BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Di dalam suatu organisasi perusahaan tentunya memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang sukses atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Salah satu kegiatan perusahan adalah kegiatan operasional atau kegiatan
produksi,
Dimana
dalam
kegiatan
produksi
tersebut
banyak
membutuhkan sarana utama atau yang biasa dikenal dengan input antara lain; man, machine, material, methode, modal, market (6M) (Assauri, 2004:1) Salah satu input yang memiliki peranan yang vital dalam proses produksi adalah mesin, dimana mesin berfungsi untuk mengkonversi bahan baku atau input lainnya menjadi output dari perusahaan tersebut, Karena fungsinya yang sangat vital bagi perusahaan, Mesin harus dijaga kesiapan serta keandalannya untuk selalu dapat dioperasikan dan digunakan dalam kondisi yang paling baik. Untuk menjaga kesiapan dan keandalannya dalam proses produksi, maka perusahaan melakukan suatu kegiatan penanganan terhadap mesin tersebut yang dinamakan Maintenance atau pemeliharaan. Menurut Assauri (2004:95) pemeliharaan (maintenance) merupakan fungsi di dalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi produksi, Suatu perencanaan produksi dapat terhambat apabila ada salah satu bagian mesin yang mengalami kerusakan atau tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Namun dengan adanya kegiatan maintenance yang baik, perusahaan dapat mengurangi tingkat kerusakan sehingga mendapat hasil yang optimal karena proses produksi berjalan dengan lancar. Menurut Tampubolon (2004:251) maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa kebijakan yaitu: preventive maintenance dan corrective atau breakdown maintenance. Preventive Maintenance adalah kebijakan perusahaan yang diwujudkan untuk menjaga kesiapan mesin atau peralatan dengan melaksanakan pemeliharaan secara rutin dan terencana untuk menghindari gangguan yang tidak diinginkan. Sedangkan Corrective Maintenance adalah kegiatan perusahaan yang
1
2
berupa perbaikan atau penggantian terhadap mesin atau peralatan yang mengalami kerusakan akibat umur ekonomis yang sudah berkurang yang disebabkan oleh berbagai faktor. Apabila kegiatan maintenance ini diabaikan, berarti menghilangkan masa depan perusahaan. Dalam jangka pendek, perusahaan memang dapat menekan biaya dalam segi pemeliharaan, namun dalam jangka panjang, Apabila perusahaan tersebut mengesampingkan pemeliharaan, akan menimbulkan kesulitan apabila di tengah proses produksi yang dilakukan terjadi kerusakan serta biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan perbaikan atau penggantian pun akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan bagi kegiatan Maintenance, selain itu kerugian karena perusahaan tidak melakukan proses produksi (opportunity loss) pun akan sangat besar. Melalui pelaksanaan maintenance yang baik pada fasilitas / peralatan seperti gardu tersebut, maka kerusakan yang akan terjadi dapat diminimalisasikan sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya operasional yang dikeluarkan dapat diminimalisasikan. Kedua kebijakan maintenance tersebut pelaksanaanya didasarkan kepada kondisi di dalam perusahaan tersebut. Dimana pelaksanaanya mempertimbangkan dua sisi yaitu efektivitas serta efisiensi perusahaan. Dalam tiga tahun terakhir ini PT. PLN (persero) mengalami penurunan laba, tercatat pada tahun 2009 PT. PLN berhasil meraup keuntungan sebesar Rp 10,355 trilyun, pada tahun 2010 mengalami penurunan tipis sebesar 2,5% menjadi Rp 10,086 trilyun sedangkan pada tahun 2011 perusahaan mendpatkan laba sebesar Rp 7,9 trilyun (sumber:vivanews.com), memperhatikan hal tersebut melakukan kegiatan maintenance yang efektif dan efisiean dapat mempengaruhi besaran biaya yang dikeluarkan dan berhubungan dengan besaran laba yang didapat. Dengan memperhatikan pentingnya pelaksanaan maintenance yang baik pada perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam tugas akhir yang penulis beri judul “Analisis Pelaksanaan Maintenance Gardu Jaringan Distribusi Pada PT. PLN APJ Cimahi”.
3
1. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan atas latar belakang yang telah disusun diatas, maka permasalahan yang akan dibahas antara lain : 1.
Bagaimana pelaksanaan maintenance gardu pada PT PLN ?
2.
Bagaimana tingkat besaran biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan Maintenance pada PT PLN ?
3.
Bagaimana efektivitas pelaksanaan maintenance pada PT PLN APJ cimahi?
1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini selain sebagai salah satu syarat kelulusan program
kesarjanaan
strata
1
ekonomi,
juga
untuk
dapat
memulai
mengaplikasikan apa yang telah didapat selama ini di bangku perkuliahan dengan keadaan nyata dunia bisnis, juga sebagai suatu studi perbandingan yang akan memberikan banyak manfaat bagi penulis, perusahaan maupun pihak lainnya. Sedangkan tujan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan maintenance gardu yang dilakukan oleh PT PLN.
