BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Nilai informasi akuntansi merupakan sederetan angka yang memiliki makna atau nilai kebermanfaatan keputusan. Dengan apakah suatu informasi akuntansi dapat dikatakan
W D
bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board) menjabarkan
bahwa
suatu
informasi
akuntansi
dikatakan
memiliki
nilai
kebermanfaatan keputusan apabila (1) menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang atau masa datang, (2) menambah
K U
keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian, serta (3) mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. Untuk mencapai kualitas tersebut, suatu informasi akuntansi harus memiliki salah satu kategori primer yaitu keberpautan (relevance). Keberpautan adalah
@
kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan dengan tujuan pelaporan keuangan (informasi akuntansi), keberpautan adalah kemampuan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lain dalam menyusun prediksi-prediksi tentang outcomes dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa datang atau dalam menkonfirmasi atau mengkoreksi harapanharapannya. International Financial Reporting Standards atau yang lebih dikenal IFRS merupakan bentukan
International Accounting Standards Board (IASB) yang 1
diharapkan menjadi sebuah standar akuntansi global. Setidaknya lebih dari 150 negara telah menggunakan standar IFRS ini. Apa manfaat yang ditawarkan IFRS? IASB memastikan bahwa dengan mengadopsi IFRS, (1) memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan standar keuangan yang dikenal secara global terutama bagi perusahaan multinasional, (2) meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, (3) membuka peluang fund raising melalui pasar modal
W D
secara global, (4) efisiensi penyusunan laporan keuangan, serta (5) meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Indonesia sebagai salah satu negara G20 telah berkomitmen untuk menggunakan standar IFRS sebagai standar akuntansi global. Ikatan Akuntan
K U
Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam membuat standar akuntansi di Indonesia telah melakukan langkah-langkah penyeragaman standar akuntansi keuangan. Dalam rangka pengembangan standar akuntansi, IAI pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar akuntansi lokal yaitu Pernyataan
@
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang merupakan produk dari IASB. Proses adopsi IFRS ke dalam PSAK dilakukan telah melalui 2 fase. Pada konvergensi IFRS Fase Satu (2008-2012), per 1 Desember 2012 DSAK IAI telah menerbitkan 40 PSAK, 20 ISAK, 11 PSAK berikut revisi terkait serta 10 PSAK Syariah. Setelah fase satu berakhir, kini Indonesia menuju fase kedua (2012-2015). Pada fase ini pun Indonesia belum mengambil keputusan untuk mengadopsi penuh IFRS. Pada konvergensi IFRS Fase Dua (2012-2015), update terbaru dari DSAK IAI per 31 Maret 2014 DSAK IAI telah menerbitkan 13 PSAK, 7 ISAK, dan 1 PPSAK. 2
Penelitian ini menggunakan proksi relevansi nilai (value relevance) sebagai ukuran kualitas informasi akuntansi yang disesuaikan dengan hasil penelitian Barth et al. (2007) dan Ohlson (1995) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat relevansi nilai maka semakin tinggi pula kualitas informasi akuntansi. Selain itu, penelitian ini menganalisis adopsi IFRS secara keseluruhan dan bukan pengaruh dari setiap standar yang diadopsi di Indonesia.
W D
Ada beberapa penelitian yang mendukung bahwa standar IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Chalmers et al. (2009); Bogstrand dan Larsson (2012); Kargin (2013) memiliki hasil penelitian yang sama bahwa relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan semakin meningkat setelah mengadopsi standar
K U
IFRS. Kemudian, Barth et al. (2011), Horton et al. (2014) yang menemukan bahwa kualitas laporan keuangan lebih baik dengan menggunakan standar IFRS dibandingkan US-GAAP.
Penelitian tentang pengaruh adopsi IFRS terhadap peningkatan kualitas
@
informasi akuntasi di Indonesia sebagian besar masih menunjukan hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Lestari dan Takada (2014); Syahgata dan Daljono (2014) menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi sesudah konvergensi IFRS. Kemudian penelitian yang dilakukan Wulandari (2014) menemukan bahwa adanya perubahan relevansi dari laba perlembar saham tetapi nilai buku tidak mengalami perubahan. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Kusumo dan Subekti (2013) yang menyatakan bahwa adanya penurunan nilai laba perlembar saham tetapi nilai buku mengalami kenaikan. Sedangkan Cahyonowati dan Ratmono (2012); Anas (2014) 3
menyatakan aplikasi standar berbasis IFRS belum dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Dilihat dari perbedaaan hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, sehingga peneliti mengkaji ulang dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menganalisis sebelum terjadinya konvergensi IFRS pada tahun 2003-2007 (pre-
W D
IFRS period) hingga selama proses konvergensi IFRS pada tahun 2008-2012 (postIFRS period).
Terdapat dua model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) Price Regression merupakan model yang ditawarkan oleh beberapa peneliti
K U
relevansi nilai sebelumnya (Anas, 2014; Kusumo dan Subekti, 2013; Bogstrand dan Larsson, 2012; Burgstahler dan Dichev, 1997; Hellstrom, 2006). Model ini merupakan model regresi dasar/basic yang secara bersamaan mengukur fungsi MV sebagai variabel terikat dan BVPS, EPS, dan CFOPS sebagai variabel bebas.
@
Kemudian model selanjutnya, (2) Return Regression yang direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya yaitu Bogstrand dan Larsson (2012) dan Hellstrom (2006). Model ini menganalisis hubungan antara return harga saham dan level variabel independent dan perubahan pada variabel indepent.
4
1.2
Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : apakah value relevance dari informasi akuntansi mengalami kenaikan selama perioda konvergensi IFRS di Indonesia ?
1.3
W D
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dampak konvergensi IFRS terhadap relevansi nilai dari informasi keuangan perusahaan publik selama proses kovergensi IFRS yang terjadi di Indonesia.
1.4
K U
Kontribusi Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, kontribusi yang didapat dari penelitian ini adalah : 1.
@
Bagi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Sebagai informasi bagi DSAK sebagai regulator mengenai manfaat adopsi IFRS bagi peningkatan kualitas informasi akuntansi.
2.
Bagi pembaca
Sebagai salah satu informasi bagi pembaca dan tambahan literature bagi penelitian selanjutnya mengenai dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi.
5
3.
Bagi penulis Dapat menambah wawasan terbaru mengenai dampak konvergensi IFRS di Indonesia serta sebagai penerapan ilmu dan teori yang didapatkan selama perkuliahan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana.
W D
@
K U 6