagi siswa yang mempelajarinya.
Pada
penerapan
teori
belajar
Dienes,
Permainan
Menggunakan Aturan (Games) siswa diajak mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Teori Dienes ini menempatkan suatu pembelajaran dalam sebuah permainan yang akan merangsang keinginan siswa untuk ingin tahu dan lebih semangat lagi dalam belajar. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan upaya perbaikan proses pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan penerapan teori belajar Dienes tentang Permainan Menggunakan Aturan (Games) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 1. 6 Rumusan Masalah Bedasarkan uraian dalam latar belakang maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan Permainan Menggunakan Aturan efektif terhadap peningkatan hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011-2012. 1. 7 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan Permainan Menggunakan Aturan terhadap peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas IV Semester I pokok bahasan operasi perkalian dan pembagian, di SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011-2012.
4
5
1. 8 Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru dan sekolah sebagai suatu metode pembelajaran yang mendukung peningkatan proses belajar dan mengajar. 1) Manfaat Teoritis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberi informasi serta gambaran mengenai penerapan Permainan Menggunakan Aturan dalam mata pelajaran Matematika Kelas IV Semester I. 2) Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa (1) Siswa merasa senang karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. (2) Siswa dapat tetap belajar dengan cara yang menyenangkan yaitu permainan. (3) Dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. b. Bagi Guru (1) Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui variasi strategi belajar mengajar yang dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan sesuai dengan materi pelajaran.
5