2.
Untuk menganalisis biaya yang dikeluarkan oleh PT PLN pada saat melakukan kegiatan maintenance tersebut.
3.
Untuk mengeahui efektifitas dari kegiatan maintenance yang dilaksanakan oleh PT PLN.
1.4 Kegunaan penelitian yang dilakukan : 1.
Bagi penulis Selain untuk menambah pengalaman serta wawasan dan mengembangkan
daya pikir, diharapkan juga dapat membandingkan antara teori yang didapat dengan praktik di lapangan. 2.
Bagi Perusahaan
4
Untuk memberikan gambaran dan informasi tentang efektifitas kegiatan maintenance yang dilakukan oleh PT PLN, serta sebagai bahan pertimbangan evaluasi bagi pihak – pihak yang terkait dengan kegiatan maintenance ini. 3.
Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk
menambah
perbendaharaan
serta
informasi
di
bidang
ilmu
pengetahuan, khususnya yang terkait dengan bidang maintenance pada suatu perusahaan.
1. 5 Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya tidak akan terlepas dari salah satu fungsi utama yaitu fungsi operasional atau fungsi produksi, dimana fungsi yang terdiri dari input-process-output ini sangat menentukan arah serta keunggulan bersaing perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya. Selain itu fungsi operasional juga dapat berperan dalam memenuhi dan menghasilkan suatu produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen, serta sesuai pula dengan kemampuan dari internal perusahaan itu sendiri. Fungsi operasional dalam aktivitasnya, tidak terlepas dari infrastruktur serta elemen lainnya yang diperlukan dalam proses transformasi input menjadi output, diantaranya adalah man, materials, machine, method, money, modal (6M). Mesin adalah salah satu infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, karena dengan mesin inilah, perusahaan dapat mengubah input menjadi output yang sesuai dengan yang diharapkan, Menurut Assauri (2004:78) “mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian – bagian produk tertentu”. Mesin juga dalam pengoperasiannya, tidak terlepas dari apa yang namanya keusangan,penyusutan atau kerusakan yang dapat mengganggu jalannya kegiata produksi perusahaan sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan kerugian atau opportunity loss. Agar peluang terjadinya kerusakan pada mesin tersebut dapat ditekan seminimal mungkin, maka perusahaan sebaiknya melaksanakan kegiatan
5
pemeliharaan (maintenance) secara tepat dan teratur pada mesin – mesin yang digunakan dalam proses produksi. Maintenance pada dasarnya memiliki fungsi untuk memperpanjang MTBF (MeanTime Between Failure) yaitu waktu pemakaian mesin dari selesai perbaikan hingga kerusakan berikutnya. Maintenance sendiri menurut Tampubolon, (2004:274) adalah “semua aktivitas, termasuk menjaga sistem peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan pesanan pekerjaan”. Maintenance terbagi ke dalam dua tipe, antara lain preventive maintenance dan corrective maintenance. Preventive maintenance adalah “merupakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi”(Tampubolon, 2004:274). Corrective maintenance adalah “merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadinya kelainan pada fasilitas
dan
peralatan
sehingga
tidak
dapat
berfungsi
dengan
baik”.(Tampubolon, 2004:274). Dengan pemeliharaan (maintenance) yang efektif dari segi pelaksanaan, maka mutu dari produk atau jasa yang dihasilkan akan dapat terjaga keandalannya, sedangkan efisiensi yang dihasilkan akan berpengaruh kepada meningkatnya laba atau profit yang didapatkan oleh perusahaan yang pada akhirnya kedua faktor yaitu efektifitas serta efisiensi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan dalam melayani kepuasan pelanggannya.
6
Gambar 1. 5. 1 Kerangka Pemikiran
Perusahaan
laba
operasional
input
proses
output
infrastruktur
biaya kualitas
maintenance
preventive
corrective
efisien / inefisien
nilai perusahaan
7
1. 6 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode – metode berdasarkan metode yang ditulis oleh Suryabrata sebagai berikut: 1.
Metode Deskriftif yaitu metode yang menggambarkan penelitian secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, sehingga dapat memberikan saran – saran untuk masa yang akan datang.
2.
Metode
historis,
yaitu
metode
yang
dilaksanakan
dengan
mengumpulkan data masa lalu mengenai data yang terjadi di perusahaan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan serta disusun oleh penulis berupa : a)
Penelitian Lapangan (field research) Penelitian ini dilakukan dengan mendatangi perusahaan secara langsung untuk
memperoleh data – data primer yang diperlukan dalam penelitian melalui wawancara langsung dengan pihak perusahaan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas yang diperlukan dalam penelitian ini. b)
Penelitian Kepustakaan Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan data dan informasi yang
diperoleh dari berbagai sumber terkait, dengan landasan teori yang didapat dari literatur – literatur dan bahan- bahan yang diterima dari proses perkuliahan.
1. 7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dan survey pada PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Cimahi sektor Prima Cibabat, Jl. Raya Kota Mas No 5/7 Cimahi.