1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sesungguhnya dipenuhi berbagai keragaman. Sebab, tidak ada siswa yang mempunyai daya tangkap, daya serap, daya berpikir dan daya kecerdasan yang sama antara satu siswa dengan siswa lainnya dalam sebuah kelas atau sekolah. Untuk itu, cara mendidik pun sesungguhnya berbeda-beda tergantung tingkat kecerdasan masing-masing siswa. Namun yang terjadi selama ini adalah keseragaman tata cara pendidikan di setiap sekolah, seakan-akan semua siswa mempunyai karakteristik yang sama. Padahal, karakteristik siswa amat berbeda sehingga cara mengajarnya pun menjadi beragam. Kemampuan awal siswa sangat penting untuk diketahui guru sebelum ia memulai dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat di ketahui apakah siswa telah mempunyai
pengetahuan
yang
merupakan
prasyarat
untuk
mengikuti
pembelajaran. Di kelas XI semester ganjil materi kimia pada pokok pembahasan seperti kesetimbangan kimia dan stoikiometri larutan telah dipelajari ini merupakan kemampuan awal siswa sebelum melakukan pengajaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI semester genap. Kemampuan awal (Cognitive Entery Behavior) merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang telah dipelajari atau dikuasai oleh siswa sebagai prasyarat untuk mempelajari tugas-tugas pembelajaran yang baru. Pengetahuan awal mungkin saja sesuatu yang pernah dipelajari siswa, tetapi perlu dikeluarkan untuk mempelajari atau memecahkan soal-soal yang sedang dipelajari. Melalui tes Enteryng Behaviors (kemampuan awal) siswa, guru akan memgetahui apa yang dibawa atau yang diketahui oleh siswa terhadap suatu pelajaran pada saat pelajaran dimulai. (http://www.pustekom.depdiknas.go.id/index.php? Pilih=hal&id=81) Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis atau mendengarkan saja. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip saja
2
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan penguasaan prosedur atau hinekaapenting yang harus diperhatikan yakni kimia sebagai produk temuan para ilmuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan kimia sebagai proses berupa kerja ilmiah. Dengan demikian pembelajaran ilmu kimia tidak tepat jika dilakukan hanya dengan monoton ceramah, melainkan perlu metode yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu proses kerja ilmiah. Pengajaran kimia di SMA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah dalam mempelajari alam dan fenonema alam disekitarnya yang berdampak terhadap pengembangan lebih lanjut dalam penerapan didalam kehidupan sehari-hari maupun industri, Jahro (2008). Siswa seringkali kesulitan untuk memahami materi pelajaran kimia yang bersifat abstrak atau materi kimia yang bersifat mikroskopis. Kesulitan ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa akan konsep-konsep kimia, karena pada dasarnya fakta-fakta yang bersifat abstrak atau mikroskopis merupakan penjelasan bagi fakta-fakta dan konsep kongkrit. (http://guruit07.blogspot.com/2009/01/kesulitan-siswa-dalam-belajar-kimia.html) Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode praktikum. Dengan kegiatan praktikum perhatian siswa akan lebih dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain serta siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. (Nurasiyah, 2010). Penelitian dengan menggunakan metode praktikum telah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Marlon (2008), membandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode praktikum dan metode ceramah pada pengajaran sifat koligatif larutan non elektrolit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa yang diberi metode praktikum lebih tinggi dibandingkan ceramah. Dengan hasil penelitian metode praktikum diperoleh rata-rata nilai sebesar 78,18 dan, dengan metode ceramah diperoleh rata-rata 67,74. Selanjutnya Lidya (2007), membandingkan hasil belajar siswa antara metode praktikum dengan metode
3
ceramah pada pengajaran asam, basa dan garam. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai siswa yang diberi metode praktikum lebih tinggi dibandingkan ceramah. Dengan hasil penelitian metode praktikum diperoleh rata-rata nilai sebesar 69,00 dan dengan metode ceramah diperoleh rata-rata 59,16 dan Jahro (2009), membandingkan hasil belajar siwa antara metode Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) dan tanpa metode praktikum desain PAS. Hasil penelitian menunjukkan metode PAS lebih tinggi tanpa menggunakan metode PAS. Dengan hasil penelitian metode praktikum desain PAS diperoleh rata-rata nilai sebesar 81,6 dan tanpa metode praktikum desain PAS diperoleh rata-rata 68,7. Kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi yang tidak hanya berupa deskripsi dan teori tetapi juga terdapat perhitungan. Materi ini membahas tentang kelarutan, tetapan hasil kali kelarutan, pengaruh ion senama terhadap kelarutan. Padahal, sebagian besar konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan sebenarnya teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan perhitungan kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat dihitung dengan pengukuran langsung, sehingga dibutuhkan metode yang sesuai untuk mengajarkan kelarutan dan hasil kali kelarutan agar siswa merasa tertarik untuk mempelajari kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pemilihan metode mengajar sangat menentukan dalam peningkatan hasil belajar siswa, karena metode pengajaran akan mampu meningkatkan motivasi dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kemampuan Awal dan Jenis Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.
1.2. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup adalah kemampuan awal siswa dalam matapelajaran kimia dan jenis praktikum dalam proses belajar mengajar kimia di SMA.
4
1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa ? 2. Apakah ada pengaruh jenis praktikum terhadap hasil belajar kimia siswa ? 3. Apakah ada interaksi antara kemampuan awal dan jenis praktikum terhadap hasil belajar kimia siswa ? 1.4 Batasan Masalah Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas, perlu dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh kemampuan awal dan jenis praktikum terhadap prestasi belajar kimia siswa SMA kelas XI pada pengajaran hasil kali kelarutan.
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis praktikum terhadap hasil belajar
kimia siswa 3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara kemampuan awal dan jenis
praktikum terhadap hasil belajar kimia siswa 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1.
Bagi guru Sebagai pertimbangan bagi para guru dalam memilih metode mengajar dalam proses belajar mengajar
2.
Bagi siswa Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan minat belajar siswa
5
3.
Bagi guru bidang studi lain Sebagai bahan rujukan suatu strategi pembelajaran, yang dapat diterapkan pada bidang studi yang lain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
4.
Bagi peneliti Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya